Anda di halaman 1dari 44

Penulis:

Nini Subini, DKK.

Penerbit:
Mentari Pustaka

Tebal:
208 halaman

Cetakan:

DAFTAR ISI
1
1.
2.
3
3.
4.
5
5.
6.
7
7.

Pendahuluan
Karakteristik peserta didik
Ragam kesulitan belajar peserta didik
Belajar dan proses belajar
Teori belajar dan penerapannya dalam pembelajaran
Tujuan pembelajaran
P t
Penutup

PSIKOLOGI
PEMBELAJARAN
NINI SUBINI,
SUBINI DKK.
DKK

BAB I
PENDAHULUAN
A.

Definisi Psikologi
Psikologi dapat diartikan sebagai suatu ilmu pengetahuan
yang menyelidiki dan membahas tentang tingkah laku manusia
baik selaku individu maupun kelompok, dalam hubungannya
dengan lingkungan.
M i
Mengingat
b i
begitu
l
luasnya
il
ilmu
psikologi,
ik l i maka
k
pembelajaran psikologi dibagi dalam beberapa kelompok,
antara lain: psikologi perkembangan,
perkembangan psikologi sosial,
sosial psikologi
industri, psikologi klinis.

B.

Definisi Pembelajaran
Pembelajaran adalah suatu proses yang dilakukan oleh individu
untuk memperoleh suatu perubahan perilaku yang baru secara
keseluruhan sebagai hasil dari pengalaman individu itu sendiri
keseluruhan,
dalam interaksi dengan lingkungannya. Ciri-ciri pembelajaran
antara lain:
1.

Pembelajaran terjadi apabila ada perubahan tingkah laku yang kekal.

2.

Pembelajaran terjadi secara sadar.

3
3.

P
Proses
pembelajaran
b l j
b l k sepanjang
berlaku
j
hid
hidup.

4.

Pembelajaran merupakan
perkembangan kognitif.

suatu

proses

yang

Jenis-jenis pembelajaran terdiri dari 3 macam, yaitu:


1.

Pembelajaran formal.

2.

Pembelajaran informal.

3.

Pembelajaran nonformal.

sejalan

dengan

C.

Definisi Psikologi Pembelajaran


Psikologi pembelajaran adalah suatu pengetahuan tentang
bagaimana seseorang belajar mengikuti keadaan jiwa menurut
perkembangannya. Dengan kata lain psikologi pembelajaran
merupakan suatu disiplin ilmu yang membahas tentang
pemahaman gejala kejiwaan dalam tingkah laku manusia
untuk
t k kepentingan
k
ti
mendidik
didik atau
t membina
bi perkembangan
k b
kepribadian manusia.

D.

Ruang Lingkup Psikologi Pembelajaran


Secara umum ruangg lingkup
g p ppsikologi
g ppembelajaran
j
antara
lain:
1. Dinamika interaksi antara guru dengan murid.
2. Perbedaan karakteristik peserta didik.

3.
4.
5.
6.
7.

E.

Ragam kesulitan belajar peserta didik.


Berbagai teori tentang belajar dan aplikasinya.
Pentingnya motivasi dalam pengelolaan kelas.
Tujuan yang akan dicapai dalam pembelajaran.
Pengukuran dan penilaian hasil belajar.

Tujuan dan Peranan Psikologi Pembelajaran


1.

Tujuan
T
j
psikologi
ik l i pembelajaran
b l j
y Agar guru dapat mendidik para siswanya melalui proses
belajar yang berdaya guna dan berhasil guna.
guna
y Mengembangkan ranah afeksi pendidik agar terukur.
y Menemukan berbagai fakta, generalisasi dan tori psikologi
yang berkaitan dengan pembelajaran untuk digunakan dalam
upaya melaksanakan proses pendidikan yang efektif.

2.

Peranan psikologi pembelajaran


D
Dengan
memahami
h
psikologi
k l
pendidikan,
d d k seorang guru melalui
l l
pertimbangan-pertimbangan psikologisnya diharapkan dapat:
y Memahami
peserta didik sebagai pelajar, meliputi
perkembangannya, tabiat, kemampuan, kecerdasan, motivasi,
minat, fisik, pengalaman, dan kepribadian.
y Merumuskan
M
k tujuan
t j
pembelajaran
b l j
secara tepat.
t t
y Memberikan bimbingan dan konseling.
y Memilih strategi atau metode pembelajaran yang sesuai.
y Menciptakan situasi pembelajaran dan pengajaran yang
kondusif, edukatif, dan efektif.
y Menilai hasil pembelajaran yang adil.
y Memahami dan mengembangkan kepribadian dan profesi
guru.
guru

BAB 2
KARAKTERISTIK PESERTA DIDIK
A.

Perbedaan Peserta Didik


Setiap individu memiliki ciri dan sifat atau karakteristik bawaan
(heredity) dan karakteristik yang diperoleh dari pengaruh
lingkungan. Banyak faktor yang memengaruhi karakteristik dan
k
kemampuan
seseorang. Di antaranya
t
adalah:
d l h
y Faktor status sosial keluarga
y Faktor budaya
y
y Faktor praktik mendidik anak
y Faktor urutan kelahiran
y Latar
L
b l k
belakang
k l
keluarga
Seorang pendidik harus mengerti karakteristik kepribadian anak
didiknya. Pendidik harus bisa mengenali manak didiknya satu per
satu.

B.

Macam-Macam Karakteristik Peserta Didik


Menurut para ilmuwan terdapat banyak tipe kepribadian para
peserta didik, yaitu sebagai berikut:
1. Berdasarkan latar belakang keluarga
2. Berdasarkan jenis kelamin
3. Berdasarkan tingkat kecerdasan
4. Berdasarkan gaya belajar
5. Berdasarkan pendapat para ahli

C.

Implikasi perbedaan dalam pembelajaran


SSebagai
b i implikasi
i lik i dari
d i perbedaan
b d
i di id l dalam
individual
d l pendidikan,
didik dalam
d l hal
h l ini
i i
pada proses belajar mengajar adalah sebagai berikut:
1. Program pendidikan
D i terwujudnya
Demi
j d
pencapaian
i tujuan
j
proses belajar
b l j mengajar
j secara
menyeluruh pada peserta didik, maka pihak sekolah hendaknya
mengusahakan agar program pendidikan yang diberlakukan
disesuaikan dengan perbedaan individual peserta didik.
2.
Sarana dan fasilitas
Berlangsungnya proses belajar mengajar dapat tercapai sepenuhnya
apabila sarana dan fasilitas sekolah tersedia.
tersedia Kelengkapan sarana
sangat menunjang tercapainya tujuan proses belajar mengajar.
3.
Pendidik (guru)
Guru harus memerhatikan perbedaan yang ada pada individual
peserta didik dalam melaksanakan pendidikan. Guru harus tahu betul
bagaimana karakter masing-masing anak.

D.

Program-program Pembelajaran Individu


1. Sistem modul
Beberapa kelebihan menggunakan modul antara lain:
y Memudahkan anak didik dalam mempelajari materi.
y Memudahkan guru dalam mengajar.
y Siswa
S
tidak
d k perlu
l menulis
l terlalu
l l banyak.
b
k
y Menggunakan modul dapat menumbuhkan kebiasaan belajar,
tanggung jawab bekerja,
bekerja dan perilaku pribadi.
pribadi
Beberapa kelemahan menggunakan modul:
y Tingkat pemahaman anak kurang dibanding dengan saat anak
belajar dari gurunya langsung.
y Persiapan materi memerlukan biaya yang lebih mahal
dibanding dengan metode ceramah.
y Terkadang guru malas menerangkan.

2.

Computer Assisted Instruction


B b
Beberapa
k
keuntungan
pembelajaran
b l
menggunakan
k
b
bantuan
komputer:
y Sistem pembelajaran yang lebih inovatif, kreatif, dan interaktif.
y Dapat dinikmati oleh semua anak didik.
y Mampu memvisualisasikan materi yang abstrak.
y Mampu menampilkan objek yang tidak mampu dan dibawa ke
dalam kelas.
Kelemahan pembelajaran menggunakan bantuan komputer:
y Tidak semua sekolah memiliki sarana dan prasarana yang
mendukung.
y Tidak semua guru mau belajar.
y Kemampuan sumberdaya manusia yang masih terbatas.
y Biaya yang relatif mahal.

3.

Pembelajaran Terprogram
Keuntungan pembelajaran terprogram:
y Belajar menjadi lebih berkualitas karena kemajuan secara
individu dikontrol dengan baik.
y Program dapat berjalan sendiri.
y Program dapat digunakan untuk mengajarkan berbagai
keterampilan.
p
y Informasi yang disajikan diatur dan diurutkan secara individual.
Kelemahan pembelajaran terprogram:
y Program
P
tid k dapat
tidak
d t memecahkan
hk masalah
l h pendidikan
didik karena
k
ruangan kelas yang terlalu padat.
y Beberapa orang siswa akan menjadi bosan setelah bekerja
d
dengan
materii terprogram selama
l
j k waktu
jangka
k yang relatif
l if
lama.
y Pembelajaran efektif tidak dapat diberikan kecuali jika materi
dipersiapkan dan diuji dengan baik.

4.

Sistem Tugas
K l b h pembelajaran
Kelebihan
b l
d
dengan
sistem tugas:
y Melatih anak didik belajar mandiri.
y Merangsang anak agar dapat berusaha lebih baik.
baik
y Mengembangkan daya pikir anak.
y Guru dapat
p memberikan materi yyangg lebih luas.
y Dapat memupuk rasa inisiatif dan tanggung jawab pada diri
sendiri.
K l
Kelemahan
h pembelajaran
b l
d
dengan
sistem tugas:
y Tidak semua anak didik rajin mengerjakan tugasnya sendiri.
y Tugas dianggap sebagai beban,
beban bukan kebutuhan.
kebutuhan
y Siswa akan merasa jemu jika tugas terlalu sering diberikan.
y Anak y
yangg malas akan semakin malas.

5.

Sistem Keller (ARCS)


Model pembelajaran ARCS merupakan suatu bentuk
pendekatan pemecahan masalah untuk merancang aspek
motivasi
i i serta lingkungan
li k
b l j dalam
belajar
d l
mendorong
d
d
dan
mempertahankan motivasi siswa untuk belajar.
Sistem Keller memberikan kesempatan kepada anak didik
untuk maju menurut kecepatan mereka masing-masing,
namun dalam hal ini tetap harus menguasai satu satuan
pelajaran sebelum diizinkan melanjutkan untuk mempelajari
pelajaran selanjutnya.

BAB III
RAGAM KESULITAN BELAJAR
J
PESERTA DIDIK
A.

Pengertian Kesulitan Belajar Peserta Didik


Kesulitan belajar merupakan beragam gangguan dalam menyimak,
b b
berbicara,
membaca,
b
menulis,
l dan
d berhitung
b h
k
karena
f k
faktor
internall
individu itu sendiri, yaitu disfungsi minimal otak. Kesulitan belajar
bukan disebabkan oleh faktor eksternal berupa lingkungan, sosial,
budaya fasilitas belajar,
budaya,
belajar dll.
dll

B.

Faktor-faktor yang Memengaruhi Kesulitan Belajar


Faktor utama yang memengaruhi kesulitan belajar pada anak
adalah berasal dari dalam diri anak sendiri (internal). Anak mengalami
gangguan secara internal seperti gangguan pemusatan perhatian dan
hi
hiperaktivitas
kti it (GPPH).
(GPPH) Gangguan
G
pemusatan
t perhatian
h ti ini
i i disebabkan
di b bk
oleh beberapa hal antara lain:

Adanya kelainan anatomis.


F k
Faktor
genetikk seperti saudara
d
k d
kandung.
Adanya kelainan fungsi inhibisi perilaku dan kontrol diri.
Penyakit keturunan seperti Turner syndrome,
syndrome sickle-cell
sickle cell anemia,
anemia
fragileX, dan Marfan syndrome.
Gangguan integrasi sensorik dan persepsi.
Gaya hidup yang tidak sehat.
Pola kehidupan yang kurang disiplin.
F k
Faktor-faktor
f k
yang menyebabkan
b bk seseorang kesulitan
k l
b l
belajar
antara
lain:
1
1.
Faktor internal
Faktor internal berasal dari dalam diri anak sendiri. Faktor internal
sangat tergantung pada perkembangan fungsi otaknya. Faktor
internal dibagi menjadi faktor jasmaniah dan faktor psikologis.

2.

C.

Faktor eksternal
p g
oleh kondisi lingkungan
g g di
Faktor eksternal adalah yyangg dipengaruhi
sekitar anak. Yang meliputi 3 hal antara lain faktor keluarga, faktor
sekolah, dan faktor masyarakat.

Mengenal Ragam Kesulitan Belajar dan Solusinya


Secara umum kesulitan belajar dibagi dalam tiga kelompo: kesulitan
belajar
j
dalam membaca ((dyleksia
y
learning),
g) dalam menulis
(dysgraphia learning) dan kesulitan dalam menghitung (diyscalculia
learning).
1. Kesulitan membaca ((Dysleksia
y
Learning)
g)
Gejala dari kesulitan Dysleksia Learning adalah kemampuan
membaca anak berada di bawah kemampuan yang seharusnya
dengan mempertimbangkan tingkat inteligensi, usia, dan
pendidikannya. Disleksia merupakan salah satu gangguan
perkembangan fungsi otak yang terjadi sepanjang rentang hidup.

Beberapa faktor penyebab disleksia antara lain:


y Keturunan atau faktor genetik yang didahului disfasia.
y Pengaruh hormonal prenatal seperti testosteron.
y Gangguan migrasi neuron.
y Kerusakan akibat hipoksi-iskemik saat perinatal di daerah
parieto temporo oksipital
parieto-temporo-oksipital.
Adapun ciri-ciri anak yang mengalami disleksia adalah:
y Inakurasi dalam membaca.
membaca
y Tidak dapat mengucapkan irama kata-kata secara benar dan
p p
proposional.
y Sering terbalik dalam mengenali huruf dan kata.
y Sering mengulangi dan menebak kata-kata atau frasa.
y Kesulitan dalam memahami apa yang dibaca.
y Sulit mengeja secara benar.

Disleksia (kesulitan membaca) diklasifikasikan sebagai berikut:


a) Disleksia Diseidetis atau Visual
Disleksia jenis ini disebabkan olah adanya gangguan fungsi otak
di bagian
b i belakang
b l k
yang dapat
d t menimbulkan
i b lk gangguan persepsii
visual dan memori visual.
b) Disleksia Verbal atau Linguistik
Ditandai dengan kesukaran dalam diskriminasi atau persepsi
auditoris sehingga anak sulit dalam mengeja dan menemukan
kata atau kalimat.
c) Disleksia Auditories
Tejadi akibat gangguan dalam koneksi visual-auditif, sehingga
membaca terganggu atau lambat.

2.

Kesulitan menulis (Dysgraphia Learning)


C utama yang paling
Ciri
l menonjoll dari
d seseorang yang berkesulitan
b k l
dysgraphia learning adalah ketidakmampuan anak untuk membuat
suatu komposisi tulisan dalam bentuk teks. Keadaan ini tidak
sesuai dengan tingkat perkembangan anak seusianya. Tanda-tanda
seseorang mengalami kesulitan dysgraphia learning adalah:
y Bingung menentukan tangan mana yang dipakai untuk menulis.
menulis
y Sulit memegang alat tulis dengan mantap.
y Menulis huruf dan angka
g dengan
g hasil yyangg kurangg baik.
y Terdapat jarak pada huruf-huruf dalam rangkaian kata.
y Tulisannya tidak stabil, kadang naik, kadang turun.
y Saat menulis, penggunaan huruf besar dan kecil masih
tercampur.

Langkah-langkah yang dapat dilakukan oleh guru dan orang tua


d l
dalam
membantu
b t anakk yang mempunyaii kesulitan
k lit belajar
b l j dalam
d l
menulis meliputi:
y Mengidentifikasi masalah disgrafia.
disgrafia
y Menentukan Zone of Proximal Development (ZPD) pada masingmasing masalah tersebut.
tersebut
y Merancang program pelatihan dengan teknik scaffolding.
Yang dilakukan orang tua dan guru untuk bisa membantu anak
dengan gangguan disleksia adalah:
y Memahami keadaan anak.
y Menulis memakai media lain.
y Membangun rasa percaya diri pada anak.
anak
y Melatih anak untuk terus menulis dan menulis.

3.

Kesulitan menghitung (Dyscalculia Learning)


Dyscalculia learning adalah kesulitan dalam menggunakan
bahasa
simbol
untuk
berpikir,
mencatat,
dan
mengkomunikasikan ide
ide-ide
ide yang berkaitan dengan jumlah
atau kuantitas. Kemmpuan berhitung itu sendiri bertingkat
mulai dari kemampuan tingkat dasar hingga tingkat lanjut.
Tanda-tanda yang ditunjukkan anak yang mengalami
kesulitan dalam menghitung:
y Kesulitan dalam mempelajari nama-nama
nama nama angka.
angka
y Kesulitan dalam mengikuti alur suatu hitungan.
y Selalu membuat kesalahan hitungan yang sama.
sama
y Kesulitan dalam cara mengoperasikan matematik.
y Inakurasi dalam komputasi.

BAB IV
BELAJAR DAN PROSES BELAJAR
A.

Pengertian Belajar
j merupakan
p
suatu p
perubahan tingkah
g
laku p
pada diri seseorangg
Belajar
melalui suatu proses tertentu. Namun tidak semua perubahan tingkah
laku itu disebabkan oleh hasil belajar, tetapi juga dikarenakan oleh proses
alamiah atau keadaan sementara pada diri seseorang.

B.

Faktor-faktor yang Memengaruhi Proses Belajar


1. Faktor Internal
Faktor internal adalah faktor yang ada dalam diri individu yang sedang
melakukan belajar. Faktor internal meliputi faktor fisiologis dan
psikologis. Faktor fisiologis meliputi kesehatan dan cacat tubuh. Faktor
psikologis
ik l i meliputi
li i intelegensi,
i l
i bakat
b k
minat,
i
k
kematangan,
motif,
if
kelelahan, dan perhatian.

2.

C
C.

Faktor Eksternal
Faktor eksternal adalah yang dipengaruhi oleh kondisi lingkungan
di sekitar anak.Yang meliputi 3 hal antara lain:
y Faktor
F kt keluarga
k l
y Faktor sekolah
y Faktor masyarakat
Macam-macam Metode Pembelajaran
Beberapa macam metode pembelajaran antara lain:
1 Ceramah
1.
2. Eksperimen
3. Demonstrasi
4. Sitasi (tugas)
5. Tanya
y jjawab

6.
7
7.
8.
9.
10
10.
11.
C.

Outbond
Role playing
Latihan
Sosiodrama
Di k i
Diskusi
Pemecahan masalah (Problem solving)

Peran Guru dalam Proses Belajar


1.
Pengajar
2.
Pendidik
3.
Pembimbing
4.
Korektor
5.
Fasilitator
6.
Mediator
7.
Supervisor
8
8.
Evaluator

BAB IV
TEORI BELAJAR DAN PENERAPANNYA
DALAM PEMBELAJARAN
A.

Teori Belajar Behavioristik (Tingkah Laku)


Teori belajar behaviorisme berpendapat bahwa perilaku
terbentuk
b
k melalui
l l i hubungan
h b
antara rangsangan (stimulus)
( i l ) dengan
d
respons. Perubahan perilaku lebih banyak karena adanya pengaruh
lingkungan.
g g
Teori belajar behavioristik lebih mengutamakan sesuatu hal
yang dapat diamati dan diukur. Karena dari pengukuranlah dapat
dilihat apakah terjadi perubahan tingkah laku atau tidak dalam
belajar. Yang dapat dinikmati dan diukur adalah stimulus yang
dilakukan guru dan respons yang diberikan oleh anak didik.

Faktor lain yang dianggap penting dalam teori


behavioristik adalah faktor penguatan (reinforcement). Bila
penguatan ditambahkan (positive reinforcement) maka respons
akan
semakin
kuat
kuat.
Begitu
pula
bila
respons
dikurangi/dihilangkan (negative reinforcement) maka respons
jjuga
g semakin kuat.
Beberapa tokoh teori behavioristik antara lain: E. L.
Thorndike, Ivan Pavlov, Skinner, Robert Gagne serta Albert
Bandura.

B.

Teori Humanistik
Dalam teori humanistik, yang menjadi tujuan belajar
adalah memanusiakan manusia. Peserta didik dalam proses
b l j
belajarnya
h
harus
b
berusaha
h mencapaii aktualisasi
k li i diri
di i dengan
d
sebaik-baiknya. Proses belajar baru dianggap berhasil jika
anak didik mampu memahami dirinya sendiri dan
lingkungannya.
Berbeda dengan teori behavioristik, teori humanistik
berusaha memahami perilaku belajar dari sudut pandang
pelaku belajarnya bukan dari sudut pandang pengamatnya.
Ada beberapa tokoh penting dalam aliran humanistik. Antara
lain:Arthur Combs, Carl Rogers dan Maslow.

C.

Teori Kognitif
Teori belajar kognitif memandang belajar sebagai proses
pemfungsian unsur-unsur kognisi, yaitu tindakan mengenal
atau memikirkan
iki k
situasi
i
i di mana tingkah
i k h laku
l k itu
i terjadi.
j di
Aktivitas belajar pada diri manusia ditekankan pada proses
internal berpikir,
berpikir yakni proses pengolahan informasi.
informasi

1.

Proses Informasi
Stimulus

Penampungan memori
jangka pendek

lupa

Penampungan memori
kerja (jangka pendek)

lupa

Diulang

Disandikan
Memorii jangka
M
j k
panjang

Respon

2.

Kemampuan Daya Ingat


Ada banyak cara meningkatkan kemampuan otak,
otak cara untuk
mensinkronkan sel-sel saraf dalam otak. Seperti menggunakan
terapi fisik, dan psikologis. Di antaranya adalah sebagai berikut:
y Menjadikan
M j dik olahraga
l h
sebagai
b i kebutuhan
k b t h dan
d rutinitas.
ti it
y Membiasakan diri dengan istirahat yang cukup (tidur).
y Mengendalikan
g
stres yyangg menyelimuti
y
pikiran.
p
y Melakukan permainan yang berhubungan dengan daya ingat
seperti mengisi TTS.
y Jangan pernah berhenti untuk terus belajar dan mengasah
kemampuan otak.
y Berusaha meningkatkan konsentrasi dan memfokuskan pikiran.
y Menumbuhkan
M
b hk rasa optimis
i i pada
d diri
di i sendiri.
di i

3.

Teori Gestalt Problem Solving


Peletak dasar teori Gestalt adalah Max Wertheimer. Pada
prinsipnya teori Gestalt adalah ide tentang pengelompokan yaitu,
karakteristik stimulus yang menyebabkan kita menafsirkan bidang
visual atau masalah dengan cara tertentu. Bagaimana kita dapat
melihat secara struktur secara keseluruhan dari suatu masalah
(problem solving). Teori belajar Gestalt berlaku untuk semua aspek
pembelajaran manusia. Seperti yang diuraikan Akhmad Sudrajat
sebagai berikut:
a. Pengalaman tilikan (insight).
b. Pembelajaran
j
yyangg bermakna ((meaningful
gf learning).
g)
c. Perilaku bertujuan (pusposive behavior).
d. Prinsip
p ruangg hidupp ((life
f space).
p )
e. Transfer dalam belajar.

4.

Teori Belajar Konstruktivistik (Penyempurnaan Gestalt)


Teori belajar kontruktivisme memandang bahwa yang namanya
belajar berarti mengkonstruksikan makna atas informasi dari
masukan yang masuk ke dalam otak. Anak didik harus menemukan
dan mentransformasikan informasi kompleks ke dalam dirinya
sendiri melalui interaksi dengan lingkungannya. Teori
konstruktivisme menetapkan 4 asumsi tentang belajar, yaitu:
1 Pengetahuan secara fisik dikonstruksikan oleh peserta didik
1.
yang terlibat dalam belajar aktif.
2. Pengetahuan secara simbolik dikonstruksikan oleh peserta
didik yang membuat representasi atas kegiatannya sendiri.
sendiri
3. Pengetahuan secara sosial dikonstruksikan oleh peserta didik
yang menyampaikan maknanya kepada orang lain.
4. Pengetahuan secara teoritik dikonstruksikan oleh peserta
didik yang mencoba menjelaskan objek yang tidak benar-benar
dipahaminya.

BAB VI
TUJUAN PEMBELAJARAN
A.

Pengertian
g
Tujuan
j
Pembelajaran
j
Tujuan pembelajaran adalah tujuan dari suatu proses interaksi
g
belajar
j
antara ppendidik dan ppeserta didik dalam kegiatan
mengajar untuk mencapai tujuan pendidikan. Ketika hendak
menentukan tujuan pembelajaran, maka yang perlu
di h ik adalah
diperhatikan
d l h kebutuhan
k b h anakk didik,
didik mata ajaran,
j
d
dan
pendidik. Berdasarkan kebutuhan peserta didik dapat
ditetapkan apa yang hendak dicapai dan dikembangkan serta
diapresiasikan. Berdasarkan mata pelajaran yang ada dalam
ppetunjuk
j kurikulum dapat
p ditentukan hasil-hasil ppendidikan
yang ditargetkan.

B.

Merumuskan Tujuan Pembelajaran


Tujuan pembelajaran sebaiknya mencakup komponen berikut:
1. Situasi dan kondisi
2. Aspek tingkah laku
3. Tingkatan kegiatan
Bermacam-macam rumusan tujuan yang dikemukakan para ahli, tetapi
pada dasarnya mempunyai inti yang sama, yaitu bahwa:
y
Tujuan pembelajaran adalah tercapainya perubahan perilaku atau
kompetensi pada siswa setelah mengikuti kegiatan pembelajaran.
y
Tujuan dirumuskan dalam bentuk pernyataan atau deskripsi yang
spresifik.
ifik
y
Upaya merumuskan tujuan pembelajaran dapat memberikan manfaat
tertentu, baik bagi guru maupun siswa.

C.

Tujuan Instruksional
Tujuan instruksional adalah tujuan yang tercipta akibat
dari terjadinya proses mempelajari setiap materi pelajaran
yang dilakukan dalam situasi belajar mengajar.
mengajar Tujuan
instruksional di samping berfungsi menjelaskan arah belajar
ppeserta didik,, dapat
p jjuga
g merencanakan tujuan
j
ppembelajaran
j
yang akan dicapai, berfungsi pula sebagai kriteria untuk
mengukur keberhasilan suatu kegiatan instruksional. Tujuan
instruksional dibagi menjadi dua macam yaitu:
1. Tujuan instruksional umum
Tujuan instruksional umum hanya menggariskan hasil-hasil
yang bersifat umum pada kegiatan belajar dari setiap mata
pelajaran yang harus dicapai oleh setiap peserta didik.
didik

2.

D.

Tujuan instruksional khusus


Tujuan instruksional khusus (TIK) adalah hasil perencanaan dan
perumusan guru/pendidik dan merupakan hasil penjabaran dari
tujuan instruksional umum.

Kegunaan Tujuan Instruksional


Kegunaan dari tujuan instruksional antara lain:
y Memudahkan pendidik dalam menentukan tujuan dari proses
belajar mengajar.
y Dapat
p membantu memilih media ppembelajaran
j
yyangg tepat.
p
y Membantu pendidik mengetahui batas-batas tugas dan
wewenangnya dalam mengajarkan suatu bahan.
y Untuk mengetahui berhasil atau tidaknya anak didik mencapai
tujuan yang ditentukan.
y Memberikan arah, acuan, dan pedoman bagi siswa dalam
melakukan kegiatan belajar.
belajar

E.

Klasifikasi Tujuan Instruksional


Klasifikasi Instruksional terdiri dari 3 ranah, yaitu ranah
kognitif, ranah afektif dan ranah psikomotor.
1 Ranah kognitif
1.
Tujuan ranah kognitif berorientasi pada kemampuan
p
Menyangkut
y g
pperilaku ppeserta didik yyangg
berpikir.
menekankan aspek intelektual, seperti pengetahuan,
pemahaman
dan
keterampilan
berpikir. Bloom
mengelompokkan ranah kognitif menjadi 6 kategori,
kategori
pengetahuan, pemahaman, aplikasi, analisis, sintesis, dan
evaluasi. Keenam kategori ini diasumsikan bersifat
hierarkis, artinya untuk sampai di jenjang tertentu harus
melewati jenjang di bawahnya dan tujuan pada level paling
rendah telah dapat dikuasai.
dikuasai

2.

3.

Ranah afektif
Berisi perilaku-perilaku yang menekankan aspek perasaan
dan emosi yang menunjukkan penerimaan atau penolakan
terhadap
h d
sesuatu, sepertii minat,
i
sikap,
ik
apresiasi,
i i cara
penyesuaian diri. Ranah afektif mencakup kemampuan dari
level rendah/level paling sederhana sampai paling kompleks,
kompleks
misalnya memerhatikan suatu fenomena sampai pada
akhirnya mampu menentukan sikap berdasarkan kata
hatinya.
Ranah psikomotor
Berisi perilaku-perilaku
yang menekankan
aspek
keterampilan motorik seperti tulisan tangan, mengetik,
b
berenang,
d mengoperasikan
dan
ik mesin.
i

F.

Strategi Belajar untuk Mencapai Tujuan


Strategi pengajaran merupakan serangkaian keputusan untuk
membuat tata cara proses belajar mengajar, dengan tujuan
mendapatkan hasil pembelajaran yang sesuai dengan tujuan yang
telah ditetapkan.
ditetapkan Ada empat strategi dasar dalam belajar mengajar
yang meliputi hal-hal berikut:
a. Mengidentifikasi serta menetapkan spesifikasi dan kualifikasi
perubahan tingkah laku dan kepribadian anak didik sebagaimana
yang diharapkan.
b. Memilih sistem pendekatan belajar mengajar berdasarkan
aspirasi dan pandangan hidup masyarakat.
masyarakat
c. Memilih dan menetapkan prosedur, metode, dan teknik belajar
mengajar yang dianggap paling tepat dan efektif sehingga dapat
dij dik
dijadikan
pegangan oleh
l h guru dalam
d l
menunaikan
ik
k i t
kegiatan
mengajarnya.
d. Menetapkan norma-norma serta batas minimal keberhasilan
atau kriteria
k i i standar
d
k b h il
keberhasilan
setelah
l h berlangsungnya
b l
proses pembelajaran.

Beberapa strategi belajar yang bisa digunakan pendidik dalam


proses belajar
b l j mengajar
j untuk
t k mengaktifkan
ktifk para peserta
t didik.
didik
Pertama, strategi mengaktifkan kelompok. Berikut ini beberapa
strategi
g ppembelajaran
j
yyangg dapat
p digunakan
g
ppendidik untuk
mengaktifkan siswa secara kolektif.
a. Tim pendengar (listening team)
b. Catatan terbimbing
c. Pembelajaran terbimbing
d. Strategi
S
i menggabungkan
b k dua
d kekuatan
k k
( h power off two))
(the
e. Pertanyaan kelompok (team quiz)
Kd
Kedua,
strategi
t t i pembelajaran
b l j
untuk
t k mengaktifkan
ktifk
i di id
individu.
Contoh strategi pembelajaran untuk mengaktifkan individu antara
lain:

a.
b.
c.
D.

Membaca dengan suara keras (reading aloud).


Setiap orang adalah pendidik (every person is a teacher).
Menceritakan pengalaman dalam bentuk tulisan.

Merencanakan Pembelajaran
Idealn a setiap
Idealnya
setia kegiatan
ke iatan selalu
selal berakhir dengan
den an keberhasilan,
keberhasilan
dalam rangka mencapai tujuan pembelajaran, alangkah baiknya
jjika ppendidik membuat/merencanakan p
pembelajaran
j
agar
g
proses belajar mengajar terarah.
1. Tujuan pertemuan
2. Rencana pelaksanaan pembelajaran (RPP)
3. Penilaian

Anda mungkin juga menyukai