Puji dan syukur kami panjatkan kehadirat Tuhan Yang Maha Esa, karena
berkat rahmat dan hidayahNya serta kerja keras penyusun telah berhasil menyusun
Materi Penyuluhan yang akan digunakan bagi para penyuluh dan pelaku utama
maupun pelaku usaha. Oleh karena itu, kami mengucapkan terima kasih kepada para
penyusun yang telah mencurahkan pikiran, waktu, dan tenaganya, sehingga materi ini
siap untuk digunakan.
KATA PENGANTAR
Rumpon merupakan salah perlengkapan penangkapan ikan yang dalam
kurun waktu yang belum lama dan banyak digunakan oleh para nelayan baik
skala kecil maupun besar. Pancing tegak dapat ditemui di wilayah perairan
dalam.
Daerah penangkapannya
ii
DAFTAR ISI
BAB I
PENDAHULUAN .......................................................................................................... 1
1.1. Rumpon................................................................................................................ 1
1.2. Rumpon Buatan dari Bagian Tumbuhan ....................................................... 6
1.3. Rumpon Buatan dari Bahan Bukan Tumbuhan ............................................ 8
1.4. Rumpon untuk Menangkap Nener ................................................................. 11
1.5. Ikan-ikan yang Tertarik pada Rumpon ........................................................... 12
1.6. Penempatan Rumpon ...................................................................................... 14
PEMASANGAN RUMPON.......................................................................................... 25
3.1. Prinsip Pemasangan Rumpon Jangkar Dulu ................................................ 25
3.2. Prinsip Pemasangan Rumpon Belakangan ................................................... 26
3.3. Faktor Yang Mempengaruhi Pemasangan Rumpon .................................. 27
3.4. Memperkirakan Kemana Ponton Hanyut ...................................................... 28
3.5. Kapal Pemasang Rumpon ............................................................................... 31
3.6. Mempersiapkan Komponen Rumpon ............................................................ 32
3.7. Prosedur Pemasangan Rumpon ..................................................................... 35
3.8. Pemeriksaan Rumpon ....................................................................................... 36
3.9. Pemeliharaan Dan Perawatan Rumpon ....................................................... 39
3.10. Rangkuman ....................................................................................................... 42
iii
3.11.
3.12.
Tugas ....................................................................................................................... 43
iv
DAFTAR GAMBAR
1. 1
1. 2
1. 3
1. 4
1. 5
1. 6
Dasar perairan yang baik untuk menanamkan rumpon (Gate, 198) ........................... 14
1. 7
Dasar perairan yang tidak baik untuk menanam rumpon (Gate, 1998) ...................... 14
1. 8
1. 9
2. 2
2. 3
2. 4
Ponton ............................................................................................................................. 23
3. 1
3. 2
3. 3
3. 4
3. 6
3. 6
3. 7
3. 8
3. 9
vi
BAB I PENDAHULUAN
1.1.
RUMPON
Saat anda mempelajari metoda penangkapan yang mendasari teknologi
penangkapan ikan, terdapat empat faktor utama yang harus anda pahami,
yaitu: Ikan apa yang hendak ditangkap (Biologi Ikan),
ditangkap (fish ground), bagaimana sifatnya (fish behaviour) dan berapa jumlah
yang akan/boleh ditangkap (stock assessments dan kelestarian). Dari keempat
faktor di atas, fish ground merupakan faktor penentu dalam menentukan
keberhasilan penangkapan ikan, tanpa mengetahui fish ground ikan yang
menjadi tujuan daerah penangkapan adalah pekerjaan menangkap ikan yang
sia-sia.
disukai ikan untuk berkumpul. Berbagai faktor yang menyebabkan ikan mau
berkumpul di lingkungan yang sesuai untuknya, yang dapat dipelajari pada
mata kuliah biologi perikanan. Secara umum ikan akan berkumpul saat makan,
saat hendak memijah, dan saat bermigrasi (tuna adalah ikan yang bersifat higly
migratory).
Sebuah pertanyaan yang selalu menggelitik para nelayan adalah
bagaimana menangkap ikan yang paling mudah.
Jawabannya sederhana
mungkin jawaban bodoh adalah menangkap ikan yang sedang ngumpul dan
syukur-syukur diem.
para nelayan berupaya mengumpulkan ikan dengan berbagai cara. Cara yang
sudah lama kita kenal adalah dengan menggunakan rumpon (fish agregate
device) dan menggunakan atraksi cahaya.
Mencari fish ground alam bukan pekerjaan mudah. Contoh yang paling
sederhana adalah pada penangkapan ikan kembung dengan menggunakan
payang tradisional, kumpulan ikan hanya dapat diketahui oleh para nelayan
yang sudah berpengalaman, atau berdasarkan pengetahuan yang diturunkan
dari orang-orang tua mereka, bahkan tidak jarang dibarengi dengan mistis.
Contoh pada perikanan modern, bagaimana hunting purse seiner around the
ocean, by day, by weeks, even by month hanya untuk mencari dan mengejar
kumpulan-kumpulan ikan tuna yang sedang bermigrasi.
Di Indonesia penelitian-penelitian tentang keempat hal tersebut di atas
terutama mengenai ikan-ikan yang hidup di kawasan perairan Indonesia boleh
dikatakan masih langka. Banyak data yang masih tersimpan di benak-benak
para nelayan, para fishing master dan nakhoda kapal penangkap ikan bahkan
perusahaan perikanan.
hasil tangkapan kontinu dari waktu ke waktu pada fishing ground yang sama
masih menjadi pertanyaan besar.
perairan
yang
dinamis,
kitapun
harus
memahami
physical
laut tingkat tinggi yang berukuran makin besar dan makin besar akibat adanya
sifat predator.
Kita mengenal dua jenis fish ground, pertama adalah fish ground alami,
dan kedua adalah fisih ground buatan. Fish ground alami adalah fish ground
yang sudah ada di laut. Sedangkan fish ground buatan adalah fish ground
yang diciptakan oleh manusia yang dibuat semirip mungkin dengan fish ground
alami, yang dikenal dengan rumpon (Fish Aggregate Devices; FAD).
Ditinjau dari konstruksi dan lokasi pemasangannya rumpon dibagi
menjadi dua jenis, yaitu rumpon dangkal dan rumpon laut dalam. Dewasa ini,
dengan diciptakannya alat pendeteksi bawah air (fish finder) yang cukup
terjangkau harganya.
makanan, tapi rumpon dimanfaatkan sebagai attractor di fish ground yang telah
diketahui melalui fish finder.
Ditinjau dari segi pengoperasiannya dibagi menjadi dua pula, yaitu
rumpon tidak tetap (rumpon kenvensional yang berasal dari Tegal, Pekalongan,
dan sekitarnya), dan rumpon tetap (rompong di Sulawesi dan payaos dari
Filipina). Sedangkan ditinjau dari segi bahan dibagi menjadi tiga kelompok,
yaitu:
1. Rumpon yang terbuat dari bagian tumbuhan.
2. Rumpon yang terbuat bukan tumbuhan
3. Rumpon yang terbuat dari gabungan bagian tumbuhan dan bukan
tumbuhan
Proses kedua
Bila
diperkirakan telah berkumpul ikan-ikan dalam jumlah yang banyak maka fungsi
rumpon telah tercipta dengan baik.
1.2.
Tahap kedua:
Tahap ketiga:
Terkonsentrasinya
phytoplankton
yang
merupakan
(Phytoplankton dan
ikan kecil ini ditujukan untuk memperpanjang waktu sehingga ikan-ikan dari
berbagai jenis dan ukuran dapat lebih banyak berkumpul dalam jumlah yang
besar.
Pelampung (antang)
Jangkar
Tanda (umbul)
1.3.
atas, hanya saja ada perbedaan proses yang terjadi pada rumpon yang terbuat
dari bahan bukan tumbuhan.
kehidupan biota laut dari rumpon non tumbuhan (Gambar 113 115) adalah
8
cycle,
tumbuh atau menempel biota karang sesuai dengan tingkat yang paling rendah
hingga tingkat tertinggi dalam proses pembentukan lingkungan karang yang
diupayakan untuk menciptakan habitat dari jenis ikan tertentu.
Rumpon laut dalam dapat dipasang pada kedalaman antara 270 3.700
m, dengan berbagai disain mulai dari pelampung bambu, drum, pontoon besi,
pontoon alumunium, dan fiber glass.
Perkembangan FAD dengan berbagai keberhasilannya dalam menarik
perhatian ikan untuk berkumpul dalam jumlah besar, telah mempengaruhi
seluruh tingkat perikanan, tidak hanya perikanan artisanal atau subsistence,
dapat meningkatkan hasil tangkap dan dapat melakukan penangkapan harian
(one day fishing) juga
PERSYARATAN:
tumbuh
atau
tempat
Namun
sehingga
dihindarkan
10
Gambar 1. 4
1.4.
berbeda kadar garamnya, yaitu perairan laut dan perairan payau. Saat akan
memijah bandeng pergi ke perairan laut yang memiliki kadar garam tinggi, dan
11
saat ikan akan beranjak dewasa bandeng akan berpindah ke air payau, diawali
dari bandeng masih berbentuk burayak (nener).
12
13
1.6.
Penempatan Rumpon
Pemasangan rumpon memerlukan beberapa persyaratan, diantaranya
dasar
perairan
tidak
bisa
diprediksi.
lereng curam,
jangkar
terjadinya
yang
keliru,
kegagalan.
14
tegangan geser rumpon akibat cuaca buruk. Dasar perairan yang berbentuk
gunung yang curam, jurang laut, atau celah sempit harus dihindari, karena akan
menyebabkan kegagalan prematur penanaman rumpon, misalnya akibat
gesekan tali pada batu atau pegunungan. Rumpon bisa hilang atau bergeser
jauh, jangkar bisa terseret ke dalam air yang lebih dalam, atau penanaman
mungkin tidak berfungsi sesuai dengan desain yang direncanakan.
Kedalaman:
Rumpon yang ditempatkan di perairan
dangkal kurang dari 500 meter umumnya tidak
efektif mengagregasi tuna. Selain itu, biaya
penanaman
rumpon
meningkat
sebanding
15
Jarak antar
16
17
Umumnya
keselamatan
untuk
dengan
meningkatkan
mengonsentrasikan
Gambar 1. 11
Aksessibilitas rumpon
RINGKASAN
1. Fish ground merupakan faktor penentu dalam menentukan keberhasilan
penangkapan ikan, tanpa mengetahui fish ground ikan yang menjadi tujuan
penangkapan adalah pekerjaan menangkap ikan yang sia-sia.
2. Fish ground terbagi menjadi dua jenis, pertama adalah fish ground alami,
dan kedua adalah fish ground buatan
3. Ditinjau dari segi bahan, bahan rumpon dibagi menjadi tiga kelompok, yaitu:
a. Rumpon yang terbuat dari bagian tumbuhan.
b. Rumpon yang terbuat bukan tumbuhan
c. Rumpon yang terbuat dari gabungan bagian tumbuhan dan bukan
tumbuhan
18
yang
akan
Proses pertama
menciptakan
rantai
menghasilkan
kelimpahan
zooplankton.
PERTANYAAN
1. Apakah yang dimaksud dengan fish ground buatan ?
2. Pendekatan apakah yang digunakan untuk menentukan bahan yang dapat
digunakan sebagai fish ground buatan konvensional?
3. Pendekatan apakah yang digunakan untuk menentukan bahan yang dapat
digunakan sebagai fish ground buatan modern (rumpon laut dalam)?
19
TUGAS
Kunjungilah tempat perakitan rumpon baik rumpon konvensioanl maupun
rumpon laut dalam, Gambarkan disainnya kemudian pelajarilah spesifikasi
bahan yang digunakan serta dimana dan bagaimana memasangnya di tengah
laut.
20
Bab 2
Konstruksi Rumpon
Perhatikan skematik
Jangkar
Gunakanlah jangkar yang terbuat dari balok semen cor dengan
berat sekitar 900 kg. Tebal
dan
lebar
balok
cor
efek
cengkeram
dasar
perairan.
Jangkar
yang
berbentuk
selin-der
atau drum bekas oli yang diisi semen kurang baik, karena akan
menggeser rumpon menjauh akibat efek
cuaca dan kondisi laut.
21
Rantai Bawah
Tali Rumpon
Tali rumpon terdiri dari dua bagian. Bagian atas dan bagian bawah.
Bagian atas diameter 19 mm 8 12 strand bahan Nylon. Bagian bawah tali PE
diameter 22 milimeter 8 atau 12 strand.
22
sehinggga
akan
membentuk
lengung
katenari
(komponen
lengkung).
berbentuk
kotak
atai
Jika
dipasakkan
pipa
Gambar 2. 4
23
RANGKUMAN
1.
Komponen rumpon secara umum terdiri dari, ponton dan komponen bagian atas,
tali rumpon, rantai bawah dan jangkar.
2.
3.
Bagian bawah tali atas berfungsi menenggelamkan tali atas, dan bagian atas tali
bawah untuk mengapungkan komponen bawah tali rumpon.
4.
TEST FORMATIF
1.
Apakah yang membedakan antara rumpon konvensional dan rumpon laut dalam
2. Mengapa rumpon laut dalam untuk mengagregasi ikan tuna kurang efektif jika di
pasang pada kedalaman kurang dari 500 meter.
3. Jelaskan fungsi komponen pengapung pada tali rumpon
4. Jelaskan apa fungsi rantai atas
5. Jelaskan apa fungsi rantai bawah.
TUGAS
24
Pemasangan
Jangkar
Dulu
dengan
metode
adalah
dengan
rumpon yang kana digunakan. Kemudian ujung atas tali rumpon dipasangkan
ke ponton. Selanjutnya ponton di lego.
Sebaiknya gunakanlah winch jangkar agar kecepatan turun tali dapat
diatur, atau jika terjadi sesuatu jangkar dan tali rumpon masih dapat dihibob ke
atas kapal.
kecil.
Prinsip Pemasangan Rumpon Belakangan
Setelah semua
probabilitas
terbesar
untuk
menempatkan
Metode ini
rumpon
pada
Gambar 3. 3 Efelk
tekanan tali rumpon
27
Gerakan Jangkar
melayang
dan
memutar
seperti
bentuk
jangkar,
luas
air
dibawahnya.
Gerakan
tergantung
pada
lebih
pengaruh
besar
dibanding
angin.
Kecuali
besar.
Sebaiknya
tidak
memasang rumpon pada saat kekuatan angin besar (lihat gamabr 3.4).
Sangatlah mudah untuk mengestimasi arus permukaan dengan
mengamati arah gerakan seutas tali kecil yang dibanduli gayung dan
pengapung dan ditenggelamkan ke air. Tali akan hanyut
mengikuti arus, dan akan memberikan indikasi baik
kecepatan maupun arah arus. Perhatikan Gambar 3.5.
Arah proses pemasangan Jangkar belakangan
rumpon sebenarnya kapal bergerak lurus dengan arah
kebalikan arah arus (arah arus harus diutamakan). Jarak
penurunan ponton adalah 2/3 dari panjang tali rumpon.
Hati-hati ponton jangan sampai terseret kapal. Perhatikan
Gambar 3.6.
Gambar 3. 6 Arah
hanyutnya kapal
29
juga menyulitka dalam proses penurunan. Gambar 3.7 adalah contoh kapal
yang sesuai untuk pemasangan rumpon.
30
Komponen rumpon harus ditata dan disusun sesuai urutan logis mulai
dari ponton hingga jangkar. Penataan harus menghindarkan sekecil apapun
dari resiko kegagalan atau kecelakaan awak kapal atau awaknya.
Ponton atau Pelampung Rumpon
Ponton
atau
pelampung
rumpon
harus
ditempatkan
di
lokasi
31
Gambar 3. 9 Penempatan
pelampung di sisi luar buritan
kiri sebelum diturunkan
kuat tapi mudah dilepas. Landasi bawahnya dengan terpal atau karung
untuk menghindari kerusakan pada badan kapal.
Cara yang paling biasa dilakukan untuk menyimpan rantai dan tali
rumpon adalah langsung ditata di dek kapal di lokasi penurunannya. Keduanya
harus terikat erat selama dalam pelayaran menuju lokasi penanaman rumpon.
Saat tiba di lokasi pengikatnya dilepas dan langsung diturunkan dari atas dek.
Alternatif lain, jika ruang
kerja
sempit
dan
berbahaya menurunkan
dari sisi lambung kapal,
rantai dan tali disimpan
dalam
kotak
kokoh.
kayu
Kotak dapat
ditempakan di palkah
ikan. Membuka gulungan tali dari coilnya harus benar, jika tidak akan terjadi
tekukan pada tali. Cara termudah adalah dengan menggunakan alat pembuka
atau penggulung tali. Lihat gambar 3.11.
Tali rumpon yang telah dibuka sebaiknya digulung kembali di atas dek
dengan
mengurangi resiko kusut atau terbelit susunannya. Terutama jika tali terbuat
dari wire.
Jangkar Rumpon
menata
jangkar
sebelum
Perhatikan
gambar 3.13.
Penjelasan gambar 3.13 A: Jangkar rumpon; B: Besi siku penahan rantai
pengikat block;C; Konstruksi kayu penumpu jangkar; D: Block penghantar rantai
jangkar saat diturunkan; E landasan tebuat dari plywood.
Prosedur Pemasangan Rumpon
Prosedur
yang ditentukan dalam rencana penanaman rumpon (atau lokasi hasil survey).
Gunakanlah echo sounder.
pula dibandingkan dengan posisi yang diperoleh dengan membaring dua buah
benda darat di kenal. .
Selanjutnya, pada posisi dimana kapal akan melakukan awal penurunan
(jangkar belakangan). Posisi ini harus berada tepat dibawah arus dari posisi
penanaman rumpon yang direncanakan.
dipasang adalah 1.200 meter. Sehingga posisi aal penurunan adalah sejauh
800 meter atau 2/3 dari panjangg total tali rumpon dari posisi rumpon.
Posisi awal pemsangan di program ke GPS, kapal melaju ke posisi
tersebut dan mulai proses pemasangan rumpon. Langkah pertama menurunkan
pelampung dan rantai atas, kemudian tali drumpon diturunkan. Haluan kapal
diarahkan melawan arus (lihat gambar 3.14).
35
rumpon.
kunjungan
berkala
risiko
penyebab
Melakukan
inspeksi
dapat
kerugian
secara
mengungkapkan
potensi
kerugian
juga
meningkatkan
36
jika
pemeliharaan dapat tidak terlalu dekat, tapi jika usia pakai rumpon rendah
maka selang waktu pemeriksaan harus lebih dekat. Terutama jika telah terjadi
badai. Idealnya rumpon harus diperiksa paling lambat setiap dua minggu sekali
(Lihat gambar 3.15).
Konsultasi dengan Nelayan Pengguna
Biasanya rumpon
kemungkinan
untuk
mengurangi atau
menambah
berat
jangkar,
atau
tepat
di
atas
rumpon
dan
38
Gambar 3. 17
Lingkaran putar
rumpon
yang
dilengkapi
dengan
peralatan
keselamatan
dan
mampu
sangat
berkarat dan rusak, tali yang terkelupas atau sebagian seratnya terabrasi.
Perhatikan gambar 3.18.
Prosedur Perawatan
Jika kerusakan terjadi pada tali rumpon, maka perlu untuk mengangkat
tali dan memperbaikinya langsung dilaut.
memotong yang rusak dan menggantinya dengan yang baru dengan cara
splicing. Jika kerusakan terjadi pada ponton atau komponen atas rumpon,
pendekatan perbaikan terbaik adalah dengan mengganti komponen tersebut,
39
dan membawa yang rusakke darat untuk pemeriksaan dan perbaikan lebih
lanjut.
40
Jika kapal perawat dilengkapi dengan boom dan alat angkat berat, maka
keseluruhan pelampung beserta komponen atas dngan mudah dapat diangkat
ke atas kapal.
untuk
mengangkat
komponen
rumpon
ke
atas
kapal
TEST FORMATIF
1. Mengapa faktor arus harus didahulukan daripada faktor angin
2. Mengapa arah haluan kapal harus kebalikan dan arah arus.
3. Jelaskan mengapa terjadi efek pendulum saat jangkar turun ke dasar laut
4. Jelaskan mengapa posisi awal penurunan pelampung sebesaR 2/3 dari
panjang total tali rumpon, dari posisi rumpon yanng direncanakan.
5. Jelaskan mengapa harus dilakukan pemeriksaan rumpon secara berkala.
TUGAS
43