Anda di halaman 1dari 10

MANAJEMEN ASUHAN KEBIDANAN PADA

Ny.E
G1 P0 A0 H0 DENGAN PANGGUL SEMPIT

DAFTAR ISI

KATA PENGANTAR..................................................................i
DAFTAR ISI............................................................................ ii
BAB I
PENDAHULUAN
1. Latar belakang....................................................................................1
2.1 Tujuan umum....................................................................................1
2.2 Tujuan khusus...................................................................................1
BAB II
TINJAUAN TEORITIS
A. Seksio Cesaria.....................................................................................2
B. Cephalopelvik Disproportion (CPD) atau Disproporsi sefalo-Pervik
1. Konsep Dasar................................................................................2
1.1......................................................................................................Pen
gertian...........................................................................................2
1.2......................................................................................................Dis
proporsi Sefalo-Pelvik....................................................................3
1.3......................................................................................................Pem
eriksaan Panggul...........................................................................3
1.4......................................................................................................Peri
ksaan Besarnya Janin....................................................................5
1.5......................................................................................................Pro
gnosis............................................................................................6
1.6......................................................................................................Pem
eriksaan Radrologi.........................................................................7

BAB III
TINJAUAN KASUS.................................................................................8
BAB IV
PENUTUP
1. Kesimpulan ...................................................................................
DAFTAR PUSTAKA................................................................................

BAB I
PENDAHULUAN
2. Latar belakang
Proses persalinan merupakan suatu proses mekanik, dimana suatu
benda di dorong melalui ruangan oleh suatu tenaga. Benda yang didorong
adalah

janin,

ruangan

adalah

Pelvis

untuk

membuka

servik

dan

mendorong bayi keluar.


Jika tidak ada disproporsi antara Pervis dan janin normal dan serta letak
anak tidak patologik, dapat di tunggu Partus spontan bila ada disproporsi
feto Pelvik atau janin letak lintang maka terjadi persalinan Patologis (SC)
2.1 Tujuan umum
Dapat membedakan tentang perbedaan Panggul Normal dan Panggul
Patologis. Atau dapat membedakan bisa bersalin normal atau persalinan
secara abnormal (SC)
2.2 Tujuan khusus

1. Mampu melaksanakan pengkajian, mengumpulakan data dengan


cara Anamnesa dan Observasi
2. Mampu menegakan diagnosis mengkaji masalah dan kebutuhan
berdasarkan interprestasi data yang telah dikumpulkan
3. Mampu mengidentifikasi adanya masalah potensial
ii

4. Mampu mengindentifikasi perlunya tindakan segera, kolaborasi dan


rujukan
5. Mampu membuat rencana asuhan sebagai dasar untuk
melaksanakan asuhan kebidanan
6. Mampu melakukan Implementasi secara efektif dan efesien
7. Mampu mengevaluasi asuhan kebidanan yang diberikan

BAB II
TINJAUAN TEORITIS
C. Seksio Cesaria
Seksio

Cesaria

adalah

janin

melalui

pada

dinding

abdomen

(Laparatomi) dan insisi pada uterus (histerotomi), sehingga persalinan


janin pada kasus ruptura uteri dan kehamilan abdominal tidak termasuk
dalam diagnosa ini
Indikasi Seksio Cesaria
1. Bekas Seksio Cesaria
2. Distosia
3. Presentasi bokong
4. Fetal distress
D. Cephalopelvik Disproportion (CPD) atau Disproporsi sefaloPervik
1. Konsep Dasar
1.1Pengertian
Cephalopelvik Disproportion (CPD) atau Disproporsi sefalo-Pervik
adalah ketidak cocokan antara kepala janin dan bagian pervis tertentu
yang harus dilaluinya (Kamus Kebidanan).
Janin dapat terletak melitang pada panggul ibu yang berukuran terlalu
kecil atau bentuknya abnormal, atau letak presentasi kepala yang
diameternya tidak menguntungkan abnormal besar. Keadaan ini akan
diketahui dalam 3 minggu terakhir kehamilan dengan tidak berhasilnya
kepala janin masuk kedalam PAP, baik secara spontan maupun secara
iii

penekanan. Derajat disproporsi dapat dinilai secara akurat dengan


bantuan sinar x (ultra suara) dengan derajat yang ringan, kerja uterus
dalam persalinan cukup memadai untuk mengubah bentuk kepala janin
hingga dapat melewati panggul ibu. Perubahan bentuk kepala janin ini
sering disertai peningkatan pleksi. Pada keadaan ini persalinan dapat
berlangsung tampa komplikasi pada janin atau ibunya. Pada disproporsi
dengan derajat sedang hingga berat kelahiran bayi harus dilakukan Seksio
Cesaria (SC).
1.2 Disproporsi Sefalo-Pelvik
Ada beberapa kemungkinan :
1. Imbang Sefalo-Pelvik baik
Partus dapat direncanakan pervaginam,namun demikian his,posisi
kepala dan keadaan serviks harus diperhatikan selama partus.
2. Disproporsi Sefalo-Pelvik
Artinya

bahwa

janin

tidak

dapat

dilahirkan

secara

normal

pervaginam,bila anak hidup lakukan seksio sesaria (SC).


3. Kemungkinan Disproporsi
Mengandung arti yaitu imbang baik atau dapat terjadi disproporsi.
Untuk mendapat kepastian maka harus dilakukan pemeriksaan radiologi
dan atau
Partus percobaan.
1.3 Pemeriksaan Panggul
Terdiri dari :
1. Pemeriksaan Panggul Luar
2. Pemeriksaan panggul dalam (VT) ,yang dievaluasi antara lain :

iv

Promotorium, linea innominata, spina ischiadika, dinding samping,


kurvatura sakrum, Ujung sakrum, dan arkus pubis.
Pada pemeriksaan ini dicoba memperkirakan ukuran :

Konjugata Diagonalis dan konjungata vera


Distansia Inter Spinarum ( diameter dispinarum )
Diameter antaro posterior pintu bawah panggul.

Pemeriksaan ini sebaiknya dilakukan antara kehamilan pada minggu ke


34 35

Kesempitan pada Pintu Atas Panggul

PAP sempit apabila konjungata vera kurang dari 10 cm atau diamter


transversa kurang dari 12 cm.

Kesempitan Panggul Tengah

Dengan sakrum melengkung sempurna, dinding- dinding panggul tidak


berkonvergensi, foramen ischiadikum mayor cukup luas dan spina
ischiadika tidak menonjol kedalam dapat diharapkan bahwa panggul
tengah tidak akan menyebabkan rintangan. Ukuran terpenting adalah
Distansia Interspinarum, apabila
ukuaran ini kurang dari 9,5 cm, perlu diwaspadai tentang kesukaran
persalinan.

Kesempitan Pintu Bawah Panggul

Pintu bawah panggul tidak merupakan bidang datar, tetapi terdiri atas
segi tiga depan dan segi tiga belakang yang memmpunyai dasar yang
sama, yakni distansia tuberrum. Apabila ukuran terakhir ini lebih kecil dari
pada yang biasa maka sudut
Arkus pubis mengecil pula ( kurang dari 80 0 ). Agar supaya dalam hal ini
kepala janin
dapat lahir, diperlukan ruangan yang lebih besar pada bagian belakang
pintu bawah panggul. Dengan diameter sagitalis posterior yang cukup

panjang, persalinan pervaginam dapat dilaksanakan, walaupun dengan


perlukaan luas pada perineum.
Dengan distansia tuberrum bersama dengan diameter sagitalis posterior
kurang dari 15 cm timbul kemacetan pada kelahiran janin ukuran biasa.
Conjungata vera = Conjungata Diagonal 1 1/2 cm.
CV

CD

1 1 /2 cm.

Caranya :
Lakukan VT sampai teraba promotorium lalu ukur jari tangan yang
masuk (CD), kemudian kurangkan 1 1/2 cm,kalau kurang dari 10 cm
berarti panggul sempit.

1.4 Pemeriksaan Besarnya Janin


Pemeriksaan ini dilakukan sesaat sebelum partus atau watu partus
kalau bentuk normal dan lelak anak memanjang yang menentukan
Imbang feto-pelvik ialah kepala. Besarnya kepala rata- rata tergantung
dari besarnya ( berat ) janin , oleh karena itu
sebagian ukuran kepala digunakan berat badan janin.
Ada beberapa perkiraan berat badan janin :
1. Umur kehamilan dan taksiran persalinan.
2. Berat badan ditaksir melalui palpasi kepala pada abdomen.
3. Perhitungan menurut Poulsson- Lang Stadt.
Uterus dianggap sebagai suatu benda yang terdiri dari bahan
homogen berbentuk elips. Jika letak janin mrmanjang, volume tergantung
dari diameter transversa dan diameter longitudinal dari uterus yang
diukur menggunakan jangka Bordeloque.Kemudian secara empirit dibuat
suatu grafik yang menggambarkan hubungan antara BB dan jumlah kedua
diameter itu.

vi

4. Rumus Jhonsons Toshak


Berdasarkan atas ukuran Mc. Donald yaitu jarak pubis dan batas
antara fundus uteri melalui konveksitas abdomen.
BBJ = (MD 12 ) x 155 gram.
Keterangan :
BBJ : Berat Badan Janin dalam gram
MD : Ukuran Mc. Donald dalam cm
Kepala belum masuk H III : (MD 13 )
Kepala di H III
Kepala lewat H III

: ( MD 12 )
: ( MD 11 )

Bila ketuban sudah pecah ditambah 10 %


5. Dengan menggunakan alat- alat canggih ultra sonografi, diameter
biparentalis
dapat diukur.
1.5 Prognosis
Apabila

persalinan

dengan

disproporsisefalo

pelvik

dibiarkan

berlangsung sendiri tampa-bilamana perlu. Pengambiilan tindakan yang


tepat, timbulnya bahaya bagi ibu dan janin (Sarwono)
Bahaya pada ibu
a. Partus lama yang sering disertai pecahnya ketuban pada
pembukaan kecil dapat menimbulkan dehidrasi serta asidosis dan
infeksi intrapartum
b. Dengan his yang kuat, sedang kemajuan janin dalam jalan lahir
tertahan dapat timbul regangan segmen bawah uerus dan
pembentukan lingkaranretrasi patologik (Bandl). Keadaan ini
terkenal dengan ruptura uteri mengancam. Apabila tidak segera
diambil tindakan untuk mengurangi regangan, akan timbul ruptur
uteri
c. Dengan persalinan tidak maju karena disproporsi sefalo pelvik jalan
lahir pada suatu tempat mengalami tekanan yang lama antara
vii

kepala janin dan tulang panggul. Hal ini meninbulkan gangguan


sirkulasi dengan akibat terjadinya Iskemia dan kemudian nekrosis
pada tempat tersebut. Beberapa hari post partum akan terjadi
fistula vesiko servikalis, atau fitula vesiko vaginalis atau fistula rekto
vaginalis
Bahaya pada janin
a. Patuslama dapat meningkatkan kematian Perinatal, apabila jika
ditambah dengan infeksi intrapartum
b. Prolasus Funikuli, apabila terjadi, mengandung bahaya yang sangat
besar bagi janin dan memerlukan kelahiranya dengan apabila ia
masih hidup.
c. Dengan adanya disproporsi sefalopelvik kepala janin dapat melewati
rintangan pada panggul dengan mengadakan moulage dapat
dialami oleh kepala janin tampa akibat yang jelek sampai batas
batas tertentu. Akan tetapi apabila batas batas tersebut
dilampaui, terjadi sobekan pada tentorium serebelli dan pendarahan
intrakrahial
d. Selanjutnya tekanan oleh promontorium atau kadang kadang oleh
simfiksi pada panggul picak menyababkan perlukaan pada jaringan
diatas tulang kepala janin, malahan dapat pula meninbulakan
fraktur pada Osparietalis
1.6 Pemeriksaan Radrologi
Untuk Pelvimetri dibuat 2 buah foto
1. Foto pintu atas panggul
Ibu dalam posisi setengah duduk (Thoms), sehingga tabung rontgen
tegak lurus diatas pintu atas panggul
2. Foto lateral
Ibu dalam posisi berdiri, tabung rontgen diarahkan horizontal pada
trochanter maya samping

viii

Dari keduanya dapat dilihat


a.
b.
c.
d.
e.
f.
g.
h.

Diameter transversa
Distansia Interspinarum
Jenis Pelvik
Conjugata diagonalis conjugatavera
Dalamnya Pelvis
Diameter AP pintu bawah
Diameter sagitalis posterior (Cald well)
Bentuk sakrum, spina ischiadika

Jenis panggul wanita Indonesia. (Djaka dan Moeljo)


1.
2.
3.
4.
5.

Gi nekord
Antropord
Platipelord
Andrord
Panggul Patalogik

64,2%
16,3%
13,6%
2,2%
3%
(Sinopsis obstetri jilid I)

BAB IV
PENUTUP
1. Kesimpulan
Ketidak cocokan antara kepala janin dan bagian pelvis tertentu yang
harus dilaluinya. Sebaiknya dilakukan SC supaya ibu dan bayi selamat dan
proses persalinan dapat diatasi dengan cepat, tepat dan singkat

ix

DAFTAR PUSTAKA
Prawirohardjo, Sarwono. 2002. Ilmu Kebidanan. Jakarta: Yayasan Bina
Pustaka Sarwono Prawirohardjo
Rustam, Muchtar. 1998 . Sipnosis Obstetri Fisiologi Pathologi . Jakarta: EGC

Anda mungkin juga menyukai