Anda di halaman 1dari 7

MODUL 3

SEDIAAN SUSPENSI

3.1. KOMPETENSI
Setelah mengikuti modul ini, mahasiswa diharapkan mampu:
1. Menjelaskan formulasi sediaan suspensi oral
2. Menjelaskan cara pembuatan sediaan suspensi

3.2. DASAR TEORI


Suspensi adalah sediaan cair yang mengandung partikel padat tidak terlarut yang
terdispersi dalam fase cair. Jenis sediaan ini biasanya dipilih untuk zat berkhasiat yang ingin
dibuat dalam bentuk sediaan cair, tetapi dalam jumlah dosis pemakaiannya memiliki
kelarutan di dalam air yang sangat kecil.
Suspensi rekonstitusi (suspensi kering) adalah suspensi dalam bentuk serbuk yang
sebelum digunakan didispersikan terlebih dahulu di dalam air sebagai fase pendispersi.
Suspensi kering dibuat untuk menjaga stabilitas zat aktif yang mudah terurai dalam air.
Sifat fisik sediaan suspensi yang baik adalah:
1. Suspensi harus tetap homogen pada suatu periode, paling tidak pada periode antara
pengocokan dan penuangan sesuai dosis yang dikehendaki.
2. Pengendapan yang terjadi pada saat penyimpanan harus mudah didispersikan kembali
pada saat pengocokan.
3. Suspensi harus kental untuk mengurangi kecepatan pengendapan kristal yang terdispersi.
Viskositas tidak boleh terlalu kental sehingga tidak menyulitkan pada saat penuangan dari
wadah.
4. Partikel suspensi harus kecil dan seragam sehingga memberikan penampilan hasil jadi
yang baik dan tidak kasar.

Bahan-bahan yang terkandung dalam sediaan suspensi tidak jauh berbeda dengan
sediaan larutan, hanya saja dalam sediaan suspensi ditambahkan zat tambahan lain untuk
menjaga stabilitas fisik sediaan seperti bahan pensuspensi, bahan pembasah, dan flocullating
agent. Hal ini terkait dengan proses pendispersian serbuk yang melalui tiga tahap yaitu tahap
pembasahan serbuk, tahap pendistribusian serbuk, dan tahap stabilisasi serbuk yang sudah
terdispersi.

1. Bahan pembasah
Bahan pembasah berfungsi untuk meningkatkan dispersi bahan yang tidak larut. Ada
tiga jenis pembasah yang bisa digunakan, yaitu golongan surfaktan, golongan pelarut, dan
golongan koloid hidrofilik. Surfaktan terutama HLB 7-9 bekerja dengan memperkecil
sudut kontak antara partikel zat padat dan cairan pendispersi sehingga lebih mudah
dibasahi. Golongan pelarut seperti alkohol, polietilen glikol, gliserin, dan propilen glikol
bekerja dengan cara menggantikan udara di permukaan serbuk dan meningkatkan
penetrasi pembawa ke dalam serbuk. Koloid hidrofilik seperti akasia, tragakan, alginat,
xanthan gum, dan turunan selulosa akan berperan sebagai koloid pelindung dengan cara
melapisi partikel padat hidrofob dengan lapisan multimolekularnya. Hal ini akan
memberikan sifat hidrofilik pada permukaan partikel padat sehingga lebih mudah dibasahi.
Surfaktan kationik dan anionik efektif digunakan untuk bahan berkhasiat dengan zeta
potensial positif dan negatif, sedangkan surfaktan nonionik lebih baik sebagai bahan
pembasah karena mempunyai rentang pH yang cukup besar dan toksisitasnya yang rendah.
Konsentrasi surfaktan yang digunakan di bawah harga KMK, karena apabila terlalu tinggi
dapat terjadi solubilisasi, busa, dan memberikan rasa yang tidak enak.

2. Bahan pensuspensi
Bahan pensuspensi dikelompokkan menjadi 4 kelompok yang digunakan berdasarkan
tipe dispersi, konsentrasi yang dibutuhkan dan sifat fisika kimia bahan yang didispersikan.
Fungsi dari bahan pensuspensi adalah untuk mencegah pengendapan partikel terdispersi
berdasarkan sifat rheologi dari sediaan suspensi dan meningkatkan viskositas larutan.
Bahan pensuspensi terbagi menjadi beberapa golongan, yaitu:
Derivat selulosa larut air: Na CMC, metil selulose (MC), dll.
Polisakarida: Acacia gum, Na alginat, tragakan, starch, dll.
Tanah liat (Clay): bentonit, Al-Mg Silikat, dll.
Sintetik: Carbomer (carboxy vinyl polymer), colloidal silicon dioxide
Bahan pensuspensi yang ideal adalah:
Dapat merubah sifat fisik larutan pembawa
Viskositas sediaan tinggi pada saat disimpan
Viskositas tidak cepat berubah oleh pengaruh suhu dan pada penyimpanan
Tahan terhadap pengaruh elektrolit dan tidak terurai pada rentang pH yang besar

Dapat bercampur dengan bahan berkhasiat dan bahan pembantu lain


Nontoksis
3. Flocullating agent
Partikel padat yang terdispersi akan mengalami deflokulasi atau flokulasi tergantung
dari sifat partikelnya. Partikel yang mengalami deflokulasi secara fisik akan memberikan
penampilan yang baik, tetapi kemungkinan untuk terjadinya caking cukup besar.
Sedangkan partikel yang mengalami flokulasi, secara fisik penampilannya kurang baik,
tetapi kemungkinan untuk terjadinya caking sangat kecil.
Oleh karena itu, partikel terdispersi harus diatur zeta potensialnya agar memberikan
penampilan baik secara fisik tetapi juga tidak mudah caking. Surfaktan, clay, polimer
hidrofilik, dan elektrolit biasa digunakan untuk mengatur flokulasi partikel terdispersi ini.

Prosedur Pembuatan Suspensi


1. Didihkan aquadest yang akan dipakai sebagai fase pendispersi, kemudian dinginkan dalam
keadaan tertutup.
2. Timbang bahan berkhasiat dan bahan pembantu sesuai dengan tugas yang ditentukan.
3. Haluskan bahan-bahan padat yang digunakan atau diayak sampai rentang ukuran partikel
tertentu.
4. Campurkan bahan berkhasiat secara berturut-turut dengan pembasah yang sudah
diencerkan dengan air, bahan pensuspensi yang sudah dikembangkan, serta bahan
pembantu lainnya, kemudian volume sediaan digenapkan dengan medium pendispersi (air)
sampai volume yang ditentukan.
5. Masukkan ke dalam tabung sedimentasi, amati dan ukur tinggi sedimentasi dari setiap
formula.

Prosedur Pembuatan Suspensi Rekonstitusi


Pembuatan suspensi tanpa granulasi
1. Timbang masing-masing zat sebanyak yang dibutuhkan
2. Tara botol sebanyak volume yang akan dibuat, keringkan
3. Gerus masing-masing zat dan campurkan sampai homogen
4. Timbang campuran sediaan sebanyak serbuk yang dibutuhkan untuk volume suspensi 60
mL.

5. Masukkan ke dalam botol, kemudian rekonstitusi dan evaluasi

Pembuatan suspensi dengan granulasi


1. Timbang masing-masing zat sebanyak yang dibutuhkan
2. Tara botol sebanyak volume yang akan dibuat, keringkan
3. Haluskan masing-masing zat
4. Buat massa granulasi: Pemanis, pewarna, zat berkhasiat (bila stabil pada kondisi
granulasi), zat pengawet yang telah dilarutkan dahulu dalam pelarut yang sesuai
5. Campur seluruh zat dan tambahkan pengikat yang dilarutkan dalam cairan pembasah
untuk membuat massa granul sedikit demi sedikit dengan pipet hingga terbentuk massa
yang dapat digranulasi.
6. Massa granul diayak dengan ayakan no. 20, kemudian keringkan hingga mencapai kadar
air dalam granul < 2%
7. Tambahkan fines yang terdiri dari zat pensuspensi dan zat berkhasiat (bila tidak ikut
digranulasi)

Apabila diperlukan pembasah untuk zat yang hidrofob, maka penambahan zat
pembasah dilakukan dengan cara disemprotkan ke dalam masa granul. Sebagai cairan
pengikat dipakai pelarut yang mudah menguap.

Evaluasi Sediaan Suspensi


1. Tinggi sedimentasi yang terjadi diukur dalam tabung sedimentasi
2. Ukuran partikel dan distribusi ukuran partikel zat yang terdispersi
3. Berat jenis sediaan
4. Sifat aliran dan viskositas sediaan
5. Penentuan volume terpindahkan
6. Untuk sediaan suspensi alukol harus dilakukan penentuan kapasitas penetralan asam bahan
aktif dan sediaan
7. Waktu rekonstitusi

3.3. TUGAS PRAKTIKUM


3.3.1. Suspensi Basah
Buatlah sediaan suspensi dengan formula dan prosedur di bawah ini sebanyak 100 ml!
Formula sediaan suspensi parasetamol

No. Bahan

Jumlah (mg/5 ml)


F1

F2

F3

F4

1.

Parasetamol micronize (lebihkan 2%) 250

250

250

250

2.

Sukrosa

1000

1000

1000

1000

3.

Methyl Paraben

4.

Propyl Paraben

1,5

1,5

1,5

1,5

5.

Na Sitrat

0,3

0,3

0,3

0,3

6.

Gliserin

400

400

400

400

7.

Sorbitol 70%

750

750

750

750

8.

Carboxymethylcellulose Sodium

50

9.

Natrium Alginat

10.

Sunset Yellow 10%

qs

qs

qs

qs

11.

Pasta Jeruk 10%

qs

qs

qs

qs

12.

Aquades

ad 5 ml ad 5 ml ad 5 ml ad 5 ml

75
50

75

Prosedur Pembuatan
1. Tambahkan 20 ml aquades ke dalam gelas beker. Panaskan hingga 90oC.
2. Larutkan methyl dan propyl paraben ke dalam aquades tadi, aduk dengan pengaduk
magnetik (M1).
3. Tambahkan sukrosa ke dalam M1, aduk hingga larut. Turunkan suhu M1 hingga 5055oC.
4. Tambahkan Na Sitrat ke dalam M1, aduk hingga larut, saring dan bilas saringan
dengan aquades.
5. Dispersikan Na CMC ke dalam sekitar 3 ml gliserin dalam gelas beker yang lain.
Aduk hingga homogen. Tambahkan 20 ml aquades panas 90oC, aduk hingga Na CMC
larut dan mengembang (M2).
6. Campurkan sisa gliserin dengan 10 ml aquades dingin dalam gelas beker yang lain.
Tambahkan parasetamol dan aduk hingga homogen (M3).
7. Tambahkan M1 dan M2 ke dalam M3, aduk hingga homogen dengan pengaduk
magnetik. Bilas wadah M1 dan M2 dengan aquades, masukkan ke dalam M3. Aduk
hingga homogen. Cek homogenitas suspensi yang dihasilkan.
8. Tambahkan sorbitol ke dalam M3, aduk hingga homogen.

9. Tambahkan pasta jeruk dan sunset yellow hingga rasa dan warna yang diinginkan.
Aduk hingga homogen.
10. Cek pH suspensi 5,70,5. Adjust dengan 20% larutan asam sitrat atau Na sitrat.
11. Tambahkan aquades hingga 100 ml. Aduk hingga homogen.
12. Cek homogenitas suspensi.
13. Saring suspensi melalui saringan 630 mikron.

3.3.2. Suspensi Kering


Buatlah serbuk untuk suspensi dengan formula dan prosedur di bawah ini untuk 200 ml
sediaan!
Formula sediaan suspensi kering amoksisilin

No. Bahan

Jumlah (mg/5 ml)

1.

Amoksisilin trihidrat (dilebihkan 8%) 125

2.

Dimetikon

3.

Sukrosa

100

4.

Sukrosa

400

5.

Sukrosa

500

6.

Na Sitrat

23

7.

Na CMC

50

8.

Perasa vanilla kering

10

9.

Aerosil

Prosedur Pembuatan
1. Campurkan simetikon dengan sukrosa no. 3 dalam lumpang. Aduk hingga homogen.
2. Tambahkan no. 4 dan no. 6-9 ke dalam lumpang tadi. Aduk hingga homogen (M1).
3. Campurkan no. 5 dan no. 1 dalam lumpang yang lain. Aduk hingga homogen (M2).
4. Campurkan M1 ke dalam M2. Aduk hingga homogen. Ayak dengan ayakan mesh 20.
5. Masukkan sejumlah serbuk untuk suspensi ke dalam botol 120 ml untuk 100 ml
sediaan yang sudah dikalibrasi 100 ml.

Evaluasi Sediaan

Tambahkan aquades ke dalam botol hingga tanda kalibrasi dan rekonstitusi dengan cara
membolak-balikkan botol secara teratur. Hitung waktu yang dibutuhkan untuk merekonstitusi
serbuk tersebut dari awal pengocokan hingga diperoleh sediaan yang homogen. Amati
homogenitas suspensi dan kekentalannya!

3.4. TUGAS PENDAHULUAN


1. Cari informasi mengenai sifat fisiko kimia, fungsi, stabilitas, dan kompatibilitas dari
bahan-bahan yang akan digunakan dalam formula yang akan dibuat pada praktikum
ini.
2. Pelajari prosedur pembuatan sediaan larutan di atas.
3. Cari sifat fisiko kimia dan cara melarutkan xanthan gum, alumunium magnesium
trisilikat, tragakan, dan gom arab.
4. Hitung aturan pakai sediaan di atas.
5. Buat etiket untuk sediaan di atas.

Anda mungkin juga menyukai