Pertanian Konvensional Tugas PB HPT
Pertanian Konvensional Tugas PB HPT
Pertanian Konvensional
Keadaan atau gambaran umum dari semua pertanian modern adalah
titik beratnya pada salah satu jenis tanaman tertentu, menggunakan
intensifikasi modal dan pada umumnya berproduksi dengan teknologi yang
hemat tenaga kerja serta memperhatikan skala ekonomis yang efisien
(economies of scale) yaitu dengan cara meminimumkan biaya untuk
mendapatkan keuntungan tertentu. Untuk mencapai semua tujuan, pertanian
modern praktis tidak berbeda dalam konsep atau operasinya dengan
perusahaan industri yang besar. Sistem pertanian modern yang demikian itu
sekarang ini dikenal dengan agri-bisnis.
Intensif merupakan cara bertani yang memanfaatkan inovasi teknologi
dengan penggunaan input yang banyak dengan tujuan memperoleh output
yang lebih tinggi dalam kurun waktu yang relatif singkat. Pertanian intensif
dapat disebut sebagai pertanian modern. Ciri Pertanian Modern (Intensif)
adalah
penggunaan
bibit
unggul,
aplikasi
pupuk
buatan,
pestisida,
pertanian
modern
(spesialisasi),
pengadaan
pangan
untuk
kebutuhan sendiri dan jumlah surplus yang bisa dijual, bukan lagi merupakan
tujuan pokok. Keuntungan (profit) komersial murni merupakan ukuran
keberhasilan dan hasil maksimum per hektar dari hasil upaya manusia
(irigasi, pupuk, pertisida, bibit unggul, dan lain-lain) dan sumber daya alam
merupakan tujuan kegiatan pertanian. Pada sistem pertanian konvensional
terdapat beberapa evaluasi terhadap aspek ekonomi.
Pertanian konvensional jika dilihat dari aspek ekonomi antara lain:
1.
tinggi karena mesin-mesin harus dibeli dengan biaya yang tinggi. selain itu
pengadaan benih berkualitas tinggi juga sangat mahal. pemberian pupuk
dan pemberantasan hama menggunakan zat kimia juga akan menambah
biaya produksi.
4.
adalah petani dengan modal besar karena biaya produksi yang digunakan
untuk membeli mesin, bahan tanam yang berkualitas tinggi, serta pestisida
maupun pupuk kimia memerlukan biaya yang cukup besar.
6.
tinggi karena biaya yang dikeluarkan untuk produksi sangat besar. Apabila
pada proses produksi terjadi kegagalan misalnya seperti kerusakan mesin
ataupun gagal panen tentunya resiko biaya produksi tidak kembali sangat
besar. Dan petani akan mengalami kerugian.
pertanian
konvensional
pada
tahap-tahap
permulaan
bahan kimia maupun alat-alat modern. Karena hal tersebut jika pertanian
konvensional
dilakukan
secara
terus
menerus
akan
menyebabkan
peningkatan pencemaran air dan tanah akibat pupuk kimia, pestisida, dan
limbah domestik. Residu pestisida dan bahan-bahan berbahaya lain di
lingkungan dan makanan yang mengancam kesehatan masyarakat dan
penolakan pasar.
Penggunaan bahan-bahan kimia pada pupuk maupun pestisida pada
sistem
pertanian
Produk-produk
konvensional
yang
menyebabkan
dihasilkan
kurang
pencemaran
terjamin
lingkungan.
kebersihannya
dan
kelayakannya untuk dikonsumsi karena sudah terkena zat kimia. Oleh karena
itu, masyarakat mulai berpikir ulang untuk mengkonsumsi produk yang
tercemar oleh zat kimia.
1.
2.
3.
4.
usaha
tani
ke
dalam
pasar
nasional
maupun
1.
Ketergantungan
petani
pada
pemerintah
dan
perusahaan/industri
agrokimia
Karena dibutuhkan modal yang sangat besar, para petani konvensional
membutuhkan bantuan dari pemerintah dalam hal modal dan informasiinformasi
terbaru
tentang
pertanian.
Petani
juga
akan
mengalami
dibenahi oleh sikap umum dari para penyuluh dan peneliti yang telah
mendapatkan ilmu di universitas maupun sekolah, bahwa sistem pendidikan
formal merupakan sumber utama inovasi dan bahwa informasi hanya bisa
datang dari atas.
6.
produksi
lembaga
penelitian
dan
tempa
percobaan
tidak
seringkali
tidak
bisa
diterapkan
dengan
kondisi
petani,
sementara kualitas varietas lokal yang baik, yang disesuiakan dengan kondisi
lokal, tidak diakui dalam tempat percobaan (Biggs, 1984).
kebijakan
Pemerintah
tentang
Ketahanan
Pangan
atau
dulu
produksi
selalu
Pemerintah
digunakan
dalam
sebagai
melaksanakan
salah
program
satu
kriteria
kerjanya.
Oleh
keberhasilan
karena
itu
bahwa
pendekatan
dan
praktek
pertanian
konvensional
1.
2.
3.
4.
5.
6.
unggul
tanaman
melalui
teknologi
pemuliaan
c.
d.
dan pengelolaannya,
Pertanian skala besar,
Penanaman varietas unggul secara seragam dalam areal luas dan
e.
f.
g.
masalah-masalah
baru.
Penerapan
teknologi
pertanian
4.
5.
6.
7.
negara-negara berkembang.
Kehilangan Pengendalian Komunitas
Pertanian
Lokal
terhadap
Produksi
Pertanian
Konvensional
dikonversikan
menjadi
Pertanian
kemampuan,
kemandirian
dan
secara
bertahap
Berkelanjutan
kreativitas
harus
yang
petani
diubah
bertumpu
dalam
dan
pada
mengelola
konsisten
agar
ekosistem
pertanian
di
Indonesia
dapat
segera
Daftar Pustaka
http://agrikulture.blogspot.com/
http://agroland.wordpress.com/pertanian-masa-depan/
http://blog.ub.ac.id/nindyareshapramesti/2011/03/17/pertanian-konvensionalantara
-pertanian-tempoe-dulu-dan-petanian-masa-depan/
http://kenzhi17.blogspot.com/2012/09/pertanian-tradisionalkonvesional-dan.html
http://lanjutkanpertanian.blogspot.com/2011/09/pendahuluan-bab-i-pertanian
-berlanjut_8403.html
http://www.harianhaluan.com/index.php?
option=com_content&view=article&id=2983:
pertanian-konvensional-dan-dampaknya&catid=11:opini&Itemid=83
Oleh:
(125040100111087)
Bagus Tri P.
(125040100111088)
Melisa Dinda A.
(125040100111090)
Avilia Andriani I. S.
(125040100111091)
Lailatul Huidayah
125040100111027
Davieq Ashuri
125040100111056
Sefta Wisnu P.
125040100111074
125040100111084
125040100111085
(125040100111096)
FAKULTAS PERTANIAN
UNIVERSITAS BRAWIJAYA