Anda di halaman 1dari 26

CASE REPORT

1.IDENTITAS PASIEN
Nama

Ny.Arbatinah

No.RM

055782

Usia

74 tahun

Alamat

jl.pekutut III

Agama

Islam

Pekerjaan

PNS

Status

Menikah

II. ANAMNESIS
Keluhan utama : Ada benjolan di payudara sebelah kanan
Riwayat Penyakit Sekarang :
Pasien mengeluhkan benjolan di payudara kanan awalnya sebesar telur puyuh sejak 3 tahun
ini dan sudah pernah di operasi,sejak satu tahun terakhir benjolan diakui semangkin
membesar sepertih bentuk bunga kul.Benjolan sedikit terasa nyeri, kemerahan, panas,dan
pernah berdarah Riwayat demam disangkal. Bagian tangan

sebalah kanan diakui tidak

bengkak, pucat, nyeri, kesemutan, baal, atau dingin.


Riwayat benjolan di bagian tubuh lain, penurunan berat badan, dan keluhan sesak disangkal
pasien. Pasien tidak memiliki riwayat pengobatan radiasi maupun riwayat keganasan pada
keluarga
Riwayat Penyakit Dahulu:
Riwayat operasi pertama di payudara kanan sebesar telur puyuh 1 tahun lalu .hipertensi dan
diabetesmelitus tidak ada

Riwayat Penyakit Keluarga:


Penyakit serupa pada keluarga atau riwayat keganasan disangkal. Ibu pasien mengidap
diabetes mellitus dan hipertensi.

III. PEMERIKSAAN FISIK


Status Generalis:
Kesadaran

: Compos mentis

Keadaan umum

: Baik

Tekanan darah

: 140/90 mmHg

Nadi

: 80 kali/ menit

Suhu

: 37oC

Pernapasan

: 24 kali / menit

Kepala

: tidak ditemukan deformitas dan nyeri tekan

Kulit

: putih ,turgor baik

Rambut

: putih, rontok dan mudah di cabut

Mata

: Konjungtiva tidak anemis, sklera tidak ikterik

Telinga

: Tidak terlihat tanda radang

Hidung

: Tidak terlihat sekret

Tenggorok

: Faring tidak hiperemis, tonsil T1-T1

Gigi & Mulut

: Kebersihan mulut baik

Lehe

: JVP tidak meningkat, kelenjar getah bening tidak teraba membesar,

tiroid tidak teraba massa

Case report

Page 2

Jantung

: Bunyi jantung I-II normal, tidak terdengar gallop atau

murmur
Paru

: Vesikuler kedua lapang paru, tidak terdengar rhonkhi atau

wheezing
Abdomen

: Datar, lemas, tidak teraba massa, nyeri tekan tidak ada, hati

limpa tidak teraba, ising usus normal.


Ekstremitas

: Akral hangat,

IV. PEMERIKSAAN PENUNJANG

Darah rutin
Pemeriksaan

hasil

Hematologi lengkap
Hemoglobin

9.6<

Hematokrit

29.0<

Leukosit

5.2

Eosinofil

0.09

Basofil

0.02

Neutropil

2.48

Limfosit

2.10

Monosit

0.02

Trombosit

130

Urea

30

Kreatinin

1.01>

SGOT

15

SGPT

13

V. DIAGNOSIS :
CA CA MAMMAE (CARSINOMA MAMMAE)/ KANKER PAYUDARA

VI. PENATALAKSANAAN DAN FOLLOW UP


Tgl masuk rs 19-12-2014

Tgl masuk rs 14-1-2015

Tgl kemo 20-12-2014


Kemotherapi ke 1:

Tgl kemo 15-1-2015


Kemotherapi ke 2

S : - keadaan umum sedang

S : - keadaan umum sedang

- demam (-)

- demam (-)

- sesak napas (-)

- sesak napas (-)

- nyeri dada(-)

- nyeri dada(-)

O : compos mentis

O : compos mentis

TD : 130/80 mmhg

TD : 130/90 mmhg

HR : 100X/m

HR : 92X/m

RR : 24 X/m

RR : 24 X/m

A : CA mamae

A : CA mamae

P:

P:

1.loading RL 500 cc

1.Loading RL 500 cc

- dexamethason 1 amp

2.-dipenhydramine 1 amp

- dipenhydramine 1 amp
Case report

Page 4

- ranitidin 1 amp

- ranitidin 1 amp

- ondancetron 1 amp

- ondancetron 1 amp
3.Broxel 100 mg dalam Nacl 100 cc

2.-Doxetacel 100 mg dalam Nacl 100 cc (1 4.- ondancetron 1 amp


jam)

- ranitidin 1 amp

-Epirubicin 110 mg dalam Nacl 100 cc 5. Observasi tidak ada keluhan bisa pulang
(1jam)
3.- ondancetron k/p
- ranitidin k/p

BAB I PENDAHULUAN
A. LATAR BELAKANG
Kanker payudara merupakan salah satu kanker yang terbanyak ditemukan di
Indonesia.Biasanya kanker ini ditemukan pada umur 40-49 tahun dan letak terbanyak
di kuadran lateral atas (Arif Mansjoer, Kapita selecta kedokteran Edisi 2 ).
Kelenjar susu merupakan sekumpulan kelenjar kulit. Pada lateral atasnya, jaringan
kelenjar ini keluar dari buatannya ke arah aksila, disebut tonjolan spence atau ekor
payudara.
Setiap payudara terdiri atas 12 sampai 20 lobulus kelenjar yang masing-masing
mempunyai saluran ke papila mammae, yang disebut duktus laktiferus.
Pendarahan payudara terutama berasal dari cabang arteri Perforantes Anterior dari
arteri Mammaria Interna, arteri torakalis yang bercabang dari arteri aksilaris dan
beberapa arteri Interkostalis.
Penyaliran limf dari daerah sentral dan medial yang selain menuju ke kelenjar
sepanjang pembuluh mammaria interna, juga menuju ke aksila kontra lateral, ke m.
rektus abdominis lewat ligamentum falsifarum hepatis ke hati, pleura dan payudara
kontra lateral. (Sjamsuhidajat, 2004)

B. TUJUAN PENULIS

Penulisa dapat menjelaskan tentang Ca mamae mulai dari definisi, etiologi,


patofiologi, manifestasi klinis, pemeriksaan penunjang, penatalaksanaan sampai
prognosanya.sehingga pembaca mampu mengerti pembahasan tentang ca mamae.

BAB 11 TINJAUAN PUSTAKA


A. DEFINISI
Ca mammae merupakan tumor ganas yang tumbuh di dalam jaringan payudara.
Kanker bisa tumbuh di dalam kelenjar susu, saluran susu, jaringan lemak, maupun
jaringan ikat pada payudara . Kanker payudara adalah sekelompok sel tidak normal
pada payudara yang terus tumbuh berupa ganda. Pada akhirnya sel-sel ini menjadi
bentuk benjolan di payudara. Jika benjolan kanker tidak terkontrol, sel-sel kanker bias
bermestastase pada bagian-bagian tubuh lain. Metastase bias terjadi pada kelenjar
getah bening ketiak ataupun diatas tulang belikat. Selain itu sel-sel kanker biasa
bersarang di tulang, paru-paru, hati, kulit, dan bawah kulit.
Ca mammae (carcinoma mammae) adalah keganasan yang berasal dari sel kelenjar,
saluran kelenjar dan jaringan penunjang payudara, tidak termasuk kulit payudara. Ca
mammae adalah tumor ganas yang tumbuh di dalam jaringan payudara. Kanker bisa
mulai tumbuh di dalam kelenjar susu, saluran susu, jaringan lemak maupun jaringan
ikat pada payudara. Ca mammae adalah suatu penyakit pertumbuhan sel, akibat
adanya onkogen yang menyebabkan sel normal menjadi sel kanker pada jaringan
payudara (Karsono, 2006).
Carsinoma mammae atau kanker payudara adalah neoplasma ganas dengan
pertumbuhan jaringan mammae abnormal yang tidak memandang jaringan sekitarnya,
tumbuh infiltrasi dan destruktif dapat bermetastase ( Soeharto Resko Prodjo, 1995).
Kanker payudara adalah terjadinya gangguan pertumbuhan yang ganas yang terjadi
pada jaringan payudara. Kanker biasanya terdiri dari gumpalan yang keras dan kenyal
tanpa adanya batas. Mungkin adanya garis asimetris antara kedua payudara.Bila
kanker sudah berkembang, tanda-tanda akan lebih nyata sepeti jaringan menjadi
merah,borok,membengkak dan kanker terlihat dengan jelas.

B. ANATOMI
a. Anatomi Payudara
Case report

Page 6

Payudara normal mengandung jaringan kelenjar, duktus, jaringan otot penyokong


lemak, pembuluh darah, saraf dan pembuluh limfe. Pada bagian lateral ats kelenjr
payudara, jaringan kelenjar ini keluar dari bulatannya kearah aksila, disebut
penonjolan Spence atau ekor payudara. Setiap payudara terdiri atas 12-20 lobulus
kelenjar yang masing-masing mempunyai saluran ke papilla mammae, yang disebut
duktus lactiferous. Diantara kelenjar susu dan fasia pectoralis, juga diantara kulit dan
kelenjar tersebut mungkin terdapat jaringan lemak. Diantara lobules tersebut ada
jaringan ikat yang disebut ligamnetum cooper yang memberi rangka untuk payudara.
Perdarahan payudara terutama berasal dari cabang a. perforantes anterior dan a.
mammaria interna, a. torakalis lateralis yang bercabang dari a. aksilaris, dan beberapa
a. interkostalis.
Persarafan kulit payudara diurus oleh cabang pleksus servikalis dan n. interkostalis.
Jaringan kelenjar payudara sendiri diurus saraf simpatik. Ada beberapa saraf lagi yang
perlu diingat sehubungan dengan penyulit paralisis dan mati rasa pasca bedah, yakni
n. intercostalis dan n. kutaneus brakius medialis yang mengurus sensibilitas daerah
aksila dan bagian medial lengan atas.
Penyaliran limfe dari payudara kurang lebih 75% ke aksila, sebagian lagi ke kelenjar
parasternal, terutama dari bagian yang sentral dan medial dan adapula penyaliran yang
ke kelenjar interpectoralis. Pada aksila terdapat rata-rata 50 buah kelenjar getah
bening yang berada disepanjang arteri dan vena brakialis.
Jalur limfe lainnya berasal dari daerah sentral dan medial yang selain menuju ke
kelenjar sepanjang pembuluh mammaria interna, juga menuju ke aksila kontralateral,
ke m. rectus abdominis lewat ligamentum falsiparum hepatis ke hati, pleura dan

payudarakontralateral.

b.

Fisiologi Payudara

Payudara merupakan kelenjar tubuloalveolar yang bercabang-cabang, terdiri atas 1520 lobus yang dikelilingi oleh jaringan ikat dan lemak. Tiap lobus mempunyai duktus
ekskretorius masing-masing yang akan bermuara pada puting susu, disebut duktus
laktiferus, yang dilapisi epitel kuboid selapis yang rendah, lalu ke duktus alveolaris
yang dilapisi epitel kuboid berlapis, kemudian bermuara ke duktus laktiferus yang
berakhir pada putting susu.
Ada 3 hal fisiologik yang mempengaruhi payudara, yaitu :
a)

Pertumbuhan dan involusi berhubungan dengan usia

Case report

Page 8

b)

Pertumbuhan berhubungan dengan siklus haid

c)

Perubahan karena kehamilan dan laktasi.

C.ETIOLOGI CA MAMMAE (CARSINOMA MAMMAE)/KANKER PAYUDARA


Sebab-sebab keganasan pada mammae masih belum diketahui secara pasti namun ada
beberapa teori yang menjelaskan tentang penyebab terjadinya Ca mammae, yaitu:

Mekanisme hormonal

Steroid endogen (estradiol & progesterone) apabila mengalami perubahan dalam


lingkungan seluler dapat mempengaruhi faktor pertumbuhan bagi ca mammae.
a). Virus
Invasi virus yang diduga ada pada air susu ibu menyebabkan adanya massa abnormal
pada sel yang sedang mengalami proliferasi.
b). Genetik
Ca mammae yang bersifat herediter dapat terjadi karena adanya linkage genetic
autosomal dominan .Diperkirakan 5 % semua kanker adalah predisposisi keturunan
ini, dikuatkan bila 3 anggota keluarga terkena carsinoma mammae.

C) Kelainan payudara ( benigna )


Kelainan fibrokistik ( benigna ) terutama pada periode fertil, telah ditunjukkan bahwa
wanita yang menderita / pernah menderita yang porliferatif sedikit meningkat.
d) Makanan, berat badan dan faktor resiko lain
e) Faktor endokrin dan reproduksi
Graviditas matur kurang dari 20 tahun dan graviditas lebih dari 30 tahun, Menarche
kurang dari 12 tahun
f) Obat anti konseptiva oral

Penggunaan pil anti konsepsi jangka panjang lebih dari 12 tahun mempunyai resiko
lebih besar untuk terkena kanker.

D.PATOFISIOLOGI CA MAMMAE (CARSINOMA MAMMAE)


Sel-sel kanker dibentuk dari sel-sel normal dalam suatu proses rumit yang disebut
transformasi, yang terdiri dari tahap inisiasi dan promosi:
a.

Fase Inisiasi

Pada tahap inisiasi terjadi suatu perubahan dalam bahan genetik sel yang memancing
sel menjadi ganas. Perubahan dalam bahan genetik sel ini disebabkan oleh suatu agen
yang disebut karsinogen, yang bisa berupa bahan kimia, virus, radiasi (penyinaran)
atau sinar matahari. tetapi tidak semua sel memiliki kepekaan yang sama terhadap
suatu karsinogen. kelainan genetik

dalam sel atau bahan lainnya yang disebut

promotor, menyebabkan sel lebih rentan terhadap suatu karsinogen. bahkan gangguan
fisik menahunpun bisa membuat sel menjadi lebih peka untuk mengalami suatu
keganasan.
b.

Fase Promosi

Pada tahap promosi, suatu sel yang telah mengalami inisiasi akan berubah menjadi
ganas. Sel yang belum melewati tahap inisiasi tidak akan terpengaruh oleh promosi.
karena itu diperlukan beberapa faktor untuk terjadinya keganasan (gabungan dari sel
yang peka dan suatu karsinogen).
Kanker mammae merupakan penyebab utama kematian pada wanita karena kanker
Penyebab pasti belum diketahui, namun ada beberapa teori yang menjelaskan
bagaimana terjadinya keganasan pada mammae, yaitu:
a)Mekanisme hormonal, dimana perubahan keseimbangan hormone estrogen dan
progesterone yang dihasilkan oleh ovarium mempengaruhi factor pertumbuhan sel
mammae Dimana salah satu fungsi estrogen adalah merangasang pertumbuhan sel
mammae .

Case report

Page 10

Suatu penelitian menyatakan bahwa wanita yang diangkat ovariumnya pada usia
muda lebih jarang ditemukan menderita karcinoma mammae, tetapi hal itu tidak
membuktikan bahwa hormone estrogenlah yang, menyebabkan kanker mammae pada
manusia. Namun menarche dini dan menopause lambat ternyata disertai
peninmgkatan resiko Kanker mammae dan resiko kanker mammae lebih tinggi pada
wanita yang melahirkan anak pertama pada usia lebih dari 30 tahun.
b)Virus, Invasi virus yang diduga ada pada air susu ibu menyebabkan adanya massa
abnormal pada sel yang sedang mengalami proliferasi.\
Genetik
Kanker

mammae yang bersifat herediter dapat terjadi karena adanya linkage

genetic autosomal dominan.


Penelitian tentang biomolekuler

kanker menyatakan delesi kromosom 17

mempunyai peranan penting untuk terjadinya transformasi malignan.


mutasi gen BRCA 1 dan BRCA 2 biasanya ditemukan pada klien dengan riwayat
keluarga kanker mammae dan ovarium serta mutasi gen supresor tumor
Defisiensi imun
Defesiensi imun terutama limfosit T menyebabkan penurunan produksi interferon
yang berfungsi untuk menghambat terjadinya proliferasi sel dan jaringan kanker dan
meningkatkan aktivitas antitumor. Gangguan proliferasi tersebut akan menyebabkan
timbulnya sel kanker pada jaringa epithelial dan paling sering pada system duktal.
Mula-mula terjadi hyperplasia sel dengan perkembangan sel atipikal. Sel ini akan
berlanjut menjadi karsinoma in situ dan menginvasi stroma. Kanker butuh waktu 7
tahun untuk dapat tumbuh dari sebuah sel tunggal menjadi massa yang cukup besar
untuk bias diraba. Invasi sel kanker yang mengenai jaringan yang peka terhadap
sensasi nyeri akan menimbulkan rasa nyeri, seperti periosteum dan pelksus saraf.
Benjolan yang tumbuh dapat pecah dan terjadi ulserasi pada kanker lanjut.
Pertumbuhan sel terjadi irregular dan bisa menyebar melalui saluran limfe dan
melalui aliran darah. Dari saluran limfe akan sampai di kelenjer limfe menyebabkan
terjadinya pembesaran kelenjer limfe regional. Disamping itu juga bisa menyebabkan
edema limfatik dan kulit bercawak (peau d orange). Penyebaran yang terjadi secara

hematogen akan menyebabkan timbulnya metastasis pada jaringan paru, pleura, otak
tulang (terutama tulang tengkorak, vertebredan panggul)
Pada tahap terminal lanjut penderita umumnya menderita kehilangan progersif lemak
tubuh dan badannya menjadi kurus disertai kelemahan yang sangat, anoreksia dan
anemia. Simdrom yang melemahkan ini dinyatakan sebagai kakeksi kanker.

E. MANIFESTASI KLINIS CA MAMMAE (CARSINOMA MAMMAE)/ KANKER


PAYUDARA
Gejala umum Ca mamae adalah :
a).Teraba adanya massa atau benjolan pada payudara
b).Payudara tidak simetris atau mengalami perubahan bentuk dan ukuran karena
mulai timbul pembengkakan
c).Ada perubahan kulit : penebalan, cekungan, kulit pucat disekitar puting susu,
mengkerut seperti kulit jeruk purut dan adanya ulkus pada payudara

d).Ada perubahan suhu pada kulit : hangat, kemerahan , panas


e).Ada cairan yang keluar dari puting susu
f).Ada perubahan pada puting susu : gatal, ada rasa seperti terbakar, erosi dan terjadi
retraksi
g).Penyebaran ke tulang sehingga tulang menjadi rapuh dan kadar kalsium darah
meningkat
h).Ada pembengkakan didaerah lengan
i).Semakin lama benjolan yang tumbuh semakin besar.
j).Mulai timbul luka pada payudara dan lama tidak sembuh meskipun sudah diobati,
serta puting susu seperti koreng atau eksim dan tertarik ke dalam.

Case report

Page 12

k).Benjolan menyerupai bunga kobis dan mudah berdarah.


l).Metastase (menyebar) ke kelenjar getah bening sekitar dan alat tubuh lain

F. TAHAPAN CA MAMMAE (CARSINOMA MAMMAE)/ KANKER PAYUDARA


Pentahapan mencangkup mengklasifikasikan kanker payudara berdasarkan pada
keluasan penyakit. Pentahapan segala bentuk kanker sangat penting karena hal ini
dapat membantu tim perawatan kesehatan merekomendasikan pengobatan terbaik
yang ada, memberikan prognosis, dan beberapa pemeriksaan darah dan prosedur
diagnostik dilakukan dalam petahapan penyakit. Pemeriksaaan dan prosedur ini
mencankup rontgen dada, pemindaian tulang, dan fungsi hepar, pentahapan klinik
yang paling banyak digunakan untuk kanker payudara adalah sistem klasifikasi TNM
yang mengevaluasi ukuran tumor, jumlah nodus limfe yang terkena, dan bukti adanya
metastasis yang jauh.

Tumor primer (T) :


Case report

Page 14

Tx : Tumor primer tidak dapat ditentukan


T0 : Tidak terbukti adanya tumor primer
T1 : Tumor <> 2 cm
a. T1a : Tumor 0,1- 0,5
b. T1b :Tumor 0,5 1 cm
c. T1c :Tumor 1 2 cm
T2 : Tumor 2 5 cm
T3 : Tumor diatas 5 cm
T4 : Tumor tanpa memandang ukuran, penyebaran langsung ke dinding thorax /kulit
a. T4a : Melekat pada dinding dada
b. T4b : Edema kulit, ulkus, peau dorange
c. T4c : T4a dan T4b
d. T4d : Mastitis karsinomatosis

Nodus limfe regional (N) :


a. Nx : Pembesaran kelenjar regional tidak dapat ditentukan
b. N0 : Tidak teraba kelenjar axila
c. N1 : Teraba pembesaran kelenjar axila homolateral yang tidak melekat
d. N2 : Teraba pembesaran kelenjar axila homolateral yang melekat satu sama lain
atau melekat pada jaringan sekitarnya
e. N3 : Terdapat kelenjar mamaria interna homolateral

Metastas jauh (M) :

a.Mx : Metastase jauh tidak dapat ditentukan


b.M0 : Tidak ada metastase jauh
c.M1 : Terdapat metastase jauh, termasuk kelenjar subklavikula

Kanker payudara mempunyai 4 stadium, yaitu:


Stadium I
Tumor yang berdiameter kurang 2 cm tanpa keterlibatan limfonodus (LN) dan tanpa
penyebaran jauh. Tumor terbatas pada payudara dan tidak terfiksasi pada kulit dan
otot

pektoralis.

Stadium IIa
Tumor yang berdiameter kurang 2 cm dengan keterlibatan limfonodus (LN) dan tanpa
penyebaran jauh atau tumor yang berdiameter kurang 5 cm tanpa keterlibatan
Case report

Page 16

limfonodus

(LN)

dan

tanpa

penyebaran

jauh.

Stadium IIb
Tumor yang berdiameter kurang 5 cm dengan keterlibatan limfonodus (LN) dan tanpa
penyebaran jauh atau tumor yang berdiameter lebih 5 cm tanpa keterlibatan

limfonodus

(LN)

dan

Stadium IIIa

Case report

Page 18

tanpa

penyebaran

jauh.

Tumor yang berdiameter lebih 5 cm dengan keterlibatan limfonodus (LN) tanpa


penyebaran

jauh.

Stadium IIIb
Tumor yang berdiameter lebih 5 cm dengan keterlibatan limfonodus (LN) dan
terdapat penyebaran jauh berupa metastasis ke supraklavikula dengan keterlibatan
limfonodus (LN) supraklavikula atau metastasis ke infraklavikula atau menginfiltrasi /
menyebar ke kulit atau dinding toraks atau tumor dengan edema pada tangan.
Tumor telah menyebar ke dinding dada atau menyebabkan pembengkakan bisa juga
luka bernanah di payudara. Didiagnosis sebagai Inflamatory Breast Cancer. Bisa
sudah atau bisa juga belum menyebar ke pembuluh getah bening di ketiak dan lengan

atas,

tapi

tidak

menyebar

ke

bagian

lain

dari

organ

tubuh

Stadium IIIc
Ukuran tumor bisa berapa saja dan terdapat metastasis kelenjar limfe infraklavikular
ipsilateral, atau bukti klinis menunjukkan terdapat metastasis kelenjar limfe
mammaria interna dan metastase kelenjar limfe aksilar, atau metastasis kelenjar limfe
supraklavikular ipsilateral

Stadium IV

Case report

Page 20

Tumor yang mengalami metastasis jauh, yaitu : tulang, paru-paru, liver atau tulang

rusuk

G. PEMERIKSAAN LABORATORIUM DAN DIAGNOSTIK CA MAMMAE


(CARSINOMA MAMMAE)/ KANKER PAYUDARA
a. Pemeriksaan labortorium meliputi: Morfologi sel darah, LED, Test fal marker
(CEA) dalam serum/plasma, Pemeriksaan sitologis
b. Test diagnostik lain:
Non invasive: Mamografi, Ro thorak, USG, MRI, PET
invasif : Biopsi, Aspirasi biopsy (FNAB), True cut / Care biopsy, Incisi biopsy,
Eksisi biopsy
Pemeriksaan penunjang dapat dilakukan dengan :
1.

Pemeriksaan payudara sendiri

2.

Pemeriksaan payudara secara klinis

3.

Pemeriksaan mamografi

4.

Biopsi aspirasi

5.

True cut

6.

Biopsi terbuka

7.

USG Payudara, pemeriksaan darah lengkap, X-ray dada, therapy medis,

pembedahan,

terapi

radiasi

dan

kemoterapi.

H. KOMPLIKASI
Metastase ke jaringan sekitar melalui saluran limfe (limfogen) ke paru,pleura, tulang
dan hati.

Case report

Page 22

Selain itu Komplikasi Ca Mammae yaitu:


a. metastase ke jaringan sekitar melalui saluran limfe dan pembuluh darahkapiler
( penyebaran limfogen dan hematogen0, penyebarab hematogen dan limfogen dapat
mengenai hati, paru, tulang, sum-sum tulang ,otak ,syaraf.
b. gangguan neuro varkuler
c. Faktor patologi
d. Fibrosis payudara
e. kematian

I. PENATALAKSANAAN MEDIS CA MAMMAE (CARSINOMA MAMMAE)/


KANKER PAYUDARA
1. Pembedahan
a. Mastectomy radikal yang dimodifikasi
Pengangkatan payudara sepanjang nodu limfe axila sampai otot pectoralis mayor.
Lapisan otot pectoralis mayor tidak diangkat namun otot pectoralis minor bisa jadi
diangkat atau tidak diangkat.
b. Mastectomy total
Semua jaringan payudara termasuk puting dan areola dan lapisan otot pectoralis
mayor diangkat. Nodus axila tidak disayat dan lapisan otot dinding dada tidak
diangkat.
c. Lumpectomy/tumor
Pengangkatan tumor dimana lapisan mayor dri payudara tidak turut diangkat. Exsisi
dilakukan dengan sedikitnya 3 cm jaringan payudara normal yang berada di sekitar
tumor tersebut.
d. Wide excision/mastektomy parsial.
Exisisi tumor dengan 12 tepi dari jaringan payudara normal.

e. Ouadranectomy.
Pengangkatan dan payudara dengan kulit yang ada dan lapisan otot pectoralis mayor.
2. Radiotherapy
Biasanya merupakan kombinasi dari terapi lainnya tapi tidak jarang pula merupakan
therapi tunggal. Adapun efek samping: kerusakan kulit di sekitarnya, kelelahan, nyeri
karena inflamasi pada nervus atau otot pectoralis, radang tenggorokan.

3. Chemotherapy
Pemberian obat-obatan anti kanker yang sudah menyebar dalam aliran darah. Efek
samping: lelah, mual, muntah, hilang nafsu makan, kerontokan membuat, mudah
terserang penyakit.
4. Manipulasi hormonal.
Biasanya dengan obat golongan tamoxifen untuk kanker yang sudah bermetastase.
Dapat juga dengan dilakukan bilateral oophorectomy. Dapat juga digabung dengan
therapi endokrin lainnya. .

J. PROGNOSIS
Pada Ca mamae yang sudah lanjut, dengan ukuran yang besar, resiko kekambuhan
setelah dilakukan tindakan operasi masih dapat terjadi. Oleh karena itu setelah operasi
biasanya penderita harus mengikuti kemoterapi dan sering kontrol untuk memonitor
ada tidaknya kekambuhan pada daerah operasi ataupun kekambuhan ditempat jauh
berupa metastasis di tulang.

Case report

Page 24

DAFTAR PUSTAKA
Mansjoer, Arif. 2000. Kapita Selekta Kedokteran Jilid 2. Jakarta : Media Aesculapius
Johnson,Marion, dkk. (2000). Nursing Outcome Classifications (NOC). St. Louis
:Mosby Year-Book
Price Sylvia, A (1994), Patofisiologi: Konsep Klinis Proses-Proses Penyakit. Jilid 2 .
Edisi 4. Jakarta. EGC
Sjamsulhidayat, R. dan Wim de Jong. 1998. Buku Ajar Imu Bedah, Edisi revisi.
EGC : Jakarta.
Sjamsuhidajat. R (1997), Buku ajar Ilmu Bedah, EGC, Jakarta

Anda mungkin juga menyukai