PENANGKAL PETIR
DISUSUN OLEH :
BUDHI DHARMA,ST
DAFTAR ISI
BAB I
: PENDAHULUAN
BAB II
: PEMBAHASAN MASALAH
BAB I
PENDAHULUAN
Petir
adalah suatu gejala listrik di atmosfer yang timbul bila terjadi banyak
kondensasi dari uap air dan ada udara naik yang kuat.
Instalasi penangkal petir adalah instalasi suatu sistem dengan komponen komponen dan peralatan-peralatan yang secara keseluruhan berfungsi untuk menangkap
petir dan menyalurkan ke tanah, sehingga semua bagian dari bangunan beserta isinya atau
benda-benda yang dilindunginya terhindar dari bahaya sambaran petir.
BAB II
PEMBAHASAN MASALAH
2.1. BAGIAN INSTALASI.
Instalasi ini terdiri bagian-bagian sebagai berikut;
1. Pengahantar di atas tanah, yaitu penghantar yang dipasang diatas atap sebagai
penangkap petir, biasanya berupa elektroda logam yang dipasang tegak dan
elektroda logam yang dipasang mendatar
2. Penghantar pada dinding atau di dalam bengunan sebagai penyalur arus petir ke
tanah, biasanya terbuat dari tembaga, baja galvanish atau alumunium.
3. Elektroda-elektroda tanah, antara lain;
a. Elektroda pita (strip), yang ditanam minimum 0,5-1 m dari permukaan tanah.
b. Elektroda batang , dari pipa atau besi baja profil yang dipancangkan tegak
lurus kedalam tanah 2 m
c. Elektroda pelat, ditanam minimum 50 cm dari permukaan tanah.
2.2. FAKTOR PERTIMBANGAN
Faktor-faktor yang perlu dipertimbangkan dalam merencanakan dan memasang
sistem penangkal petir yaitu:
1. Keamanan secara teknis, tanpa mengabaikan factor keserasian Arsitektur,
perhatian utama harus ditunjukkan kepada diperolehnya nilai perlindungan
terhadap sambaran petir yang efektif.
2. Penampang hantaran-hantaran pentanahan yang digunakan.
3. Ketahanan mekanis
4. Ketehanan terhadap korosi
5. Bentuk dan ukuran bangunan yang dilindungi
6. Faktor ekonomis.
2.3. TEMPAT SAMBARAN PETIR
Tempat-tempat yang tidak terhindarkan dari sambaran petir:
1. Tempat yang basah dan berair
ditanahkan, jika R
Pengaruh pada organ
Waktu tahan
pentahanan
badan
0.5 mA
badan manusia
Terasa mulai kaget
Tidak tentu
=5000
2.5 V
1 mA
Terasa jelas
Tidak tentu
5V
2 mA
Mulai kejang
Tidak tentu
10 V
5 mA
Kejang keras
Tidak tentu
25 V
10 mA
50 V
melepaskan pegangan
15 sekon
75 V
20 mA
Nyeri berat
5 sekon
100 V
30 mA
1 sekon
150 V
40mA
200 V
pegangan
15 mA
maut
Arus listrik antara 15-30 mA dapat mengakibatkan kematian, karena sudah sulit
untuk melepaskan pegangan.
Tahanan kulit manusia :
Tegangan arus bolak-balik yang dianggap aman adalah 50 Volt nominal bawah.
Nama komponen
Penangkap petir
Penangkap tegak
Jenis Bahan
Bentuk
Ukuran terkecil
Tembaga
Baja Galvanis
1.2
Batang tegak
Tembaga
Silinder Pejal
Pita Pejal
Pipa silinder pejal
Pipa pejal
Silinder pejal
Pita Pejal
Silinder Pejal
Pita Pejal
Silinder pejal
Pita pejal
Pilin
Silinder pejal
Pita pejal
Silinder pejal
Pita pejal
Pilin
Silinder pejal
Pita pejal
Silinder pejal
Pita pejal
Silinder pejal
Pita pejal
10 mm
25 mm x 3 mm
1``
25mm x 3mm
8 mm
25 mm x 3 mm
8mm
25 mm x 3 mm
8 mm
25 mm x 3 mm
50 mm2
``
25 mm x 4 mm
8 mm
25 mm x 3 mm
8 mm2
25 mm x 3 mm
Baja galvanis
1.3
Penangkap datar
Tembaga
Baja galvanis
2.
Penghantar
Tembaga
Baja galvanis
3.
``
25 mm x 4 mm
`
25 mm x 4 mm
temperatur pelat atap karena tersambar petir tidak mencapai temperatur nyala
dari bahan bakar isi tangki.
2.6.2. Pengadaan Sistem Penyaluran Arus Petir
Arus sambaran petir yang mengenai finial harus secara cepat dialirkan ke tanah
dengan pengadaan sistem penyaluran arus petir melalui jalan terpendek.Dimensi
atau luas penampang, jumlah dan rute penghantar ditentukan oleh kuadrat arus
impuls sesuai dengan tingkat perlindungan serta tingginya arus puncak petir. Resiko
bahaya yang dapat ditimbulkan dari penyaluran arus petir ini terutama adalah
adanya arus induksi elektromagnetik pada peralatan elektronik di dalam bangunan.
2.6.3. Pembuatan Sistem Pentanahan
Sistem pentanahan berfungsi sebagai sarana mengalirkan arus petir yang
menyebar ke segala arah ke dalam tanah. Hal yang perlu diperhatikan dalam
perancangan sistem pentanahan adalah tidak timbulnya bahaya tegangan langkah
dan tegangan sentuh. Kriteria yang dituju dalam pembuatan sistem pentanhan
adalah bukannya rendahnya harga tahanan tanah akan tetapi dapat dihindarinya
bahaya seperti tersebut di depan. Selain itu sistem pentanahan sangat menentukan
rancangan sistem penangkal petir internal, semakin tinggi harga tahanan pentanahan
akan semakin tinggi pula tegangan pada penyama potensial (potential equalizing
bonding) sehingga upaya perlindungan internalnya akan lebih berat.
dapat berupa propagasi tegangan lebih melalui saluran telepon, antene, supply daya
listrik, pentanahan dan berbagai induksi elektromagnetik. Upaya minimisasi biaya
dapat dilakukan dengan lengkah pendefinisian Zoning Area proteksi dan terutama
dengan upaya mengurangi menjadi sekecil mungkin semua arus atau tegangan
impuls petir yang menjalar ke dalam bangunan dan instalasi. Pengalaman
menunjukkan bahwa dengan upaya maksimal dalam penyempurnaan penangkal
petir eksternal dan penerapan perisaian akan dapat memperkecil biaya penangkal
petir internal.
Khusus pengadaan sistem proteksi petir untuk instalasi eksplosif, mudah meledak,
terdapat tiga utama yang harus diperhatikan sebagai berikut :
1. Aspek pengaruh luar, yang dalam hal ini adalah aspek kejadian sambaran petir.
Upaya pengamanan yang harus dilakukan adalah mencegah terjadinya percikan
busur listrik, didekat atap bangunan, didalam bangunan yang dilindungi dan
pada
sistem
pentanahannya.
pembenaransusunan
finial,
Cara
penyaluran
yang
dapat
arus
petir
diterapkan
pentanahan
adalah
dan
ini pun belum tentu sesuai dengan standar lainnya, karena itu
dihubungkan dengan alat proteksi yang sesuai dan dilengkapi dengan Equipotential
Bonding (EB). Pada sambaran petir diberikan besaran arus petir yang mengalis pada
sistem listrik akibat sambaran petir langsung pada instalasi.
Sesuai dengan ketentuan International Electrotechnical Comission TC 81 yang disyahkan
bulan Agustus 1989 maka sistem penangkal petir yang sempurna harus terdiri atas 3
bagian :
1. Proteksi Eksternal.
Yang disebut Proteksi Eksternal adalah instalasi dan alat-alat di luar sebuah
struktur untuk menangkap dan menghantar arus petir ke sistem pembumian atau
berfungsi sebagai ujung tombak penangkap muatan listrik/arus petir di tempat
tertinggi.
Proteksi eksternal yang baik terdiri atas :
Down Conductor
Equipotensialisasi
Equipotentialisasi
Gambar 1.
Daerah proteksi dengan menggunakan 1 buah groundwire
Groundwire
0,2h
h
bx
hx
0,6 h
1,2 h
Dari gambar diatas, misalkan groundwire diletakkan setinggi h meter dari tanah.
Dengan menggunakan nilai-nilai yang terdapat pada gambar tersebut, titik b dapat
ditentukan sebesar 2/3 h. Sedangkan zona proteksi groundwire terletak didalam daerah
yang diarsir. Didalam zona tersebut diharapkan tidak terjadi sambaran petir langsung
sehingga di daerah tersebut pula kawat phasa dibentangkan.
Apabila h, merupakan tingi kawat phasa yang harus dilindungi, maka lebar b, dapat
ditentukan dalam 2 kondisi, yaitu :
untuk hx > 2/3 h, bx = 0,6 h ( 1 hx / h )
untuk hx < 2/3 h, bx = 1,2 h ( 1 hx / 0,8h )
Dalam beberapa kasus, sebuah groundwire dirasa belum cukup untuk memproteksi kawat
phasa sepenuhnya. Untuk meningkatkan performa dalam perlindungan terhadap
sambaran petir langsung, lebih dari satu groundwire digunakan.
Bila digunakan 2 buah groundwire dengan tinggi h, dari tanah dan terpisah sejauh s,
perhitungan untuk menetapkan zona proteksi petir dilakukan seperti halnya menggunakan
1 buah groundwire. Gambar 2 menunjukkan zona perlindungan dari penggunaan 2 buah
groundwire.
Gambar 2
Zona perlindungan dari penggunaan 2 buah groundwire
5/4 s
0,2 h
h
bx
ho=h-s/4
hx
0,6h
1,2h
Dari gambar tersebut, apabila h, menyatakan tinggi titik dari tanah di tengah-tengah 2
groundwire yang terlindungi dari sambaran petir, maka h, dapat ditentukan : ho = h s/4
Sedangkan daerah antara 2 groundwire dibatasi oleh busur lingkaran dengan jari-jari
5/4 s dengan titik pusat terletak pada sumbu di tengah-tengah 2 groundwire.
Seperti disebutkan sebelumnya bahwa hadirnya groundwire dimaksudkan sebagai tempat
sambaran petir langsung dan dapat melindungti kawat phasa. Zona perlindungan
groundwire dapat dinyatakan dengan parameter sudut perlindungan, yaitu : sudut antara
garis vertical groundwire dengan garis hubung antara groundwire dan kawat phasa. Jika
sudut perlindungan tersebut dinyatakan dalam a dan tinggi groundwire adalah h, maka
probabilitas sambaran petir pada groundwire (p) dapat ditentukan sebagai berikut :
ah
Log p =
-4
90
Dari persamaan tersebut, terlihat bahwa makin tinggi groundwire dan sudut perlindungan
yang besar, akan mengakibatkan probabilitas tersebut meningkat.
Untuk itu diperlukan pemilihan tinggi groundwire dan sudut perlindungan yang tepat
untuk mendapatkan performa perlindungan yang baik dari sambaran petir.
KESIMPULAN.
Pemakaian overhead groundwire dalam saluran transmisi tenaga listrik mempunyai
harapan agar sambaran petir tidak mengenai kawat phasa. Luas zona/daerah perlindungan
groundwire tergantung dari ketinggian groundwire itu sendiri.
Probabilitas kegagalan dalam perlindungan akan naik dengan makin tingginya
groundwire dan besarnya sudut perlindungan. Untuk itu diperlukan pemilihan ketinggian
serta sudut perlindungan yang sesuai untuk mendapatkan perlindungan yang baik.
Peningkatan performa perlindungan transmisi tenaga listrik dari sambaran petir yang
paling mudah dilakukan dengan jumlah groundwire. Kombinasi pemakaian groundwire
dengan peralatan lainnya sangat diharapkan untuk memperoleh performa perlindungan
yang ;ebih tinggi di antaranya dengan pemakaian arester yang merupakan alat pelindung
modern.