Anda di halaman 1dari 18

MAKALAH

ARTI PANCASILA DAN IMPLEMENTASI


PANCASILA DI MASYARAKAT,
BANGSA DAN NEGARA

Oleh :
NAMA
NIM
Kelas
Kelompok
Mata kuliah
DOSEN

:
:
:
:
:
:

KURNIAWAN DWI JANHARI


11.01.2888
d3-ti-02
b
pendidikan pancasila
IMRON, SE, SMI

KATA PENGANTAR

Puji syukur kami panjatkan kehadirat Allah SWT yang telah memberikan
rahmat serta karunia-Nya kepada kami sehingga kami berhasil menyelesaikan
Makalah ini yang alhamdulillah tepat pada waktunya yang berjudul ARTI
PANCASILA DAN IMPLEMENTASI PANCASILA DI MASYARAKAT,
BANGSA DAN NEGARA.
Makalah ini berisikan tentang ARTI PANCASILA DAN IMPLEMENTASI
PANCASILA DI MASYARAKAT, BANGSA DAN NEGARA atau yang lebih
khususnya membahas mutu / kualitas pendidikan di indonesia ini yang
memperhatinkan, Diharapkan Makalah ini dapat memberikan informasi kepada kita
semua,

pada

khususnya

mahasiswa/mahasiswi

STMIK

AMIKOM

YOGYAKARTA tentang kualitas pendidikan di Indonesia.


Kami menyadari bahwa ,makalah ini masih jauh dari sempurna, oleh karena
itu kritik dan saran dari semua pihak yang bersifat membangun selalu kami
harapkan demi kesempurnaan makalah ini. Dalam kesempatan ini penulis juga
ingin mengucapakan banyak terima kasih kepada pihak kampus yang sudah
memberikan kesempatan kepada penulis untuk menyusun makalah ini, juga kepada
Dosen pembimbing yang sudah banyak membantu dan menuntun penulis selama
pembuatan makalah ini. Tidak lupa juga kepada teman-teman yang selalu
menemani, membantu dan mensuport selama pembuatan makalah ini. Maka,
makalah ini dapat terselesaikan tidak lepas dari kerjasama dari semuanya.

ii

Akhir kata, kami sampaikan terima kasih kepada semua pihak yang telah
berperan serta dalam penyusunan makalah ini dari awal sampai akhir. Semoga
Allah SWT senantiasa meridhai segala usaha kita. Amin.

Terima kasih,

KURNIAWAN DWI JANHARI

iii

DAFTAR ISI

SAMPUL
KATA PENGANTAR
DAFTAR ISI
ABSTRAKSI
BAB I PENDAHULUAN
A. Latar Belakang
B. Batasan Masalah
C. Maksud dan Tujuan Penulisan
BAB II PENDEKATAN
A. Pengertian Pancasila
1) Pengertian Pancasila Secara Etimologis
2) Pengertian Pancasila Secara Sosiologis
BAB III PEMBAHASAN
A. IMPLEMENTASI PANCASILA DALAM
KEHIDUPAN BERBANGSA
1) Implementasi Pancasila dalam
Bidang Politik
2) Implementasi Pancasila dalam
Bidang Ekonomi
3) Implementasi Pancasila dalam
Bidang Sosial dan Budaya
4) Implementasi Pancasila dalam
Bidang Pertahanan dan Keamanan
BAB IV MAKNA SILA-SILA PANCASILA
BAB V PENUTUP
1) Kesimpulan
2) Saran-saran
DAFTAR PUSTAKA

iv

ABSTRAKSI

Pancasila merupakan pandangan hidup bangsa, dasar negara Republik


Indonesia, dan sebagai ideologi nasional. Seluruh warga negara kesatuan Republik
Indonesia

sudah

seharusnya

mengetahui,

mempelajari,

mendalami

dan

mengembangkannya serta mengamalkan Pancasila dalam kehidupan seharihari


dalam bermasyarakat, berbangsa dan bernegara sesuai dengan kemampuan
masing-masing individu. Yang paling penting kita sebagai warga negara Indonesia
seharusnya bangga terhadap bangsa sendiri. Dengan merealisasikan sebuah teori
atau pengertian dari pancasila tersebut. Sehingga adanya penerapan Pancasila
oleh diri kita di dalam masyarakat, bangsa dan negara, kita dapat mengetahui hal
hal yang sebelumnya kita tidak tahu menjadi tahu.

BAB I PENDAHULUAN

A. LATAR BELAKANG
Secara yuridis-konstitusional kedudukan Pancasila sudah jelas, bahwa
Pancasila adalah pandangan hidup bangsa, dasar negara Republik Indonesia,
dan sebagai ideologi nasional. Sebagai pandangan hidup bangsa, Pancasila
merupakan kristalisasi nilai-nilai yang kebenarannya diakui, dan menimbulkan
tekad untuk dilaksanakan dalam kehidupan sehari-hari. Sejarah telah
mengungkapkan bahwa Pancasila adalah jiwa seluruh rakyat Indonesia, yang
memberi kekuatan hidup kepada bangsa Indonesia serta membimbingnya dalam
mengejar kehidupan lahir batin yang makin baik, di dalam masyarakat
Indonesia yang adil dan makmur.
Menyadari bahwa untuk kelestarian kemampuan dan kesaktian Pancasila
itu, perlu diusahakan secara nyata dan terus menerus penghayatan dan
pengamalan nilai-nilai luhur yang terkandung di dalamnya oleh setiap warga
negara Indonesia, setiap penyelenggara negara serta setiap lembaga kenegaraan
dan lembaga kemasyarakatan, baik di pusat maupun di daerah.
B. BATASAN MASALAH
Untuk menghindari adanya kesimpangsiuran dalam penyusunan makalah
ini, maka penulis membatasi masalah-masalah yang akan di bahas diantaranya:
1. Apa arti Pancasila?
2. Bagaimana sejarah penyusunan Pancasila?
3. Bagaimana pengertian Pancasila sebagai Pandangan Hidup Bangsa
Indonesia?

vi

C. MAKSUD DAN TUJUAN PENULISAN


Dalam penyusunan Makalah ini, penulis mempunyai beberapa tujuan, yaitu:
1. Penulis ingin mengetahui arti Pancasila sebenarnya.
2. Penulis

ingin

mengetahui

sejarah

penyusunan

Pancasila

setelah

kemerdekaan Republik Indonesia.


3. Penulis ingin mengetahui perbedaan Pancasila sebagai Pandangan Hidup
Bangsa Indonesia, sebagai Dasar Negara Republik Indonesia, dan sebagai
Ideologi Nasional.

vii

BAB II PENDEKATAN

A. PENGERTIAN PANCASILA
Untuk memahami pancasila secara kronologis baik menyangkut
rumusannya maupun peristilahannya, maka pengertian pancasila meliputi :

1. Pengertian Pancasila secara Etimologis


Pancasila berasal dari bahasa Sansekerta dari India. Menurut Muhammad
Yamin, dalam bahasa Sansekerta kata Pancasila memiliki dua macam arti
secara leksikal, yaitu : Panca dan Sila. Panca artinya lima, sila artinya batu
sendi, alas, dasar, peraturan tingkah laku yang baik/senonoh.
Secara etimologis kata Pancasila berasal dari Pancasila yang memiliki arti
secara harfiah dasar yang memiliki lima unsur. Kata Pancasila mula-mula
terdapat dalam kepustakaan Budha di India.Dalam ajaran Budha terdapat ajaran
moral untuk mencapai nirwana dengan melalui Samadhi dan setiap golongan
mempunyai kewajiban moral yang berbeda.Ajaran moral tersebut adalah
Dasasyiila, Saptasyiila, Pancasyiila.

2. Pengertian Pancasila secara Historis


Pembahasan

historis

Pancasila

dibatasi

pada

tinjauan

terhadap

perkembangan rumusan Pancasila sejak tanggal 29 Mei 1945 sampai dengan


keluarnya Instruksi Presiden RI No.12 Tahun 1968.

viii

Pembatasan ini didasarkan pada dua pengandaian, yakni:


a. Telah tentang dasar negara Indonesia merdeka baru dimulai pada
tanggal 29 Mei 1945, saat dilaksanakan sidang Badan Penyelidik Usahausaha Persiapan Kemerdekaan Indonesia (BPUPKI);
b. Sesudah Instruksi Presiden No.12 Tahun 1968 tersebut, kerancuan
pendapat tentang rumusan Pancasila dapat dianggap tidak ada lagi.
1) Sidang BPUPKI 29 Mei 1945 dan 1 Juni 1945
Dalam sidang BPUPKI tanggal 29 Mei 1945, Mr. Muhammad Yamin
menyampaikan telaah pertama tentang dasar negara Indonesia merdeka sebagai
berikut: 1) Peri Kebangsaan; 2) Peri Kemanusiaan; 3) Peri Ketuhanan; 4) Peri
Kerakyatan; 5) Kesejahteraan Rakyat. Ketika itu ia tidak memberikan nama
terhadap lima (5) azas yang diusulkannya sebagai dasar negara.
Pada tanggal 1 Juni 1945, dalam sidang yang sama, Ir. Soekarno juga
mengusulkan lima (5) dasar negara sebagai berikut: 1) Kebangsaan Indonesia;
2) Internasionalisme; 3) Mufakat atau Demokrasi; 4) Kesejahteraan Sosial; 5)
Ketuhanan Yang Berkebudayaan. Dan dalam pidato yang disambut gegap
gempita itu, ia mengatakan: saja namakan ini dengan petundjuk seorang
teman kita ahli bahasa, namanja ialah Pantja Sila (Anjar Any, 1982:26).
2) Piagam Jakarta 22 Juni 1945
Rumusan lima dasar negara (Pancasila) tersebut kemudian dikembangkan
oleh Panitia 9 yang lazim disebut demikian karena beranggotakan sembilan
orang tokoh nasional, yakni para wakil dari golongan Islam dan Nasionalisme.
Mereka adalah: Ir. Soekarno, Drs. Mohammad Hatta, Mr. A.A. Maramis,
Abikusno Tjokrosoejoso, Abdulkahar Muzakir, H.A. Salim, Mr. Achmad
Subardjo, K.H. Wachid Hasjim, Mr. Muhammad Yamin.

ix

Rumusan sistematis dasar negara oleh Panitia 9 itu tercantum dalam suatu
naskah Mukadimah yang kemudian dikenal sebagai Piagam Jakarta, yaitu:
a) Ke-Tuhanan dengan kewajiban menjalankan syariat Islam bagi
pemeluk-pemelukknya;
b) Menurut dasar kemanusiaan yang adil dan beradab;
c) Persatuan Indonesia;
d) Kerakyatan

yang

dipimpin

oleh

hikmat

kebijaksanaan

dalam

permusyawaratan perwakilan;
e) Mewujudkan suatu keadilan sosial bagi seluruh rakyat Indonesia.
Dalam sidang BPUPKI tanggal 14 Juli 1945, Piagam Jakarta diterima
sebagai rancangan Mukadimah hukum dasar (konstitusi) Negara Republik
Indonesia. Rancangan tersebut khususnya sistematika dasar negara
(Pancasila) pada tanggal 18 Agustus disempurnakan dan disahkan oleh Panitia
Persiapan Kemerdekaan Indonesia (PPKI) menjadi:
a) Ketuhanan Yang Maha Esa;
b) Kemanusiaan yang adil dan beradab;
c) Persatuan Indonesia;
d) Kerakyatan

yang

dipimpin

oleh

hikmat

kebijaksanaan

dalam

permusyawaratan/ perwakilan;
e) Keadilan sosial bagi seluruh rakyat Indonesia;
sebagaimana tercantum dalam alinea keempat Pembukaan UUD 1945.
3) Konstitusi RIS (1949) dan UUD Sementara (1950)
Dalam kedua konstitusi yang pernah menggantikan UUD 1945 tersebut,
Pancasila dirumuskan secara lebih singkat menjadi: 1) Pengakuan Ketuhanan
Yang Maha Esa; 2) Perikemanusiaan; 3) Kebangsaan; 4) Kerakyatan; 5)
Keadilan sosial.
Sementara itu di kalangan masyarakat pun terjadi kecenderungan
menyingkat rumusan Pancasila dengan alasan praktis/ pragmatis atau untuk
lebih mengingatnya dengan variasi sebagai berikut: 1) Ketuhanan; 2)
Kemanusiaan; 3) Kebangsaan; 4) Kerakyatan atau Kedaulatan Rakyat; 5)
Keadilan sosial. Keanekaragaman rumusan dan atau sistematika Pancasila itu

bahkan tetap berlangsung sesudah Dekrit Presiden 5 Juli 1959 yang secara
implisit tentu mengandung pula pengertian bahwa rumusan Pancasila harus
sesuai dengan yang tercantum dalam Pembukaan UUD 1945.
4) Instruksi Presiden RI No.12 Tahun 1968
Rumusan yang beraneka ragam itu selain membuktikan bahwa jiwa
Pancasila tetap terkandung dalam setiap konstitusi yang pernah berlaku di
Indonesia, juga memungkinkan terjadinya

penafsiran individual yang

membahayakan kelestariannya sebagai dasar negara, ideologi, ajaran tentang


nilai-nilai budaya dan pandangan hidup bangsa Indonesia. Menyadari bahaya
tersebut, pada tanggal 13 April 1968, pemerintah mengeluarkan Instruksi
Presiden RI No.12 Tahun 1968 yang menyeragamkan tata urutan Pancasila
seperti yang tercantum dalam Pembukaan UUD 1945.

xi

BAB III PEMBAHASAN


B. IMPLEMENTASI PANCASILA DALAM KEHIUPAN BERBANGSA
Pancasila sebagai dasar negara dan landasan idil bangsa Indonesia, dewasa
ini dalam zaman reformasi telah menyelamatkan bangsa Indonesia dari
ancaman disintegrasi selama lebih dari lima puluh tahun. Namun sebaliknya
sakralisasi dan penggunaan berlebihan dari ideologi Negara dalam format
politik orde baru banyak menuai kritik dan protes terhadap pancasila.
Sejarah implementasi pancasila memang tidak menunjukkan garis lurus bukan
dalam

pengertian

keabsahan

substansialnya,

tetapi

dalam

konteks

implementasinya. Tantangan terhadap pancasila sebagai kristalisasi pandangan


politik berbangsa dan bernegara bukan hanya bersal dari faktor domestik, tetapi
juga dunia internasional.
Pada zaman reformasi saat ini pengimplementasian pancasila sangat
dibutuhkan oleh masyarakat, karena di dalam pancasila terkandung nilai-nilai
luhur bangsa Indonesia yang sesuai dengan kepribadian bangsa. Selain itu, kini
zaman globalisasi begitu cepat menjangkiti negara-negara di seluruh dunia
termasuk Indonesia. Gelombang demokratisasi, hak asasi manusia, neoliberalisme, serta neo-konservatisme dan globalisme bahkan telah memasuki
cara pandang dan cara berfikir masyarakat Indonesia. Hal demikian bisa
meminggirkan pancasila dan dapat menghadirkan sistem nilai dan idealisme
baru yang bertentangan dengan kepribadian bangsa.
Implementasi pancasila dalam kehidupam bermasyarakat pada hakikatmya
merupakan suatu realisasi praksis untuk mencapai tujuan bangsa. Adapun
pengimplementasian tersebut di rinci dalam berbagai macam bidang antara lain
POLEKSOSBUDHANKAM.
1. Implementasi Pancasila dalam bidang Politik
Pembangunan dan pengembangan bidang politik harus mendasarkan pada
dasar ontologis manusia. Hal ini di dasarkan pada kenyataan objektif bahwa
manusia adalah sebagai subjek Negara, oleh karena itu kehidupan politik harus
benar-benar merealisasikan tujuan demi harkat dan martabat manusia.

xii

Pengembangan politik Negara terutama dalam proses reformasi dewasa ini


harus mendasarkan pada moralitas sebagaimana tertuang dalam sila-sila
pancasila dam esensinya, sehingga praktek-praktek politik yang menghalalkan
segala cara harus segera diakhiri.
2. Implementasi Pancasila dalam bidang Ekonomi
Di dalam dunia ilmu ekonomi terdapat istilah yang kuat yang menang,
sehingga lazimnya pengembangan ekonomi mengarah pada persaingan bebas
dan jarang mementingkan moralitas kemanusiaan. Hal ini tidak sesuai dengan
Pancasila yang lebih tertuju kepada ekonomi kerakyatan, yaitu ekonomi yang
humanistic yang mendasarkan pada tujuan demi kesejahteraan rakyat secara
luas (Mubyarto,1999). Pengembangan ekonomi bukan hanya mengejar
pertumbuhan saja melainkan demi kemanusiaan, demi kesejahteraan seluruh
masyarakat. Maka sistem ekonomi Indonesia mendasarkan atas kekeluargaan
seluruh bangsa.
3. Implementasi Pancasila dalam bidang Sosial dan Budaya
Dalam pembangunan dan pengembangan aspek sosial budaya hendaknya
didasarkan atas sistem nilai yang sesuai dengan nilai-nilai budaya yang dimiliki
oleh masyarakat tersebut. Terutama dalam rangka bangsa Indonesia melakukan
reformasi di segala bidang dewasa ini. Sebagai anti-klimaks proses reformasi
dewasa ini sering kita saksikan adanya stagnasi nilai social budaya dalam
masyarakat sehingga tidak mengherankan jikalau di berbagai wilayah Indonesia
saat ini terjadi berbagai gejolak yang sangat memprihatinkan antara lain amuk
massa yang cenderung anarkis, bentrok antara kelompok masyarakat satu
dengan yang lainnya yang muaranya adalah masalah politik.
Oleh karena itu dalam pengembangan social budaya pada masa reformasi
dewasa ini kita harus mengangkat nilai-nilai yang dimiliki bangsa Indonesia
sebagai dasar nilai yaitu nilai-nilai pancasila itu sendiri. Dalam prinsip etika
pancasila pada hakikatnya bersifat humanistic, artinya nilai-nilai pancasila
mendasarkan pada nilai yang bersumber pada harkat dan martabat manusia
sebagai makhluk yang berbudaya.

xiii

4. Implementasi Pancasila dalam bidang Pertahanan dan Keamanan


Negara pada hakikatnya adalah merupakan suatu masyarakat hukum. Demi
tegaknya hak-hak warga negara maka diperlukan peraturan perundangundangan negara, baik dalam rangka mengatur ketertiban warga maupun dalam
rangka melindungi hak-hak warganya.

xiv

BAB IV MAKNA SILA-SILA PANCASILA

Arti dan Makna Sila Ketuhanan yang Maha Esa


Mengandung arti pengakuan adanya kuasa prima (sebab pertama) yaitu
Tuhan yang Maha Esa
Menjamin penduduk untuk memeluk agama masing-masing dan beribadah
menurut agamanya.
Tidak memaksa warga negara untuk beragama.
Menjamin berkembang dan tumbuh suburnya kehidupan beragama.
Bertoleransi dalam beragama, dalam hal ini toleransi ditekankan dalam
beribadah menurut agamanya masing-masing.
Negara memberi fasilitator bagi tumbuh kembangnya agama dan iman
warga negara dan mediator ketika terjadi konflik agama.

Arti dan Makna Sila Kemanusiaan yang Adil dan Beradab


Menempatkan manusia sesuai dengan hakikatnya sebagai makhluk Tuhan
Menjunjung tinggi kemerdekaan sebagai hak segala bangsa.
Mewujudkan keadilan dan peradaban yang tidak lemah.

Arti dan Makna Sila Persatuan Indonesia


1. Nasionalisme.
2. Cinta bangsa dan tanah air.
3. Menggalang persatuan dan kesatuan Indonesia.
4. Menghilangkan penonjolan kekuatan atau kekuasaan, keturunan dan
perbedaan warna kulit.
5. Menumbuhkan rasa senasib dan sepenanggungan.

Arti dan Makna Sila Kerakyatan yang Dipimpin oleh Hikmat Kebijaksanaan
dalam Permusyawaratan Perwakilan
Hakikat sila ini adalah demokrasi.
Permusyawaratan, artinya mengusahakan putusan bersama secara bulat,
baru sesudah itu diadakan tindakan bersama.

xv

Dalam melaksanakan keputusan diperlukan kejujuran bersama.

Arti dan Makna Sila Keadilan Sosial bagi Seluruh Rakyat Indonesia
Kemakmuran yang merata bagi seluruh rakyat dalam arti dinamis dan
meningkat.
Seluruh kekayaan alam dan sebagainya dipergunakan bagi kebahagiaan
bersama menurut potensi masing-masing.
Melindungi yang lemah agar kelompok warga masyarakat dapat bekerja
sesuai dengan bidangnya.

xvi

BAB V PENUTUP

1. Kesimpulan
Pancasila adalah pandangan hidup bangsa dan dasar negara Republik
Indonesia. Pancasila juga merupakan sumber kejiwaan masyarakat dan negara
Republik Indonesia. Maka manusia Indonesia menjadikan pengamalan
Pancasila sebagai perjuangan utama dalam kehidupan kemasyarakatan dan
kehidupan kenegaraan. Oleh karena itu pengalamannya harus dimulai dari
setiap warga negara Indonesia, setiap penyelenggara negara yang secara meluas
akan berkembang menjadi pengalaman Pancasila oleh setiap lembaga
kenegaraan dan lembaga kemasyarakatan, baik dipusat maupun di daerah.
Oleh karena pancasila sebagai dasar Negara dan mendasarkan diri pada
hakikat nilai kemanusiaan monopluralis maka pertahanan dan keamanan negara
harus dikembalikan pada tercapainya harkat dan martabat manusia sebagai
pendukung pokok negara. Dasar-dasar kemanusiaan yang beradab merupakan
basis moralitas pertahanan dan keamanan negara.
Oleh

karena

itu

pertahanan

dan

keamanan

negara

harus

mengimplementasikan nilai-nilai yang terkandung dalam sila-sila pancasila.


Dan akhirnya agar benar-benar negara meletakan pada fungsi yang sebenarnya
sebagai suatu negara hukum dan bukannya suatu negara yang berdasarkan atas
kekuasaan.

2. Saran-Saran
Uraian di atas kiranya kita dapat menyadari bahwa Pancasila merupakan
falsafah negara kita republik Indonesia, maka kita harus menjungjung tinggi
dan mengamalkan sila-sila dari Pancasila tersebut dengan setulus hati dan
penuh rasa tanggung jawab.

xvii

DAFTAR PUSTAKA

Budiyanto, 2006, Pendidikan Kewarganegaraan, Erlangga, Jakarta.


Muhammad Yamin Notonegoro, Ir. Seokarno Berdasarkan Termilogi.
NN. Tanpa Tahun,Pedoman Penghayatan Dan Pengamalan Pancasila, Sekretariat
Negara Republik Indonesia Tap MPR No. II/MPR/1987.
Pangeran Alhaj S.T.S Drs., Surya Partia Usman Drs., 1995, Materi Pokok
Pendekatan Pancasila, Jakarta; Universitas Terbuka Depdikbud.
http://ridwanaz.com/akademik/kewarganegaraan/mengetahui-arti-atau-pengertianpancasila/
PutraCenter.netAbout Economics, Law, City Planning, and Learn Language
Online,

http://putracenter.net/2010/04/05/implementasi-pancasila-dalam-

kehidupan-berbangsa/

xviii

Anda mungkin juga menyukai