NIM : 43010190054
Kelas : KPI B
Kitab Nashihatul Muluk adalah salah satu kitab karangan Al-Ghazali. Kitab ini berisi
tentang nasihat-nasihat untuk para raja/penguasa, yang digunakan sebagai dasar-dasar para
pemimpin dalam memimpin rakyatnya agar kepemimpinanya dapat berjalan dengan baik dan
benar. Melalui buku itu al-Ghazali memberikan nasihat bahwa seorang pemimpin haruslah
bermoral tinggi, berakhlak mulia, dan tidak berbuat zalim kepada rakyatnya 1. Berikut adalah
beberapa poin dari isi kitab tersebut :
1
Republika.co.id, https://www.republika.co.id/berita/dunia-islam/islam-
nusantara/17/11/05/oyxc6z440-nashihatul-muluk-kitab-wajib-untuk-para-penguasa, diakses pada tanggal 28
November 2019
2
Mohammad Fazril bin Mohd Saleh, Penerapan Nilai Etika Kepemimpinan Belia : Meninjau Pesan-
pesan Imam Al-Ghazali Menerusi Karya Nasihat Al-Muluk, (Sarawak, Malaysia : ABIM Negeri Sarawak,
2017), hlm. 15
Seorang pemimpin harusnya memiliki kecintaan terhadap Ilmu pengetahuan,
karena ilmu seseorang akan menjadi tolak ukur tingkah laku dan tindakan seseorang.
Dalam kitab Nasihatul Muluk Bab 6, secara khusus membahas tentang akal dan
pikiran manusia. Seorang pemimpin harus pandai mengolah akal dan pikirannya
sendiri, karena akal merupakan anugerah, maka menuntut Ilmu merupakan salah satu
bentuk mensyukuri nikmat Allah tersebut.3
Ilmu merupakan faktor penting dalam kehidupan, apalagi dalam dunia
pemerintahan. Seorang pemimpin dapat dinilai kinerjanya dilihat dari segi
kemampuan keiluannya.
3
Ibid., hlm. 15-16
4
Ibid., hlm. 16
5
Ibid., hlm. 17
Hemah tinggi menurut Nasihatul Muluk adalah mempumyai suatu bentuk
kebanggaan diri. Tapi yang dimaksud disini bukanlah membanggakan diri dan
membesarkan diri sendiri, karena hal tersebut termasuk ujub. Dalam kontesks ini
bangga diri diartikan sebagai bermaruah dan berjiwa besar.6
Salah satu sifat hemah tinggi adalah bersikap budiman, yaitu mampu
mengayomi rakyatnya dengan baik. Selain itu seorang pemimpin tidak mau dihormati
karena jabatannya, tetapi dihurmati karena pribadi mulia dan kemampuannya
sehingga laying menerima jabatan seorang pemimpin.
Pemimpini yang baik adalah pemimpin yang tidak akan meninggalkan
rakyatnya saat dalam keadaan terpuruk, tetapi mampu membawa rakyatnya dari
keterpurukan menuju kemaslahatan.
6
Ibid., hlm. 18
7
Ibid., hlm. 19
8
Ibid., hlm. 20
kemudharatan. Dan hal tersebutlah yang harus diwaspadai seorang pemimpin dalam
menghadapi berbagai ancaman.
Kitab Nasihatul Muluk ini merupakan rangkaian kisah menarik dan inspiratif yang
diceritakan oleh Imam Al-Ghazali. Uniknya Al-Ghozali tidak hanya menceritakan kisah-
kisah pemimpin islam saja, tetapi juga menceritakan kisah-kisah pemimpin non islam yang
menurutnya adalah pemimpin yang baik dan mampu mengayomi rakyatnya. Ini merupakan
bukti bahwa ilmu dan pembelajaran bisa didapat darimana saja.
Pemimpin yang baik adalah pemimpin yang tidak beroposisi atau tidak menyimpang,
baik dilihat dari tujuannya maupun tata caranya. Adapun oposisi yang berorientasi pada
kepentingan pribadi atau kelompok, sehingga mengengabaikan kepentingan umum dan dalam
ajaran islam hal tersebut tidak diperbolehkan (Ghairu Masyru’ah).9
9
Masykur Hakim, https://alif.id/read/ahmad-naufal/pesan-pesan-politik-al-ghazali-b212983p/, diakses
pada tanggal 29 November 2019