Anda di halaman 1dari 9

DISUSUN OLEH :

KELOMPOK 2

SMP NEGERI 1 PA JUKUKANG


KAB. BANTAENG

NAMA ANGGOTA KELOMPOK II


KELAS IX E, SMP NEGERI I
PAJUKUKANG

1. A. HARITZA ADITYAWARMAN
(KETUA)
2. AHMAD HIDAYAT (ANGGOTA)
3. AGUNG KURNIA (ANGGOTA)
4. ARHAM TAHIR (ANGGOTA)
5. MUHAMMAD
HIJIR
ISMAIL
(ANGGOTA)

i
KATA PENGANTAR
Puji syukur kehadirat Allah SWT, atas limpahan rahmat dan
karunianya kepada kita semua, sehingga makalah sederhana
dengan judul Budaya Kepemimpinan Masyarakat Makassar
dapat terselesaikan sebagai tugas yang diberikan oleh Bapak
Guru pada mata pelajaran Bahasa Daerah.
Olehnya, kami mengucapkan terima kasih kepada bapak dan
ibu guru yang telah membimbing kami dan memberikan
masukan-masukannya, demikian pula kepada teman-teman yang
turut membantu menyelesaikan penulisannya
Makalah yang kami susun ini sudah tentu masih jauh dari
kesempurnaan, untuk itu kami sangat membutuhkan masukan,
kritikan maupun saran dari para pembaca demi kesempurnaan
dari makalah ini.
Harapan penulis dengan tersusunnya makalah ini, adalah
semoga
dapat
memberikan
pengetahuan
kepada
para
pembacannya paling tidak merupakan bahan bacaan yang
berguna khususnya kepada adik-adik kelas yang nantinya juga
mendapat pelajaran yang sama.
Demikian kata pengantar ini, akhirnya kami mengucapkan
Assalamu Alaikum Warahmatullahi Wabarakatuh. Sekian
Bantaeng, Tanggal 1 September 2013
Penulis

ii

BUDAYA KEPEMIMPINAN MASYARAKAT MAKASSAR


BAB I
PENDAHULUAN
A. Latar belakang
Dalam Garis-Garis Besar Haluan Negara (GBHN) 1998
diungkapkan, antara lain bahwa budaya bangsa sebagai
perwujudan cipta, rasa, karsa, dan karya bangsa Indonesia yang
di landasi nilai luhur bangsa berdasarkan Pancasila yang
bercirikan Bhineka Tunggal Ika dan berwawasan Nusantara harus
diupayakan agar senantiasa menjiwai perilaku masyarakat dan
pelaksana
pembangunan
serta
membangkitkan
sikap
kesetiakawanan dan tanggung jawab sosial dan disiplin serta
semangat pantang menyerah. Kebudayaan nasional yang
merupakan
puncak-puncak
kebudayaan
daerah
harus
mengangkat nilai budaya daerah yang positif dan sekaligus
menolak budaya yang merugikan pembangunan dalam upaya
menuju kearah mempertinggi derajat kemanusiaan bangsa
Indonesia .
Keperluan
akan
mengungkap,
menrapkan,
dan
memantapkan nilai-nilailuhur buday bangsa pada akhir-akhir ini
terasa kian mendesak. Budaya kita semakin tercecer kebelakang
dan sering terlupakan karena munculnya gaya hidup global yang
semakin meluas sampai kemasyarakat terpencil. Apabila hal ini
tidak diantisipasi sedini mungkin, maka nilai-nilai budaya akan
musnah di tengah-tengah masyarakat pendukungnya.
B. Rumusan masalah

Adapun rumusan masalah yang dapat kami kemukakan


adalah :
- Bagaimanakah
budaya
kepemimpinan
masyarakat
Makassar ?
1

BAB II
PEMBAHASAN
Menurut silsilah raja-raja Gowa, raja pertama yang
memerintah di kerajaan Gowa adalah Tumanurunga Bainea, yaitu
seorang raja putri yang turun dari kayangan. Raja ini merupakan
utusan untuk menyelamatkan umat manusia karena saat itu
negeri Gowa sedang berada dalam kekacauan.
Pada masa pemerintahan Tumanurunga, raja memerintah
berdasarkan demokrasi terbatas. Akan tetapi, lama-kelamaan
unsur demokratis ini semakin kabur, yang menonjol adalah
monarki absolute raja seolah-olah mengusai hidup-mati
rakyatnya. Mengapa hal ini bisa terjadi ?
Salah satu penyebabnya karena lebih memudarnya
pemahaman, penghayatan, dan pengamalan terhadap nilai-nilai
dasar yang dimiliki penutur bahasa Makassar selama ini. Padahal,
konsep-konsep ini perlu dihayati dan diamalkan bukan saja oleh
setiap individu, tetapi terutama para pemimpin. Menurut
pendapat masyarakat Makassar yang ditemukan dalam rapang,
maju-hancurnya suatu negeri ditentukan oleh pemimpinnya. Oleh
karena itu, seorang pemimpin harus memiliki persyaratan
tertentu agar ia dapat menjadi pemimpin yang dapat
meningkatkan kesejahteraan masyarakatnya tutakbalakna.
1. Syarat-syarat pemimpin

Arung Matoa yang digelar Matinroa ri Kananna pernah


berwasiat kepada anaknya bahwa hanya pemimpin yang memiliki
empat sesuatu yang dapat memakmurkan Negara yakni :
Pertama, pemimpin yang jujur. Yang dimaksud dengan kejujuran
adalah seorang yang ikhlas memaafkan orang yang
pernah berbuat salah kepadanya.
2
Kejujuran itu ada tiga, yaitu: Jujur kepada Allah, jujur kepada
sesama manusia, dan jujur kepada diri sendiri.
Kedua,

pemimpin yang cerdas (berilmu pengetahuan), adil dan


bijaksana. Yang dimaksud dengan pemimpin yang
cerdas, adil dan bijaksana adalah pemimpin yang
mampu memperhitungkan akibat suatu tindakan.

Tanda-tanda orang berilmu ialah disayangi dan disenangi oleh


semua orang, mempunyai kedudukan yang baik di negerinya,
bergurau dalam hal kebenaran, senang mendidik, dan baik
silsilahnya.
Ketiga,

pemimpin yang berani. Yang dimaksud dengan berani


ialah orang yang tidak ragu-ragu menghadapi atau
menerima teguran dan tidak lupa daratan bila dipuji
atau disanjung

Keempat, pemimpin yang dermawan. Yang dimaksud dermawan


adalah orang yang mampu member minum dan makan
siang dan malam kepada orang lain (orang lapar).
2. Penyebab kehancuran sebuah negeri
Apa penyebab runtuhnya sebuah negeri ? Menurut
Tunialleanga Kananna, penyebab runtuhnya sebuah negeri
disebabkan oleh lima hal, yaitu:
Pertama, jika raja yang berkuasa tidak mau diperingati.

Kedua,
Ketiga,
Keempat,
Kelima,

jika tidak ada lagi orang cerdas/ahli di dalam negeri itu.


jika hakim sudah makan suap.
jika banyak masalah besr yang terjadi di negeri itu.
jika raja yang berkuasa itu sudah tidak memiliki belaskasihan terhadap rakyatnya.
3

3. Tanda-tanda kejayaan sebuah negeri


Apa tanda-tanda kejayaan atau kemakmuran sebuah
negeri ? Menurut Tunialleanga Kananna, ada dua tandanya, yaitu:
Pertama, raja yang berkuasa itu berlaku jujur, cerdas dan
bijaksana.
Kedua,
kalau keinginan rakyat sudah sejala dengan keinginan
penguasa (pemerintah).
Dalam kepustakaan Bugis untuk terwujudnya pemerintahan
yang baik, seorang pemimpin dituntut memiliki 4 kualitas yang
tak terpisahkan antara satu dengan yang lainnya. Keempat
kualitas itu terungkap dalam ungkapan Bugis: Maccai na
Malempu, Waraniwi na Magetteng (Cendekia jujur dan berani
teguh dalam pendirian).
Bila ungkapan di atas diurai maka ada empat karakteristik
seorang pemimpin yang dianggap dapat memimpin suatu negeri,
yaitu: cendekia, jujur, berani, dan teguh dalam pendirian.
Ungkapan itu bermakna bahwa kepandaian saja tidak cukup.
Kepandaian haruslah disertai dengan kejujuran, karena banyak
orang yang pandai manggunakan kepandaiannya membodohi
orang lain. Karena itu, kepandaian haruslah disertai dengan
kejujuran. Selanjutnya keberanian saja tidak cukup. Keberanian
haruslah disertai dengan keteguhan dalam pendirian, karena
tanpa keteguhan ia dapat terjerumus kedalam kenekadan.

BAB III
PENUTUP
Kesimpulan
Dari pembahasan di atas dapat di simpulkan bahwa :
1. Menurut pendapat masyarakat Makassar yang ditemukan
dalam rapang, maju-hancurnya suatu negeri ditentukan oleh
pemimpinnya.
2. Ada 4 syarat- syarat pemimpin antara lain :
- Jujur
- Cerdas
- Berani
- Dermawan
3. Tanda- tanda kejayaan sebuah negeri ada 2 yaitu :
- Pemimpin yang berkuasa itu berlaku jujur, cerdas dan
bijaksana
- Kalau keinginan rakyat sudah sejalan dengan keinginan
penguasa (pemerintah)
4. Penyebab hancurnya sebuah negeri ada 5 yaitu :
- Jika pemimpin yang berkuasa tidak mau diperingati
- Jika tidak ada lagi orang cerdas/ahli dalam negeri itu
- Jika hakim sudah makan suap

- Jika banyak masalah besar yang terjadi di negeri itu


- Jika pemimpin yang berkuasa itu sudah tidak memiliki belas
kasihan terhadap rakyatnya

Anda mungkin juga menyukai