Fisiologi Laktasi
Fisiologi Laktasi
FISIOLOGI LAKTASI
Kelompok 3
B/BD/II
Anggota :
1. Aplonia lakulo
2. Arina amalia
3. Arista pratiwi
4. Maryati
5. Restu vinta R
6. Retna wulandari
7. Rina lestari
8. Susi taroci benu
9. Suyati
10. Uswatun khasanah
11. Vany rahayu
12. Yeni kusrini
13. Eka titin riansari
(122100221)
(122100224)
(122100225)
(122100237)
(122100246)
(122100247)
(122100249)
(122100251)
(122100254)
(122100256)
(122100257)
(122100258)
(122100263)
PRODI D3 KEBIDANAN
SEKOLAH TINGGI ILMU KESEHATAN YOGYAKARTA
TAHUN AJARAN 2012/2013
FISIOLOGI LAKTASI
Pada masa hamil, terjadi perubahan pada payudara, dimana ukuran payudara
bertambah besar. Untuk mempersiapkan payudara agar pada waktunya dapat
memberikan ASI, estrogen akan mempersiapkan kelenjar dari saluran ASI dalam
bentuk poliferasi, deposit lemak, air dan elektrolit, jaringan ikat semakin banyak dan
miopitel di sekitar kelenjar mammae semakin membesar.sedangkan progesterone
meningkat kematangan kelenjar mammae dengan hormone lain. Bersamaan dengan
membesaranya kehamilan perkembangan dan persiapan untuk memberikan ASI
semakin tampak, payudara semakin membesar, puting susu semakin menonjol
pembuluh darah semakin tampak, dan areola mammae makin hitam.
Pada kehamilan lima bulan lebih, kadang-kadang dari ujung putting mulai
keluar cairan yang disebut kolostrum. Sekresi cairan tersebut karena pengaruh
hormone laktogen dari plasenta dan hormone prolaktin dari kelenjar hipofise.
Produksi cairan tidak berlebihan karena meski selama hamil kadar prolaktin cukup
tinggi pengaruhnya di hambat oleh estrogen.
Setelah partus, pengaruh penekanan dari estrogen dan progesterone terhadap
hipofisis hilang. Timbul pengaruh hormon - hormon hipofisis kembali, antara lain
lactogenic hormone. (prolaktin) yang akan dihasilkan pula. Mamma yang telah
dipersiapkan pada masa hamil terpengaruhi, dengan akibat kelenjar-kelenjar susu
berkontraksi, sehingga pengeluaran air susu dilaksanakan.
Pada seorang wanita menyusui ( laktasi ) kedua dan selanjutnya cenderung
lebih baik dari pada yang pertama, menunjukan bahwa seperti halnya pada semua
fungsi reproduksi, di perlukan trial runs ( latihan) sebelum mencapai kemampuan
yang optimal. Pada umumnya wanita yang lebih muda kemampuanya lebih baik dari
pada yang tua.
FISIOLOGI LAKTASI
A. PENGERTIAN LAKTASI
Laktasi adalah suatu proses produksi, sekresi, dan pengeluaran ASI yang
membutuhkan calon ibu yang siap secara psikologi dan fisik, kemudian bayi yang
telah cukup sehat untuk menyusu, serta produksi ASI yang telah disesuaikan dengan
kebutuhan bayi, dimana volume ASI 500-800 ml/hari.
Ketika bayi menghisap payudara, hormon yang bernama oksitosin membuat
ASI mengalira dari dalam alveoli melalui saluran susu menuju ke reservoir susu yang
berlokasi dibelakang aerola lalu ke dalam mulut bayi. Pengaruh hormonal bekerja
melalui dari bulan ketiga kehamilan dimana tubuh wanita memproduksi hormon yang
menstimulasi munculnya ASI dalam sistem payudara.
ASI adalah suatu emulsi lemak dalamlarutan protein, laktosa, dan garamgaram organik yang disekresikan oleh kedua belah kelenjar payudara ibu, sebagai
makanan utama bagi bayi. Perawatan payudara dimulai dari kehamilan bulan 7-8
memegang peran penting dalam menentukan berhasilnya menyusui bayi. Dengan
perawatan payudara yang baik, ibu tidak perlu khawatir bentuk payudaranya akan
cepat berubah sehingga kurang menarik dan puting tidak akn lecet sewaktu dihisap
bayi.
FISIOLOGI LAKTASI
C. SIKLUS LAKTASI
1. Laktogenesis stadium 1 ( kehamilan ) : penambahan dan pembesaran lobulus
alveolus.
2. Laktogenesis stadium 2 ( ahir kehamilan 2-3 hari postpartum ) : produksi ASI
3. Laktogenesis stadium 3 ( galaktopoeisis ) : mulai 40 hari setelah berhenti
menyusui.
setelah melahirkan, kolostrum pelan pelan hilang dan tergantikan oleh ASI
sebenarnya.
Laktogeneses III :Sistem kontrol hormon endokrin mengatur produksi ASI
selama kehamilan dan beberapa hari pertama setelah melahirkan. Ketika produksi ASI
mulai stabil, sistem kontrol autokrin dimulai. Fase ini dinamakan Laktogenesis III.
Pada tahap ini, apabila ASI banyak dikeluarkan, payudara akan memproduksi ASI
dengan banyak pula. Penelitian berkesimpulan bahwa apabila payudara dikosongkan
secara menyeluruh juga akan meningkatkan taraf produksi ASI. Dengan demikian,
produksi ASI sangat dipengaruhi seberapa sering dan seberapa baik bayi menghisap,
dan juga seberapa sering payudara dikosongkan.
E. REFLEK LAKTASI
Pada proses
laktasi terdapat
dua
reflek
yang
berperan,
yaitu
perangsangan puting
FISIOLOGI LAKTASI
FISIOLOGI LAKTASI
aliran
darah,
hormon
ini
menuju
uterus
sehingga
menimbulkan kontraksi. Kontraksi dari selakan memeras air susu yang telah
terbuat, keluar dari alveoli dan masuk kesistem duktus dan selanjutnya
mengalir melalui duktus lactiferus masuk kemulut bayi.
Faktor-faktor yang meningkatkan let down adalah : melihat bayi,
mendengarkan suara bayi, mencium bayi, memikirkan untuk menyusui bayi.
Faktor-faktor yang menghambat reflek let down adalah stress, seperti:
keadaan bingung/ pikiran kacau, takut dan cemas.
Refleks Oksitosin
Refleks oksitosin : (rangsangan ke otak untuk mengeluarkan hormon
oksitosin), hormon ini akan memacu sel-sel otot yang mengelilingi jaringan
kelenjar susu dan saluranya unutk berkontraksi, sehingga memeras air susu
keluar menuju putting susu. Ibu perlu mewaspadai bahwa tekanan karena
kontraksi otot ini kadang-kadang begitu kuat sehingga air susu keluar dari
putting menyembur, ini bisa membuat bayi tersedak.
Refleks oksitosin dipengaruhi oleh pikiran, perasaan, dan sensasi ibu.
biasanya perasaan ibu bisa merangsang pengeluaran ASI secara refleks, tetapi
kadang-kadang juga menghambatnya. Perasaan yang bisa menghentikan
refleks oksitosin misalnya, khawatir, sedih, atau takut akan sesuatu. ibu
kesakitan pada saat menyusui atau merasa malu.
Refleks ini bisa muncul pada saat sang ibu mendengar bayinya
menangis, melihat foto bayinya atau sedang teringat pada bayinya berada jauh.
Manfaaat refleks oksitosin lainya adalah membantu lepasnya plasenta dari
rahim ibu dan menghentikan perdarahan persalinan.
Pengeluaran ASI (Oksitosin)
Apabila bayi disusui, maka gerakan menghisap yang berirama akan
menghasilkan rangsangan saraf yang terdapat pada glandulapituitaria
FISIOLOGI LAKTASI
posterior, sehingga keluar hormon oksitosin. Hal ini menyebabkan selselmiopitel di sekitar alveoli akan berkontraksi dan mendorong ASI masuk
dalam pembuluh ampula. Pengeluaran oksitosin selain dipengaruhi oleh
isapan bayi, juga oleh reseptor yang terletak pada duktus. Bila duktus
melebar, maka secara reflektoris oksitosin dikeluarkan oleh hipofisis.
1. Frekuensi Penyusuan
Pada studi 32 ibu dengan bayi prematur disimpulkan bahwa produksi
ASI akan optimal dengan pemompaan ASI lebih dari 5 kali per hari selama
bulan pertama setelah melahirkan. Pemompaan dilakukan karena bayi
prematur belum dapat menyusu (Hopkinson et al, 1988 dalam ACC/SCN,
1991). Studi lain yang dilakukan pada ibu dengan bayi cukup bulan
menunjukkan bahwa frekuensi penyusuan 10 3 kali perhari selama 2 minggu
pertama setelah melahirkan berhubungan dengan produksi ASI yang cukup
(de Carvalho, et al, 1982 dalam ACC/SCN, 1991). Berdasarkan hal ini
direkomendasikan penyusuan paling sedikit 8 kali perhari pada periode awal
setelah melahirkan. Frekuensi penyusuan ini berkaitan dengan kemampuan
stimulasi hormon dalam kelenjar payudara.
2.
Berat Lahir
Prentice (1984) mengamati hubungan berat lahir bayi dengan volume
ASI. Hal ini berkaitan dengan kekuatan untuk mengisap, frekuensi, dan lama
penyusuan dibanding bayi yang lebih besar. Berat bayi pada hari kedua dan
usia 1 bulan sangat erat berhubungan dengan kekuatan mengisap yang
mengakibatkan perbedaan intik yang besar dibanding bayi yang mendapat
formula. De Carvalho (1982) menemukan hubungan positif berat lahir bayi
dengan frekuensi dan lama menyusui selama 14hari pertama setelah lahir.
FISIOLOGI LAKTASI
10
Bayi berat lahir rendah (BBLR) mempunyai kemampuan mengisap ASI yang
lebih rendah dibanding bayi yang berat lahir normal (> 2500 gr). Kemampuan
mengisap ASI yang lebih rendah ini meliputi frekuensi dan lama penyusuan
yang lebih rendah dibanding bayi berat lahir normal yang akan
mempengaruhi stimulasi hormon prolaktin dan oksitosin dalam memproduksi
ASI.
Pengeluaran ASI akan berlangsung baik pada ibu yang merasa rileks dan
nyaman.. Penyakit infeksi baik yang kronik maupun akut yang mengganggu
proses laktasi dapat mempengaruhi produksi ASI.
5. Konsumsi Rokok
Merokok dapat mengurangi volume ASI karena akan mengganggu
hormon
menstimulasi pelepasan
11
7. Pil Kontrasepsi
Penggunaan pil kontrasepsi kombinasi estrogen dan progestin
berkaitan dengan penurunan volume dan durasi ASI (Koetsawang, 1987 dan
Lonerdal, 1986
mengandung progestin maka tidak ada dampak terhadap volume ASI (WHO
Task Force on Oral Contraceptives,
12
Aspek gizi ibu yang dapat berdampak terhadap komposisi ASI adalah
intik pangan aktual, cadangan gizi, dan gangguan dalam penggunaan zat gizi.
Perubahan status gizi ibu yang mengubah komposisi ASI dapat berdampak
positif, netral, atau negatif terhadap bayi yang disusui. Bila asupan gizi ibu
berkurang tetapi kadar zat gizi dalam ASI dan volume ASI tidak berubah
maka zat gizi untuk sintesis ASI diambil dari cadangan ibu atau jaringan ibu.
Komposisi ASI tidak konstan dan beberapa faktor fisiologi dan faktor non
fisiologi berperan secara langsung dan tidak langsung. Faktor fisiologi
meliputi umur penyusuan, waktu penyusuan, status gizi ibu, penyakit akut,
dan pil kontrasepsi. Faktor non fisiologi meliputi aspek lingkungan, konsumsi
rokok dan alkohol (Matheson, 1989).
13
secara
murni(eksklusif)
dapat
menjarangkan
Aspek psikologi
Keuntungan menyusui bukan hanya bermanfaat untuk bayi,tetapi juga
untuk ibu. Ibu akan merasa bangga dan diperlukan,rasa yang dibutuhkan
oleh semua manusia.
keluarga
bertambah,karena
kelahiran
lebih
sangat
praktis,karena
dapat
diberikan
dimana
saja.keluarga tidak erlu repo menyiapkan air masak,botol dan dot yang
harus selalu di bersihkan.
FISIOLOGI LAKTASI
14
2.
kontaminasi mikroorganisme
Pembuatan susu formula di rumah tidak menjamin bebas dari
kontaminasi mikroorganisme patogen.
3.
Menyebabkan alergi
Kejadian alergi susu sapi bukannya tidak jarang, prevalensinya
dilaporkan antara 0,5 -1 %. Tetapi tidak banyak petugas kesehatan yang
menyadari.
4.
15
yang rusak yang selanjutnya terjadi sensitisasi terhadap protein susu sapi
dan dan terjadi enteropati yang akhirnya akan memperberat kerusakan
mukosa.
5.
6.
negara
menambahkan
beban
anggaran
yang
harus
FISIOLOGI LAKTASI
16
Klinik Antenatal
Hal-hal yang perlu diperhatikan dalam klinik Antenatal bagi ibu hamil adalah :
3.
Obat-obatan
Pemakaian obat-obatan selama hamil hanya atas petunjuk bidan atau
dokter, terutama menjelang persalinan perlu diperhatikan, agar tidak
berpengaruh terhadap laktasi.
4. keluhan lain
Adanya keluhan lain, misalnya sakit gigi /mulut, infeksi lainya.
5. Hygiene personal dan lingkungan.
Kebersihan diri dan pakaian yang nyaman perlu mendapat perhatian
untuk menjaga kesehatan .pilihlah pakaian yang longgar ,ringan dan
mudah menyerap keringat.
6. Pendukung
Sebaiknya selama 3 bulan terakhir kehamilan, seorang ibu telah
menentukan dokter yang akan mengawasinya persalinan anaknya.
Kerjasama antara tenaga penolong persalinan dan dokter anak juga harus
di bina.
FISIOLOGI LAKTASI
17
J. PERAWATAN PAYUDARA
Demi keberhasilan menyusui, payudara memerlukan perawatan sejak dini
secara teratur .Perwatan selama kehamilan bertujuan agar selama menyusui kelak
produksi asi cukup.tidak terjadi kelainan pada payudara dan payudara tetap baik
setelah menyusui.
Pada umumnya wanita dalam kehamilan 6-8 minggu akan mengalami
pembesaran payudara,akan lebih padat,kenyal,kencang,sakit dan tampak jelas di
permukaan kulit adanya gambaran pembuluh darah yang bertambah serta melebar.
kelenjar Montgomery pada daerah areola tampak lebih nyata dan menonjol.
Perawatan Payudara antara lain :
1. Pemakaian BH yang tepat,sebaiknya ibu hamil harus memakai bra
yang tepat dan ukuran yang sesuai dapat menopang perkembangan
payudara.
2. Latihan otot-otot yang menopang payudara.
3. Hygiene payudara
Kebersihan/hygiene payudara juga harus di perhatikan ,khususnya daerah
papila dan aerola pada saat mandi sebaiknya papila dan areola tidak di sabuni.untuk
menghindari keadan kering dan kaku akibat hilangnya lendir pelumas yang dihasilkan
kelenjar Montgomery.Areola dan papila yang kering akan memudahkan terjadinya
lecet dan infeksi.
FISIOLOGI LAKTASI
18
FISIOLOGI LAKTASI
19
FISIOLOGI LAKTASI
20
L. DUKUNGAN BIDAN
Bidan dapat memberikan dukungan dalam pemberian ASI dengan cara :
1. Membiarkan bayi bersama ibunya segera susudah lahir selama beberapa jam
pertama
2. Mengajarkan cara merawat payudara yang sehat pada ibu untuk mencegah
masalah umum yang timbul
3. Membantu ibu pada waktu pertama kali memberikan ASI
Posisi menyusui dapat dilakukan dengan cara :
a. Posisi berbaring miring
b. Posisi duduk
c. Posisi tidur telentang
4. Menempatkan bayi didekat ibu pada kamar yang sama (rawat gabung)
Manfaat rawabg gabung dalam proses laktasi dapat dilihat dari aspek fisik,
fisiologis, psikologis, edukatif, ekonomi maupun medis.
5. Memberikan ASI pada bayi sesering mungkin
6. Memberikan kolostrum dan ASI saja
7. Menghindari susu botol dan dot empeng
FISIOLOGI LAKTASI
21
DAFTAR PUSTAKA
Asfuah, Siti. 2009. Gizi Untuk Kebidanan. Yogyakarta : Nuha medika.
Marimbi, Hanum. 2011. Biologo Reproduksi. Nuha Medika. Yogyakarta
Marmi, S.ST.2011.Asuhan Kebidanan pada Masa Nifas.Yogyakarta: Pustaka Pelajar.
Khumaira, marsha. 2012. Ilmu Kebidanan. Yogyakarta: Citra pustaka Yogyakarta.
Riyadi, sujono.2012. biologi Reproduksi. Yogyakarts: Pustaka pelajar.
Maryunani, Anik. 2010. Biologi reproduksi dalam kehamilan. CV Trans Info Media. Jakarta
Wulanda,Ayu febri. 2012. Biologi reproduksi. salemba medika. Jakarta
Kuliah Bidan. 2008. Manajemen Laktasi. Jakarta : Depkes RI
Rochmawati, lusa. 2009. Fisiologi Laktasi. 2 Maret 2013. www. Lusa.web.id.
http://wiyati.wordpress.com/2008/06/25/managemen-laktasi/
http:\\id.wikipedia.org\wiki\menyusui
Bote, 2009. ASI dan Laktasi . 2 Maret 2013. Betofilia.com.
FISIOLOGI LAKTASI
22