Anda di halaman 1dari 10

GIZI DEWASA

ANALISIS JURNAL DENGAN JUDUL HUBUNGAN INDEKS MASSA


TUBUH DENGAN DENSITAS MINERAL TULANG PADA PEREMPUAN
DEWASA MUDA

MAKALAH
(Disusun untuk memenuhi tugas mata kuliah Gizi Daur Hidup)

Oleh :
Achmad Fahnur Juli

(122110101141)

Rifka Fatimatuz Zahro

(122110101143)

BAGIAN GIZI KESEHATAN MASYARAKAT


FAKULTAS KESEHATAN MASYARAKAT
UNIVERSITAS JEMBER
2015

BAB I
PENDAHULUAN

1.1 Latar Belakang


Apakah itu gizi ? Apakah ketika sudah dewasa kita memerlukan gizi yang
cukup ? Gizi merupakan status dari keadaan tubuh yang dipengaruhi oleh berbagai
macam sumber nutrisi dari asupan makanan yang kita masukan ke dalam tubuh.
Dari perhitungan atas sumber nutrisi tersebut maka akan muncul sebuah nilai
yang memperlihatkan apakah orang tersebut memiliki status gizi baik atau kurang.
Bila di atas kita telah membahas sedikit mengenai gizi maka selanjutnya
kita akan sedikit membahas tentang dewasa. Dewasa merupakan suatu keadaan
bergerak maju ke arah menuju kesempurnaan baik secara fisik maupun psikis atau
mental. Secara fisik,tubuh akan tumbuh menjadi lebih kuat dan sempurna.
Sedangkan dilihat dari segi mental maka perkembangan dewasaadalah munculnya
kemandirian dan kemampuan untuk membuat keputusan dan memandang dari
banyak sudut. Bila dilihat dari segi psikologinya adalah sudah mulai memikirkan
masa depan dan menentukan karier untuk masa depan.
Pada masa dewasa ini tidak hanya dalam keadaan puncak dari kemampuan
fisik tetapi juga mulai mengalami penurunan fungsi. Puncak dari keadaan fisik
membuat beberapa orang terlena dan mulai melakukan kebiasaan-kebiasaan buruk
yang dapat berpengaruh terhadap kesehatan di kemudian hari. Menopause pada
wanita dan andropause pada laki-laki juga terjadi pada masa ini. Keadaan ini
disebabkan penurunan hormon seksual pada laki-laki dan wanita, meskipun pada
laki-laki perubahan yang terjadi tidak sedrastis pada wanita.
Tahapan dewasa dibagi menjadi tiga tahap, yaitu dewasa awal,menengah
dan akhir. Dewasa awal dimulai sejak seseorang berusia 21 atau 22 tahun sampai
35 tahun. Masa dewasa awal ini ditandai dengan adanya masa usia yang
produktif,masa komitmen,perubahan nilai, penyesuaian diri, dan masa kreatif.
Dewasa menengah dimulai dari usia 36 sampai 45 tahun. Pada masa dewasa
menengah ditandai dengan masa pencapaian sukses oleh seseorang seperti masa
berprestasi dan masa transisi. Sedangkan dewasa akhir ini dimulai dari usia 46
sampai 60 tahun. Pada masa ini ditandai dengan penurunan kondisi fisik dan
masalah kesehatan. Pada dewasa ini gizi merupakan salah satu hal perlu

diperhatikan guna mempertahankan serta menjaga status kesehatan seseorang.


Oleh karena itu penulis berkeinginan untuk mengkaji lebih dalam dengan cara
menelaah jurnal terkait guna memperdalam ilmu dan menyebarkannya ilmu
tersebut ke masyarakat.

1.2 Tujuan
1.2.1
1.2.2

Mengetahui kondisi pada usia dewasa


Mengetahui permasalahan gizi pada usia dewasa pada jurnal yang

telah dianalisis
1.2.3
Mengetahui peranan zat gizi pada usia dewasa

BAB II
PEMBAHASAN
2.1 Ringkasan Isi Jurnal
Judul :Hubungan Indeks Massa Tubuh Dengan Densitas Mineral Tulang
Pada Perempuan Dewasa Muda
Peneliti :Budi Setyawan, Sri Prihatini, Wasilah Rochmah dan Retno
Pangastuti
Pada jurnal diatas, peneliti bertujuan untuk mengkaji hubungan antara
Indeks Massa Tubuh (IMT) dan status Densitas Mineral Tulang (DMT) pada
perempuan dewasa muda usia 25-35 tahun. Pada penelitian ini, latar belakang

penulis untuk meneliti hal tersebut adalah masih terdapatnya kontroversi


pendapat tentang hubungan IMT dan DMT. Pada jurnal, disebutkan bahwa
Ensurd (2003) mengemukakan bahwa perempuan bertubuh ramping/kurus
dan bertulang kecil berisiko lebih besar memiliki DMT rendah daripada yang
kelebihan berat badan/gemuk dan bertulang besar, sedangkan Robbins et al
(2006) menyatakan bahwa IMT bukanlah prediktor yang baik untuk DMT.
Pengukuran DMT ini penting, WHO sendiri menggunakannya sebagai salah
satu pendekatan diagnosis untuk osteoporosis. Osteoporosis sendiri
merupakan salah satu masalah kesehatan yang berakibat pada tingginya
kejadian morbiditas, disabilitas, penurunan kualitas hidup dan mortalitas.
Subyek untuk penelitian ini adalah perempuan dewasa muda usia 2535 tahun. Hal ini dikarenakan terdapat beberapa penelitian yang mendapatkan
tingginya angka DMT rendah pada perempuan dewasa muda usia 25-34
tahun, dimana nilai DMT rendah merupakan resiko untuk meningkatnya
osteoporosis dan osteopenia. Selain itu, perempuan memiliki risiko lebih
besar terkena osteoporosis lebih besar karena lebih sedikitnya massa tulang
yang dimiliki dan lebih cepatnya mengalami kehilangan massa tulang
dibandingkan laki-laki.
Metode yang digunakan yaitu studi observasional-analitis dengan
rancangan cross-sectional dengan menggunakan data yang berasal dari
penelitian Faktor Determinan Risiko Osteoporosis di Tiga Provinsi di
Indonesia, yang dilakukan Pusat Penelitian dan Pengembangan Gizi dan
Makanan, Kementerian Kesehatan RI. Variabel terikatnya yaitu DMT dan
variabel bebasnya IMT. Sedangkan variabel perancunya yaitu peserta KB
hormonal, kebiasaan berolahraga, asupan kalsium (Ca), rasio asupan Ca:P,
konsumsi suplemen, konsumsi sumber fitoestrogen dan buah-buahan.
Hasilnya, dapat pula dilihat berdasar tabel, bahwa sekitar sepertiga
dari sampel yang diteliti memiliki DMT rendah. Berdasarkan krakteristiknya,
sampel ber-DMT rendah banyak dijumpai pada kelompok berpendidikan
tidak tamat SMA dibandingkan yang berpendidikan tinggi dan nampak
kecenderungan makin sering melahirkan akan semakin rendah nilai DMT.
Dari tabel dan pembahasan diatas, dapat diketahui pula bahwa secara statistik
tidak ditemui hubungan antara IMT dan DMT (p>0,05). Variabel lain seperti

rasio asupan Ca:P, kebiasaan konsumsi suplemen, sumber fitoestrogen, buahsayuran, kebiasaan berolahraga dan peserta KB hormonal tidak memiliki
hubungan dengan DMT. Satu-satunya variabel yang berpengaruh disini
adalah asupan Ca<500 mg/hari beresiko dua kali mengalami DMT rendah
dibandingkan asupan Ca yang cukup, hubungan ini bermakna secara statistik
(p<0.05). Dari hal tersebut, kesimpulan dari jurnal adalah tidak terdapat
hubungan yang signifikan antara IMT dan DMT. Asupan kalsium merupakan
faktor risiko terjadinya DMT rendah.
2.2 Analisis Jurnal
Pada masa dewasa, tubuh tidak hanya dalam keadaan puncak dari
kemampuan fisik tetapi juga mulai mengalami penurunan fungsi. Beberapa
kondisi baik kondisi psikologis dan psikososial serta kondisi fisiologisnya
mulai mengalami perubahan. Sesuai dengan jurnal diatas, pembahasan akan
ditekankan pada perubahan secara fisiologisnya. Banyak sekali perubahan
pada kondisi fisiologis yang terjadi pada masa dewasa ini. Salah satunya yaitu
menopause pada perempuan. Secara normal wanita akan mengalami
menopause antara usia akhir atau awal 50 tahun. Pada saat menopause, wanita
akan mengalami perubahan-perubahan di dalam organ tubuhnya yang
disebabkan oleh bertambahnya usia. Salah satunya adalah menurunnya
estrogen saat menopause. Rendahnya kadar estrogen merupakan penyebab
proses osteoporosis (kerapuhan tulang). Osteoporosis merupakan penyakit
kerangka yang paling umum dan merupakan persoalan bagi yang telah
berumur, paling banyak menyerang wanita yang telah menopause. Biasanya
kita kehilangan 1% tulang dalam setahun akibat proses penuaan, tetapi
kadang setelah menopause kita kehilangan 2% setahunnya. John Hutton
memperkirakan sekitar 25% wanita kehilangan tulang lebih cepat daripada
proses menua. Menurunnya kadar estrogen akan diikuti dengan penurunan
penyerapan kalsium yang terdapat dalam makanan. Berdasarkan tinjauan teori
inilah yang sekiranya tepat untuk menjelaskan bahwa osteoporosis yang
disebutkan di jurnal diatas seringkali terdapat pada perempuan, terutama pada
perempuan yang mulai menginjak usia dewasa.
Ditinjau dari kebutuhan zat gizi pada usia dewasa, lebih khususnya
kebutuhan zat gizi mikro yaitu kalsium, sebaiknya orang dewasa

mengkonsumsi kalsium yang cukup. Konsumsinya paling sedikit 800-1000


mg/hari. Terutama pada wanita yang dapat membantu mengurangi risiko
osteoporosis. Pada jurnal diatas, ditemukan bahwa hanya faktor asupan
kalsium yang secara bermakna mempengaruhi DMT. Asupan kalsium <500
mg/hari Angka Kecukupan Gizi (AKG) beresiko dua kali memiiki DMT
rendah dibandingkan yang cukup asupan kalsium. Jika ditinjau berdasarkan
beberapa pustaka, kalsium menjamin bahwa otot berfungsi dan tulang-tulang
sehat. Tubuh orang dewasa mengandung hingga dua kilogram kalsium, dan
dari jumlah itu, 99 persen tersimpan di dalam tulang. Kalsium berperan
sentral pada struktur dan kekuatan tulang. Kekurangan kalsium pada orang
dewasa dapat menimbulkan gangguan yang menyebabkan penurunan secara
bertahap pada jumlah dan kekuatan tulang. Kalsium merupakan zat gizi
spesifik yang paling penting untuk pencapaian massa tulang puncak,
pencegahan dan pengobatan osteoporosis. Peningkatan kalsium yang
dikonsumsi berkontribusi dalam memaksimalkan pencapaian puncak massa
tulang dan melindungi dari pengeroposan tulang. Hal inilah yang merupakan
salah satu faktor mengapa asupan kalsium paling berpengaruh terhadap
kejadian DMT rendah.
Andriani dan Wirjatmadi (2014) juga menyebutkan beberapa faktor
resiko untuk Osteoporosis adalah sebagai berikut:
Wanita
Osteoporosis lebih banyak terjadi pada wanita disebabkan pengaruh
hormon estrogen yang mulai menurun kadarnya dalam tubuh ketika
memasuki usia dewasa
Usia
Seiring dengan pertambahan usia, fungsi organ tubuh justru menurun.
Kurang Kalsium
Jika kalsium tubuh kurang maka tubuh akan mengeluarkan hormon
yang akan mengambil kalsium dari bagian tubuh lain, termasuk yang
ada di tulang
Kurus dan Mungil
Perawakan kurus dan mungil memiliki bobot tubuh cenderung ringan
misal kurang dari 57 kg, padahal tulang akan giat membentuk sel asal ditekan
oleh bobot yang berat. Karena posisi tulang menyangga bobot, maka tulang
akan terangsang untuk membentuk massa pada area tersebut, terutama pada

daerah pinggul dan panggul. Jika bobot tubuh ringan maka massa tulang
cenderung kurang terbentuk sempurna.
Faktor wanita, usia, dan kurang kalsium mendukung hasil dari
penelitian jurnal diatas. Namun terdapat pula faktor kurus dan mungil yang
juga termasuk mempengaruhi osteoporosis, yang dalam pembahasan
sebelumnya hal ini juga masih menjadi kontroversi terhadap hubungannya
mempengaruhi ukuran DMT yang secara langsung digunakan sebagai
diagnosis osteoporosis, namun dalam penelitian jurnal diatas faktor poin yang
keempat yaitu kurus dan mungil, dalam penelitian yang diuji dengan variabel
IMT tidak signifikan.
IMT itu sendiri merupakan alat sederhana untuk memantau status gizi
orang dewasa khususnya yang berkaitan dengan kekurangan dan kelebihan
berat badan. Rumus penghitungannya yaitu:
IMT =
Berat Badan(kg)
Hubungan
tidak
signifikan
antara
IMT dan DMT dari hasil penelitian
( m ) x Tinggi
Tinggi Badan
Badan(m)
ini dapat dikarenakan sampel yang diteliti memiliki IMT yang hampir sama
dan rentangnya tidak terlalu lebar, yaitu berada di kisaran IMT normal. Selain
itu, IMT saja tidak dapat menggambarkan secara pasti keadaan rangka
sampel, tidak dapat membedakan secara pasti apakah komposisi tubuh sampel
lebih didominasi massa lemak atau massa otot.

BAB III
PENUTUP
3.1 Kesimpulan
Pada masa dewasa, tubuh tidak hanya dalam keadaan puncak dari
kemampuan fisik tetapi juga mulai mengalami penurunan fungsi.
Beberapa kondisi baik kondisi psikologis dan psikososial serta kondisi
fisiologisnya mulai mengalami perubahan. Salah satu perubahan pada
kondisi fisiologis pada perempuan adalah menopause. Pada saat
menopause, wanita akan mengalami perubahan-perubahan dalam organ
tubuhnya yang disebabkan oleh bertambahnya usia.
Masalah yang diangkat pada jurnal adalah bagaimana hubungan antara
IMT dengan DMT. Sebelumnya terdapat beberapa hasil penelitian yang
menyatakan berbeda mengenai hal tersebut. Pada akhirnya hasil
penelitian pada jurnal menyatakan bahwa tidak terdapat hubungan yang
signifikan antara DMT dan IMT, dan variabel yang berpengaruh secara
statistik terhadap hal tersebut adalah asupan kalsium
Sesuai dengan beberapa teori, bahwa kalsium pada usia dewasa
diperlukan sesuai dengan angka kecukupan gizi, minimal 500 mg/hari.
Kalsium merupakan zat gizi mikro yang dibutuhkan terutama pada
wanita untuk membantu mengurangi risiko osteoporosis. kalsium
menjamin bahwa otot berfungsi dan tulang-tulang sehat. Tubuh orang
dewasa mengandung hingga dua kilogram kalsium, dan dari jumlah itu,
99 persen tersimpan di dalam tulang. Kalsium berperan sentral pada
struktur dan kekuatan tulang. Kekurangan kalsium pada orang dewasa
dapat menimbulkan gangguan yang menyebabkan penurunan secara
bertahap pada jumlah dan kekuatan tulang. Kalsium merupakan zat gizi
spesifik yang paling penting untuk pencapaian massa tulang puncak,
pencegahan dan pengobatan osteoporosis. Peningkatan kalsium yang
dikonsumsi berkontribusi dalam memaksimalkan pencapaian puncak
massa tulang dan melindungi dari pengeroposan tulang. Hal inilah yang
merupakan salah satu faktor mengapa asupan kalsium paling
berpengaruh terhadap kejadian DMT rendah

3.2 Saran
Untuk mengurangi resiko DMT rendah yang nantinya berpotensi menjadi
osteoporosis, khususnya pada perempuan yang telah menginjak usia
dewasa

dianjurkan

untuk

mengkonsumsi

asupan

kalsium

yang

mencukupi minimal sesuai dengan angka kecukupan gizi yaitu 500


mg/hari, atau bila mampu 800-1000 mg/hari.
Meskipun IMT dalam penelitian belum terbukti berhubungan dengan
DMT, namun sebaiknya IMT tubuh diusahakan dalam keadaan normal,
tidak kurus (kategori kurang) maupun gemuk (kategori lebih).

DAFTAR PUSTAKA

Andriani, M. & Wirjatmadi, B. 2014. Peranan Gizi dalam Siklus Kehidupan.


Jakarta: Kencana Prenadamedia Grup
Setyawati, B., Prihatini, S., Rochmah, W., Pangastuti, R., 2011. Hubungan Indeks
Massa Tubuh Dengan Densitas Mineral Tulang Pada Perempuan Dewasa
Muda (Association Between Body Mass Index And Bone Mineral Density In
Young

Adult

Female).

Vol.

34

No

[serial

http://ejournal.litbang.depkes.go.id/index.php/pgm/article/view/3099
Februari 2015]

online].
[22

Anda mungkin juga menyukai