Anda di halaman 1dari 13

MTBS

MANAJEMEN TERPADU BALITA SAKIT


PELAKSANAAN PADA BAYI UMUR 2 BULAN SAMPAI 5 TAHUN

I.

KONSEP DASAR MTBS


Bank Dunia tahun 1993 melaporkan Manajemen Terpadu Balita Sakit (MTBS) adalah
intervensi yang cost effective untuk mengatasi masalah kematian balita yang
disebabkan oleh ISPA, diare, campak, malaria, kurang gizi, yang sering merupakan
kombinasi dari keadaan tersebut. MTBS yang diperkenalkan WHO dan UNICEF di
Indonesia pada tahun 1997. Penerapan MTBS diharapkan tenaga kesehatan dibekalli
cara untuk mengenali seecara dini dan cepat semua gejala anak sakit sehingga dapat
ditentukan apakah anak sakit ringan berat dan perlu rujukan. Jika penyakitnya tidak
parah petugas dapat memberikan pengobatan/tindakan sesuai pedoman MTBS dan
diuraikan juga tentang konseling dan tindak lanjut.
Perubahan dalam tatalaksana MTBS untuk umur 2 bulan sampai 5 tahun secara
singkat dirangkum yakni perubahan jenis antibiotika pada pelaksanaan pneumonia,
penggunaan tablet Zinc dan oralit asmolaritas rendah pada diare, tatalaksana malaria,
penentuan status gizi dengan berat badan menurut tinggi/panjang badan antara anak
laki-laki dan perempuan, penggunaan Albendazole sebagai obat kecacingan,
tatalaksana masalah gizi dan anemia dan perubahan jadwal imunisasi. Penerapan
MTBS akan efektif jika ibu/keluarga segera membawa balita sakit ke petugas
kesehatan yang terlatihserta mendapatkan pengobatan yang tepat. Jika ibu dan
keluarga tidak membawa anaknya kefasilitas kesehatan sampai sakitnya menjadi
parah mungkin anak itu akan meninggal karena penyakitnya. Oleh karena itu pesan
mengenai kapan ibu perlu mencari pertolongan bila anak sakit merupakan bagian
yang penting dalam MTBS

II.

PELAKSANAAN MTBM PADA BAYI UMUR 2 BULAN SAMPAI 5 TAHUN


Hampir semua fasilitas kesehatan mempunyai prosedur untuk pendaftaran dan
penentuan apakah anak sakit atau alasan lain misalkan kunjungan anak sehat,
kunjungan imunisasi atau kunjungan untuk perawatan cedera akibat kecelakaan.
Pemilihan bagan tergantung dari pengelompokan umur dan kunjungan pertama atau
lanjutan. Tentukan anak dalam kelompok mana umur 2 bulan sampai 5 tahun
(sebelum ulang tahun ke 5) atau bayi muda umur 2 bulan.
Proses manajemen kasus disajikan dalam bagan yang memperlihatkan urutan
langkah-langkah dan penjelasan cara pelaksanaannya
1. Penilaian dan klasifikasi
2. Tindakan dan Pengobatan
3. Konseling bagi ibu
4. Pelayanan Tindak lanjut

Pemahaman tentang :

1.

2.

Penilaian berarti melakukan penilaian dengan cara anamnesis dan pemeriksaan


fisik Klasifikasi membuat keputusan mengenai kemungkinan penyakit atau
masalah serta tingkat keparahannya dan merupakan suatu kategori untuk
menentukan tindakan bukan sebagai diagnosis spesifik penyakit
Tindakan dan pengobatan berarti menentukan tindakan dan memberi
pengobatan difasilitas kesehatan sesuai dengan setiap klasifikasi.
Konseling juga merupakan menasehati ibu yang mencangkup bertanya,
mendengar jawaban ibu, memuji, memberi nasehat relevan, membantu
memecahkan masalah dan mengecek pemahaman
Pelayanan tindak lanjut berarti menentukan tindakan dan pengobatan pada saat
anak datang untuk kunjungan ulang

3.

4.

Dalam pendekatan MTBS tersedia Formulir Pencatatan untuk Bayi umur 2 bulan sampai 5
tahun
a. Memeriksa tanda bahaya umum kemungkinan tidak bisa minum atau
menyusui, memuntahkan semuanya, kejang, latargis atau tidak sadar
b. Menanyakan empat keluhan utama yaitu batuk atau sukar bernapas, diare,
demam dan masalah telinga
c. Memeriksa dan mengklasifikasi status gizi
d. Memeriksa dan klasifikasi anemia
e.
Memeriksa status imunisasi dan pemberian Vitamin Adan menentukan
apakah anak membutuhkan imunisasi dan vitamin A pada kunjungan tersebut
f. Menilai masalah atau keluhan lain yang dihadapi anak
III.

PENILAIAN DAN KLASIFIKASI BAYI UMUR 2 BULAN SAMPAI 5 TAHUN


Langkah- langkah pada bagan penilaian dan klasifikasi menggambarkan apa yang
harus dilakukan apabila seorang anak dibawa keklinik dan bagan ini tidak
digunakan bagi anak sehat yang imunisasi atau bagi anak dengan keracunan,
kecelakaan atau luka bakar.
Klasifikasi bukan merupakan diagnosis tapi merupakan indikator yang menuju ke
arah diagnostik klinik
Lajur warna klasifikasi :
Lajur Merah : kondisi yang harus segera dirujuk
Lajur Kuning : kondisi yang memerlukan tindakan khusus
Lajur Hijau : kondisi yang tidak memerlukan tindakan khusus tetapi penyuluhan
pada ibu
Menggunakan keterampilan TANYA, LIHAT, DENGAR dan RABA
1. Menanyakan masalah anaknya
Tanyakan umur anak untuk menentukan bagan penilaian dan klasifikasi sesuai
dengan kelompok umur, lakukan pemeriksaan BB, PB/TB dan suhu
Catat apa yang dikatakan ibu mengenai masalah anaknya dan tentukan ini
kunjungan pertama atau ulang
2. Memeriksa tanda bahaya umum
Tanda bahaya umum adalah :
a. Apakah anak tidak bisa minum atau menyusu

b. Apakah anak selalu memuntahkan semua sama sekali tidak dapat menelan
apapun.
c. Apakah anak kejang, pada saat kejang lengan dan kaki anak menjadi kaku
karena otot-ototnya berkontraksi
d. Apakah anak letargis atau tidak sadar tidak bereaksi ketika disentuh,
digoyangkan atau bertepuk tangan
3. Batuk atau sukar bernapas
Infeksi saluran pernapasan dapat terjadi pada bagian mana saja dari saluran
pernapasan seperti hidung, tenggorokan, laring, trakea, saluran udara atau paru
Anak dengan batuk atau sukar bernapas mungkin menderita Pneumonia atau
infeksi saluran pernapasan berat lainnya.
Menilai batuk atau sukar bernapas:
a. Apakah anak sukar bernapas dimana pola pernapasan yang tidak biasa
cepat atau berbunyi atau terputus-putus dan sudah berapa lama ; jika lebih
3 minggu berarti batuk kronis, kemungkinanan TBC, asma , batuk rejan
b. Hitung napas dalam 1 menit pada bayi tenang
Jika umur anak 2 sampai 12 bulan dikatakan bernapas cepat jika frekuensi
50 kali permenit atau lebih dan jika umur anak 12 bulan sampai 5 tahun
dikatakan bernapas cepat 40 kali permenit.
c. Amati gerak napas pada dada atau perut anak itu, dinding dada bagian
bawah masuk ke dalam ketika anak menarik napas.
d. Dengar adanya stridor bunyi yang kasar saat anak menarik napas dan
stridor terjadi apabila ada pembengkakan pada laring, trakea sehingga
menyebabkan sumbatan masuknya udara kedalam paru-paru
KLASIFIKASI BATUK ATAU SUKAR BERNAPAS
Tanda dan Gejala

Ada tanda bahaya umum


ATAU
Tarikan dinding dada ke
dalam ATAU
Stridor
Napas cepat

Tidak ada tanda pneumonia atau penyakit


sangat berat

Klasifikasi
PNEUMONIA BERAT ATAU
PENYAKIT SANGAT BERAT

PNEUMONIA
BATUK BUKAN PNEUMONIA

4. Diare
Ibu mudah mengenal diare karena perubahan bentuk tinja yang tidak seperti
biasanya dan frekuensi beraknya lebih sering dibandingkan biasanya. Diare
terjadi apabila tinja mengandung air yang lebih banyak dari normal. Sebagian
besar diare yang menyebabkan dehidrasi berat adalah diare karena kolera. Jika
diare berlangsung selama 1 hari atau lebih disebut DIARE PERSISTEN dan

diare denagn darah dalam tinja dengan atau tanpa lendir disebut DISENTERI
yang disebabkan oleh shigella
Biasanya bayi dehidrasi rewel dan gelisah dan jika berlanjut bayi
menjadi letargis atau tidak sadar, karena bayi kehilangan cairan matanya
menjadi cekung anak malas minum jika ia lemah dan tidak bisa minum tanpa
dibantu dan jika dicubit kulit akan kembali dengan lambat atau sangat lambat.
Cubit kulit perut dengan menggunakan ibu jari dan telunjuk lihat apakah kulit
itu kembali lagi dengan sangat lambat (lebih dari 2 detik), lambat atau segera.
KLASIFIKASI DERAJAT DEHIDRASI
Tanda dan Gejala
Terdapat 2 atau lebih tanda
berikut :
Letargis atau tidak sadar
Mata Cekung
Tidak bisa minum atau
malas minum
Cubitan
kulit
perut
kembalinya
sangat
lambat
Terdapat 2 atau lebih tanda
berikut :
Gelisah atau rewel
Mata Cekung
Haus minum dengan
lahap
Cubitan
kulit
perut
kembali lambat
Tidak cukup tanda dehidrasi
berat atau ringan/sedang

Klasifikasi
DIARE DEHIDRASI BERAT

DIARE DEHIDRASI
/SEDANG

RINGAN

DIARE TANPA DEHIDRASI

KLASIFIKASI DIARE PERSISTEN


Ada dehidrasi

DIARE PERSISTEN BERAT

Tanpa dehidrasi

DIARE PERSISTEN

KLAIFIKASI DISENTRI
Darah dalam tinja

DISENTRI

5. Demam
Anak dengan demam mungkin menderuta malaria, campak, demam berdarah
atau penyakit berat lainnya

a. Malaria
Demam merupakan tanda utama malaria dan anak dengan malaria
mungkin menderita anemia kronis. Malaria berat adalah malaria dengan
komplikasi seperti malaria serebral atau anemia berat.Harus mengetahui
risiko malaria di daerah anda tinggi, rendah, atau tanpa resiko.Pada risiko
rendah tanyakan apakah anak dapat berkunjung keluar dalam 2 minggu
terakhir. dan pemeriksaan malaria dapat dilakukan dengan alat diagnostik
cepat, praktis dan tepat. Ambil sediaan darah periksa RDT jika belum
dalam 28 hari dan periksa mikroskopis darah jika pernah dilakukan RDT
dalam 28 hari terakhir (tidak dilakukan untuk daerah tanpa resiko malaria)
Kemudian lanjutkan penilaian anak demam
Sudah berapa lama anak itu demam
Jika lebih dari 7 hari apakah demam setiap hari
Apakah pernah mendapat obat anti malaria dalam 2 minggu
terakhir
Apakah anak menderita campak dalam 3 bulan terakhir
Apakah ada kaku kuduk
Apakah ada pilek
Lihat ada tanda campak yaitu ruam kemerahan yang menyeluruh
dan salah satu dari batuk, pilek atau mata merah
b. Campak
Demam dan ruam kemerahan yang menyeluruh adalah tanda utama
campak. Campak disebabkan oleh virus yang merusak sistem kekebalan.
Jika anak sedang sakit campak saat ini atau dalam 3 bulan terakhir periksa
adanya gejala komplikasi campak seperti : luka dimulut, nanah pada mata
dan kekeruhan pada kornea
c. Demam Berdarah Dengue
DBD adalah salah satu masalah kesehatan masyarakat di Indonesia yang
jumlah kasus maupun daerah yang terjangkit cenderung meningkat. DBD
disebabkan oleh virus Dengue dan ditularkan melalui gigitan nyamuk
aedes aegypti
Lakukan penilaian untuk DBD hanya jika demam 2 hari sampai dengan 7
hari.
Apakah anak mengalami bintik merah dikulit atau perdarahan
akibat trombositopeni. Perdarahan dari hidung dan gusi sangat
dimungkinkan disebabkan DBD
Apakah sering muntah bercampur darah /berwarna kopi
Apakah beraknya berwarna hitam
Apakah ada nyeri ulu hati
Apakah ada tanda syok ujung ekstermitas teraba dingin, nadi teraba
lemah atau tidak teraba.
Bintik perdarahan di kulit (petekie)
Uji torniket (+) ditemukan sebanyak 10 /lebih petekie pada daerah
seluas diameter 2,8 cm

KLASIFIKASI RISIKO TINGGI MALARIA


Tanda dan Gejala
Ada tanda bahaya umum
Kaku kuduk
Demam (pada anamnesa
atau teraba panas atau
suhu 37,5C)
Rapid Diagnostic test
(RDT) positif
Demam (pada anamnesa
atau teraba panas atau
suhu 37,5C)
Rapid Diagnostic test
(RDT) negatif

Klasifikasi
PENYAKIT BERAT DENGAN
DEMAM
MALARIA

DEMAM MUNGKIN BUKAN


MALARIA

KLASIFIKASI RISIKO RENDAH MALARIA


Tanda dan Gejala

Klasifikasi

Ada tanda bahaya umum


Kaku kuduk

PENYAKIT BERAT DENGAN


DEMAM

Tidak ada pilek dan


Tidak ada campak
Tidak ada penyebab lain
dari demam
Ada pilek atau
Ada campak atau
Ada penyebab lain dari
demam

MALARIA

DEMAM MUNGKIN BUKAN


MALARIA

KLASIFIKASI TANPA RISIKO MALARIA


Tanda dan Gejala

Klasifikasi

Ada tanda bahaya umum PENYAKIT BERAT DENGAN


atau
DEMAM
Kaku kuduk
Tidak ada tanda bahaya
DEMAM BUKAN MALARIA
umum atau tidak ada
kaku kuduk

KLASIFIKASI DEMAM UNTUK CAMPAK


Tanda dan Gejala

Klasifikasi

Ada tanda bahaya umum CAMPAK


ATAU

DENGAN

Kekeruhan pada kornea


mata ATAU
Lika dimulut yang dalam
atau luas
Mata bernanah ATAU
Luka dimulut

KOMPLIKASI BERAT

Tidak ada tanda-tanda


diatas

CAMPAK

CAMPAK
KOMPLIKASI
DAN/MULUT

DENGAN
PADA MATA

KLASIFIKASI DEMAM UNTUK DBD


Tanda dan Gejala

Klasifikasi

Ada tanda tanda syok


atau gelisah ATAU
Muntah bercampur
darah/seperti kopi ATAU
Berak berwarna hitam
ATAU
Bintik-bintik perdarahan
dikulit (petekie) dan uji
torniket positif ATAU
Sering muntah ATAU

DBD

Demam mendadak tinggi MUNGKIN DBD


dan terus-menerus ATAU
Nyeri ulu hati atau gelisah
ATAU
Bintik perdarahan di kulit
Tidak ada tanda-tanda
diatas

DEMAM MUNGKIN BUKAN


DBD

6. Masalah telinga
Jika anak menderita infeksi telinga, nanah terkumpul di belakang gendang
telinga yang menyebabkan nyeri dan sering kali demam dan jika tidak diobati
gendang telinga mungkin pecah.
Tanyakan apakah telinga anaknya sakit jika sakit ada infeksi telinga
Adakah nanah /cairan yang keluar dari telinga merupakan tanda infeksi
dan tanyakan sudah berapa lama
Lihat adanya cairan /nanah keluar dari telinga
Raba adanya pembengkakan yang nyeri dibelakang telinga
KLASIFIKASI MASALAH TELINGA

Tanda dan Gejala

Klasifikasi

Pembengkakan yang
nyeri di belakang telinga
Tampak cairan /nanah
dari telinga dan telah
terjadi kurang dari 14
hari ATAU
Nyeri telinga

MASTOIDITIS

Tampak cairan /nanah


dari telinga dan telah
terjadi selama dari 14
hari ATAU lebih
Nyeri telinga

INFEKSI TELINGA KRONIS

Tidak sakit telinga DAN


tidak ada cairan/nanah
keluar dari telinga

TIDAK
ADA
TELINGA

INFEKSI TELINGA AKUT

INFEKSI

7. Memeriksa Status Gizi


Anak yang kurang gizi mempunyai resiko yang lebih tinggi untuk berbagai
jenis penyakit dan kematian. Menilai status gizi
Apakah anak kurus nampak tidak berlemak, seperti tulang dibungkus
kulit (marasmus)
Raba pembengkakan pada kedua punggung kaki akibat dari sejumlah
besar cairan terkumpul dalam jaringan tubuh anak (kwashiokor)
Tentukan BB menurut panjang badan atau tinggi badan, apakah
- BB/PB <-3 SD
- BB/PB -3 SD - <-2 SD
- BB/PB -2 SD - +2 SD
Menggunakan indikator
- > +3 SD : obesitas
- >+ 2 SD : gemuk
- >+1 SD : risiko gemuk
- O
: median gizi baik
- < -1 SD : normal atau gizi baik
- <-2 SD : kurus atau gizi kurang
- < -3 SD : sangat kurus atau gizi buruk
KLASIFIKASI STATUS GIZI
Tanda dan Gejala

Klasifikasi

Badan sangat kurus ATAU


BB/PB (TB) < -3 SD ATAU

SANGAT KURUS DAN ATAU


ANEMIA

Bengkak pada kedua


punggung kaki
Badan kurus ATAU
BB/PB (TB) -3 SD - < -2
SD
BB/PB (TB) 2 SD - + 2
SD DAN
Tidak ditemukan tandatanda kelainan gizi diatas

KURUS

NORMAL

8. Anemia
Kekurangan zat besi pada makanan dapat menyebabkan anemia atau dari
penyakit malaria yang dapat menghancurkan sel darah merah dan parasit
seperti cacing yang dapat terjadi perdarahan
Menilai Anemia
Lihat tanda kepucatan pada telapak tangan yang merupakan tanda
anemia dan bandingkan telapak tangan anak dengan telapak tangan
anda dikatakan agak pucat jika kulit telapak tangan anak itu pucat dan
dikatakan sangat pucat jika telapak tangan kelihatan putih. Kepucatan
dapat dilihat juga melalui konjungtiva
KLASIFIKASI ANEMIA
Tanda dan Gejala

Klasifikasi

Telapak tangan sangat


pucat
Telapak tangan agak
pucat
Tidak ditemukan tanda
kepucatan pada telapak
tangan

ANEMIA BERAT
ANEMIA
TIDAK ANEMIA

9. Status Imunisasi Anak


Sesudah diterbitkannya SK Menkes RI no 1611/MENKES/SK/XI/2005
tentang pedoman penyelenggaraan imunisasi, jadwal pemberian imunisasi
berbeda untuk kelahiran di rumah dan sarana kesehatan dimana vaksin DPT
dan Hepatitis B tercampur dalam satu suntikan yang disebut combo
JADWAL IMUNISASI DI RUMAH
UMUR

JENIS VAKSIN

0-7 hari

HB 0

1 bulan

BCG, Polio 1

TEMPAT
Rumah
Posyandu

2 bulan

DPT/HB1, Polio 2

Posyandu

3 bulan

DPT/HB 2, Polio 3

Posyandu

4 bulan

DPT/HB3, Polio 4

Posyandu

9 bulan

Campak

Posyandu

JADWAL IMUNISASI DI TEMPAT PELAYANAN KESEHATAN


UMUR

JENIS VAKSIN

TEMPAT

0 hari

HB 0, BCG, Polio 1

RS/RB/Bidan

2 bulan

DPT/HB1, Polio 2

RS/RB/Bidan

3 bulan

DPT/HB 2, Polio 3

RS/RB/Bidan

4 bulan

DPT/HB3, Polio 4

RS/RB/Bidan

9 bulan

Campak

RS/RB/Bidan

10. Pemberian Vitamin A


Untuk pemberian Vitamin A periksa status pemberian vitamin A pada semua
anak yang berumur 6 bulan 5 tahun dan catat pada kolom KMS, tidak ada
kontra indikasi
JADWAL PEMBERIAN VITAMIN A
Pemberian setiap Pebruari dan Agustus
Umur 6 bulan 11 bulan : 100.000 IU (warna biru)
Umur 12 bulan-5 tahun : 200.000 IU (warna merah)
IV. TINDAKAN DAN PENGOBATAN
1. Menentukan perlunya dilakukan rujukan segera
Rujukan untuk klasifikasi berat dengan lajur berwarna merah muda
- Pneumonia berat/penyakit berat
- Diare dehidrasi berat
- Diare persisten berat
- Penyakit berat dengan demam
- Campak dengan komplikasi berat
- DBD
- Mastoiditis
- Sangat kurus dan atau edema
- Anemia berat
2. Menentukan tindakan /pengobatan pra rujukan
Bila anak memerlukan rujukan segera harus cepat ditentukan tindakan yang
paling dibutuhkan dan segera diberikan

Beri dosis pertama antibiotik


Beri dosis suntikan artemeter untuk malaria berat (daerah risiko
tinggi atau rendah)
Beri dosis pertama vitamin A
Beri cairan intravena pada anak DBD dengan syok
Cegah agar gula darah tidak turun (termasuk pemberian ASI, susu
atau air gula)
Beri dosis pertama suntikan antibiotik
Beri dosis pertama obat antimalaria oral
Beri dosis pertama parasetamol jika demam tinggi (38,5C atau
lebih) atau nyeri akibat mastoiditis
Beri tetes /salep mata tetrasiklin atau kloramfenikol tanpa
kortikosteroid (bila ada kekeruhan kornea atau mata bernanah)
Beri ASI dan larutan oralit selama perjalanan ke RS

3. Merujuk anak
- Menjelaskan pentingnya rujukan dan minta persetujuan untuk
membawa anaknya ke RS
- Hilangkan kekhawatiran ibu dan bantu untuk mengatasi setiap
masalah
- Tulis surat rujukan untuk dibawa ke RS
- Membawa peralatan yang diperlukan selama perjalanan ke RS
4. Menentukan tindakan dan pengobatan untuk anak yang tidak memerlukan
rujukan
Anak yang tidak memerlukan rujukan dapat ditangani di klinik saudara yaitu
yang mempunyai klasifikasi sebagai berikut:
- Batuk : bukan pneumonia
- Diare dehidrasi ringan /sedang
- Diare tanpa dehidrasi
- Diare persisten
- Anemia
- Kurus
- Infeksi telinga kronis
- Demam : bukan DBD
- Demam : bukan malaria
- Campak dengan komplikasi dimulut dan mata
Tindakan dan pengobatan untuk anak yang tidak memerlukan rujukan
a.
Memilih obat oral yang sesuai dan menentukan dosisnya dan
jadwal pemberian
Memberi antibiotik oral yang sesuai
Memberi obat anti malaria artemisin combination therapi (ACT)
Parasetamol pada demam tinggi > 38.5 C dan nyeri telinga
- Memberi vit A pada campak tanpa komplikasi hanya pada hari 1 sebagai
suplemen pada semua balita umur 6 bulan. Kapsul biru (100.000 IU) pada

umur 6 bln 11 bulan, kapsul merah (200.000 IU) pada umur 12 bulan 5
tahun. Diberikan setiap 6 bulan sekali (Pebruari dan Agustus)
Memberi Zat besi dalam bentuk tablet dan sirup
b.

Memberikan cairan tambahan dan tablet zinc untuk diare dan melanjutkan
pemberian makanan (Zinc adalah zat mikro yang penting untuk kesehatan dan
pertumbuhan dan zinc sangat diperlukan dalam proses kesembuhan) kecuali
pada bayi muda
- Rencana terapi A (penanganan diare di rumah) diare tanpa dehidrasi dengan
memberi cairan semaunya, beri tablet zinc, lanjutkan pemberian makan, dan
kunjungan ulang
- Rencana terapi B (penanganan dehidrasi ringan /sedang dengan oralit) dengan
pemberian oralit 3 jam pertama dan segera dirujuk
- Rencana terapi C (penanganan di RS)
dengan rehidrasi melalui
intravena/menggunakan pipa nasogastrik pada dehidrasi berat
- Menangani diare persisiten dengan memerlukan makanan khusus
- Mengobati disentri yaitu dengan kotrimoksasol/asam nalidiksat
- Tindakan dan pengobatan infeksi lokal salep mata dengan
tetrasiklin/kloramfenikol, mengeringkan telinga dengan kertas penyerap, luka
dimulut dengan Gentian violet
- Memberi imunisasi setiap anak sakit sesuai kebutuhan
c.
Kunjungan ulang
V. KONSELING BAGI IBU
Sangat penting menyediakan waktu untuk menasehati ibu dengan cermat dan
menyeluruh. Konseling memerlukan keterampilan komunikasi, menggunakan bahasa
yang mudah dimengerti dan mengecek pemahaman ibu. Konseling yang dapat
diberikan:
a. Mengajari ibu cara pemberian obat di rumah
b. Mengajari ibu cara mengobati infeksi lokal di rumah
c. Mengajari ibu cara mencampur dan memberi oralit
d. Anjuran makan untuk anak sehat maupun sakit
e. Menilai cara pemberian makan anak
f. Menentukan masalah pemberian makan anak
g. Menasehati ibu tentang masalah pemberian makan anak
h. Menasehati ibu tentang pemberian cairan selama anak sakit
i. Menasehati ibu kapan harus kembali ke petugas kesehatan
VI. KUNJUNGAN ULANG UNTUK PELAYANAN TINDAK LANJUT
Untuk kunjungan ulang gunakan kotak pelayanan tindak lanjut yang sesuai
klasifikasi sebelumnya
Jika anak mempunyai masalah baru, lakukan penilaian klasifikasi dan tindakan
terhadap masalah baru tersebut seperti pada bagan PENILAIAN, KLASIFIKASI
DAN TINDAKAN/PENGOBATAN ANAK SAKIT UMUR 2 BULAN SAMPAI
5 TAHUN
*Kunjungan ulang sesudah 2 hari pada
masalah :

a.
b.
c.
d.
e.
f.
g.
h.

Pneumonia
Diare persisiten
Disentri
Malaria, Demam mungkin bukan
malaria
Demam bukan malaria
Campak dengan komplikasi pada
mata dan mulut
Mungkin DBD,Demam mungkin
bukan DBD
Infeksi telinga akut

* Kunjungan ulang setelah 5 hari


- Infeksi telinga kronis
- Masalah pemberian makan
*Kunjungan ulang setelah 14 hari
- Anak kurus
- Anemia

Anda mungkin juga menyukai