Anda di halaman 1dari 6

MEMBANGUN KEPERCAYAAN DIRI

UNTUK MENINGKATKAN KEMAMPUAN PUBLIC SPEAKING


PADA CALON KHATIB

Oleh: Rulia Hanifah M. Psi, Psikolog

Buku berjudul “Retorika Modern” karya Jalaludin Rakhmat merupakan terobosan dalam
mendefinisikan retorika masa kini. Konsep klasik retorika dipahami sebagai hanya teori dan
secara aksiologi bernilai pada konteks-konteks tertentu saja. Misalnya untuk memenangkan
sidang di pengadilan, membela diri,atau mempengaruhi publik dengan berbagai rumusnya.
Padahal, di jaman sekarang ini perkembangan retorika tidak sekadar teori namun telah sampai
pada pelibatan unsur teknologi di dalamnya.
Bagi sebagian orang masa kini, visualisasi dalam berceramah selalu menjadi
poin pemantik perhatian (Arredondo, 2000). Berbaurnya retorika klasik dengan teknologi ini
menggeser konsep retorika dengan beragam istilah baru, seperti speech communication,
presentation, bahkan public speaking.
Pentingnya memahami kembali konsep dasar public speaking tidak lain
karena public speaking bersifat kontekstual. Dalam buku Public Speaking in Diverse Culture
menjelaskan bahwa praktik berbicara di depan umum dapat sangat berbeda antara satu budaya
dengan budaya lain. Sebagai contoh, pada saat peneliti menguji secara eksperimen sebuah
pidato humoris (standup comedy) dari Amerika kepada mahasiswa, tidak ada satu pun yang
menganggap ‘guyonan’ tersebut pantas ditertawakan. Dengan demikian, menjadi penting untuk
tidak sekadar mempelajari aspek praktis namun juga teoritik dari public speaking.
Secara sederhana, public speaking dapat didefinisikan sebagai proses berbicara kepada
sekelompok orang dengan tujuan untuk memberikan informasi, mempengaruhi (mempersuasi)
atau menghibur audiens. Banyak orang menyebut public speaking sebagai “presentasi”. Seperti

1|P age
layaknya semua bentuk komunikasi, berbicara didepan publik memiliki beberapa elemen dasar
(Laswell) yakni komunikator (pembicara), pesan (isi presentasi), komunikan (pendengar/
audiens), media, dan efek (dampak presentasi pada audiens). Tujuan berbicara di
depan publik bermacam-macam, mulai dari mentransfer informasi, memotivasi orang, atau
hanya sekedar bercerita. Apapun tujuannya, seorang pembicara yang baik dapat
mempengaruhi baik pemikiran maupun perasaan audiensnya.
Dewasa ini, public speaking sangat diperlukan dalam berbagai konteks, antara lain
dalam kepemimpinan, sebagai motivator, dalam konteks keagamaan, pendidikan, bisnis,
customer service, sampai komunikasi massa seperti berbicara di televisi atau untuk pendengar
radio.
Demikian pula hal nya dengan tujuan penyelenggaraan Pelatihan Calon Khatib Kab Aceh
Selatan ini, demi menciptakan seorang khatib yang komunikatif di perlukan peningkatan
kemampuan public speaking agar pesan yang diterima oleh umat dapat mempengaruhi
pemikiran dan perilaku mereka sesudah mendengarkan khutbah yang disampaikan.
Elemen dasar kemampuan public speaking seseorang dalam menyampaikan
khutbahnya adalah sebagai berikut:
1. Pembicara/ Khatib itu sendiri
Penampilan, pembawaan, kemampuan komunikasi, intonasi serta kepercayaan diri yang
dimiliki ole khatib yang akan berpengaruh pada penyampaiannya selama khutbah.
2. Pesan atau isi materi khutbah yang sudah disiapkan
Materi berupa isi, contoh penjelasan seta kesesuaian materi dengan tema khutbah.
3. Audiens atau jamaah khutbah
Dalam hal ini ada peserta yang berhadir untuk mendengarkan khutbah.
4. Media yang dipakai dalam pelaksanaan
Apakah menggunakan slide/penanyangan atau dengan bahan bacaan yang sudah
dibagikan kepada jamaah atau bahkan mungkin menggunakan alat perekam selama
khutbah.
5. Efek sesudah pelaksanaan khutbah

2|P age
Terkait dengan harapan khatib dalam perubahan pemahaman maupun perilaku
peserta/jamaah khutbah.
Dalam membangun dan meningkatkan kemampuan public speaking salah satu faktor
internal yang sangat berpengaruh adalah faktor kepercayaan diri. Karena tanpa adanya
kemampuan diri akan mustahil public speaking dapat terealisai tanpa hambatan. Menurut Carl
Rogers, sebelum mengetahui arti dari percaya diri, kita mengawali istilah self yang di dalam
psikologi mempunyai dua arti, yaitu sikap dan perasaan seseorang terhadap dirinya sendiri dan
suatu keseluruhan psikologis yang menguasai tingkah laku dan penyesuaian diri. Self yaitu
faktor yang mendasar dalam pembentukan kepribadian dan penentu perilaku diri yang meliputi
segala kepercayaan, sikap, perasaan dan cita-cita baik yang disadari ataupun tidak disadari
individu pada dirinya.
Semua orang memiliki penilaian dirinya sendiri yang dinamakan dengan konsep diri.
Konsep diri berasal dari bahasa inggris Self Concept ialah konsep seseorang mengenai dirinya
sendiri yaitu bagaimana seseorang merasakan, memikirkan, menilai, dan bersikap terhadap
dirinya sendiri, sehingga ia selalu bertindak sesuai dengan konsep dirinya. Self Concept atau
konsep diri adalah mengevaluasi individu mengenai dirinya sendiri atau penilaian atau
penafsiran mengenai diri sendiri oleh individu yang bersangkutan.
Konsep diri adalah dasar pertama yang di atasnya berdiri kepribadian dan juga
merupakan faktor pokok dalam penyesuaian pribadi dan sosial. Maka pribadi terbentuk dari
sekumpulan pengenalan dan penilaian terhadap dirinya. Konsep diri bukan hanya gambaran
deskriptif, tetapi juga penilaian kita terhadap diri kita. Jadi, konsep diri meliputi apa yang kita
pikirkan dan apa yang kita rasakan tentang diri kita. Orang yang memiliki konsep diri yang
positif akan memiliki kepercayaan diri yang lebih baik. Sebaliknya bagi orang yang memiliki
konsep diri yang negatif maka memiliki kepercayaan diri yang kurang baik.
Percaya diri berasal dari bahasa Inggris yakni self confidence yang artinya percaya pada
kemampuan, kekuatan dan penilaian diri sendiri. Percaya diri merupakan salah satu aspek
kepribadian yang sangat penting dalam kehidupan manusia. Percaya diri adalah kondisi mental
atau psikologis dari seseorang yang member keyakinan kuat pada dirinya untuk berbuat atau
melakukan sesuatu tindakan. Orang yang tidak percaya diri memiliki konsep diri negatif, kurang

3|P age
percaya pada kemampuannya, karena itu sering menutup diri. Maka percaya diri juga dapat
diartikan suatu kepercayaan akan kemampuan sendiri yang memadai dan menyadari
kemampuan yang dimiliki dapat dimanfaatkan secara tepat.
Percaya diri merupakan hal yang sangat penting yang seharusnya dimiliki oleh semua
orang. Adanya rasa percaya diri seseorang akan mampu meraih segala keinginan dalam
hidupnya. Perasaan yakin akan kemampuan yang dimiliki akan sangat mempengaruhi
seseorang dalam mencapai tujuan hidupnya. Jadi dapat dikatakan bahwa penilaian tentang diri
sendiri adalah berupa penilaian yang positif. Penilaian positif inilah yang nanti akan
menimbulkan sebuah motivasi dalam diri individu untuk lebih mau menghargai dirinya.
Kepercayaan diri adalah juga kunci motivasi diri. Orang yang termotivasi memiliki pengaruh dan
menciptakan kesan pertama yang selalu diingat.
Dalam kehidupan sehari-hari, setiap manusia akan dihadapkan pada rasa tak percaya
diri akan banyak hal. Demikian juga keterampilan berbicara yang sangat terbatas. Hal ini
dikarenakan rasa rendah diri serta takut jika dianggap salah. Padahal semua hal itu hanyalah
persepsi dan dapat diperbaiki dengan belajar dan bersosialisasi.
Rasa tidak percaya diri biasanya muncul karena grogi yang berlebihan. Terkadang stigma
'salah' juga dianggap sebagai pemicu rasa tidak percaya diri. Sehingga menyebabkan seseorang
lupa akan kemampuan yang dimilikinya. Selain itu, rasa tidak percaya diri juga dilatarbelakangi
karena ketidaksiapan kita pada hal yang akan dihadapi. Rasa malu mendominasi rasa tidak
percaya diri.
Pun dengan keterampilan berbicara. Banyak disebabkan karena rasa takut nanti jika
salah dalam berbicara dan tidak lancar. Keterampilan berbicara sangat mempengaruhi proses
penyampaian pesan khususnya dalam menyampaikan khutbah. Untuk itu seorang calon khatib
harus tetap memelihara penilaian diri yang positif mengenai dirinya dan kemampuannya
sehingga segala kekhawatiran akan dapat ia netralisir dengan percaya diri.
Berikut adalah beberapa cara untuk meningkatkan percaya diri dalam menyampaikan
khutbah dan juga dapat Anda terapkan dalam bentuk public speaking lainnya.
1. Berpikiran positif

4|P age
Rasa percaya diri khatib hilang terutama karena berpikiran negatif. Kekhawatiran akan
ada orang yang lebih pintar dari dirinya akan hadir disana dan menemukan kekurangan
dalam penyampaiannya yang akan melihat kekurangannya dalam berkhutbah. Khawatir
kalau nanti tidak bisa membawakan dengan baik, khawatir orang akan menertawakan
jika ada kesalahan, khawatir kalau begini atau begitu. Lantas, apakah kekhawatiran itu
beralasan? Tidak. Kekhawatiran itu hanya ada di kepala Anda. Kita sendiri yang
menciptakan berbagai kekhawatiran dan ketakutan ketika akan tampil di depan umum.
Seringkali kekhawatiran kita tidak beralasan. Oleh karena itu, buang jauh-jauh pikiran
negatif dan ganti dengan pikiran positif.
2. Memperbaiki niat
Terus menerus memperbaiki niat membuat kita tampil menjadi sosok yang tidak egois,
sehingga kita akan lebih siap menghadapi apapun situasinya karena niat kita beribadah
dan hanya mengharapkan balasan dari Allah dan bukan penghormatan atau pujian dari
manusia. Perbaharui niat anda secara berkala dengan memantapkan hati bahwa
khutbah ini dalam upaya syiar dan tidak ada kesombongan didalamnya sehingga ini akan
melahirkan kepercayaan diri yang lebih utuh.
3. Berdoa
Dengan berdoa, Anda menghubungkan diri Anda dengan penguasa alam semesta. Tidak
ada yang luput dari pengaturannya. Segala hal yang Anda persiapkan dengan matang,
tidak akan ada artinya jika tidak mendapat izin-Nya. Dengan berdoa, Anda menyerahkan
segala ikhtiar yang sudah Anda persiapkan untuk selalu mendapat pertolongan. Jika
sudah demikian, apakah ada alasan buat Anda untuk tidak percaya diri?
4. Power Posing
Sikap tubuh membentuk siapa diri kita. Sikap tubuh yang salah menciptakan rasa
negatif, tidak percaya diri, dan membuat Anda sulit tampil yang terbaik. Sebaliknya sikap
tubuh yang benar akan membantu Anda tampil percaya diri dengan seluruh energi
positif. Dengan demikian, Anda pun bisa tampil dengan memukau. Sikap tubuh yang
baik akan mengurangi stress dan menghilangkan rasa gugup.

5|P age
5. Bernafas yang dalam
Ketika gugup, kita cenderung bernafas dengan cepat. Lewat cara ini, sirkulasi darah
menjadi bergerak cepat dan jantung pun berdegup lebih kencang. Kondisi seperti ini tak
jarang membuat rasa percaya diri menurun apakah kita bisa menampilkan presentasi
dengan baik nantinya. Cara termudah mengatasi hal ini adalah dengan bernafas yang
dalam. Beberapa saat sebelum Anda tampil untuk khutbah, pejamkan mata dan tarik
nafas dalam-dalam. Rasakan oksigen mengalir ke seluruh tubuh Anda. Lakukan hal ini
beberapa kali. Tarik nafas dalam-dalam secara perlahan, tahan sejenak, dan lepaskan
secara perlahan pula. Dijamin, Anda akan merasa lebih segar, lebih tenang, dan
kepercayaan diri pun meningkat.
6. Berlatih dan terus berlatih
Kepercayaan diri dalam penampilan akan berbanding lurus dengan persiapan dan
latihan. Semakin Anda mempersiapkan diri dengan baik, semakin besar stok rasa
percaya diri Anda. Semakin Anda berlatih dari guru yang tepat, akan semakin tinggi pula
kepercayaan diri Anda. Latihan yang tepat diperlukan agar Anda sudah memiliki
pengalaman awal. Gunakan waktu yang banyak dalam latihan untuk memilih kalimat
pembuka yang baik dan penutup yang mudah diingat. Latih vokal Anda sehingga suara
terdengar jelas dan bersemangat. Latih transisi informasi dari pragraf ke paragraph
berikutnya sehingga Anda dapat menjelaskannya dengan mulus.

6|P age

Anda mungkin juga menyukai