Anda di halaman 1dari 5

AMALGAM

Amalgam dalam bidang kedokteran gigi disebut dental amalgam, yaitu


suatu paduan antara merkuri (Hg) dan suatu alloy. Menurut Charbeneau
dkk. (1981) amalgam pertama kali diperkenalkan oleh Taveau pada tahun
1826 di Paris. Pada waktu pertama kali diperkenalkan, amalgam disebut
silver amalgam, karena bagian terbesar komponennya adalah perak. Black
adalah orang yang pertama kali memperkenalkan amalgam dengan bentuk
partikel lathe cut. Dalam publikasinya pada tahun 1896, komposisi alloy
amalgam adalah :
1. Ag (perak) 68,50%
2. Sn (Timah putih) 25,50%
3. Au (emas) 5%
4. Zn (seng) 1%
Formula yang dituliskan Black hanya dipakai sebentar, selanjutnya
berdasarkan penelitian oleh Flagg, emas dan platina dianjurkan tidak
ditambahkan pada formula amalgam. Pada tahun 1960 mulai diperkenalkan
bubuk amalgam bentuk bulatan kecil (spherical), yang kemudian
berkembang
menjadi
partikel
yang
lebih
kecil.
Meskipun amalgam telah dipakai dalam restorasi lesi karies sejak abad ke15 atau bahkan lebih dini lagi, amalgam masih merupakan suatu bahan yang
paling banyak dipergunakan. Kualitas yang paling baik dari amalgam gigi ini
adalah tahan lama dan mudah manipulasinya. Cukup bisa beradaptasi
dengan cairan mulut, amalgam adalah restorasi yang relatif murah dan
dapat diselesaikan dalam satu kali kunjungan dapat dikatakan bahwa
amalgam merupakan suatu bahan tambalan yang paling banyak
dipergunakan dokter gigi.
Menurut definisi, amalgam adalah campuran dari dua atau beberapa logam,
salah satunya adalah merkuri. Seperti nanti bisa dilihat, alloy amalgam
terdiri atas tiga atau beberapa logam. Amalgam itu sendiri merupakan
kombinasi alloy dengan merkuri melalui suatu proses yang disebut
amalgamasi atau triturasi. Campuran yang merupakan bahan plastis
dimasukkan ke dalam kavitas dan bahan tersebut menjadi keras karena
kristalisasi.
Dalam hal ini dikatakan bahwa restorasi amalgam sering lebih baik
daripada kelihatannya. Kekurangan yang nyata sering tampak pada
restorasi yang sudah berfungsi cukup lama, terutama memburuknya bagian

tepi, yang disebut ditching pada interfase dengan gigi. Kita mungkin
membayangkan bahwa karies selalu terdapat pada bagian tepi yang
terbuka disebabkan oleh penetrasi dari cairan ludah, debris, dan
mikroorganisme. Sebenarnya hal ini tidak selalu terjadi, walaupun
restorasi kehilangan estetiknya dan terjadi degradasi terus-menerus.
Penjelasannya terletak pada sifat amalgam yang unik. Sewaktu restorasi
makin tua, produk-produk korosi terbentuk sepanjang batas antara
restorasi dan gigi. Produk ini akan bertindak sebagai pemblokir mekanik
dari penetrasi agen-agen beracun. Mekanisme swa-penyembuhan ini
menyebabkan bahan restorasi amalgam tahan lama.
Spesifikasi dari The American Dental Association untuk alloy amalgam gigi
telah banyak mengurangi jumlah produk komersial yang buruk. Walaupun
beberapa tipe tertentu (misalnya, system amalgam dengan kandungan
tembaga yang tinggi, yang akan dibahas kemudian) adalah unggul,
presentase kegagalan yang tinggi disebabkan karena desain preparasi yang
tidak tepat, kesalahan manipulasi dari amalgam dan amalgam yang
terkontaminasi waktu pengisian setiap langkah dalam prosedur, dari waktu
alloy diseleksi sampai restorasi dipoles, mempunyai efek terhadap sifat
amalgam, yang menentukan keberhasilan atau kegagalan restorasi.
Pengertian Biokompatibilitas
Biokompatibilitas dapat diartikan sebagai kehidupan harmonis antara
bahan dan lingkungan yang tidak mempunyai pengaruh toksik atau jejas
terhadap fungsi biologi. Biokompatibilitas berhubungan dengan uji biologis
yang merupakan interaksi antara sifat fisika atau mekanik melalui
degenerasi sel, kematian sel dan beberapa tipe nekrosis. Tujuan
biokompatibilitas adalah untuk mengeliminasi komponen bahan yang
berpotensi merusakan jaringan rongga mulut.
Sebuah bahan dikatakan biokompatible ketika bahan tersebut tidak
merusak lingkungan biologis di sekitarnya. Syarat biokompatibilitas bahan
kedokteran gigi adalah:
1. Tidak membahayakan pulpa dan jaringan lunak.
2. Tidak mengandung bahan toksik yang dapat berdifusi, terlepas dan
diabsorbsi dalam sistem sirkulasi.
3. Bebas dari agent yang dapat menyebabkan reaksi alergi.
4. Tidak berpotensi sebagai bahan karsinogenik.

Biokompatibilitas Amalgam
Amalgam merupakan bahan yang paling sering digunakan karena bahan ini
dapat bertahan lama sebagai bahan tumpatan, mudah memanipulasinya,
mudah beradaptasi dengan cairan mulut dan harganya relatif murah.
Namun, mengenai masalah efek samping yang ditimbulkan oleh bahan ini
masih dipertanyakan karena masih ada anggapan bahwa amalgam
berbahaya bagi kesehatan tubuh pasien, hal ini karena di dalam amalgam
terkandung merkuri. Merkuri dalam keadaan bebas sangat berbahaya bagi
kesehatan karena dapat meracuni tubuh oleh karena itu merkuri di dalam
amalgam dianggap berbahaya. Bahaya merkuri ini tidak hanya mengancam
kesehatan pasien tetapi juga dokter gigi itu sendiri, uap merkuri yang
terhirup pada saat mengaduk amalgam dapat menimbulkan efek toksik
kumulatif pada dokter gigi tersebut.
Merkuri yang terkandung dalam amalgam memamg dapat melakukan
penetrasi ke dalam struktur gigi. Merkuri yang telah msuk ke dalam dentin
dapat menyebabkan terjadinya diskolorisasi pada gigi, tidak hanya itu saja
merkuri juga dapat berpenetrasi sampai pada pulpa gigi sehingga malah
terjadi inflamasi pada gigi tersebut. Selain itu, tumpatan amalgam juga
melepaskan sebagian kecil merkuri pada saat penguyahan makanan
sehingga sebagian merkuri masuk dalam tubuh, hal ini juga semakin
menambah keraguan atas tingkat biokompatibilitas dari amalgam itu
sendiri.
Keraguan atas tingkat biokompatibilitas amalgam terhadap kesehatan
tubuh seharusnya tidak perlu terjadi karena sebetulnya mengenai
kemungkinan reaksi toksik pada pasien akidat penetrasi merkuri pada gigi
serta alergi yang ditimbulkannya belum begitu jelas. Kontak pasien dengan
uap merkuri selama pengisian tumpatan amalgam begitu singkat dan jumlah
uap merkuri begitu kecil untuk dapat membahayakan tubuh. Bahaya
pemakaian amalgam telah banyak dipelajari, perkiraan yang paling bisa
diandalkan adalah bahwa merkuri dari tumpatan amalgam tidak cukup
signifikan untuk dapat meracuni pasien.

Anda mungkin juga menyukai