Anda di halaman 1dari 6

FILSAFAT ALAM DAN FILSAFAT MORAL

Rissa Marchellina

5515110227

Ridha Praqadriyusgita

5515111931

Annisa Puspa Karina

5515111932

Sekar Arum Ayuningtyas

5515111934

REGULER 2011

PENDIDIKAN TATA BOGA


ILMU KESEJAHTERAAN KELUARGA
FAKULTAS TEKNIK
UNIVERSITAS NEGERI JAKARTA
2014

A. PENGERTIAN FILSAFAT

Filsafat adalah pandangan hidup seseorang atau sekelompok orang yang merupakan
konsep dasar mengenai kehidupan yang dicita-citakan. Filsafat juga diartikan sebagai suatu
sikap seseorang yang sadar dan dewasa dalam memikirkan segala sesuatu secara mendalam
dan ingin melihat dari segi yang luas dan menyeluruh dengan segala hubungan. Secara
epistimologi, filsafat berasal dari bahasa Yunani Philosophia, dan terdiri dari kata Philos
yang berarti kesukaan atau kecintaan terhadap sesuatu, dan kata Sophia yang berarti
kebijaksanaan. Secara harafiah, filsafat diartikan sebagai suatu kecintaan terhadap
kebijaksanaan (kecenderungan untuk menyenangi kebijaksanaan). Hamersma (1981: 10)
mengatakan bahwa filsafat merupakan pengetahuan metodis, sistematis, dan koheren tentang
seluruh kenyataan Jadi, dari definisi ini nampak bahwa kajian filsafat itu sendiri adalah
realitas hidup manusia yang dijelaskan secara ilmiah guna memperoleh pemaknaan
menuju hakikat kebenaran
Logika bukan sebagai metode untuk menemukan atau mencari kebenaran tersebut.
Melihat lahirnya ilmu adalah karena ketidakpuasan para ilmuwan terhadap penemuan
kebenaran oleh para filosof maka dapat dikatakan bahwa ilmu merupakan bentuk-bentuk
perkembangan filsafat. Selanjutnya dikatakan bahwa ilmu filsafat merupakan induk dari ilmu.
Pada dasarnya cabang-cabang ilmu tersebut berkembang dari 2 cabang utama, yakni
filsafat alam yang kemudian menjadi rumpun ilmu-ilmu alam (natural sciences) dan filsafat
moral yang kemudian berkembang kedalam cabang ilmu-ilmu sosial (social sciences).
Selanjutnya ilmu-ilmu alam membagi diri menjadi 2 kelompok lagi, yakni ilmu alam
(physical sciences) dan ilmu hayat (biological sciences).

B. FILSAFAT ALAM
Alam ialah seluruh zat dan energi, khususnya dalam bentuk esensinya. Alam ialah mata
pelajaran studi ilmiah. Dalam skala, "alam" termasuk segala sesuatu dari semesta pada
subatom. Ini termasuk seluruh hal binatang, tanaman, dan mineral; seluruh sumber daya alam
dan peristiwa (tornado, gempa bumi). Juga termasuk perilaku binatang hidup, dan proses
yang dihubungkan dengan benda mati.
Filsafat alam (dari bahasa Latin philosophia naturalis) adalah istilah yang melekat pada
pengkajian alam dan semesta fisika yang pernah dominan sebelum berkembangnya ilmu
pengetahuan modern. Filsafat alam dipandang sebagai pendahulu ilmu alam semisal fisika.
Bentuk-bentuk ilmu pengetahuan per sejarahnya berkembang di luar filsafat, atau lebih
khususnya filsafat alam. Di universitas-universitas yang lebih tua, Kursi-Kursi Filsafat Alam
yang sudah mapan kini sebagian besar dikuasai oleh para guru besar fisika. Catatan modern
ilmu pengetahuan dan ilmuwan merujuk pada abad ke-19 (Webster's Ninth New Collegiate
Dictionary menuliskan bahwa asal mula kata "ilmuwan" adalah dari tahun 1834).
Sebelumnya, kata "ilmu pengetahuan" sekadar berarti pengetahuan dan gelar ilmuwan
belumlah wujud. Karya ilmiah Isaac Newton dari tahun 1687 dikenal sebagai Philosophi
Naturalis Principia Mathematica.
Pada dasarnya cabang-cabang ilmu tersebut berkembang dari 2 cabang utama, yakni
filsafat alam yang kemudian menjadi rumpun ilmu-ilmu alam (natural sciences), selanjutnya
ilmu-ilmu alam membagi diri menjadi 2 kelompok lagi, yakni ilmu alam (physical sciences)
dan ilmu hayat (biological sciences).
1.

Pengertian Tentang Ilmu Alam


Ilmu alam adalah ilmu yang membahas tentang gejala-gejala alam (gejala alam yang

tidak hidup). Sifat ilmu alam adalah empiris, artinya gejala alam itu dianggap sebagai

fenomena yang dapat dibuktikan secara indrawi, dan konkret. Contoh Ilmu-ilmu alam adalah
geologi, astronomi, hidrologi, ilmu kimia, fisika, meteorologi, geodesi.
2.

Pengertian Ilmu Hayat


Ilmu hayat adalah ilmu pengetahuan yang membahas gejala alam yang bersifat hidup,

atau memiliki sifat kehidupan. Sifat ilmu hayat adalah empiris, artinya gejala alam yang
dianggap hidup dapat diamati secara indrawi atau faktual, nyata. Contoh pada ilmu hayat
adalah ilmu tumbuh-tumbuhan, ilmu hewan (zoologi)

C. FILSAFAT MORAL
Etika adalah cabang dari filsafat yang membicarakan tentang nilai baik buruk. Etika
disebut juga Filsafat Moral. Etika membicarakan tentang pertimbangan-pertimbangan,
tentang tindakan-tindakan baik buruk, susila tidak susila dalam hubungan antar manusia.
Etika dari bahasa Yunani ethos yang berarti watak kesusilaan atau adat. Sedangkan moral dari
kata mores yang berarti cara hidup atau adat.
Ada perbedaan antara etika dan moral. Moral lebih tertuju pada suatu tindakan atau
perbuatan yang sedang dinilai, bisa juga berarti sistem ajaran tentang nilai baik buruk.
Sedangkan etika adalah adalah pengkajian secara mendalam tentang sistem nilai yang ada,
Jadi etika sebagai suatu ilmu adalah cabang dari filsafat yang membahas sistem nilai (moral)
yang berlaku. Moral itu adalah ajaran system nilai baik-buruk yang diterima sebagaimana
adanya, tetapi etika adalah kajian tentang moral yang bersifat kritis dan rasional.
Secara umum etika diklasifikasikan menjadi dua jenis; pertama etika deskriptif yang
menekan pada pengkajian ajaran moral yang berlaku, membicarakan masalah baik-buruk
tindakan manusia dalam hidup bersama. Yang ke dua etika normatif, suatu kajian terhadap

ajaran norma baik buruk sebagai suatu fakta, tidak perlu perlu mengajukan alasan rasional
terhadap ajaran itu, cukup merefleksikan mengapa hal itu sebagai suatu keharusan.
Etika normatif terbagi menjadi dua: etika umum yang membicarakan tentang kebaikan
secara umum, dan etika khusus yang membicarakan pertimbangan baik buruk dalam bidang
tertentu. Dalam kehidupan sehari-hari pengertian etika sering disamakan dengan moral,
bahkan lebih jauh direduksi sekedar etiket. Moral berkaitan dengan penilaian baik-buruk
mengenai hal-hal yang mendasar yang berhubungan dengan nilai kemanusiaan, sedang
etika /etiket berkaitan dengan sikap dalam pergaulan, sopan santun, tolok ukur penilaiannya
adalah pantas-tidak pantas. Di samping itu ada istilah lain yang berkaitan dengan moral, yaitu
norma. Norma berarti ukuran, garis pengarah, aturan, kaidah pertimbangan dan penilaian.
Norma adalah nilai yang menjadi milik bersama dalam suatu masyarakat yang telah
tertanam dalam emosi yang mendalam sebagai suatu kesepakatan bersama. Menurut Charis
Zubair, Norma ada beberapa macam: norma sopan santun, norma hukum, norma kesusilaan
(moral), norma agama. Masing-masing norma ini mempunyai sanksi. Fenomena yang terjadi
dalam masyarakat Indonesia dewasa ini adalah bahwa masyarakat hanya takut pada norma
hukum yang mempuyai sangsi yang jelas dan tegas yang pelaksanaannya berdasarkan
kekuatan memaksa. Sedang norma moral yang pelaksanaannya berdasarkan kesadaran
sebagai manusia, tidak ada sangsi yang nyata mulai ditinggalkan. Esensi pembeda antara
manusia dan makhluk lain adalah pada aspek moralnya. Pada morallah manusia menemukan
esensi kemanusiaannya, sehingga etika dan moral seharusnya menjadi landasan tingkah laku
manusia debgan segala kesadarannya. Ketika norma moral (moralitas) tidak ditakuti/dihargai
maka masyarakat akan kacau. Moralitas mempunyai nilai yang universal, dimana seharusnya
menjadi spirit landasan tindakan manusia. Norma moral muncul sebagai kekuatan yang amat
besar dalam hidup manusia. Norma moral lebih besar pengaruhnya dari pada norma sopan
santun (pendapat masyarakat pada umumnya), bahkan dengan norma hukum yang merupakan

produk dari penguasa. Atas dasar norma morallah orang mengambil sikap dan menilai norma
lain. Norma lain seharusnya mengalah terhadap norma moral.
Filsafat moral yang kemudian berkembang kedalam cabang ilmu-ilmu sosial (social
sciences). Adapun contoh Ilmu Sosial seperti Ilmu hukum, Ilmu ekonomi, Ilmu sosial politik,
Ilmu ketatanegaraan dan ketataniagaan.

Anda mungkin juga menyukai