Anda di halaman 1dari 37

KATARAK

Fadhila Putri Palupi/ 1313010029


Fakultas Kedokteran
Program Studi Pendidikan Dokter

DEFINISI
Adalah keadaan kekeruhan pada lensa
yang dapat terjadi akibat hidrasi
(penambahan caran) lensa, denaturasi
protein lensa, atau akibat keduaduanya. Biasanya mengenai kedua
mata dan berjalan progresif.

Penyebab terjadinya kekeruhan


lensa ini dapat :
Primer, berdasarkan gangguan
perkembangan dan metabolisme dasar
lensa
Sekunder, akibat tindakan
pembedahan lensa,
Komplikasi penyakit lokal ataupun
umum.

Faktor yg mempengaruhi kejadian


katarak

Radiasi sinar ultra violet B,


Obat-obatan, alkohol,
merokok, diabetes, dan
asupan vitamin antioksidan
yg kurang dlm jangka waktu
lama

Manifestasi Klinik
Data subyektif
Visus menurun
Silau
Data objektif
Pengembunan seperti mutiara keabuan pada pupil
Keluhan yang khas yaitu penurunan tajam penglihatan
secara progresif dan penglihatan seperti berasap.
Bila lensa sudah opak cahaya terpendar tdk
pada retina pandangan kabur atau redup
Silau dan susah melihat pd malam hari
Pupil tampak kekuningan, abu-abu dan putih.

Klasifikasi
Katarak dapat diklasifikasikan dalam
golongan berikut :
Katarak perkembangan (developmenta!)
dan degeneratif.
Katarak kongenital, juvenil, dan senil.
Katarak komplikata.
Katarak traumatik.

Klasifikasi

Lanjutan

Berdasarkan usia pasien, katarak dapat di


bagi dalam :
katarak kongenital, katarak yang terlihat pada
usia di bawah 1 tahun
katarak juvenil, katarak yang terlihat pada usia
di atas 1 tahun dan di bawah 40 tahun
katarak presenil, yaltu katarak sesudah usia 30
- 40 tahun
katarak senil, yaitu katarak yang mulai terjadi
pada usia lebih dari 40 tahun

Katarak Kongenital
Katarak
kongenital
merupakan
kekeruhan lensa yang didapatkan
sejak lahir, dan terjadi akibat
gangguan perkembangan embrio
intrauterin. Biasanya kelainan ini
tidak meluas mengenai seluruh lensa

Katarak Kongenital

Lanjutan

Letak kekeruhan sangat tergantung


pada saat terjadinya gangguan
metabolisme serat lensa
Katarak kongenital yang terjadi sejak
perkembangan serat lensa terlihat
segera setelah bayi Iahir sampai
berusia 1 tahun

Katarak Kongenital

Lanjutan

Katarak ini terjadi karena gangguan


metabolisme serat-serat lensa pada
saat pembentukan serat lensa akibat
infeksi
virus
atau
gangguan
metabolisme jaringan lensa pada
saat bayi masih di dalam kandungan,
dan gangguan metabolisme oksigen.

Katarak Kongenital

Lanjutan

Pada bayi dengan katarak kongenital akan


terlihat bercak putih di depan pupil yang
disebut sebagai leukokoria (pupil berwarna
putih).
Setiap bayi dengan leukokoria sebaiknya
dipikirkan diagnosis bandingnya seperti
retinoblastorrma,
endoftalmitis,
fibroplasi
retrolental, hiperplastik vitreus primer, dan
miopia tinggi di samping katarak sendiri

Katarak Kongenital

Lanjutan

Katarak kongenital merupakan katarak perkembangan


sehingga sel-sel atau serat lensa masih muda dan
berkonsistensi cair.
Umumnya tindakan bedah dilakukan dengan disisio
lentis atau ekstraksi linear.
Tindakan bedah biasanya dilakukan pada usia 2 bulah
untuk mencegah ambliopia eks-anopsia.
Pasca bedah pasien memerlukan koreksi untuk kelainan
refraksi matanya yang telah menjadi afakia

Katarak Juvenil
Katarak juvenil yang terlihat setelah usia 1 tahun
lanjutan katarak kongenital yang makin nyata,
Penyulit penyakit lain, katarak komplikata, yang
dapat terjadi akibat penyakit lokal pada satu mata,
seperti akibat uveitis anterior. glaukoma, ablasi
retina, miopia tinggi, ftisis bulbi, yang mengenai satu
mata,
penyakit
sistemik,
seperti
diabetes,
hipoparatiroid, dan akibat trauma tumpul.
Biasanya katarak juvenil ini merupakan katarak yang
didapat dan banyak dipengaruhi oleh beberapa
faktor.

Katarak Senil
Katarak senil biasanya mulai pada usia 50
tahun, kecuali bila disertai dengan
penyakit lainnya seperti diabetes melitus
yang akan terjadi lebih cepat.
Kedua mata dapat terlihat dengan derajat
kekeruhan yang sama ataupun berbeda.
Proses degenerasi pada lensa dapat
terlihat pada beberapa stadium katarak
senil.

Katarak Senil

Lanjutan

Pada katarak senil akan terjadi


degenerasi lensa secara perlahanlahan.
Tajam penglihatan akan menurun
secara berangsur-angsur.
Katarak senil merupakan katarak yang
terjadi akibat terjadinya degenerasi
serat lensa karena proses penuaan

Stadium Katarak Senil


1. Stadium insipien,
di mana mulai timbul katarak akibat proses degenerasi
lensa.
Kekeruhan lensa berbentuk bercak-bercak kekeruhan
yang tidak teratur.
Pasien akan mengeluh gangguan penglihatan seperti
melihat ganda dengan satu matanya.
Pada stadium ini., proses degenerasi belum menyerap
cairan mata ke dalam lensa sehingga akan terlihat bilik
mata depan dengan kedalaman yang normal, iris dalam
posisi biasa disertai dengan kekeruhan ringan pada
lensa.
Tajam penglihatan pasien belum terganggu.

Stadium Katarak Senil


Lanjutan

2. Stadium imatur,
lensa yang degeneratif mulai menyerap cairan mata
ke dalam lensa sehingga lensa menjadi cembung.
terjadi pembengkakan lensa yang disebut sebagai
katarak intumesen. P
terjadi miopisasi akibat lensa mata menjadi cembung
pasien menyatakan tidak perlu kacamata sewaktu
membaca dekat.
Akibat lensa yang bengkak, iris terdorong ke depan,
bilik mata dangkal dan sudut bilik mata akan sempit
atau tertutup.
Pada stadium ini dapat terjadi glaukoma sekunder.
Pada pemeriksaan uji bayangan iris atau shadow test
akan terlihat bayangan iris pada lensa. Uji bayangan
iris positif.

Stadium Katarak Senil


3. Stadium matur

Lanjutan

merupakan proses degenerasi lanjut lensa.


terjadi kekeruhan seluruh lensa.
Tekanan cairan di dalam lensa sudah dalam
keadaan seimbang dengan cairan dalam mata
sehingga ukuran lensa akan menjadi normal
kembali.
Pada pemeriksaan terlihat iris dalam posisi
normal, bilik mata depan normal, sudut bilik
mata depan terbuka normal, uji bayangan iris
negatif.
Tajam penglihatan sangat menurun dan dapat
hanya tinggal proyeksi sinar positif

Stadium Katarak Senil

4.Stadium hipermatur

Lanjutan

terjadi proses degenerasi lanjut lensa dan korteks


lensa dapat mencair sehingga nukleus lensa
tenggelam dalam korteks lensa (katarak Morgagni).
Pada stadium ini jadi juga degenerasi kapsul lensa
sehingga bahan lensa ataupun korteks yang cair
keluar dan masuk ke dalam bilik mata depan.
Pada stadium matur akan terlihat lensa yang lebih
kecil daripada normal, yang akan mengakibatkan
iris tremulans, dan bilik mata depan terbuka.
Pada uji bayangan iris terlihat positif walaupun
seluruh lensa telah keruh sehingga stadium ini
disebut uji bayangan iris pseudopositif.
Akibat bahan lensa keluar dari kapsul, maka akan
timbul reaksi jaringan uvea berupa uveitis.
Bahan lensa ini juga dapat menutup jalan keluar
cairan bilik mata sehingga timbul glaukoma
fakolitik.

Katarak Traumatik
Kekeruhan lensa dapat terjadi akibat
trauma tumpul atau trauma tajam yang
menembus kapsul anterior.
Tindakan bedah pada katarak traumatik
dilakukan setelah mata tenang akibat
trauma tersebut.
Bila pecahnya kapsul mengakibatkan gejala
radang berat, maka dilakukan aspirasi
secepatnya

Katarak komplikata

Katarak
komplikata
terjadi
akibat
gangguan keseimbangan susunan sel
lensa oleh faktor fisik atau kimiawi
sehingga terjadi gangguan kejernihan
lensa.
Katarak komplikata dapat terjadi akibat
iridosiklitis, koroiditis, miopia tinggi,
ablasio retina, dan glaukoma.
Katarak komplikata dapat terjadi akibat
kelainan sistemik yang akan mengenai
kedua mata atau kelainan lokal yang
akan mengenai satu mata

Katarak sekunder
Pada tindakan bedah lensa dimana terjadi reaksi
radang yang berakhir dengan terbentuknya jaringan
fibrosis sisa lensa yang tertinggal maka keadaan ini
disebut sebagai katarak sekunder.
Tindakan bedah yang dapat menimbulkan katarak
sekunder adalah sisa disisio lentis, ekstraksi linear
dan ekstraksi lensa ekstrakpsular.
Pada katarak sekunder yang menghambat masuknya
sinar ke dalam bola mata atau mengakibatkan
turunnya tajam penglihatan maka dilakukan disisio
lentis sekunder atau kapsulotomi pada katarak
sekunder tersebut

PATOGENESIS
Pada lensa katarak secara karakteristik terdapat
agregat-agregat protein yang menghamburkan
berkas cahaya dan mengurangi
transparansinya. Perubahan protein lainnya
akan mengakibatkan perubahan warna lensa
menjadi kuning atau coklat. Temuan tambahan
mungkin berupa vesikel di antara serat-serat
lensa atau migrasi sel eptel dan pembesaran
sel-sel epitel yang menyimpang.

Patofisiologi
Lensa mengandung 3 komponen
anatomis:
Nukleus zone sentral
Korteks perifer
Kapsul anterior dan posterior

Nukleus mengalami perubahan warna


menjadi coklat kekuningan dg
bertambahnya usia
Perubahan fisik (perubahan pd serabut
halus multiple (zunula) yg memanjang
dari badan silier kesekitar daerah
lensa) hilangnya tranparansi lensa
Perubahan kimia dlm protein lensa
koagulasi mengabutkan pandangan
Terputusnya protein lensa disertai
influks air kedalam lensa
Usia meningkat Penurunan enzim
menurun degenerasi pd lensa

PENEGAKAN DIAGNOSIS
ANAMNESIS
Penderita merasa pandangannya kabur dan tampak
berawan.
PEMERIKSAAN FISIK
Setelah katarak bertambah matang maka retina menjadi
semakin sulit dilihat sampai akhirnya refleks fundus tidak
ada dan pupil berwarna putih.
PEMERIKSAAN PENUNJANG
Sejak awal, katarak dapat terlihat melalui pupil yang telah
berdilatasi dengan oftalmoskop, slit lamp, atau shadow test,
Keratometri, A-Scan Ultrasoundm (Echography), Hitung sel
endotel

GOLD STANDARD
Derajat klinis pembentukan katarak, dengan menganggap bahwa
tidak terdapat penyakit mata lain, terutama dilihat berdasarkan
hasil uji ketajaman penglihatan Snellen. Secara umum, penurunan
ketajaman penglihatan berhubungan langsung dengan kepadatan
katarak. Namun, beberapa orang yang klinis kataraknya cukup
bermakna berdasrkan pemeriksaan dengan oftalmoskop atau
slitlamp dapat melihat cukup baik sehingga dapat melaksanakan
aktivitasnya sehari-hari. Lainnya mengalami penurunan ketajaman
penglihatan yang tidak sebanding dengan derajat kekeruhan lensa
yang diamati.hal ini dapat terjadi distorsi bayangan oleh lensa yang
mengalami kekeruhan parsial. The Cataract Management Guideline
Panel menganjurkan penilaian berdasarkan gambaran klinis yang
dikominasi dengan uji katajaman pengliatan Snellen sebagai
petunjuk terbaik menentukan perlu tidaknya tindakan bedah,
dengan memperhatikan fleksibilitas yang berkaitan dengan
kebutuhan fungsional dan visual spesifik pasien, lingkungan, dan
faktor risiko lain, yang semuanya dapat berbeda-beda.

Penatalaksanaan
Ada 2 macam tekhnik pembedahan katarak
Ekstraksi katarak intrakasuler (ICCE)
Ekstraksi katark ekstrakapsuler extraction (ECCE)
98 % keberhasilan
Fakoemulsifikasi penemuan terbaru pd
ekstrakapsuler

Kaca mata apakia


Lensa kontak
Implan lensa okuler (IOL)

PENATALAKSANAAN lanjutan....
Beberapa penelitian baru-baru ini mengisyaratkan suatu efek protektif dari
karotenoid dalam makanan (lutein); namun, penelitian-penelitian yang
mengevaluasi efek protektif multivitamin memberi hasil yang berbeda.
Pembedahan dilakukan bila tajam penglihatan sudah menurun sedemikian rupa
sehinga mengganggu pekerjaan sehari-hari atau bila telah menimbulkan penyulit
seperti glaukoma dan uvetis. Teknik yang umum dilakukan adalah ekstraksi katarak
ekstrakapsular, dimana isi lensa dikeluarkan melalui pemecahan atau perobekan
kapsul lensa anterior sehingga korteks dan nukleus lensa dapat dikeluarkan melalui
robekan tersebut. Namun dengan teknik ini dapat timbul penyulit katarak sekunder.
Dengan teknik ekstraksi katarak intrakapsular tidak terjadi karena seluruh lensa
bersama kapsul dikeluarkan, dapat dilakukan pada katarak senil yang matr dan
zonula zinn telah rapuh, namun tidak boleh dilakukan padda pasien berusia kurang
dari 40 tahun, katarak imatur, yang masih memiliki zonula zinn. Dapat pula
dilakukan teknik intrakapsular dengan fakoemulsifikasi yang fragmentasi nukleus
lensa dengan gelombang ultrasonik, sehingga hanya diperlukan insisi kecil, dimana
komplikasi pasa operasi lebih sedikt dan rehabiitasi penglihatan pasien meningkat.
Sebaiknya ditanam lensa intraokular pada saat pembedahan, sehingga tidak perlu
memakai kacamata afakia yang tebal atau lensa kontak. Kontraindikasi
pemasangan lensa intraokular adalah uveitis berulang, retinopati diabetik
proliferatif, rubeosis iridis dan glaukoma neovaskular.
Penatalaksanaan pasca oprasi terutama ditujukan untuk mencegah infeksi dan
terbukanya luka operasi. Pasien diminta tidak banyak bergerak dan menghindari
mengangkat beban berat selama 1 bulan. Mata ditutup selama beberapa hari atau
dilindungi dengan kacamata atau pelindung pada siang hari. Selama beberapa
minggu harus dilindungi dengan pelindung logam pada malam hari. Kacamata
permanen diberikan 6-8 minggu setelah oprasi.

PROGNOSIS
Tingkat keberhasilan pada katarak
senil 99%.

KOMPLIKASI
Setelah operasi akan timbul
Glaukoma
Ablasi retina
Perdarahan vitreus
Infeksi
Atau pertumuhan epitel ke kamera okuli anterior.
Pada katarak kongenital harus dideteksi dini
karena bila menutupi aksis visual harus segera
dioperasi untuk mencegah terjadinya ambliopia.

Pendidikan pasien setelah pembedahan


katarak
Pembatasan aktivitas
Diperbolehkan
Menonton televisi; membaca bila perlu, tp jangan
terlalu lama
Mengerjakan aktivitas biasa tapi dikurangi
Pada awal mandi waslap selanjutnya menggunakan
bak mandi atau pancuran
Tidak boleh membungkuk pd wastafel atau bak
mandi; condongkan sedikit kepala kebelakang saat
mencuci rambut

Tidur dengan perisai pelindung mata


logam pada malam hari; mengenakan
kacamata pada siang hari
Ketika tidur, berbaring terlentang atau
miring tidak boleh telengkup
Aktivitas dengan duduk
Mengenakan kacamata hitam untuk
kenyamanan
Berlutut atau jongkok saat mengambil
sesuatu dari lantai

Dihindari (paling tidak selama 1 minggu)


Tidur pd sisi yg sakit
Menggosok mata; menekan kelopak untuk
menutup
Mengejan saat defekasi
Memakai sabun mendekati mata
Mengangkat benda yg lebih dari 7 Kg
Hubungan seks
Mengendarai kendaraan
Batuk, bersin, dan muntah
Menundukkan kepala sampai bawah pinggang,
melipat lutut saja dan punggung tetap lurus
untuk mengambil sesuatu dari lantai

Sumber
Kapita selekta kedokteran
Ophtalmologi Vaughan

Anda mungkin juga menyukai