Anda di halaman 1dari 3

Bagaimana Menokohkan Diri Anda

Saat ini FSLDK mempunyai target untuk menokohkan kader dakwah kampus dengan
harapan dapat memunculkan figur yang memang jebolan dakwah kampus, bagaimana
cara Kita sebagai pribadi untuk meningkatkan kapasitas kita dan ketokohan kita di
kampus, regional, maupun nasional ?
Saya termasuk salah satu orang yang terlibat dalam pembahasan target 1000 Tokoh
Aktifis dakwah kampus dengan kawan-kawan dari kampus lain. Memang program ini
masih belum berjalan dengan ideal, karena berbagai faktor antara lain; (1) belum
siapnya kader dakwah kampus untuk menghadapi dunia luar lembaga dakwahnya, ciri
eksklusif masih banyak terdapat pada kader dakwah kampus.(2) kerendahan hati para
kader dakwah, sebuah sifat yang sangat terpuji, akan tetapi jika digunakan pada tempat
yang salah akan berakibat pada tidak berkembangnya dakwah, saya berpesan agar kita
tidak tawadhu salah tempat. (3) kelemahan pemanfaatan teknologi, kemajuan teknologi
saat ini semakin berkembang, Anda bisa menjadi seorang yang dikenal luas dengan
memanfaatkan teknologi ini, seorang tidak perlu bertemu langsung dengan Anda, akan
tetapi ia akan dapat mempercayai Anda serta menganggap Anda seorang yang telah
dikenal luas.(4) pendeknya masa perkuliahan, saya merasakan bahwa seorang kader
matang saat tingkat tiga, sedangkan masa kuliah pada umumnya hanya 4 tahun,
sehingga belum sempat seorang kader menokoh secara nasional, bahkan daerah, ia
sudah keburu dikejar dengan kelulusan. (5) tidak merasa ( atau mungkin malu ) sebagai
kader dakwah kampus. Beberapa kader pernah saya amati tidak merasa bisa menjual
dirinya jika ia berpredikat kader dakwah kampus. Mungkin sebetulnya banyak kader yang
telah tertokohkan, akan tetapi ia tidak dipandang sebagai kader dakwah kampus.
Melihat kenyataan serta tuntutan yang ada terkait ketokohan kader dakwah, perlu
kiranya Anda secara pribadi yang menokhkan diri Anda. Saya mempunyai keyakinan
bahwa Anda dapat menjadi tokoh yang bermanfaat bagi dakwah kampus. Anda
mempunyai potensi sebagai pribadi, Anda punya lembaga dakwah yang menjadi
lingkungan Anda belajar dan berdakwah dan Anda bisa memanfaatkan jaringan FSLDK
sebagai pendukung ketokohan Anda di tingkat kampus, daerah, bahkan nasional.
Pernahkah Anda berpikir bahwa tidak ada definisi tokoh yang sama bagi setiap orang.
Karena setiap orang mempunyai standar tersensdiri, kebutuhan idola tersendiri dan
kebutuhan panutan yang berbeda-beda. Jadi setiap dari Anda bisa menjadi tokoh dengan
potensi yang Anda miliki serta dengan jumlah massa pendukung yang memang akan
terkena dampak ketokohan Anda.
Saya pernah menulis tentang bagaimana menokohkan kader dakwah, pada tulisan ini
saya menyampaikan bahwa kader dakwah bisa menjadi tokoh dari berbagai pendekatan
yang ada. Tergantung Anda bisanya menokoh dengan cara yang bagaimana. Apakah
Anda sebagai sosok, religi, akademisi, olahragawan, seniman, aktifis mahasiswa, atau
lainnya. Tahap pertama adalah menentukan jalur ketokohan Anda.
Seorang tokoh yang dibutuhkan saat ini adalah sosok tokoh yang moderat, dimana ia
tidak terlalu ekstrem dalam berpikir, akan tetapi tetap dengan landasan berpikir yang
kuat. Seorang tokoh yang disenangi adalah tokoh yang luwes, supel dan terbuka serta
bisa berkomunikasi dengan orang banyak. Saat ini banyak kader yang mempunyai
kapasitas pemahaman yang kuat, akan tetapi hanya sedikit sekali yang bisa
membahasakannya kepada objek dakwah yang heterogen dengan baik, alhasil ia hanya
bermanfaat bagi sesama kader saja.

Baiknya Akhlak serta budi perkerti dan tata bahasa menjadi daya tarik tersendiri,
seorang yang berakhlak baik, dan memiliki prilaku yang sangat baik akan menimbulkan
pull effect untuk menimbulkan keterkesanan dari masyarakat luas. Seorang tokoh
diharapkan pula dapat memahami seni mengkritik dan dikritik dengan baik ( ada buku
khusus dengan judul ini ). Karena perlu kita pahami semua, bahwa setiap kebijakan,
pemikiran dan tindakan kita pasti ada yang menentang dengan berbagai alasan. Untuk
menjadi tokoh yang bijak Anda perlu memahami seni mengkritik dan dikritik ini agar
Anda bisa terus maju dan tidak mudah mundur karena kritikan seseorang. Memahami
cara mengkritik perlu juga agar Anda tetap bisa menjaga citra sebagai sosok yang tidak
asal ngomong. Dalam memahami masyarakat selain Anda perlu menyaring apa yang
dikatakannya, Anda perlu juga memahami sebab atau latar belakang ia mengatakan
sesuatu yang bertentangan dengan Anda, sehingga Anda bisa memberikan antitesis
yang tepat sasaran.
Tokoh bergaul dengan tokoh, dan dari seorang tokoh akan muncul pula tokoh yang lain.
banyaklah bergaul dan belajar dengan seseorang yang telah Anda Anggap tokoh, apakah
itu sosok ulama, pejabat, penulis, ilmuwan dan sebagainya agar bisa mendapatkan ilmu
bagaimana menjadi tokoh dengan baik. Serta untuk mendapatkan jaringan dari tokoh
yang kita dekati ini. Semakin banyak referensi tokoh yang Anda miliki, semakin
berkarakter diri Anda dalam menokohkan diri. Dari tiga paragraf ini bisa disimpulkan,
tahap kedua adalah memahami karakter seorang tokoh.
Selanjutnya, tahap ketiga adalah menentukan media yang akan digunakan untuk
meningkatkan ketokohan diri. Saat ini berbagai media bisa digunakan untuk
meningkatkan ketokohan. Media yang paling sederhana adalah tulisan pemikiran Anda,
Anda bisa memulai dengan menyumbangkan tulisan pada media yang telah tersedia,
apakah itu media kampus, media daerah, dan media nasional. Mulailah rutin menulis,
dengan menulis Anda akan di claim sebagai sosok yang memiliki pemikiran dan suka
menyumbangkann ide yang bisa digunakan oleh banyak orang. Buat target pribadi
seperti menulis di koran kampus setiap bulan, menulis di media daerah setiap 1 bulan
dan menulis di media nasional setiap 2 bulan sekali. Atau, jika memang belum
berkesempatan untuk menulis di media yang telah ada, mulailah menulis di media yang
Anda buat sendiri, seperti website atau blog.membuat milis dengan Owner diri Anda dan
diasuh langsung oleh Anda, dimana Anda rutin mengirim posting tulisan Anda yang
bermanfaat. Reza Ervani dengan milis motivasi indonesia berhasil membuat ketokohan
ini dengan baik, begitu pula saya mulai memcoba membangun ketokohan dengan cara
ini melalui milis tanyajawabLDK. Menyempatkan diri atau memang mendedikasikan
waktu Anda sebagai pemateri / pengisi acara / moderator/ peserta aktif dan kritis pada
berbagai skala acara/seminar/talkshow/training dapat juga menjadi ekskalasi yang perlu
dilakukan oleh Anda untuk meningkatkan kemampuan komunikasi massal serta
mendongkrak ketokohan Anda. Tak lupa pula untuk membangun jaringan dengan tokoh
lain, seorang tokoh dinilai sudah menjadi tokoh jika ia sudah punya relasi dengan tokoh
lainnya.
Tiga tahap ini saya yakini menjadi cara untuk menokohkan diri Anda sebagai kader
dakwah kampus yang akan mencitrakan diri Anda serta dakwah kampus pada umumnya.
Dengan pencitraan positif ini diharapkan Anda bisa menjadi duta untuk memajukan dan
meningkatkan kepercayaan masyarakat terhadap dakwah kampus yang mampu
mensuplai seorang yang bisa diterima di masyarakat. Pesan terakhir dari bagian ini
adalah salah satu tantangan dalam ketokohan kader adalah ujian dunia terkait uang,
jabatan dan akhlak. Kita membentengi diri dengan kedekatan pada Allah serta selalu
dalam lingkungan dakwah dengan kader-kader lainnya yang selalu mengingatkan jika
kita khilaf dalam bertindak.

Anda mungkin juga menyukai