Anda di halaman 1dari 7

Perencanaan Instalasi Penangkal Petir Gedung Bogasari

Di Mahakam Square

Disusun Oleh :

Nama : Novan Enardo Wijanarko

NIM : 16642026

POLITEKNIK NEGERI SAMARINDA


JURUSAN TEKNIK ELEKTRO
KELAS D4 EL – 3A
Mata Kuliah : Instalasi Listrik II

Dosen : Toyib, ST. MT.


Perencanaan Instalasi Penangkal Petir Gedung Bogasari

di Mahakam Square

A. Deskripsi Lokasi

Dalam perencanaan pemasangan instalasi penangkal petir ini menggunakan model Franklin Rod
dikarenakan model atap gedung yang akan dipasang instalasi penangkal petir berbentuk kerucut. Jadi model
yang digunakan adalah model Franklin Rod. Adapun kondisi dan situasi gedung ini sebagai berikut :

1.Terletak pada area yang padat penduduk.


2. Kontruksi gedung dari beton bertulang, yaitu :
a. Tinggi : ± 15 m
b. Lebar :±8m
c. Panjang : ± 15 m
3. Jenis tanah rawa.
4. Metode pentanahan menggunakan dua batang elektroda.

Gambar 1. Bentuk Gedung


B. Sistem Perlindungan Gedung

Pengadaan instalasi proteksi saambaran petir meliputi penangkal petir harus disesuaikan dengan jenis,
fungsi dan tipe yang akan di lindungi (diproteksi), serta resiko yang timbul jika terjadi kegagalan. Ada
beberapa hal yang harus diperhatikan :

1. Tingkat perlindungan suatu sistem penangkal petir masuk dalam tingkat perlindungan tinggi karena
jika mengalami kegagalan perlindungan dapat membahayakan keselamatan jiwa, terdapat instalasi
komunikasi penting didalamnya, dan banyak orang serta barang didalamnya.
2. Identifikasi bahaya dan analisis resiko.
 Terhadap manusia : Perlu diketahui yang dapat mematikan bukan hanya sambaran langsung
tetapi tidak langsung juga dapat mematikan seperti melewati peralatan elektronik di sekitar
kita atau di sekitar titik/tempat yang terkena petir yang disebut tegangan langkah. Teganga
langkah adalah tegangan yang timbul antara dua kaki yang berada pada dua gradien
tegangan, sehingga antara dua kaki tersebut timbul beda tegangan yang mengakibatkan arus
listrik mengalir.
 Terhadap bangunan : Penyebab kerusakan bangunan oleh sambaran petir jika besar arus petir
yang menyambar sangat besar. Kerusakan tersebut dapat menjadi terbakar juga bangunan
retak atau pecah. Bahan bangunan yang terparah jika terkena petir adalah yang bersifat
kering, isolasi maupun semi isolasi.

C. Model Penangkal Petir

Model penangkal petir yang digunakan adalah Franklin Rod. Karena atap gedung tersebut berbentuk
kerucut, jadi efektif menggunakan model Franklin Rod.
D. Analisa Bahaya
 Tabel 1. Indeks A : Bahaya Berdasarkan Jenis Bangunan

No. Penggunaan dan isi Indeks A Yang sesuai


dengan bangunan
1. Bangunan dan isinya jarang digunakan 0
2. Bangunan tempat tinggal, toko, pabrik kecil 4
3. Bangunan umum Gereja, Masjid, Sekolah, Rumah 6 √
sakit
4. Bangunan menara air, pabrik besar, gedung 8
pemerintahan
5. Bangunan yang mudah meledak instalasi gas, 15
pompa bensin

 Tabel 2. Indeks B : Bahaya Berdasarkan Konstruksi Bangunan

No. Konstruksi Bangunan Indeks B Yang sesuai


dengan bangunan
1. Seluruh bangunan terbuat dari logam ( mudah 0
menyalurkan arus listrik )
2. Bangunan dengan konstruksi beton bertulang atau 1
rangka besi beratap logam
3. Bangunan dengan konstruksi beton bertulang atau 2 √
rangka besi beratap bukan logam
4. Bangunan kayu dengan atap bukan logam 3

 Tabel 3. Indeks C : Bahaya Berdasarkan Tinggi Bangunan

No. Tinggi bangunan ( dalam meter ) Indeks C Yang sesuai


dengan bangunan
1. 0 sampai dengan 6 0
2. >6 sampai dengan 12 2
3. >12 sampai dengan 17 3 √
4. >17 sampai dengan 25 4
5. >25 sampai dengan 35 5
6. >35 sampai dengan 50 6
7. >50 sampai dengan 70 7
8. >70 sampai dengan 100 8
9. >100 sampai dengan 140 9
10. >140 sampai dengan 200 10
 Tabel 4. Indeks D : Bahaya Berdasarkan Situasi Bangunan

No. Situasi bangunan Indeks D Yang sesuai


dengan bangunan
1. Pada tanah datar pada semua ketinggian 0 √

2. Di kaki bukit sampai tiga per empat tinggi bukit 1


atau di pegunungan sampai 1000 meter
3. Di puncak gunung atau pegunungan lebih dari 2
1000 meter

 Tabel 5. Indeks E : Bahaya Berdasarkan Hari Guruh

No. Haripetir / guruhpertahun Indeks E Yang sesuai


dengan bangunan
1. 2 0
2. 4 1
3. 8 2
4. 16 3
5. 32 4
6. 64 5
7. 128 6 √
8. 256 7

 Tabel 6. Perkiraan Bahaya Sambaran Petir Berdasarkan PUIPP

Yang sesuai
R=A+B+C+D+E Perkiraan bahaya Instalasi petir dengan bangunan

< 11 Kecil Agak di anjurkan


13 Sedang Di anjurkan
15 Besar Sangat di anjurkan
>15 Sangatbesar Sangatperlu √

R =A+B+C+D+E
=6+2+3+0+6
= 17
E. Perhitungan Instalasi Penangkal Petir
1. Perhitungan Penghantar Pentanahan

33 𝑥 𝑡
𝐴 = 𝐼√
𝑇𝑚 − 𝑇𝑎
log10 (234 + 𝑇𝑎 + 1)

 Diketahui : I = 20 kA = 20.000 A
t = 0,5 detik
Tm = 1083°C
Ta = 32°C (suhu keliling rata-rata di Samarinda)
Ditanya : A = .......?
Penyelesaian :

33 𝑥 0,5
𝐴 = 20.000√
1083 − 32
log10 ( 234 + 32 + 1)

16,5
𝐴 = 20.000√
log10 (4,951)

𝐴 = 20.000√23,775

𝐴 = 20.000 𝑥 4,875

𝐴 = 97500 𝑥 0,0005067

𝐴 = 49,403 𝑚𝑚²

Jadi, penghantar yang digunakan adalah kawat BC dengan luas penampang 50 mm².
2. Perhitungan Elektroda Pentanahan

S<L
𝜌 4𝐿 4𝐿 𝑆 𝑆2 𝑆4
𝑅= (ln + ln −2+ − + )
4𝜋𝐿 𝑎 𝑆 2 𝐿 16 𝐿2 512 𝐿4

 Diketahui : S = 4 m = 400 cm
L = 6 m = 600 cm
ρ = 37 Ωm = 3700 Ωcm (nilai tahan jenis tanah rata-rata di Samarinda)
d = 1 inci a = 1,27 cm

Ditanya : R = ......?
Penyelesaian :

3700 4𝑥600 4𝑥600 400 4002 4004


𝑅= (ln + ln −2+ − + )
4𝑥3,141𝑥600 1,27 400 2𝑥600 16𝑥6002 512𝑥6004

𝑅 = 0,49 (7,544 +1,791 − 2 + 0,333 − 0,027 + 0,0003)

𝑅 = 0,49 (7,641)

𝑅 = 3,744 Ω

Jadi, nilai tahanan pentanahannya sebesar 3,744 Ω dengan menggunakan model dua
batang elektroda dengan nilai S (jarak antar dua konduktor) lebih kecil dari nilai L (panjang
konduktor yang ditanam).

Penghantar tembaga
dalam pipa dengan luas
penampang 50 mm²

Elektroda batang
dengan panjang 6 m.

Gambar 3. Perencanaan Pemasangan Instalasi Penangkal Petir

Anda mungkin juga menyukai