ASPK Faikar Marzuq
ASPK Faikar Marzuq
F34120088
Ringkasan
Ketahanan pangan telah menjadi isu yang sangat penting bagi hamper setiap
Negara di dunia terkecuali di Indonesia. Sebagai salah satu dari tujuh Negara dengan
kekayaan biodivertsitas terbesar didunia (The Seven Magnificent Mega Biodiversity).
Aneka tanaman sumber karbohodrat yang dapat dijadikan panagan pokok seperti
seralia (padi, jagung, sorgum, hotong), umbi-umbian (ubikayu, ubijalar, kentang,
garut, ganyong dan umbi lainnya) dan tanaman pohon (sagu, sukun, pisang) dapat
tumbuh dengan baik di Indonesia. Komposisi pangan pokok masyarakat Indonesia
sebelum tahun 1960 sebenarnya cukup variatif dimana konsumsi beras 53,5%;
ubikayu 22,2%; jagung 18,9%; dan kentang 4,99%. Namun, seiring dengan
meningkatnya taraf hidup masyarakat Indonesia, konsumsi beras mengalami kenaikan
paling drastic dibandingkan pangan pokok lainnya. Tingkat konsumsi beras mencapai
110 kg/kap/tahun pada periode tahun 1990-1999. Sedangkan konsumsi jagung dan ubi
kayu masing-masing tinggal 3,1% dan 8,8%. Hingga tahun 2012, konsumsi beras
masyarakat Indonesia (sekitar 130 kg/kap/tahun) jauh melebihi rata-rata tingkat
konsumsi dunia (60 kg/kap/tahun) dan harus dicukupi dengan membuka kran impor.
Ketergantungan masyarakat Indonesia terhadap beras perlu dilakukan program
penganekaragaman yang telah berjalan, potensi sumber karbohidrat non-beras yang
dimiliki oleh Indonesia. Dalam membangun suatu agroindustry tepung berbasis
komoditas lokal untuk ketahanan pangan, sangat diperlukan suatu manajemen rantai
pasok (Supply Chain Management) yang baik. Strategi pengaturan operasi dimulai
dari petani penghasil tepung ubijalar, sorgum, kentang, ubikayu, jagung, dan garut.
Manajemen rantai pasikan merupakan serangkaian pendekatan yang diterapkan untuk
mengintegrasikan pemasok, pengusaha, gudang dan tempat penyimpan lainnya secara
efisien sehingga produk dihasilkan dan didistribusikan dengan kuantitas yang tepat,
lokasi tepat dan waktu tepat untuk memperkecil biaya dan memuaskan kebutuhan
pelanggan.
Penelitian ini bertujuan untuk menganalisa sistem rantai pasok bahan baku
pembuatan beras analog. Keputusan mengenai desain jaringan rantai pasokan
agroindustry beras analog meliputi penugasan peran fasilitas yang ada, penentuan
lokasi proses, penyimpanan atau fasilitas lain terkait transport, dan alokasi kapasitas
serta pasar pada masing-masing fasilitas. Secara mendalam, kajian mengenai
gambaran dalam perancangan model rantai pasokan agroindustry beras analog, dalam
hal ini pasokan bahan baku beras analog menjadi penting untuk dipenuhi. Tahapan
selanjutnya dalam proses perancangan rantai dalam proses perancangan rantai
pasukan beras analog adalah pendefinisian strategi kompetitif berdasarkan identifikasi
lanskap ketidakpastian (ketidakpastian demand dan supply). Pada tahap ini dikaji sifat
permintaan dari beras analog untuk kemudian dicocokan dengan strategi rantai
pasokannya.
Kecukupan pangan
pokok berupa beras
belum dapat
memenuhi
permintaan pasar
konsumsi beras
masyarakat
Indonesia (sekitar
130 kg/kap/tahun)
jauh melebihi ratarata tingkat
konsumsi dunia (60
kg/kap/tahun) dan
harus dicukupi
dengan membuka
kran impor
a. Program pembuatan
alternatif panganan pokok
berupa beras analog
b. Management rantai pasok
yang terintegrasi dengan baik
sehingga kecukupan
kuantitas makanan pokok
dapat terpenuhi
Indonesia menerapkan
penganekaragaman
makanan pokok non
beras yang dimulai
dengan starch
starch noodles
noodles
dengan
dan ditemukannya
tekni hot extrusion
dalam membuat beras
analog
: Data
: Informasi
: Keputusan alternative
: Keputusan
: Tindakan
2. HIRARKI KEPUTUSAN
Directive
Indonesia
menetapkan target
strategis dalam
rangka mewujudkan
ketahanan pangan
berkelanjutan yaitu
dengan mencapai
swasembada pangan
di tahun 2014 untuk
komoditas strategis
seperti padi, jagung,
kedelai, gula, dan
daging.
Faikar Marzuq 3
F34120088
Kemampuan merancang kebijakan perdagangan yang dapat meningkatkan
penyediaan tepung dari umbi-umbian serta dapat menunjang peningkatan daya saing
bagi beras analog tanpa menyebabkan distorsi yang berlebihan terhadap mekanisme
pasar di dalam negeri. Selain itu, Indonesia menetapkan target strategis dalam rangka
mewujudkan ketahanan pangan berkelanjutan yaitu dengan mencapai swasembada
pangan di tahun 2014 untuk beras analog.
Strategic
Pemerintah mengeluarkan kebijakan ketahanan pangan dengan meningkatkan
produktivitas melampaui target.
Tactic
Untuk mendukung rencana ketahanan pangan, Indonesia akan meningkatkan
produksi beberapa komoditas yang mengandung karbohidrat seberti padi, jagung,
serta daging dan gula. Diolah dalam bentuk beras analog dan terintegrasi dalam
supply chain management yang terintegrasi di dalam satu daerah.
Operasional
Pemerintah melakukan berbagai upaya untuk meningkatkan produksi dengan cara
penambahan lahan, sumber daya manusia, dan promosi untuk penganekaragaman
pangan
3. KLASIFIKASI SISTEM
Pada kasus skripsi ini, tulisan di atas termasuk ke dalam klasifikasi desain, karena
pemerintah memiliki input berupa upaya dan strategi ketahanan pangan dengan output pada
tahun 2014 Indonesia mencapai swasembada pangan dan memiliki makanan pokok alternative
yaitu beras analog yang terintegrasi dengan baik dalam supply chain management.
4. ANALISIS KEBUTUHAN
Kasus yang diangkat dari analisis kebutuhan berasal dari proyek
responsi mata kuliah ASPK mengenai rantai pasok industri susu rakyat
Komponen
Informasi
Pelaku
Pemerint
ah
Petani
Kopera
si
Industri
Pengolahan
Beras Analog
Konsume
n
Harga
Tepung
Ubikayu
Harga
Tepung
Jagung
Harga
Tepung
Kentang
Sumber
daya
Tingkat
produksi
susu
Tingkat
impor
Tingkat
ekspor
= penting
= sangat penting
Pertanian
+
Pendapatan
Masyarakat
Motivasi dan
Kesejahteraan
+
Harga Beras
+
Pajak
Perekonomian
Pembangunan
+
Pemerintah
ABPN
+
6. Diagram Input-Output
Faikar Marzuq 5
F34120088
BAB 1
Soal Latihan 1
1. Filosofi sistem mencakup tiga substansi utama, yaitu
Jawab: (b) pencapaian tujuan, holistic dan efisien
2. Tahapan dalam kajian yang menggunakan pendekatan sistem adalah
Jawab: (a) Identifikasi dan analisis kebutuhan, perumusan tujuan, formulasi
permasalahan, identifikasi sistem dan pemodelan untuk perumusan alternative
solusi.
3. Berdasarkan kejelasan komponen input, proses, output dan lingkup
bahasannya, terdapat empat sistem, yaitu:
Jawab: (c) sistem analisis, sistem sinesis, sistem desain dan sistem control
4. Pengambilan keputusan dapat dikelompokan dalam dua cara, yaitu
pengambilan keputusan secara rasional (normative) dan pengambilan
keputusan secara intuisi. Pembeda antar kedua tipe pengammbilan keputusan
tersebut utamanya adalah:
Jawab: (c) kedua tipe pengambilan keputusan memperhatikan aspek
ketidakpastian. Keputusan rasional didasarkan pada pertimbangan logis dan
terukur dalam merumuskan keputusannya, sedangkan keputusan intuitif lebih
didasarkan pada intuisi pengambil keputusan sehingga sulit untuk ditelusuri.
5. Yang membedakan sistem sintesis dan desain adalah
Jawab : (b) input dan target outputnya sudah jelas, sedangkan prosesnya harus
dirancang untuk mencapai target output dengan memperhatikan variasi dari
input
Soal Latihan 2
1. Sebutkan komponen yang menyusun definisi sistem
Jawab: elemen-elemen, interaksi dan tujuan atau sub tujuan
2. Sebutkan empat jenjang dalam pengambilan keputusan manajerial
Jawab: direktif, strategis, taktis dan operasional
3. Sebutkan ciri khas dari keputusan yang bersifat strategis
Jawab: jangka panjang, linkungannya dinamis dan mempengaruhi factorfaktor dengan kepastian yang sangat rendah dan sifatnya tidak bisa deprogram
karena prefensi pengambil keputusab perlu masuk secara utuh.
4. Sebutkan komponen utama dari suatu sistem
Jawab:
a. Input terdiri dari input lingkungan, input terkontrol, dan input tidak
terkontrol
b. Proses terdiri dari model rancangan keputusan
c. Output terdiri dari output yang dikehendaki dan output yang tidak
dikehendaki
d. Manajemen kontrol pengendalian
5. Menurut saudara, pada kondisi yang bagaimana, pendekatan sistem akan
sesuai diterapkan?
Jawab : Suatu pendekatan sistem dapat diterapkan apabila dalam suatu
organisasi memiliki sifat sifat dasar dari suatu sistem yang meliputi adanya
pencapaian tujuan yang jelas, adanya konsep sinergitas dalam organisasi,
keterbukaan terhadap lingkungan, sifat transformasi, serta mekanisme
pengendalian. Suatu organisasi dapat dilakukan analisa kebutuhan
erusahaannya, dapat dilakukan identifikasi sistem, formulasi masalah,
pembentukan alternatif sistem, determinasi dari realistik fisik, sosial politik,
serta penentuan kelayakan ekonomi dan keuangan perusahaan.