Anda di halaman 1dari 13

Tugas ke: 2

GEOMORFOLOGI GUNUNGAPI

DISUSUN OLEH:

DEBBIE NOVALINA
270110120057
GEOLOGI B

FAKULTAS TEKNIK GEOLOGI


UNIVERSITAS PADJADJARAN
2014

BAB I
RESUME BACAAN
Bentang alam vulkanik dibedakan menjadi beberapa macam dengan dasar klasifikasi
kenampakan visual morfologinya. Srijono (1984, dikutip Widagdo, 1984) menggambarkan
klasifikasi bentang alam vulkanik berdasarkan bentuk morfologinya. Klasifikasi tersebut
dapat diuraikan menjadi :
1. Kubah Vulkanik (Volcano Dome)
Merupakan morfologi gunungapi yang mempunyai bentuk cembung ke atas.
Morfologi ini dibedakan atas dasar asal kejadiannya menjadi:
a. Kerucut Semburan
- Kerucut Semburan Utama
Merupakan morfologi kerucut semburan yang terbentuk oleh erupsi lava yang
bersifat andesitik.
- Kerucut Parasit (Parasitic Cone)
Merupakan morfologi yang terbentuk sebagai hasil erupsi gunungapi yang berada
pada lereng gunungapi yang lebih besar.
- Kerucut Sinder (Cinder Cone)
Merupakan morfologi yang terbentuk oleh erupsi kecil yang terjadi pada kaki
gunungapi yang berupa kerucut rendah dengan bagian puncak tampak cekung datar.

b. Kubah Lava (Lava Dome)


Merupakan morfologi yang berbentuk kubah membulat yang terbentuk oleh magma
yang sangat kental, biasanya magma riolitik. Kubah terdiri dari satu atau lebih aliran lava
individu.

c. Gunungapi Perisai (Shield Volcano)


Merupakan morfologi yang terbentuk oleh aliran magma cair encer, sehingga pada
waktu magma keluar dari lubang kepundan, meleleh ke semua arah dalam jumlah besar dari
suatu kawah pusat dan menutupi daerah yang luas yang relatif tipis sehingga bentuk gunung
yang terbentuk mempunyai alas yang sangat luas dibandingkan dengan tingginya.
Magma bersifat basa dengan kekentalan rendah dan kurang mengandung gas
sehingga erupsinya lemah, Magma keluarnya ke permukaan bumi secara efusif. Akibatnya
lerengnya landai (20 100) dengan tinggi tidak seberapa dibandingkan diameternya dan
permukaan lereng yang halus. Contohnya adalah gunungapi di Hawaii (Mauna Loa,
Kilauea).

d. Dataran Vulkanik
Secara relatif, dataran vulkanik dicirikan oleh puncak topografi yang datar, dengan
variasi beda tinggi yang tidak mencolok. Macam-macam dataran vulkanik diantaranya
adalah dataran basal, plato basal, dan dataran kaki vulkanik.

e. Gunungapi Semu
Gunungapi semu adalah morfologi mirip kerucut gunungapi, Bahan pembentuknya
berasal dari gunungapi yang berdekatan. Dapat pula terbentuk oleh erosi lanjut terhadap

suatu gunungapi yang sudah lama tidak menunjukkan aktivitas. Morfologi ini kemungkinan
dihasilkan oleh suatu sistem patahan mayor yang melintasi gunungapi aktif dan mampu
mengangkat massa yang besar. Morfologi gunungapi semu ini sering disebut Gunung
Gendol. Gunung Gendol adalah bukit kecil di daerah muntilan , Jawa Tengah pada dataran
kaki Gunung Merapi.
Gunungapi semu jenis lain adalah volcanic neck, yaitu morfologi yang terbentuk
bila suatu kubah vulkanik tererosi sehingga tinggal berbentuk lajuran. Biasanya, di sekitar
gunungapi tersebut sering dijumpai retas yang memanjang.

2. Depresi Vulkanik
Depresi vulkanik adalah morfologi bagian gunungapi yang secara umum berupa
cekungan. Berdasarkan material pengisinya depresi vulkanik dibedakan menjadi:
a. Danau Vulkanik
Danau vulkanik merupakan depresi vulkanik yang terisi oleh air sehingga
membentuk danau.
b. Kawah
Merupakan depresi vulkanik yang terbentuk oleh letusan dengan diameter
maksimum 1,5 km, dan tidak terisi oleh apapun selain material hasil letusan. Berdasarkan
asal mulanya, dapat dibedakan menjadi kawah letusan dan kawah runtuhan. Berdasarkan
letaknya terhadap pusat kegiatan, dapat dikelompokkan kawah kepundan dan kawah
samping (kawah parasit). Pengisian kawah oleh air hujan akan menyebabkan terbentuknya
danau kawah. Dan letusan pada gunungapi yang mempunyai danau kawah akan
menyebabkan terjadinya lahar letusan yang bersuhu tinggi.
c. Kaldera
Merupakan depresi vulkanik yang terbentuk belum tentu oleh letusan, tetapi
didahului oleh amblesan pada komplek gunungapi, dengan ukuran lebih dari 1,5 km. Pada
kaldera ini sering muncul gunungapi baru. Menurut H. William (1947), berdasarkan proses
yang membentuknya kaldera dibedakan menjadi :
1. Kaldera letusan, yaitu kaldera yang disebabkan oleh letusan gunungapi yang
sangat kuat yang menghancurkan bagian puncak kerucut dan menyemburkan massa
batuan dalam massa yang sangat besar.

2. Kaldera runtuhan, yaitu kaldera yang disebabkan oleh letusan yang berjalan cepat
yang memuntahkan batuapung dalam jumlah banyak sehingga menyebabkan kekosongan
pada dapur magma. Penurunan permukaan magma di dalam waduk pun akan menyebabkan
runtuhnya bagian atas dapur magma, dan memicu terjadinya runtuhan bagian puncak
gunungapi. Hampir kebanyakan kaldera terbentuk melalui proses ini, contoh kaldera
Krakatau,

di

Indonesia

dan

Crater

Lake

di

Oregon,

Amerika.

3. Kaldera erosi, yaitu kaldera yang disebabkan oleh erosi pada bagian puncak kerucut,
dimana erosi akan memperlebar daerah lekukan sehingga daerah kaldera tersebut semakin
luas.

Gejala

seperti

ini

banyak

ditemukan

di

gunungapi

Jepang.

Selain morfologi di atas, berikut merupakan macam-macam morfologi hasil erupsi


vulkanik antara lain:
1. Morfologi hasil erupsi sentral
a. Dari magma encer :
- Hornitos
- Exogeneous dome
b. Dari magma intermediet :
- Cinder Cone
- Pyroclastic ring fall
- Indogeneous dome
c. Dari magma kental :
- Maar
- Crater
- Kaldera
2. Morfologi hasil erupsi celah
a. Berasal dari magma encer :
- Lava flow
- Lava plateau
b. Dari magma intermediet :
- Tanggul lava
- Strato volcanic ridge

c. Dari magma kental :


- Endogeneous ridge

Pada peta topografi, bentang alam vulkanik memiliki kenampakan pola kontur yang
khas. Umumnya pola kontur yang dibentuk oleh bentang alam vulkanik adalah radial sesuai
dengan bentuk bentang alamnya. Di samping memiliki pola kontur yang khas, bentang alam
vulkanik juga dicirikan oleh pola penyalurannya yang khas, yaitu radial.

Selain beberapa ciri di atas, geomorfologi gunungapi juga mempunyai beberapa ciri
khas tertentu yang dapat dikenali, yaitu:
a. Jatuhan piroklastik. Pola kontur di daerah ini ditandai dengan jarak antar kontur yang
cenderung sama (spasi konturnya sama). Hal ini menandakan bahwa endapan piroklastik
yang terbentuk memiliki ketebalan yang sama.

b. Aliran lava. Bentukan kontur di daerah ini berupa punggungan memanjang. Punggungan
memanjang ini terbentuk akibat adanya aliran lava yang cenderung kental dan panas. Arah
dari punggungan ini mencerminkan arah aliran dari lavanya. Sehingga kita bisa mengikuti
aliran lava ini hingga ke sumber erupsinya.

c. Aliran lahar. Aliran lahar ditandai dengan bentukan kontur dan citra satelit yang
morfologi daerahnya berupa bentukan kipas. Endapan yang tebal di lembah dan tipis di
lereng terjal dikenal sebagai endapan surge.

Gunung api merupakan salah satu fenomena yang banyak terdapat di bumi. Gunung
api terbentuk akibat proses naiknya magma dari dalam bumi menuju permukaan bumi akibat
tenaga endogen. Aktivitas gunung api menghasilkan beberapa morfologi (bentuk) yang
berbeda-beda di setiap jenis gunung api. Beberapa morfologi hasil aktivitas gunung api
diantaranya:
1. Volcanic Landform (Morfologi gunung api)
Morfologi gunung api adalah bentangalam yang dihasilkan dari aktivitas vulkanisme.
Endapan morfologi gunung api diklasifikasikan berdasarkan tipe magma dan jenis material
yang dikeluarkan. Morfologi gunungapi strato adalah gunung api yang berbentuk kerucut
dan dibentuk dari perselingan endapan lava dan endapan piroklastik. Jenis magma yang
menyusun gunung api strato didominasi lava intermedier. Morfologi gunung api shield
(perisai) adalah bentangalam gunung api yang berbentuk seperti perisai yang dihasilkan dari
lava yang bersusun basalt. Karena sifatnya yang encer, magma basalt akan keluar ke segala
arah dari pusat erupsi dan akan membentuk morfologi seperti perisai.

2. Volcanic Footslope Landform (Morfologi kaki gunungapi)


Morfologi kaki gunung api adalah bentang alam gunungapi yang merupakan bagian kaki
dari sebuah gunungapi.

3. Crater Landform (Kawah gunungapi)


Morfologi kawah adalah bentangalam gunung api berupa lubang tempat keluarnya material
gunungapi ketika erupsi.

4. Caldera Landform (Morfologi kaldera gunungapi)


Morfologi kaldera adalah bentangalam yang terbentuk sebagai hasil erupsi gunung api tipe
eksplosif yang menyebabkan kepundan gunung api runtuh sehingga membentuk kawah
yang sangat luas. Contoh kaldera di Indonesia adalah kaldera Bromo.

5. Volcanic Neck Landform (Morfologi leher gunungapi)


Morfologi gunungapi adalah bentangalam seperti leher atau tiang yang merupakan sisa dari
proses denudasi (erosi) gunung api.

6. Parasit Cone Landform (Morfologi gunungapi parasit)


Morfologi gunungapi parasit adalah bentangalam yang berbentuk kerucut yang menumpang
di tubuh gunungapi induknya.

7. Lava Plug Landform (Morfologi sumbat lava)


Morfologi sumbat lava adalah bentangalam yang terbentuk pipa atau bantal yang terbentuk
dari lava yang membeku pada kepundan gunung api.

8. Morfologi Maar
Morfologi maar adalah bentangalam berelief rendah dan luas dari suatu kawah gunungapi
hasil erupsi freatomagmatik. Letusannya disebabkan oleh kontak antara air bawah tanah
dengan magma.

9. Volcanic Remnant Landform (Morfologi sisa gunungapi)


Morfologi sisa gunungapi adalah bentukkan yang berasal dari tubuh gunung api yang
mengalami proses denudasi (erosi).

BAB II
RANGKUMAN

Geomorfologi

gunungapi

berdasarkan

bentuk

morfologinya

dapat

diklasifikasikan menjadi kubah vulkanik (topografi positif) dan depresi vulkanik


(topografi negatif).

Morfologi kubah vulkanik berdasarkan dasar asal kejadiannya dapat dibedakan


menjadi kerucut semburan, kubah lava, gunungapi perisai, dataran vulkanik, dan
gunungapi semu.

Kerucut semburan dapat dibedakan menjadi kerucut semburan utama, kerucut


parasit, dan kerucut sinder.

Kerucut semburan utama merupakan morfologi kerucut semburan yang


terbentuk oleh erupsi lava yang bersifat andesitic.

Kerucut Parasit (Parasitic Cone) merupakan morfologi yang terbentuk sebagai


hasil erupsi gunungapi yang berada pada lereng gunungapi yang lebih besar.

Kerucut Sinder (Cinder Cone) merupakan morfologi yang terbentuk oleh erupsi
kecil yang terjadi pada kaki gunungapi yang berupa kerucut rendah dengan
bagian puncak tampak cekung datar.

Kubah Lava (Lava Dome) merupakan morfologi yang berbentuk kubah


membulat yang terbentuk oleh magma yang sangat kental, biasanya magma
riolitik.

Gunungapi Perisai (Shield Volcano) merupakan morfologi yang terbentuk oleh


aliran magma cair encer, sehingga pada waktu magma keluar dari lubang
kepundan, meleleh ke semua arah dalam jumlah besar dari suatu kawah pusat
dan menutupi daerah yang luas yang relatif tipis sehingga bentuk gunung yang
terbentuk mempunyai alas yang sangat luas dibandingkan dengan tingginya.

Dataran vulkanik dicirikan oleh puncak topografi yang datar, dengan variasi
beda tinggi yang tidak mencolok.

Macam-macam dataran vulkanik diantaranya adalah dataran basal, plato basal,


dan dataran kaki vulkanik.

Gunungapi semu adalah morfologi mirip kerucut gunungapi, Bahan


pembentuknya berasal dari gunungapi yang berdekatan. Dapat pula terbentuk
oleh erosi lanjut terhadap suatu gunungapi yang sudah lama tidak menunjukkan
aktivitas.

Depresi vulkanik adalah morfologi bagian gunungapi yang secara umum berupa
cekungan.

Berdasarkan material pengisinya depresi vulkanik dibedakan menjadidanau


vulkanik, kawah, dan kaldera.

Danau vulkanik merupakan depresi vulkanik yang terisi oleh air sehingga
membentuk danau.

Kawah merupakan depresi vulkanik yang terbentuk oleh letusan dengan


diameter maksimum 1,5 km, dan tidak terisi oleh apapun selain material hasil
letusan.

Kaldera merupakan depresi vulkanik yang terbentuk belum tentu oleh letusan,
tetapi didahului oleh amblesan pada komplek gunungapi, dengan ukuran lebih
dari 1,5 km.

Geomorfologi gunungapi juga dicirikan oleh pola pengaliran sungai yang khas,
yaitu radial.

Selain beberapa ciri di atas, geomorfologi gunungapi juga mempunyai beberapa


ciri khas tertentu yang dapat dikenali, yaitu jatuhan piroklastik, aliran lava, dan
aliran lahar.

Pola kontur di daerah jatuhan piroklastik ditandai dengan jarak antar kontur
yang cenderung sama (spasi konturnya sama). Hal ini menandakan bahwa
endapan piroklastik yang terbentuk memiliki ketebalan yang sama.

Bentukan kontur di daerah aliran lava berupa punggungan memanjang.


Punggungan memanjang ini terbentuk akibat adanya aliran lava yang cenderung
kental dan panas. Arah dari punggungan ini mencerminkan arah aliran dari
lavanya.

Bentukan kontur di daerah lahar berupa kipas. Endapan yang tebal di lembah
dan tipis di lereng terjal dikenal sebagai endapan surge.

REFERENSI
Marti, J., et al. 2005. Volcanoes and the Environment. New York: Cambridge University
Press.
Sumintadireja, P. 2012. Catatan Kuliah Vulkanologi. Bandung: Penerbit ITB.

Anda mungkin juga menyukai