Pada kesempatan praktikum kali ini, akan dibuat tablet berisi zat aktif Asetosal 100 mg /
tablet dengan menggunakan metode kempa langsung. Suatu sediaan dibuat dalam bentuk tablet
dengan tujuan untuk memberikan obat melalui mulut dalam bentuk yang memadai, dalam jumlah
yang tepat atau melalui waktu yang tepat. Sementara pemilihan metode kempa langsung
dikarenakan serbuk Asetosal merupakan zat yang bisa dicetak menggunakan metode kempa
langsung daripada granulasi basah maupun granulasi kering. Asetosal mempunyai daya alir yang
baik, kompresibilitas yang tinggi dan mempunyai sifat di dalam udara lembab yang secara
bertahap terhidrolisa menjadi asam salisilat dan asam asetat maka pada proses pembuatan tablet
dibuat dengan metode cetak langsung sehingga diperoleh bobot tablet yang seragam dan
kompak. Pembuatan tablet dengan kecepatan tinggi memerlukan eksipien yang memungkinkan
campuran zat aktif dan eksipien kering dapat dikempa langsung tanpa melalui perlakuan awal
terlebih dahulu seperti granulasi. Eksipien ini terdiri dari zat berbentuk fisik khusus yang
mempunyai sifat aliran dan kempa yang diinginkan. Sedikit perubahan pada sifat fisik dapat
mengubah sifat alir dan sifat kempa sehingga menjadi tidak sesuai untuk dikempa langsung.
Metode ini merupakan metode yang paling mudah, praktis, dan cepat pengerjaannya. Namun,
hanya dapat digunakan pada kondisi zat aktif yang kecil dosisnya dan zat aktif yang tidak tahan
terhadap panas dan lembab. Selain itu juga untuk bahan-bahan yang memiliki sifat mudah
mengalir sebagaimana juga sifat-sifat kohesifnya yang memungkinkan untuk langsung
dikompresi dalam mesin tablet tanpa memerlukan granulasi basah atau kering.
Asetosal juga berbentuk kristal dan dapat mengalami peristiwa defomasi plastis pasa saat
pencetakan sehingga tablet Asetosal bisa dibuat dengan metode kempa langsung. Metode kempa
langsung juga tidak menggunakan bahan cairan dalam proses pembuatan sehingga dapat
digunakan untuk membuat tablet asetosal yang bersifat sensitif terhadap kelembaban dan mudah
rusak saat basah. Biasanya tablet yang dicetak dengan metode kempa langsung akan mempunyai
waktu hancur tablet yang relatif lebih cepat dibandingkan dengan metode lainnya.
Asetosal atau dikenal juga dengan nama aspirin, digunakan sebagai zat analgesik dan zat
antipiretik. Maka dari itu penggunaan asetosal biasanya untuk pengobatan sakit kepala, sakit
gigi, dan demam.
Massa tablet yang dibuat dalam praktikum ini adalah 250 mg (dalam 500 tablet) dengan
mempertimbangkan alat pencetak tablet yang tersedia dengan komposisi zat aktif (Asetosal) 100
mg, zat pengisi-pengikat (Avicel PH 102) 140 mg, desintegrator (Na-starch Glycolat) 5 mg,
lubrikan (Mg Stearat) 2.5 mg dan glidant (Talkum) 2.5 mg sehingga memenuhi massa 250 mg.
Selanjutnya, Talk berfungsi sebagai bahan glidant guna meningkatkan aliran serbuk.
Dalam penggunaan sebagai glidant konsentrasi yang biasa digunakan sebanyak 1-10%. Namun
Talk juga berfungsi sebagai adsorben, disintegran, dan zat untuk meningkatkan viskositas. Talk
memiliki ukuran partikel yang kecil dengan luas permukaan spesifik yang besar sehingga
memberikan karakteristik sifat alir yang baik dari serbuk kering untuk dicetak langsung. Pada
praktikum dipakai Talk sebanyak 0.7 % (sebanyak 2.5 mg/tablet dalam bobot total 1.25 g/500
tablet), sehingga memenuhi syarat sebagai glidant.
berbentuk cembung dan bermasa tablet 250 mg sehingga digunakan punch and die berukuran 8.
Untuk mendapatkan tablet yang sesuai mulai dari massa dan tingkat kekerasan, dilakukan uji
coba pencetakan tablet terlebih dahulu. Bahan yang telah tercampur merata dimasukkan ke
dalam mesin cetak tablet dan pencetakan dilakukan untuk beberapa tablet saja. Tablet dihasilkan
dari pencetakan awal kemudian ditimbang, hasil penimbangan menunjukkan bahwa masa tablet
hanya 221,45 mg yang menandakan tablet masih kurang massanya sehingga punch and die diatur
kembali. Setelah punch and die diatur, tablet dicetak kembali dan kemudian ditimbang, hasil
penimbangan yang kedua menunjukkan bahwa masa tablet 248,5 mg yang berarti tablet sudah
masuk dalam range bobot tablet yang diinginkan. Setelah itu, tablet yang dicetak kedua dihitung
kekerasannya dengan hardness tester, dari hasil pengujian didapat kekerasan tablet hanya 15 N.
Kekerasan tablet yang hanya 15 N tidak masuk kedalam kriteria tablet yang baik sehingga
tekanan punch and die diatur kembali sehingga pada saat pencetakan tekanan yang diberikan
lebih besar. Setelah tekanan punch and die diatur, tablet kemudian dicetak kembali. Tablet hasil
cetakan yang ketiga kemudian diuji kekerasannya dengan menggunakan hardness tester. Tablet
hasil cetakan yang ketiga memiliki kekerasan 47 N yang sudah sesuai dengan kriteria yang
menyebutkan kekerasan tablet yang baik sekitar 40 N- 70 N. Pencetakan kemudian dilanjutkan
hingga bahan habis dengan menggunakan settingan punch and die dengan cetakan yang ketiga.
Tablet hasil pencetakan yang pertama dan kedua dipisahkan dan dianggap sebagai tablet reject
karena tidak memenuhi syarat bobot dan kekerasan tablet sehingga tablet tersebut tidak
digunakan untuk pengujian tablet.
Pengujian serbuk
Serbuk yang telah homogen dan siap untuk dicetak, dilakukan pengujian terlebih dahulu,
diantaranya; LOD, namun serbuk ini tidak perlu dilakukan uji LOD karena pada metode kempa
langsung, pemilihan bahan sudah disesuaikan dengan bahan baku yang memiliki kadar air yang
rendah. Jika bahan baku yang ada memiliki kadar air yang tinggi, maka bahan tersebut tidak bisa
digunakan untuk metode kempa langsung karena serbuk akan menempel pada alat pencetak dan
menghasilkan laju alir yang buruk.
Selanjutnya dilakukan pengujian kompresibilitas untuk mengetahui daya kompresibilitas
dari serbuk tablet yang dihasilkan. Pengujian kompresibilitas dilakukan sebelum dilakukan
pencetakan tablet, sehingga dapat diketahui apakah serbuk tersebut mungkin untuk dilakukan
pencetakan atau tidak. Pengujian kompresibilitas dilakukan dengan menggunakan alat Tap
Density Tester. Sebanyak 25 gram massa cetak tablet dimasukkan ke dalam gelas ukur 100 ml,
kemudian volume awal dicatat. Selanjutnya, gelas ukur diletakkan pada alat tapping, kemudian
diketuk-ketukan hingga volume konstan, kemudian volume akhir dicatat. Volume awal sebelum
dilakukan pengetukkan adalah 48 ml dan volume akhir setelah dilakukan pengetukkan adalah 39
ml. Setelah mendapatkan data, dilakukan perhitungan kompresibilitas dengan menggunakan
rumus sebagai berikut :
Kompresibilitas=
Kerapatan longgar=
Berat
25 g
=
=0,52 g/ml
volume awal 48 ml
Kerapatan mampat=
Berat
25 g
=
=0,64 g /ml
Volume awal 39 ml
0,640,52
x 100 =18,75
0,64
Menurut Aulton, hubungan indeks Carr dengan sifat aliran serbuk diklasifikasikan dalam
tabel berikut ini :
Maka, kompresibilitas dari massa cetak tablet yang diuji, yaitu 18,75 %, termasuk dalam
kategori cukup.
Selanjutnya dilakukan pengujian laju alir serbuk atau sifat alir sebuk dihitung dengan
mengukur secara langsung kecepatan alir sejumlah serbuk yang mengalir dari hopper. Serbuk
yang siap untuk dicetak ditimbang sebanyak 25 g lalu dimasukkan ke dalam hopper, katup
bagian bawah hopper telah dipastikan tertutup. hopper digoyang-goyangkan perlahan untuk
mengisi ruang kosong dan meratakan permukaan serbuk. Kemudian hopper ditutup untuk
menghindari adanya pengaruh dari tekanan udara. Katup bagain bawah hopper dibuka sambil
dimulai penghitungan waktu menggunakan stopwatch. Serbuk akan turun atau jatuh ke kertas
perkamen yang telah disiapkan di bawah hopper. Setelah serbuk tidak ada yang jatuh lagi,
hentikan stopwatch dan buka tutup hopper untuk memastikan semua serbuk telah jatuh.
Waktu (t) yang diperoleh selama serbuk mengalir ialah 3,1 detik. Serbuk akan menumpuk
di atas atas kertas perkamen, tinggi (h) dan diameter (d) nya diperoleh masing-masing 2 cm dan
10 cm. Pengukuran diameter dilakukan mula-mula dengan menggambar lingkaran batas luar
timbunan serbuk. Jari-jari(r) timbunan sebesar 5 cm. Dari data-data tersebut dapat diperoleh
sudaut istirahat dan laju alir.
Perhitungan sudut istirahat ( )
h 2
tan = = =0, 4
r 5
=22
m 25
g
=
=8,062
t 3,1
s
Keterangan
Sangat baik
Baik
Cukup
Sangat sukar
Sifat aliran :
Besar laju alir
>10
4-10
1,6-4
<1,6
Keterangan
Sangat baik
Baik
Cukup
Sangat sukar
Serbuk yang siap untuk dicetak memiliki besar laju alir yang sangat baik sebesar 8,062
g/s dan sudut istrahat yang juga sangat baik sebesar 22 o mengacu pada syarat dalam tabel. Bentuk
partikel, ukuran partikel, dan kerapatan serta porositas partikel mempengaruhi besar sudut
istirahat dan laju alir serbuk. Serbuk yang siap untuk dicetak mengandung Avicel ph 102 sebagai
pengisi dan Asetosal sebagai zat aktif. Avicel dan Asetosal memiliki bentuk partikel yang hampir
bulat meski tidak beraturan serta ukuran partikel avicel yang cukup cukup besar. Partikel dengan
bentuk yang lebih beraturan (hampir bulat) memberikan sudut istirahat yang lebih rendah, maka
serbuk memiliki sifat aliran granul yang lebih baik. Sementara partikel yang relative kecil akan
menyebabkan gaya lekat antar partikel yang besar, maka dengan ukuran yang lebih besar akan
meningkatkan aliran partikel menjadi lebih mudah mengalir. Hal ini menyebabkan campuran
serbuk memiliki sifat alir dan sudut istirahat yang sangat baik.
Pengujian tablet
Tablet yang telah dicetak kemudian dilakukan beberapa pengujian untuk mengetahui
apakah tablet yang dihasilkan sudah memenuhi syarat tablet yang baik. Pengujian yang
dilakukan diantaranya, keseragaman bobot. Keseragaman bobot dilakukan dengan menggunakan
neraca digital sebagai alat ukur untuk satuan berat (mg). Dibandingkan dengan neraca jaman
dulu yang masih menggunakan neraca analog atau manual, neraca digital memiliki fungsi lebih
sebagai alat ukur, diantaranya neraca digital lebih akurat. Neraca digital merupakan salah satu
neraca yang memiliki tingkat ketelitian tinggi, neraca ini mampu menimbang zat atau benda
sampai batas 0,0001 g. Neraca baik yang digital ataupun manual harus diletakkan pada bidang
datar, dimana tiap sudut harus benar-benar setimbang.
Sebanyak 20 tablet dilakukan penimbangan dengan menggunakan neraca analitik satu per
satu, kemudian dicatat bobotnya; 255, 249, 245, 251, 255, 161.5, 252.9, 250, 245, 252.5, 258.2,
247.9, 255.2, 255, 244.7, 253.6, 245.7, 257.4, 245.7.dan 252.3. Setelah perhitungan dilakukan,
didapatkan rata-rata keseragaman bobot senilai 251.63. Dari data yang telah didapatkan,
keseragaman bobot sesuai dengan persyaratan uji keseragaman bobot yakni tidak boleh lebih dari
dua tablet yang masing-masing beratnya menyimpang dari berat rata-ratanya lebih besar dari
harga yang ditetapkan pada kolom A (7.5%) dan tidak boleh satu tabletpun yang beratnya
menyimpang dari berat rata-ratanya lebih dari harga yang ditetapkan pada kolom B (15%)
Selanjutnya dilakukan pengujian waktu hancur tablet dalam tubuh dengan menggunakan
alat disintegrator yang menghasilkan waktu hancur hanya 11 detik. Seharusnya jika dilihat pada
Farmakope Indonesia waktu meluruh yang baik untuk tablet yang tidak tersalut adalah 5 menit,
dapat dikatakan tablet asetosal yang dibuat ini tidak memenuhi kriteria. Penyebab dari waktu
hancur 11 detik ini kemungkinan dari interaksi antar zat yang digunakan pada tablet atau
memang komposisi Na Starch Glycolat yang digunakan kurang tepat.