Anda di halaman 1dari 3

ETIKA SEORANG SISWA/SISWI (PELAJAR)

29 Nov 2010 Leave a Comment


by nzahra in hal baru
1. Sebelum berangkat ke sekolah
a. Seorang pelajar yang baik itu semestinya selalu senang terhadap kerapihan dan
kebersihan, bangun tidur lebih cepat tiap hari, mandi dengan memakai sabun, mengambil
wudlu, shalat subuh berjamaah, setelah shalat, ia mencium tangan kedua orang tuanya,
memakai pakaian seragam sekolah, bersih dan rapi, dan kemudian melihat kembali
pelajaran yang telah ditelaahnya semalam sebelum tidur.
b. Setelah sarapan, membereskan alat-alat sekolah ke dalam tas, meminta ijin kepada
orang tua dan baru pergi ke sekolah.
2. Etika di perjalanan
a. Seorang siswa yang baik itu berjalan dengan lurus ke depan (fokus), tidak lirik sanasini memandang yang kurang perlu, tidak bergerak yang tidak layak, tidak terlalu cepat
dan tidak pula terlalu lambat, tidak berjalan sambil makan, bernyanyi ataupun membaca
buku.
b. Menjauhi tempat yang berlumpur atau kotor, supaya tidak tergelincir ataupun kotor
pakaiannya, menjauhi juga tempat yang sempit dan berdesakan agar tidak bertabrakan
dengan orang lain dan tidak ada barang yang hilang, dan tidak berhenti di tengah jalan,
kalau tidak ada keperluan atau untuk menghalangi jalan orang lain, supaya tidak
ketinggalan jam sekolah.
c. Jika berjalan dengan teman, jangan bersenda gurau di jalan, tidak berbicara atau
tertawa dengan suara keras, tidak mengejek teman, karena semua itu adalah perbuatan
yang tidak baik, dan tidak pantas untuk seorang siswa yang terpelajar.
d. Jangan lupa untuk mengucapkan salam kepada setiap orang yang ditemuinya di jalan,
khususnya kepada orang yang lebih tua atau guru.
3. Etika anak di sekolah
a. Ketika sampai di sekolah, seorang siswa membersihkan terlebih dahulu sepatunya
dengan lap dan setelah itu baru masuk ke dalam kelas, membuka pintu dengan pelan,
masuk dengan etika, mengucapkan salam dan berjabat tangan dengan teman-temannya,
menebar senyuman, sambil berucap: selamat pagi!, menyimpan tas di laci mejanya, dan
ketika pak guru datang, berdiri untuk menghadap dan memberi salam kepadanya dengan
penuh etika dan rasa hormat.
b. Ketika bel berbunyi, berbaris dengan rapi, tidak berbicara dan bercanda, masuk ke
dalam kelas dengan tenang setelah diperintahkan sebelumnya oleh pak guru, menuju ke
tempat duduk masing-masing dengan posisi duduk yang baik (sikap sempurna), tidak
membungkukkan punggung, tidak menggerak-gerakkan kaki, tidak menyempitkan jalan
orang lain, tidang tumpang kaki, tidak bermain-main dengan kedua tangan, dan tidak pula
menopang dagu.
c. Diam kala belajar, tidak bergerak ke kanan dan ke kiri, tapi pandangan lurus kepada
guru, tidak memperbincangkan seseorang atau bahkan menertawakannya, karena hal
tersebut dapat mencegahnya dari faham akan materi pelajaran, begitu mencegah orang
lain untuk mengerti, selain itu juga dapat membuat pak guru marah. Dan kalau

seandainya tidak dapat memahami materi pelajaran, maka pasti akan gugur dalam ujian
nanti.
4. Bagaimana seorang siswa menjaga barang-barangnya?
a. Seorang siswa haruslah menjaga barang-barangnya dengan merapikan semua pada
tempatnya semula, supaya tidak berubah dan apalagi hilang atau kotor, dan kalau saja
tidak rapi dalam menyimpan sesuatu, maka nanti ketika kita butuhkan akan repot untuk
mencari, dan akan menyiakan waktu, menutup semua buku yang tidak sedang dipakai,
supaya tidak sobek dan kotor, dan hati-hatilah untuk tidak menjilati jari tangan ketika
hendak membuka lembaran buku, karena itu adalah kebiasaan yang kurang baik, tidak
beretika, dan membahayakan kesehatan.
b. Siswa juga dituntut untuk menjaga alat tulisnya agar tidak terjatuh yang
menyebabkannya patah, dan kalau hendak menajamkan pensil, jangan di bangku atau
tembok, atau dengan sampul buku, akan tetapi gunakanlah asahan pensil, jangan
mengulum pena, jangan menghapus buku dengan ludahnya, tapi hapuslah dengan
penghapus pensil, dan jangan menyeka tinta dengan pakaian, tetapi dengan penyeka tinta
atau lap (atau tisu, pent.).
5. Bagaimana seharusnya seorang siswa menjaga peralatan sekolah.
Seperti ia menjaga peralatannya, maka seorang siswa juga mesti menjaga peralatan
sekolah, dengan tidak merusak atau mengotori meja, bangku, dan kursi, tidak mencoreti
tembok dan pintu sekolah, tidak memecahkan kaca, tidak mengotori ruangan kelas
dengan meludah atau membuang ingus atau membuang sisa penajaman pensil dan
potongan-potongan kertas di dalam kelas, akan tetapi buanglah pada temapat yang telah
disediakan untuk itu, tidak bermain dengan bel sekolah, tidak mencoreti papan tulis dan
merusak penghapus.
6. Etika siswa dengan guru
a. Wahai siswa yang baik, sesungguhnya seorang guru itu kelelahan untuk mendidik dan
mengajarkan etika kepadamu, mengajarimu ilmu yang bemanfaat, menasehatimu dengan
ikhlas, semua itu karena ia mencintaimu, sama seperti orang tua mencintai anaknya
sendiri, dan ia berharap kelak engkau dapat menjadi seseorang yang alim dan terpelajar.
b. Hormatilah guru seperti menghormati kedua orang tua, duduk di depannya dan bicara
dengan sopan, tidak memotong pembicaraannya, tunggulah sampai ia selesai baru kita
angkat bicara, perhatikanlah apa yang disampaikannya ketika mengajar, jika tidak
mengerti, maka tanyakanlah dengan lemah lembut dan rasa hormat dengan cara
mengacungkan jari terlebih dahulu, sehingga beliau mengijinkan kita untuk bertanya, dan
kalau beliau balik bertanya, maka berdiri dan jawablah dengan baik, dan tidak baik (tidak
beretika) menjawab pertanyaan yang tidak ditujukan pada kita.
c. Kalau engkau ingin dicintai oleh gurumu, maka kerjakanlah semua tugas yang
diberikannya dengan baik, hadir setiap kali pertemuan, tidak absen dan atau datang
terlambat kecuali ada alasan yang dibenarkan, bersegeralah masuk kembali ke dalam
kelas setelah beristirahat, janganlah suka terlambat apalagi kalau suka beralasan dengan
yang tidak benar. Fahamilah seluruh pelajaranmu, senantiasa menghapal dan
menelaahnya, senang untuk menjaga kebersihan dan kerapihan buku, patuh atas semua
perintah yang dititahkan oleh pak guru di sekolah, tidak merasa takut dan benci ketika
diajari sesuatu yang baik oleh pengajar, karena tidaklah seorang guru menyuruh untuk
mengerjakan sesuatu kecuali yang pasti akan berguna kelak di masa depan, ketika kamu
telah besar.

d. Seorang guru merasa senang untuk dapat mengajari murid-muridnya dengan baik, oleh
karena itu, maka bersyukurlah atas keikhlasannya dalam mengajar tersebut, jangan
melupakan kebaikan seorang guru untuk selamanya. Sedangkan murid yang tidak baik
adalah membenci gurunya ketika diajari sesuatu yang baik dan berguna baginya, dan
terkadang malah mengadukan hal yang tidak sebenarnya pada orang tua mereka, supaya
guru tersebut dapat ditegur oleh kedua orang tuanya.
7. Etika anak bersama teman-temannya
a. Hai anak yang pintar, engkau belajar bersama temanmu pada sekolah yang sama, sama
seperti engkau tinggal dengan saudara-saudaramu pada satu rumah, dengan begitu, maka
sayangilah mereka sama seperti kamu menyayangi saudaramu, hormati orang yang lebih
tua, sayangi orang yang lebih muda, saling membantu ketika belajar, atas apa yang
disampaikan oleh pak guru di sekolah, menjaga aturan sekolah, bermain bersama teman
pada waktu istirahat di luar kelas, jauhilah apa yang dapat menyebabkan putusnya
hubungan persahabatan dan malah menyebabkan permusuhan, menjerit tak karuan dan
bermain yang tidak layak untuk dilakukan.
b. Dan seandainya ingin untuk dicintai oleh teman-teman, janganlah kikir ketika mereka
meminjam sesuatu padamu, karena kikir itu perbuatan yang sangat tidak baik, tidak
sombong karena kepintaran, kesungguhan dan kekayaan kita dibanding mareka, karena
sombong bukanlah termasuk akhlak anak yang baik, akan tetapi jika kamu lihat seorang
teman yang malas, nasehatilah agar menjadi orang yang rajin, agar meninggalkan
budayanya yang malas dan berada dalam kebodohan, bantulah ia untuk memahami
pelajaran-pelajarannya, atau kalau ia seorang yang fakir, maka sayangilah dirinya, dan
tolong semampumu.
c. Tidak menyakiti teman dengan menyempitkan tempatnya, menyembunyikan sebagian
peralatannya, membuang muka (karena menganggap hina) atau melihatnya dengan
pandangan yang kurang mengenakkan, berburuk sangka padanya, tidak menyakiti dengan
berteriak keras dari arah belakang, supaya mereka tercengang, atau dengan meniup
telinganya, atau membuat bising di telinganya, dan kalau engkau meminjam sesuatu
darinya, maka jangan merusak atau malah dihilangkan, atau dikotori, tapi kembalikan
secepatnya, dan ucapkan terima kasih atas kebaikannya.
d. Jika berbicara dengan mereka, maka bicaralah dengan lembut dan sesekali dibarengi
dengan sunggingan senyum, tidak mengeraskan suara atau bermuka masam, dan jauhilah
perasaan benci atau iri, dan perkatan yang tidak baik, dan jauhi pula perkataan bohong,
mencela, mengadu domba (provokatif), dan jangan mudah untuk bersumpah, walaupun
perkataanmu itu adalah memang suatu kebenaran atau fakta.

Anda mungkin juga menyukai