Anda di halaman 1dari 47

BAB I

PENDAHULUAN
1

Latar Belakang
Blok Tumbuh Kembang dan Geriatri adalah blok kesembilan belas
pada semester 6 dari Kurikulum Berbasis Kompetensi Pendidikan Dokter
Fakultas Kedokteran Universitas Muhammadiyah Palembang.
Pada kesempatan ini dilaksanakan tutorial studi kasus skenario B
yang mengenai Reni, anak perempuan usia 18 bulan, dibawa ibunya ke
Poli anak RSMP dengan keluhan muntah dan BAB cair sejak 3 hari yang
lalu. Reni mengalami muntah dengan frekuensi 2 kali sehari banyaknya
sekitar 1-3 sendok makan. Frekuensi BAB 3 kali sehari dengan konsistensi
cair, jumlah setiap kali BAB sekitar gelas belimbing. BAB tidak disertai
lendir dan darah. Satu bulan yang lalu Reni mengalami demam tidak
terlalu tinggi, turun naik, disertai batuk dan pilek. Namun tidak mengalami
sesak nafas.
Berat badan Reni tidak naik sejak 10 bulan yang lalu, malah
bahkan turun. Berat badan tertinggi pada saat usia 8 bulan yaitu 6,6 kg dan
saat ini berat badan turun menjadi 6 kg. Reni diberi ASI ekslusif hanya
sampai usia 2 bulan. Sejak usia 2 bulan dilanjutkan dengan ASI dan susu
formula 3 kali sebanyak 2 sendok takar (dalam air 60 ml air), dan
ditambah porsinya secara bertahap menjadi 5 kali sehari sebanyak 4
sendok takar (dalam 120 ml air) pada usia 8 bulan. Makanan pendamping
ASI usia 8 bulan sampai dengan sekarang. Saat ini Reni makan nasi 3x1
sdm/hari dengan lauk hanya kecap manis dan kerupuk, susu formula

600ml/hari, cemilan (snack, wafer, kerupuk, teh gelas), air putih.


Maksud dan Tujuan
Adapun maksud dan tujuan dari laporan tutorial studi kasus ini, yaitu :
1. Sebagai laporan tugas kelompok tutorial yang merupakan bagian dari
system pembelajaran KBK di Fakultas Kedokteran Universitas
Muhammadiyah Palembang.
2. Dapat menyelesaikan kasus yang diberikan pada skenario dengan
metode analisis dan pembelajaran diskusi kelompok.
3. Tercapainya tujuan dari metode pembelajaran tutorial.

Laporan Skenario B Blok XIX Tutorial 7

|1

Laporan Skenario B Blok XIX Tutorial 7

|2

BAB II
PEMBAHASAN
2.1 Data Tutorial
Tutor

: dr. Thia Prameswarie

Moderator

: Egyd Tradiga

Sekretaris Meja

: Bunga Rezeki Ananda

Sekretaris Papan

: Sulthanah Annisa

Waktu

: Senin, 15 Juni 2015


Pukul 13.00 14.30 WIB.
Jumat, 19 Juni 2015
Pukul 13.00 14.30 WIB.

Rule tutorial

: 1. Alat komunikasi di non-aktifkan


2. Semua anggota harus mengeluarkan pendapat
3. Berbicara yang sopan dan penuh tata krama
4.Tidak boleh makan dan minum selama tutorial.

2.2 SKENARIO
Reni, anak perempuan usia 18 bulan, dibawa ibunya ke Poli anak
RSMP dengan keluhan muntah dan BAB cair sejak 3 hari yang lalu. Reni
mengalami muntah dengan frekuensi 2 kali sehari banyaknya sekitar 1-3
sendok makan. Frekuensi BAB 3 kali sehari dengan konsistensi cair,
jumlah setiap kali BAB sekitar gelas belimbing. BAB tidak disertai
lendir dan darah. Satu bulan yang lalu Reni mengalami demam tidak
terlalu tinggi, turun naik, disertai batuk dan pilek. Namun tidak mengalami
sesak nafas.
Berat badan Reni tidak naik sejak 10 bulan yang lalu, malah
bahkan turun. Berat badan tertinggi pada saat usia 8 bulan yaitu 6,6 kg dan
saat ini berat badan turun menjadi 6 kg. Reni diberi ASI ekslusif hanya
sampai usia 2 bulan. Sejak usia 2 bulan dilanjutkan dengan ASI dan susu
formula 3 kali sebanyak 2 sendok takar (dalam air 60 ml air), dan
ditambah porsinya secara bertahap menjadi 5 kali sehari sebanyak 4
sendok takar (dalam 120 ml air) pada usia 8 bulan. Makanan pendamping
ASI usia 8 bulan sampai dengan sekarang. Saat ini Reni makan nasi 3x1

Laporan Skenario B Blok XIX Tutorial 7

|3

sdm/hari dengan lauk hanya kecap manis dan kerupuk, susu formula
600ml/hari, cemilan (snack, wafer, kerupuk, teh gelas), air putih.
Riwayat Kehamilan dan Persalinan:
Reni anak pertama dari ibu usia 24 tahun. Selama hamil ibu sehat dan
periksa hamil 4 kali ke bidan. Lahir spontan pada kehamilan 37 minggu.
Segera setelah lahir langsung menangis, skor APGAR 1 menit 9 dan 5
menit 10. Berat badan lahir 3000 gram. Panjang badan lahir 48 cm.
Lingkar kepala lahir 33 cm.
Riwayat Imunisasi: BCG 1 kali, DPT 1 kali, Polio 1 kali
Riwayat pertumbuhan : berikut gambar KMS Reni

Riwayat perkembangan :
Saat ini Reni sudah bisa duduk namun dengan berpegangan, dapat
menggapai benda.
Riwayat pengobatan :
Pernah berobat ke bidan tapi tidak sembuh. Sejak usia 10 bulan, Reni
tidak pernah lagi dibawa ke posyandu.
Pemeriksaan Fisik:
Keadaan Umum: tampak kurus, apatis, cengeng, berat badan 6 kg,
panjang badan 71 cm, lingkar kepala 45 cm.
Laporan Skenario B Blok XIX Tutorial 7

|4

Tanda vital: HR: 112x/menit, RR: 32x/menit, T:37,50C


Keadaan Spesifik:
Kepala :
-

Wajah dismorfik tidak ada


Wajah seperti orang tua
Rambut kepala tipis, warna merah kekuningan, mudah dicabut
Kontak mata baik
Melihat dan menangis kepada pemeriksa
Menoleh ketika dipanggil namanya

Thorak : iga gambang (piano sign)


Abdomen : cekung
Ekstremitas:
-

Edema tidak ada


Tidak ada kelaianan anatomi pada kedua tungkai dan kaki
Baggy pants (+)

Kulit : kelainan kulit (dermatosis) tidak ada


Status Neurologikus:
- Gerakan normal, kekuatan 4
- Refleks fisiologi normal
- Klonus dan tonus normal
- Tidak ada gerakan yang tidak terkontrol
- Refleks patologi (-)
2.3 KLARIFIKASI ISTILAH
1.

Muntah

: Mengeluarkan kembali apa yang sudah ada dalam

2.

ASI

lambung.
: Pemberian air susu ibu selama 6 bulan (0-6 bulan)

3.

eksklusif
Wajah

tanpa makanan tambahan


: Kelainan bentuk morfologi wajah

4.

dismorfik
Apatis

: Tidak memiliki perasaan (emosi) atau sikap tidak


acuh

5.

Demam

: Meningkatnya temperature tubuh diatas normal

6.

Susu

(37,50C)
: Susu buatan berasal dari hewan

7.

formula
Baggy pant

: Gambaran tubuh seperti memakai celana yang

Tonus

kebesaran atau gambaran otot paha yang mengendur


: Ketegangan jaringan khususnya otot

8.

Laporan Skenario B Blok XIX Tutorial 7

|5

9.

Klonus

10

melemas secara bergantian


Piano sign : Tulang iga yang terlihat seperti tuts piano pada

(iga

gamblang)
11. APGAR
skore

: Kontraksi otot yang bersifat mengejang dan

permukaan kulit.
: Penilaian bayi baru lahir meliputi warna kulit,
denyut jantung, tonus otot, pernafasan, respon
refleks

2.4 IDENTIFIKASI MASALAH


1. Reni, anak perempuan usia 18 bulan, dibawa ibunya ke Poli anak
RSMP dengan keluhan muntah dan BAB cair sejak 3 hari yang lalu.
Reni mengalami muntah dengan frekuensi 2 kali sehari banyaknya
sekitar 1-3 sendok makan. Frekuensi BAB 3 kali sehari dengan
konsistensi cair, jumlah setiap kali BAB sekitar gelas belimbing.
BAB tidak disertai lendir dan darah.
2. Satu bulan yang lalu Reni mengalami demam tidak terlalu tinggi, turun
naik, disertai batuk dan pilek. Namun tidak mengalami sesak nafas.
3. Berat badan Reni tidak naik sejak 10 bulan yang lalu, malah bahkan
turun. Berat badan tertinggi pada saat usia 8 bulan yaitu 6,6 kg dan saat
ini berat badan turun menjadi 6 kg.
4. Reni diberi ASI ekslusif hanya sampai usia 2 bulan. Sejak usia 2 bulan
dilanjutkan dengan ASI dan susu formula 3 kali sebanyak 2 sendok
takar (dalam air 60 ml air), dan ditambah porsinya secara bertahap
menjadi 5 kali sehari sebanyak 4 sendok takar (dalam 120 ml air) pada
usia 8 bulan.
5. Makanan pendamping ASI usia 8 bulan sampai dengan sekarang. Saat
ini Reni makan nasi 3x1 sdm/hari dengan lauk hanya kecap manis dan
kerupuk, susu formula 600ml/hari, cemilan (snack, wafer, kerupuk, teh
gelas), air putih.
6. Riwayat Kehamilan dan Persalinan:
Reni anak pertama dari ibu usia 24 tahun. Selama hamil ibu sehat dan
periksa hamil 4 kali ke bidan. Lahir spontan pada kehamilan 37
minggu. Segera setelah lahir langsung menangis, skor APGAR 1 menit
9 dan 5 menit 10. Berat badan lahir 3000 gram. Panjang badan lahir 48
cm. Lingkar kepala lahir 33 cm.
Laporan Skenario B Blok XIX Tutorial 7

|6

7. Riwayat Imunisasi:BCG 1 kali, DPT 1 kali, Polio 1 kali


8. Riwayat pertumbuhan : berikut gambar KMS Reni

9.

Riwayat perkembangan :
Saat ini Reni sudah bisa duduk namun dengan berpegangan, dapat
menggapai benda.

10. Riwayat pengobatan :


Pernah berobat ke bidan tapi tidak sembuh. Sejak usia 10 bulan, Reni
tidak pernah lagi dibawa ke posyandu.
11. Pemeriksaan Fisik:
Keadaan Umum: tampak kurus, apatis, cengeng, berat badan 6 kg,
panjang badan 71 cm, lingkar kepala 45 cm.
Tanda vital: HR: 112x/menit, RR: 32x/menit, T:37,50C
Keadaan Spesifik:
Kepala :
-

Wajah dismorfik tidak ada


Wajah seperti orang tua
Rambut kepala tipis, warna merah kekuningan, mudah dicabut
Kontak mata baik
Melihat dan menangis kepada pemeriksa
Menoleh ketika dipanggil namanya

Thorak : iga gambang (piano sign)

Laporan Skenario B Blok XIX Tutorial 7

|7

Abdomen : cekung
Ekstremitas:
-

Edema tidak ada


Tidak ada kelaianan anatomi pada kedua tungkai dan kaki
Baggy pants (+)

Kulit : kelainan kulit (dermatosis) tidak ada


Status Neurologikus:
-

Gerakan normal, kekuatan 4


Refleks fisiologi normal
Klonus dan tonus normal
Tidak ada gerakan yang tidak terkontrol

Refleks patologi (-)

2.5 ANALISIS MASALAH


1. Reni, anak perempuan usia 18 bulan, dibawa ibunya ke Poli anak
RSMP dengan keluhan muntah dan BAB cair sejak 3 hari yang
lalu. Reni mengalami muntah dengan frekuensi 2 kali sehari
banyaknya sekitar 1-3 sendok makan. Frekuensi BAB 3 kali sehari
dengan konsistensi cair, jumlah setiap kali BAB sekitar gelas
belimbing. BAB tidak disertai lendir dan darah.
a. Bagaimana hubungan umur dan jenis kelamin dengan keluhan
muntah dan BAB cair sejak 3 hari yang lalu?
Jawab :
Sebagian besar diare terjadi pada anak dibawah usia 2 tahun. Hasil
analisa lanjut SDKI (1995) didapatkan bahwa umur balita 12-24
bulan mempunyai resiko terjadi diare 2,23 kali dibandingkan anak
umur 25-59 bulan. Kejadian diare pada anak laki-laki hampir sama
dengan anak perempuan. (Ilmu Kesehatan Anak FKUI,1985)
b. Apa saja kemungkinan penyebab penyakit (muntah BAB cair dan
muntah) pada anak usia 18 bulan ?
Jawab :

Laporan Skenario B Blok XIX Tutorial 7

|8

Penyebab muntah :
1. Obstruksi
a
b
c
d

Stenosis pilorus
Antral web
Intusuepsi
Volvulus

2. Non Obstruksi
a
b
c
d
e

RGE
Intoleransi Laktosa
CMPSE
Gastroenteritis
NEC

3. Sistem Syaraf Pusat


a
b
c

Meningitis
Ensefalitis
Peningkatan Tekanan Intra Kranial

4. Ganguan Organ Lain


a
b
c
d
e

Infeksi Saluran Pernafasan


Infeksi saluran pencernan
Infeksi Saluran Kemih
Hepatitis
Gangguan Metabolik

5. Non Organik
a Tekhnik Makan
b Erofologi
c Motion Sickness
(IDAI,2008 )
Penyebab Diare menurut buku ajar pediatik Nelson : 2012
meliputi:
INFEKSI
1

Golongan Bakteri
b
c
d
e
f
g

Aeromonal
Bacilus
Escheria Coli
Vibrio Cholera
Shigella
Salmonella

1. Golongan Virus
a

Astovirus

Laporan Skenario B Blok XIX Tutorial 7

|9

b
c
d

Enteric adenovirus
Rotavirus
Corona Virus

2. Golongan Parasit
a
b
c
d

Balantidium coli
Blastocytis Hominis
Giardia Lamblia
Entamoeba Histolitica

NONINFEKSI
a Defek anatomis
b Malrotasi
c Penyakit Hirchsprug
d Bowel Syndrome
e Atrofi microvili
f Defisiensi disakarida
g Malabsorbsi
-

Malabsorbsi karbohidrat : disakarida (intoleransi


laktosa,

h
i
j
k

maltose

dan

sukrosa),

monosakarida

(intoleransi glukosa, fruktosa, dan galaktosa).


Malabsorbsi lemak
Malabsorbsi protein

Penyakit Cheliac
Keracunan Makanan
Neoplasma
Factor makanan : makanan basi, beracun, alergi terhadap
makanan

(Nelson,2012)
c. Apa makna muntah dan BAB cair

3 hari yang lalu dengan

frekuensi 2 kali sehari sekitar 1-3 sendok makan. BAB 3 kali sehari
dengan konsistensi cair, jumlah setiap kali BAB sekitar gelas
belimbing, BAB tidak disertai lendir dan darah dan telah
berlangsung sejak 3 hari yang lalu dan juga mengalami dengan
frekuensi 2 kali sehari banyaknya sekitar 1-3 sendok makan?
Jawab :
Frekuensi : 3x sehari : pada bayi yang minum ASI, frekuensi
buang air 3 4 kali masih dalam keadaan fisiologis atau normal
apabila bb meningkat normal, tetapi jika bb tidak meningkat dan

Laporan Skenario B Blok XIX Tutorial 7

|10

mengalami kegagalan nutrisi maka sudah bisa disebut diare karena


belum sempurnanya perkembangan saluran cerna. (Jufrie, 2012)
BAB dengan jumlah gelas belimbing dengan frekuensi 1-3
sendok :
Banyaknya cairan yang keluar dari tubuh Reni. BAB cair +
muntah= ( gelas belimbing x 3) + (3 sendok makan x 2)
= 200- 210 ml/ hari
BAB tidak disertai darah dan lendir : Makna tidak ada darah dan
lendir untuk menyingkirkan

diagnosis disentri dan juga

menandakan bahwa diarenya bukan disebabkan oleh infeksi


shigella spp. (Wahidiyat, 2007)
d. Bagaimana patofisiologi BAB dan muntah pada Reni ?
Jawab :
Mekanisme BAB cair (diare)
Malnutrisi pemecahan cadangan energy berlangsung terus
menerus cadangan energy tubuh termasuk organ-organ dalam
(intestinum tenue) atrofi villi-villi intestinum tenue fungsi
villi untuk absorbsi air dan nutrisi terganggu, sel kripta
menyekresikan air gerakan peristaltik usus cairan dan sisa
makanan terdorong keluar melalui anus BAB cair (diare)
(Subagyo, 2012 )
Mekanisme muntah
Malnutrisi pemecahan cadangan energy berlangsung terus
menerus cadangan energy tubuh termasuk organ-organ dalam
(intestinum tenue) atrofi villi-villi intestinum tenue fungsi
villi untuk absorbsi air dan nutrisi terganggu, sel kripta
menyekresikan air gerakan peristaltik usus distensi usus
stimulasi nervus vagus muntah.
(Hegar, 2012)
e. Bagaimana

dampak

keluhan

diare

dan

muntah

terhadap

pertumbuhan dan perkembangan Reni ?


Jawab :
Karena diare pada Reni baru berlangsung selama 3 hari, diare pada
Reni dikategorikan diare akut. Untuk diare akut akan mengganggu

Laporan Skenario B Blok XIX Tutorial 7

|11

keseimbangan asam basa serta cairan elektrolit yang ada pada anak
tersebut. Tetapi untuk perkembangan dan pertumbuhan belum
terjadi gangguan, karena masih berlangsung akut bukan kronis.
(Soenarto, 2012)
f. Berapa frekuensi dan volume BAB normal pada anak usia 18 bulan
?
Jawab :
Frekuensi BAB pada anak menurun seiring dengan bertambahnya
usia. Pada minggu-minggu pertama kehidupan, bayi dapat BAB
rata-rata lebih dari 4 kali sehari, kemudian menurun menjadi 2 kali
sehari pada usia 4 bulan dan 1 kali sehari pada usia 4 tahun.
Sembilan puluh lima persen anak berusia 1 sampai 4 tahun
mengalami BAB 3 kali sehari hingga dua hari sekali atau tiga kali
seminggu.
(Soenarto, 2012)
2. Satu bulan yang lalu Reni mengalami demam tidak terlalu tinggi,
turun naik, disertai batuk dan pilek. Namun tidak mengalami
sesak nafas.
a. Apa makna 1 bulan yang lalu Reni mengalami demam tidak terlalu
tinggi, turun naik, batuk, dan pilek, dan tidak sesak nafas ?
Jawab :
Makna demam tidak terlalu tinggi, turun naik, batuk, dan
pilek : Bahwa telah terjadinya penurunan sistem antibodi tubuh
akibat dari malnutrisi. Perubahan respon imun terjadi di awal
perjalanan malnutrisi yang signifikan pada anak. Kehilangan
hipersensitivitas, limfosit T sedikit, gangguan respon limfosit,
fagositosis gangguan sekunder menurun dan sitokin tertentu, dan
penurunan sekresi immunoglobulin A (IgA) adalah beberapa
perubahan yang mungkin terjadi. (Chandra RK, 2010)
Perubahan ini mempengaruhi kekebalan tubuh anak terhadap
infeksi parah dan kronis, paling sering, diare menular, yang
kompromi lebih lanjut gizi menyebabkan anoreksia, penurunan
penyerapan nutrisi, dan

meningkatkan kebutuhan metabolik.

(Chandra RK, 2010)

Laporan Skenario B Blok XIX Tutorial 7

|12

Makna tidak mengalami sesak nafas : Untuk menyingkirkan


diagnosis. Dilihat dari manifestasi salah satunya penyakit gizi
buruk yaitu kwashiorkor yang dapat mengalami edema sehingga
akan menekan diafragma dan membuat anak menjadi sesak.
(Lin, 2007)
b. Adakah hubungan antara Reni mengalami demam tidak terlalu
tinggi, turun naik, batuk, dan pilek, dan tidak sesak nafas dengan
keluhan BAB cair dan muntah ?
Jawab :
Dilihat dari waktunya satu bulan yang lalu, demam, batuk dan pilek
tidak ada hubungannya dengan BAB cair dan muntah, tetapi dari
sini kita mengetahui bahwa Reni sering terkena infeksi yang
berulang karena malnutrisi (gizi buruk) yang menyebabkan
imunitas menurun sehingga mudah terserang infeksi saluran
pernapasan yang pada akhirnya terjadi peningkatan metabolisme
tubuh untuk menghadapi agen infeksi tersebut, hal ini semakin
menguras cadangan energi tubuh sehingga kerusakan mukosa
intestinum tenue (atrofi villi) semakin parah sehingga memperbesar
risiko terjadinya diare. (Wahidiyat, 2007)

c. Apa penyebab demam tidak terlalu tinggi, turun naik, batuk, dan
pilek ?
Jawab :
Etiologi demam
a. Factor infeksi : infeksi bakteri, virus, jamur, ataupun parasit.
b. Factor non infeksi : factor lingkungan, penyakit autoimun,
keganasan, pemakaian obat-obatan
Batuk:
a. Infeksi (virus, rdg paru, tbc dll )
b. Mekanis (asap rokok, debu)
c. Perubahan suhu badan
d. Rangsangan kimia (bau , gas)
e. Penyakit jantung
f. Inflamasi pada saluran pernapasan
Pilek:

Laporan Skenario B Blok XIX Tutorial 7

|13

a. Mikroorganisme (infeksi),
b. Inhalasi gas toksik,
c. Debu (alergi).
( Price and wilson, 2003)
d. Bagaimana patofisiologi demam tidak terlalu tinggi, turun naik,
batuk, dan pilek ?
Jawab :
Asupan nutrisi kurang intake makanan turun metabolism
meningkat kebutuhan kalori meningkat penurunan sistem
imun atrofi tymus, berkurangnya leukosit,CD4+ dan CD8+
rasio, dan adanya sel T yang immature respon terhadap
infeksinya juga berkurang demam tidak terlalu tinggi, turun naik
dan batuk pilek.
( Price and wilson, 2003)
3. Berat badan Reni tidak naik sejak 10 bulan yang lalu, malah
bahkan turun. Berat badan tertinggi pada saat usia 8 bulan yaitu
6,6 kg dan saat ini berat badan turun menjadi 6 kg.
a. Apa makna BB Reni tidak mengalami kenaikan sejak usia 10
bulan, BB tertinggi saat usia 8 bulan yaitu 6,6 dan saait ini BB
turun menjadi 6 kg ?
Jawab :
Kemungkinan telah mengalami gagal tumbuh (failure-tothrive), Hal ini dapat dilihat dari BB Reni yang berada dibawah
persentil -3 (severely wasted).
Adapun kebutuhan dasar yang dibutuhkan untuk kembang
anak antara lain ASUH, ASIH, dan ASAH. Pada kasus ini, aspek
ASUH ( intake makanan, ketersediaan makanan di rumah) yang
mendominasi penyebab failure-to-thrive yang dialami Reni.
(IDAI, 2008)
b. Bagaimana keadaan normal BB usia 8 bulan ?
Jawab :
Keadaan normal BB usia 8 bulan yaitu 8 kg.
(Wahidiyat, 2007)
Perkiraan berat badan anak adalah sebagai berikut:
1) Berat badan

Laporan Skenario B Blok XIX Tutorial 7

|14

2 kali BB lahir
: 4-5 bulan
3 kali BB lahir
: 1 tahun
4 kali BB lahir
: 2 tahun
2) Kenaikan berat badan per bulan pada tahun pertama
700-1000 gram/bulan pada triwulan I
500-600 gram/bulan pada triwulan II
350-450 gram/bulan pada triwulan III
250-350 gram/bulan pada triwulan IV
3) Kenaikan berat badan per hari
20-30 gram pada 3-4 bulan pertama
15-20 gram pada sisa tahun pertama
(Nelson, 2012 )
c. Apa penyebab penurunan BB ?
Jawab :
Penyebab langsung :
Kurangnya jumlah dan kualitas makanan yang dikonsumsi
Menderita penyakit kronis
Cacat bawaan dan menderita penyakit kanker

Anak yang mendapat makanan cukup baik tetapi


seringdiserang atau demam akhirnya menderita gizi buruk
Penyebab tidak langsung :
Ketersediaan pangan rumah tangga
Perilaku
Pelayanan kesehatan
Kemiskinan
Pendidikan rendah
(Sari, 2010 )
4. Reni diberi ASI ekslusif hanya sampai usia 2 bulan. Sejak usia 2
bulan dilanjutkan dengan ASI dan susu formula 3 kali sebanyak 2
sendok takar (dalam air 60 ml air), dan ditambah porsinya secara
bertahap menjadi 5 kali sehari sebanyak 4 sendok takar (dalam
120 ml air) pada usia 8 bulan.
a. Apa hubungan pemberian ASI sampai usia 2 bulan dengan keluhan
BB yang dialami ?
Jawab :
ASI eksklusif adalah pemberian ASI tanpa makanan dan
minuman tambahan lain pada bayi berumur nol sampai enam
bulan. Bahkan air putih tidak diberikan dalam tahap ASI eksklusif
ini.

Laporan Skenario B Blok XIX Tutorial 7

|15

Berdasarkan definisi diatas tindakan ibu Reni tidak tepat


karena ASI ekslusif seharusnya diberiakan sampai usia 6 bulan dan
hanya ASI saja yg diberikan karena produksi ASI pada periode
tersebut sudah mencukupi kebutuhan bayi untuk tumbuh kembang
yang sehat. Apabila pada periode ini bayi dipaksa menerima
makanan selain ASI, maka timbul gangguan kesehatan pada bayi,
seperti diare, alergi dan lain sebagainya.
Pada kasus ini Reni hanya ASI sampai 2 bulan dan sudah
mendapat susu formula jadi tindakan ibu Reni tidak tepat dalam
pengasuhan anak.
(Wiknjosastro, 2009 )
b. Berapa lama idealnya bayi diberi ASI eksklusif ?
Jawab :
ASI eksklusif adalah pemberian ASI tanpa makanan dan minuman
tambahan lain pada bayi berumur nol sampai enam bulan atau
sampai dua tahun. Bahkan air putih tidak diberikan dalam tahap
ASI eksklusif ini. (Depkes RI, 2004)
c. Apa manfaat ASI ?
Jawab :
Manfaat pemberian ASI yang diperoleh bayi adalah :
ASI sebagai nutrisi.
ASI meningkatkan daya tahan tubuh.
ASI yang keluar saat kelahiran bayi sampai hari ke-4 atau
ke-7 (kolostrum) mengandung zat kekebalan 10-17 kali
lebih banyak dari susu matang (mature). Zat ini akan
melindungi bayi dari penyakit diare (mencret).
ASI meningkatkan kecerdasan.
Nutrien pada ASI yang diperlukan untuk pertumbuhan otak
bayi adalah taurin, laktosa, dan asam lemak ikatan panjang
(DHA, AA, omega-3, omega-6).
ASI meningkatkan jalinan kasih sayang.
Dengan menyusui, maka akan terjalin kasih sayang antara
ibu dan bayinya. Si bayi juga merasa aman, tenteram, dan
terjaga.

Laporan Skenario B Blok XIX Tutorial 7

|16

ASI sebagai makanan tunggal untuk memenuhi semua


kebutuhan pertumbuhan bayi sampai usia 6 bulan.
Suhu ASI sama dengan suhu tubuh. Kesesuaian suhu inilah
yang menyebabkan kenyamanan tersendiri bagi bayi.
ASI dapat mengurangi terjadinya sakit telinga dan infeksi
saluran pernafasan pada bayi.
ASI melindungi bayi dari serangan alergi.
ASI meningkatkan daya penglihatan dan kepandaian bicara
bayi.
ASI membantu pembentukan rahang yang bagus.
ASI mengurangi risiko terkena penyakit kencing manis,
kanker pada anak, dan diduga mengurangi kemungkinan
menderita penyakit jantung.
ASI menunjang perkembangan motorik sehingga bayi ASI
eksklusif akan lebih cepat bisa berjalan.
ASI menunjang perkembangan kepribadian, kecerdasan
emosional, kematangan spiritual, dan hubungan sosial yang
baik. (Wiknjosastro, 2009 )
d. Apa dampak tidak diberi ASI ?
Jawab :
Anak yang tidak diberikan ASI eksklusif sampai 6 bulan sangat
berisiko terkena infeksi karena tidak terbentuk antibodi (igA) yang
baik, terganggu proses perkembangan otak, malnutrisi pada anak,
kecerdasan yang tidak sempurna.
(Prawirohardjo, 2006 )
e. Bagaimana hubungan antara pemberian ASI eksklusif sampai dua
bulan ditambah susu formula dengan BB Reni ?
Jawab :
Pemberian susu formula pada usia 2 bulan tidak dianjurkan karena
pada saluran cerna bayi belum terbentuk secara sempurna dan pada
susu formula tidak ada faktor antibody (igA) sehingga mudah
terjadi infeksi seperti BAB cair (diare) dan muntah yang dapat
menyebabkan penurunan berat badan pada kasus ini.
(Prawirohardjo, 2006 )
f. Apa perbedaan susu ASI dan susu Formula ?

Laporan Skenario B Blok XIX Tutorial 7

|17

Jawab :
Dari kandungan nutrisi yang lebih lengkap (ASI terdapat kolostrum
dan antibodi, sedangkan susu formula tidak), susu formula
cenderung kurang higienis, ASI lebih mudah dicerna daripada susu
formula karena berat molekul yang lebih kecil dan yang terakhir
susu formula dapat menyebabkan alergi pada bayi tertentu
(intoleransi laktosa).
(Wahidiyat, 2007)
g. Bagaimana takaran susu formula pada anak usia 8 bulan ?
Jawab :
Takaran susu formula yaitu :

Umur 2 minggu 2 bulan : 100 120 ml/kali minum


Umur 2 3 bulan : 120 140 ml/kali minum
Umur 3 4 bulan : 140 160 ml/kali minum
Umur 4 5 bulan : 160 200 ml/kali minum
Umur 5 6 bulan : 200 220 ml/kali minum
Umur 6 bulan keatas : 200 250 ml/kali minum
Jadi, untuk usia 8 bulan itu sekitar 200 250 ml/kali
minum. (Wahidiyat, 2007)
5. Makanan pendamping ASI usia 8 bulan sampai dengan sekarang.
Saat ini Reni makan nasi 3x1 sdm/hari dengan lauk hanya kecap
manis dan kerupuk, susu formula 600ml/hari, cemilan (snack,
wafer, kerupuk, teh gelas), air putih.
a. Kapan pemberian makanan pendamping ASI ?
Jawab :
( Jadwal pemberian makanan dan makanan tambahan pada bayi
berdasarkan Ikatan Dokter Anak Indonesia )
Waktu

0-6 bulan

6-7 Bulan

7-9 Bulan

12 ulan

>12 Bulan

ASI/PASI

ASI/PASI

ASI/PASI

Pemberian
06.00

ASI

on ASI

demand
08.00

ASI
demand

on Bubur Susu Bubur


menuu

Nasi

Tim Makanan

Menuju

Laporan Skenario B Blok XIX Tutorial 7

|18

Keluarga

Nasi Tim

Makanan
Keluarga

10.00

ASI

on Buah segar Buah

demand

dan Biskuit

segar

Buah Segar Snack


/ / Biskuit

Biskuit
12.00

ASI

on ASI

demand

Bubur

Nasi

TIM Makanan

Menuju

Menuju

Nasi TIM

Makanan

Keluarga

Keluarga
14.00

ASI

on ASI

ASI/PASI

ASI/PASI

on Buah

Buah Segar Buah

demand
16.00

ASI
demand

Segar/

/ Biskuit

Biskuit
18.00

ASI

Segar/
Biskuit

on Bubur Susu Bubur

demand

Snack

Nasi

TIM Makanan

Menuju

Menuju

nasi tim

makanan

Keluarga

Keluarga
(IDAI, 2008)
b. bagaimana pemilihan jenis makanan yang baik diberikan pada bayi
8 bulan?
Jawab :

Usia
(bulan )

6-8

Energi

yang Tekstur

Frekuensi

Jumlah

rata-rata

ditambahkan

makanan

yang

sebagai ASI

biasanya

dimakan

200 kkal per Mulai

dengan

hari

makanan

kental,

dihaluskan

bubur 2-3kali
yang

lanjutkan

tergantung
nafsu makan

perhari
Mulai dengan 2-3
sdm/hari

makan,

tingkatkan bertahap

Laporan Skenario B Blok XIX Tutorial 7

|19

dengan makanan keluarga anak,


yang dhulauskan

dapat maximal

waktu

diberikan 1-2 maknan jam


kali snack

9-11

300 kkal per Makanan yang dicincang 3-4


hari

12-23

halus atau dihaluskan dan perhari.


ditingkatkan
Tergantung
makanan
yang
dapat
bertahap
sesuai
nafsu makan
diambil sendiri oleh bayi
dengan
anak, dapat
kemampuan bayi.
diberikan 1-2
Waktu
makan
kali snack
maximal jam

550 kkal per Makanan


hari

kali Makanan

keluarga, 3-4 kali per Makanan

dicincang atau dihaluskan hari.


ditingkatkan
Tergantung
bila perlu
bertahap
sesuai
nafsu makan
dengan
anak, dapat
kemampuan bayi.
diberikan 1-2
Waktu
makan
kali snack
maximal jam

(IDAI, 2008)
c. Bagaimana hubungan riwayat gizi dengan keluhan utama (BAB
dan muntah) ?
Jawab :
Keluhan diare dan muntah akan memperparah status gizi yang
dialami Reni, Kondisi ini menyebabkan Reni tidak mengalami
kenaikan BB. Diare juga bisa menyebabkan Reni mengalami
dehidrasi dan penurunan berat badan.
(Nelson, 2012 )
d. Apa saja kandungan gizi makanan yang dikonsumsi Reni ?
Jawab :
Kalori nasi 3 x 1 sdm/hari = 13 kalori
Kalori kecap manis = 46 kalori
Kalori kerupuk = 79 kalori
Kalori susu formula 600 ml/hari = 144 kalori
Kalori teh gelas = 80 kalori

Laporan Skenario B Blok XIX Tutorial 7

|20

Jadi jumlah kalori yang didapatkan Reni dari makanan yang


diberikan selama ini adalah 362 kalori/hari.
(Chandra, 2010 )
e. Bagaimana jumlah kalori yang dibutuhkan pada usia 8 bulan ?
Jawab :
Kebutuhan nutrisi :
- BB ideal Reni 8,5 kg
Tabel kebutuhan nutrisi :
Usia
(tahun )
0-1
1-3
4-6
7-9
10-12

RDA
(kkal/kgBB)
100-120
100
90
80
L: 60-70
P: 50-60
12-18
L: 50-60
P: 40-50
Rumus menghitung kebutuhan kalori :
BB ideal x RDA
=(8,5x100)-(8,5x120)
=850-1020 kalori/hari
Nutrisi yang diberikan pada Reni sangat kurang. Dimana
nutrisi yang harus Reni dapatkan sekitar 850-1020 kalori/hari
sedangkan yang Reni dapatkan hanya 362, sehingga kebutuhan
kalori yang tidak terpenuhi sebanyak 488-658 kalori/hari sehingga
kebutuhan kalori sangat kurang.
(Chandra, 2010)
f. Apa makna Reni makan nasi 3x1 sdm/hari dengan lauk hanya
kecap manis dan kerupuk, susu formula 600ml/hari, cemilan
(snack, wafer, kerupuk, teh gelas), air putih?
Jawab :
Dalam kasus ini Reni tidak mendapatkan asupan nutrisi yang cukup
dan

sesuai

untuk

anak

seusianya

ditambah

Reni

hanya

mendapatkan ASI ekslusif 2 bulan, ditambah setiap harinya Reni


hanya mendapatkan susu formula sebanyak 600 ml per hari,
sehingga Reni mengalami gagal tumbuh dan keterlambatan
perkembangan.

Laporan Skenario B Blok XIX Tutorial 7

|21

(Ismail, 2012 )
6. Riwayat Kehamilan dan Persalinan:
Reni anak pertama dari ibu usia 24 tahun. Selama hamil ibu sehat
dan periksa hamil 4kali ke bidan. Lahir spontan pada kehamilan
37 minggu. Segera setelah lahir langsung menangis, skor APGAR 1
menit 9 dan 5 menit 10. Berat badan lahir 3000 gram. Panjang
badan lahir 48 cm. Lingkar kepala lahir 33 cm.
a. Bagaimana interpretasi riwayat kehamilan dan persalinan?
Jawab :
Kasus

Interpretasi

keterangan

Lahir spontan kehamilan 37 Normal

Kelahiran aterm ( cukup

minggu

bulan)

Lahir langsung menangis

Normal

Tidak asfiksia

Skor APGAR
1 menit 9
5 menit 10

Normal

Tidak asfiksia
Nilai :
- 0-3 : asfiksia berat
- 4-6 : asfiksia ringan
- 7-10 : normal
Normal
(2500gram-

Berat badan lahir 3000 gram Normal

3500gram)
Panjang badan lahir 48 cm

Normal

Normal (48cm-53cm)

Lingkar kepala lahir 33 cm

Normal

Normal (33cm-35cm)

(IDAI,2008)
b. Apakah ada hubungan riwayat kehamilan dan persalinan dengan
pertumbuhan (BB dan TB) dan perkembangan (bisa duduk) Reni ?
Jawab :
Tidak ada hubungan karena semua riwayat kehamilan dan
persalinan normal.
(IDAI,2008)
c. Bagaimana cara penilaian APGAR score ?
Jawab :

Laporan Skenario B Blok XIX Tutorial 7

|22

Interpretasi :
0 3 = sangat rendah
4 7 = agak rendah
8 10 = normal
Jadi pada kasus Reni menit pertama dan kelima adalah normal.
(Wahidiyat, 2007)

7. Riwayat Imunisasi:BCG 1 kali, DPT 1 kali, Polio 1 kali


a. Bagaimana interpretasi riwayat imunisasi ?
Jawab :
Riwayat imunisasi
Abnormal
- BCG : 1 kali
- DPT : 1 kali
- Polio : 1 kali

Imunisai tidak lengkap

(IDAI,2008)
b. Apa saja yang termasuk imunisasi dasar ?

Laporan Skenario B Blok XIX Tutorial 7

|23

Jenis
imunisasi
Hepatitis
B
BCG
DPT
Polio
campak

Umur Waktu Pemberian


Bulan
0 1
2
3
4
I
II

6
III

15

18

Tahun
1
2

X
I
II

II
III

III
IV

IV
V
X

Jawab :

Di Di Indonesia, ada 2 kelompok imunisasi, kelompok


pertama yaitu imunisasi dasar wajib dilakukan sebelum anak
berusia 1 tahun. Terdiri dari 5 jenis yaitu Hepatitis B(Hib), BCG,
DPT, Polio, Campak. Sedangkan kelompok yang ke-2 adalah
imunisasi yang dianjurkan, sifatnya sebagai imunisasi tambahan.
Jenis imunisasi ini antara lain MMR, Act Hib, Tifus atau demam
Tifoid, dan Varilrix ( cacar air ).
(IDAI,2008)

Laporan Skenario B Blok XIX Tutorial 7

|24

8. Riwayat pertumbuhan : berikut gambar KMS Reni

a. Bagaimana intepretasi dari KMS Reni ?


Jawab :
Interpretasi KMS Reni :

Usia 0 8 bulan, gizi Reni baik.


Usia 9 bulan terjadi penurunan, ini menandakan bahwa Reni
mengalami gizi kurang.

b. Bagaimana intepretasi Z score pada saat ini ?


Jawab :
Penentuan status gizi menggunakan cut off Z score WHO 2006
untuk usia 0-5 tahun dan persentase berat badan ideal sesuai
kriteria Waterlow untuk anak di atas 5 tahun.

Laporan Skenario B Blok XIX Tutorial 7

|25

Indikator Pertumbuhan

Z-score
>3

TB/U

BB/U

BB/TB

IMT

Sangat tinggi

Sangat

Obes

Obes

Overweight

gemuk
>2

Tinggi

Gemuk

Overweight

>1

Normal

Normal

Gizi baik

0 (median)

Normal

Normal

Gizi baik

< -1

Normal

Normal

Gizi baik

< -2

Pendek

Kurus

Gizi kurang

Kurus

< -3

Sangat

Sangat kurus

Gizi buruk

Sangat kurus

pendek

Pada kasus BB/U Reni : diantara -2 3 Z score intepretasi sangat


kurus atau berdasarkan BB/TB Gizi buruk.

9. Riwayat Perkembangan : saat ini Reni sudah bisa duduk namun


dengan berpegangan,dapat menggapai benda.
a. Bagaimana intepretasi dari riwayat perkembangan ?
Jawab :
Reni mengalami gangguan perkembangan karena pada usia 18
bulan anak seharusnya sudah bisa berjalan dan pada usia tersebut
juga anak sudah dapat berbicara dengan sederhana (1-2 kata).
(Nelson, 2012 )
b. Bagaimana perkembangan normal anak usia 18 bulan ?

Laporan Skenario B Blok XIX Tutorial 7

|26

Jawab :
Perkembangan fisis dan mental (Gerakan kasar dan halus, emosi,
social, perilaku, bicara) pada usia 18-24 bulan antara lain:
- Naik turun tangga
- Menyusun 6 kotak
- Menunjuk mata dan hiduungnya
- Menyusun kalimat dengan 2 kata
- Belajar makan sendiri
- Belajar mengontrol BAK/BAB
- Menaruh minat apa yang dikerjakan orang-orang yang
lebih besar
Bermain-main dengan anak-anak lain
(Nelson, 2012)
c. Bagaimana pemeriksaan perkembangan anak ?
Jawab :
Dengan menggunakan KPSP :
-

Pada kasus KPSP anak umur 18 bulan :


No

Kegiatan

Ya

Tidak

Tanpa bantuan dapatkah anak anda bertepuk tangan atau Sosialisasi & Ya

Tidak

melambai-lambai?

kemandirian

Jawablah TIDAK jika ia membutuhkan bantuan


2

Dapatkah anak anda mengatakan pa-pa jika ia memanggil Bicara


atau melihat ayahnya?

& Ya

Tidak

bahasa

Dapatkah anak anda mengatakan ma-ma jika ia


Memanggil atau melihat ibunya?
Jawablah YA jika anak anda mengatakan salah satu
diantaranya.
3

Dapatkah anak anda berdiri sendiri tanpa berpegangan Gerak kasar

Ya

Tidak

Ya

Tidak

Ya

Tidak

selama kira-kira 5 detik?


4

Dapatkah anak anda berdiri sendiri tanpa berpegangan Gerak kasar


selama 30 detik atau lebih?

Tanpa berpegangan atau menyentuh laintai, dapatkah anak Gerak kasar


anda membungkuk atau memungut mainan atau benda lain

Laporan Skenario B Blok XIX Tutorial 7

|27

di lantai dan kemudian berdiri kembali?


6

Dapatkah anak anda menunjukkan apa yang diinginkannya Sosialisasi & Ya


tanpa menangis atau merengek?

Tidak

kemandirian

Ia dapat melakukannya dengan menunjuk, menarik atau


mengeluarkan suara yang menyenangkan
7

Dapatkah anak anda berjalan sepanjang ruangan tanpa jatuh Gerak kasar

Ya

Tidak

Ya

Tidak

Jika anda menggelindingkan bola ke anak anda, apakah ia Gerak halus; Ya

Tidak

dan terhayung-hajung
8

Jika anak anda memungut benda kecil seperti kacang, Gerak halus
apakah ia mengambilnya dengan menggunakan ibu jari dan
jari telunjuk seperti gambar dibawah ini

menggelindingkan atau melempar kembali ke anda ?

sosialisasi &
kemandirian

10

Dapatkah anak anda memegang sendiri cangkir atau gelas Sosialisasi & Ya
dan meminum dari tempat tersebut tanpa tumpah?

kemandirian

10. Riwayat pengobatan : pernah berobat ke bidan tapi tidak sembuh.


Sejak usia 10 bulan,Reni tidak pernah pergi lagi dibawa ke
posyandu.
a. Apa makna pernah berobat tapi tidak sembuh ?
Jawab :

Laporan Skenario B Blok XIX Tutorial 7

|28

Tidak

Masalah gizi yang dialami oleh Reni merupkan masalah yang tidak
bisa diselesaikan dalam satu waktu saja, artinya perlu perhatian
khusus agar kondisi pertumbuhan dan perkembangan Reni sesuai
dengan anak seusianya, sehingga dibutuhkan manajemen khusus
untuk anak dengan gangguan gizi secara komperehensif.
(Chandra, 2010)
b. Apa dampak tidak dibawa keposyandu ?
Jawab :
Akibatnya adalah kurang bisa mendeteksi dini adanya gangguan
pertumbuhan dan perkembangan pada Reni karena kegiatan seperti
menimbang berat badan, mengukur panjang badan dan lingkar
kepala tidak dilakukan dan dipantau secara berkala. Selain itu
terjadi kurang lengkapnya pemberian imunisasi dasar pada Reni
(BCG dan Polio hanya 1 kali, seharusnya diberikan 4 kali)
(IDAI,2008)
11. Pemeriksaan Fisik:
Keadaan Umum: tampak kurus, apatis, cengeng, berat badan 6
kg, panjang badan 71 cm, lingkar kepala 45 cm.
Tanda vital: HR: 112x/menit, RR: 32x/menit, T:37,50C
Keadaan Spesifik:
Kepala :
-

Wajah dismorfik tidak ada


Wajah seperti wjah orang tua
Rambut kepala tipis, warna merah kekuningan, mudah

dicabut
Kontak mata baik
Melihat dan menangis kepada pemeriksa
Menoleh ketika dipanggil namanya

Thorak : iga gambang (piano sign)


Abdomen : cekung
Ekstremitas:
-

Edema tidak ada


Tidak ada kelaianan anatomi pada kedua tungkai dan kaki
Baggy pants (+)

Kulit : kelainan kulit (dermatosis) tidak ada


Status Neurologikus:
Laporan Skenario B Blok XIX Tutorial 7

|29

a.

- Gerakan normal, kekuatan 4


- Refleks fisiologi normal
- Klonus dan tonus normal
- Tidak ada gerakan yang tidak terkontrol
- Refleks patologi (-)
Bagaimana interpretasi pemeriksaan fisik?
jawab :
Pemeriksaan Fisik :
Hasil Pemeriksaan Nilai Normal

Interpretasi

fisik umum
Tampak kurus
Apatis
Cengeng

Kurang nutrisi
Penurun kesadaran
Abnormal, biasa pada

Ideal
Compos mentis

Berat badan 6 kg

anak malnutrisi
Sangat kurus dibawah

Panjang badan 71

percentil -3
Sangat pendek

cm
Lingkar kepala 45

Normal

cm
HR 112x/menit

>1 tahun : < 140

Normal

RR 32x/menit

12 bln 5 thn :

Normal

< 40
T 37,5o C

36,5-37,2oC

Demam

Keadaan spesifik :
Kepala :
- Wajah dismorfik tidak ada Normal
- Wajah seperti wajah orang tua khas pada marasmus
- Rambut kepala tipis warna merah kekuningan mudah
dicabut khas pada marasmus
- Kontak mata baik Normal
- Melihat dan menangis kepada pemeriksa Abnormal
- Menoleh ketika dipanggil namanya Normal
Thoraks: iga gambang (piano sign) Abnormal
Abdomen: cekung Abnormal
Genitalia: baggy pants (+) Abnormal, khas pada marasmus
Ekstremitas:
- Edema tidak ada Normal

Laporan Skenario B Blok XIX Tutorial 7

|30

Tidak ada kelainan anatomi pada kedua tungkai dan kaki

Normal
- Kulit: kelainan kulit (dermatosis) tidak ada Normal
Status neurologikus:
- Gerakan normal, kekuatan 4 ada parese
- Reflex fisiologis normal normal
- Klonus dan tonus normal normal
- Tidak ada gerakan yang tidak terkontrol normal
Reflekspatologis (-) normal

b.

Bagaimana mekanisme pemeriksaan fisik ?

Laporan Skenario B Blok XIX Tutorial 7

|31

Gizi buruk
( Malnutrisi )

Cadangan energi dipakai oleh tubuh sebagai sumber energi


kekurangan makanan

katabolisme protein trjd danJar.lemak


diubah jddipecah
karbohidrat
mnjd
as lemak
Cadangan
protein dipecah terus menerus

Rambut kurang protein


Kurang Kalori Protein ( Marasmus )

Atrofi otot

Energi ke kegagalan
otak kurang an BB disertai dengan kehilangan BB

Apatis cadangan protein di otot di pecah terus


hilangnya lemak subkutan

Tampak kurus

tulang rusuk tampak lebih jelas

pd abdomen
Abdomen cekung

daerah pantat
baggy pants

Iga gambang

Jawab :
Perasaan
ingin makan
(Cengeng )

Intake gizi
kurang

Laporan Skenario B Blok XIX Tutorial 7

|32

Kekuata
n4

Rambut
kepala
tipis
warna
merah
kekuning
an
dan
mudah

pd wajah
Seperti

(Nelson,
2012)
orang tua

12. Bagaimana cara mendiagnosis pada kasus ini ?


Jawab :
Anamnesis :
a. Keluhan BAB cair 3 kali sehari dengan konsistensi cair
sebanyak gelas belimbing selama 3 hari dan muntah2 kali
sehari selama 3 hari sebanyak 1-3 sendok makan.
b. Berat badan tidak pernah naik sejak usia 16 bulan
c. Belum bisa duduk tanpa bantuan
d. Belum bisa mengucapkan papa mama
Pemeriksaan fisik :
Keadaan umum : tampak kurus, apatis, cengeng, berat badan, panjang
badan , lingkaran kepala
Tanda vital: HR, RR:, T:
Keadaan spesifik :
Kepala :
-

Wajah dismorfik tidak ada

Wajah seperti orang tua

Laporan Skenario B Blok XIX Tutorial 7

|33

Rambut kepala tipis warna merah kekuningan mudah


dicabut

Kontak mata baik

Melihat dan menangis kepada pemeriksa

Menoleh ketika dipanggil namanya

Thoraks: Iga gambang (piano sign)


Abdomen: Cekung
Genitalia: Baggy pants (+)
Ekstremitas:
-

Edema tidak ada

Kulit: Kelainan kulit (dermatosis) tidak ada


(Lin, 2007)

13. Apa saja kemungkinan diagnosis pada kasus ini ?


Jawab :
Gejala

Kwarsiorkor

Marasmus-

seperti +

kwarsiorkor
+

orang tua
Rambut
kepala +

tipis
Rewel
Iga

+
-

+
+

_
+
Cembung
+
+

+
Cembung
+
-

Wajah

Marasmus

+
gambang +

(piano sign)
Baggy pants
Edema
Abdomen
Dermatosis
Hepatomegali

+
Cekung
_

Laporan Skenario B Blok XIX Tutorial 7

|34

(Lin, 2007)
14. Apa saja pemeriksaan tambahan yang dibutuhkan pada kasus
ini ?
Jawab :
Darah rutin
Urin rutin
Feses rutin
Rontgen thorax
Protein serum
Pemeriksaan elektrolit
(Price and wilson,2003)

15. Apa diagnosis yang paling mungkin pada kasus ini ?


Jawab :
Marasmus karena gizi buruk disertai gangguan pertumbuhan dan
perkembangan.
16. Bagaimana cara menatalaksana kasus ini secara komplrehensif ?
Jawab :
1. Pengobatan atau pencegahan hipoglikemia (kadar gula dalam
darah rendah)
Hipoglikemia merupakan salah satu penyebab kematian pada anak
dengan KEP berat/Gizi buruk. Pada hipoglikemia, anak terlihat
lemah, suhu tubuh rendah. Jika anak sadar dan dapat menerima
makanan usahakan memberikan makanan saring/cair 2-3 jam
sekali. Jika anak tidak dapat makan (tetapi masih dapat minum)
berikan air gula dengan sendok. Jika anak mengalami gangguan
kesadaran, berikan infus cairan glukosa dan segera rujuk ke RSU
kabupaten.
2. Pengobatan dan pencegahan hipotermia (suhu tubuh rendah)
Hipotermia ditandai dengan suhu tubuh yang rendah dibawah 360
C. Pada keadaan ini anak harus dihangatkan. Cara yang dapat

Laporan Skenario B Blok XIX Tutorial 7

|35

dilakukan adalah ibu atau orang dewasa lain mendekap anak di


dadanya lalu ditutupi selimut (Metode Kanguru). Perlu dijaga agar
anak tetap dapat bernafas.
Cara lain adalah dengan membungkus anak dengan selimut tebal,
dan meletakkan lampu didekatnya. Lampu tersebut tidak boleh
terlalu dekat apalagi sampai menyentuh anak. Selama masa
penghangatan ini dilakukan pengukuran suhu anak pada dubur
(bukan ketiak) setiap setengah jam sekali. Jika suhu anak sudah
normal dan stabil, tetap dibungkus dengan selimut atau pakaian
rangkap agar anak tidak jatuh kembali pada keadaan hipothermia.
3. Pengobatan dan Pencegahan kekurangan cairan
Tanda klinis yang sering dijumpai pada anak penderita KEP
berat/Gizi buruk dengan dehidrasi adalah :
a. Ada riwayat diare sebelumnya
b. Anak sangat kehausan
c. Mata cekung
d. Nadi lemah
e. Tangan dan kaki teraba dingin
f. Anak tidak buang air kecil dalam waktu cukup lama.
Tindakan yang dapat dilakukan adalah :
a. Jika anak masih menyusui, teruskan ASI dan berikan setiap
setengah jam sekali tanpa berhenti. Jika anak masih dapat
minum, lakukan tindakan rehidrasi oral dengan memberi
minum anak 50 ml (3 sendok makan) setiap 30 menit dengan
sendok. Cairan rehidrasi oral khusus untuk KEP disebut
ReSoMal (lampiran 4).
b. Jika tidak ada ReSoMal untuk anak dengan KEP berat/Gizi
buruk dapat menggunakan oralit yang diencerkan 2 kali. Jika
anak tidak dapat minum, lakukankan rehidrasi intravena (infus)
cairan Ringer Laktat/Glukosa 5 % dan NaCL dengan
perbandingan 1:1
4. Lakukan pemulihan gangguan keseimbangan elektrolit
Pada semua KEP berat/Gizi buruk terjadi gangguan keseimbangan
elektrolit diantaranya :
a. Kelebihan natrium (Na) tubuh, walaupun kadar Na plasma
rendah.

Laporan Skenario B Blok XIX Tutorial 7

|36

b. Defisiensi kalium (K) dan magnesium (Mg)


Ketidakseimbangan elektrolit ini memicu terjadinya edema dan,
untuk pemulihan keseimbangan elektrolit diperlukan waktu paling
sedikit 2 minggu.
Berikan :
a. Makanan tanpa diberi garam/rendah garam
b. Untuk rehidrasi, berikan cairan oralit 1 liter yang diencerkan 2
X (dengan penambahan 1 liter air) ditambah 4 gr KCL dan 50
gr gula atau bila balita KEP bisa makan berikan bahan makanan
yang banyak mengandung mineral (Zn, Cuprum, Mangan,
Magnesium, Kalium) dalam bentuk makanan lumat/lunak
Contoh bahan makanan sumber mineral
Sumber Zink

: daging sapi, hati, makanan laut, kacang

tanah, telur ayam


Sumber Cuprum

: daging, hati.

Sumber Mangan

: beras, kacang tanah, kedelai.

Sumber Magnesium : kacang-kacangan, bayam.


Sumber Kalium

: jus tomat, pisang, kacang2an, apel, alpukat,

bayam, daging tanpa lemak.


5. Lakukan Pengobatan dan pencegahan infeksi
Pada KEP berat/Gizi buruk, tanda yang umumnya menunjukkan
adanya infeksi seperti demam seringkali tidak tampak, oleh
karena itu pada semua KEP berat/Gizi buruk secara rutin diberikan
antibiotik spektrum luas dengan dosis sebagai berikut :
UMUR

AMOKSISILI

ATAU

KOTRIMOKSASOL

BERAT

(Trimetoprim + Sulfametoksazol)

Beri

BADAN

Beri 2 kali sehariselama 5 hari

sehariuntuk

Tablet

Tablet Anak

Sirup/5ml

hari
Sirup

dewasa

20 mg trimeto

40 mg trimeto

125 mg

80 mg trimeto

prim + 100 mg prim + 200 mg per 5 ml

prim + 400 mg sulfametok

sulfametok

Laporan Skenario B Blok XIX Tutorial 7

|37

kali
5

sulfametok

sazol

sazol

2,5 ml

2,5 ml

5 ml

5 ml

7,5 ml

10 ml

sazol
2

sampai

bulan
(4 - < 6 kg)
4 sampai 12
bulan
(6 - < 10 Kg)
12 bln s/d 5
thn

(10 - < 19 Kg)


Vaksinasi Campak bila anak belum di imunisasi dan umur sudah
mencapai 9 bulan
Catatan :
Mengingat pasien KEP berat / Gizi buruk umumnya juga menderita
penyakit infeksi, maka lakukan pengobatan untuk mencegah agar
infeksi tidak menjadi lebih parah .Bila tidak ada perbaikan atau
terjadi komplikasi rujuk ke RumahSakitUmum.
6. Pemberianmakananbalita KEP berat/Giziburuk
Pemberian diet KEP berat/Gizi buruk dibagi dalam 3 fase, yaitu :
Fase Stabilisasi, Fase Transisi, Fase Rehabilitasi
Fase Stabilisasi ( 1-2 hari)
Pada awal fase stabilisasi perlu pendekatan yang sangat hati-hati,
karena keadaan faali anak sangat lemah dan kapasitas homeostatik
berkurang.
Pemberian makanan harus dimulai segera setelah anak dirawat dan
dirancang sedemikian rupa sehingga energi dan protein cukup
untuk memenuhi metabolisma basal saja.
Formula khusus seperti Formula WHO 75/modifikasi/Modisco
yang dianjurkan dan jadwal pemberian makanan harus disusun
sedemikian rupa agar dapat mencapai prinsip tersebut diatas
dengan persyaratan diet sebagai berikut :
a. Porsi kecil, sering, rendah serat dan rendah laktosa
b. Energi : 100 kkal/kg/hari

Laporan Skenario B Blok XIX Tutorial 7

|38

c. Protein : 1-1.5 gr/kg bb/hari


d. Cairan : 130 ml/kg bb/hari (jika ada edema berat 100 ml/Kg
bb/hari)
e. Bila anak mendapat ASI teruskan , dianjurkan memberi
Formula WHO 75/pengganti/Modisco dengan menggunakan
cangkir/gelas, bila anak terlalu lemah berikan dengan
sendok/pipet
f. Pemberian Formula WHO 75/pengganti/Modisco atau
pengganti dan jadwal pemberian makanan harus disusun sesuai
dengan kebutuhan anak
Keterangan :

Pada anak dengan selera makan baik dan tidak edema, maka
tahapan pemberian formula bias lebih cepat dalam waktu 2-3
hari (setiap 2 jam)

Bila pasien tidak dapat menghabiskan Formula WHO 75 /


pengganti / Modisco dalam sehari, maka berikan sisa
formula

tersebut

melalui

pipanasogastrik

( dibutuhkanketrampilanpetugas )

Pada fase ini jangan beri makanan lebih dari 100 Kkal/Kg
bb/hari

Pada hari 3 s/d 4 frekwensi pemberian formula diturunkan


menjadi setiap jam dan pada harike 5 s/d 7 diturunkan lagi
menjadi setiap 4 jam

Lanjutkan pemberian makan sampai harike 7 (akhir minggu 1)

Pantau dan catat :


a.
b.
c.
d.

Jumlah yang diberikan dan sisanya


Banyaknya muntah
Frekwensi buang air besar dan konsistensi tinja
Berat badan (harian)

selama fase ini diare secara perlahan berkurang pada penderita


dengan edema , mula-mula berat badannya akan berkurang
kemudian berat badan naik
7. Perhatikan masa tumbuh kejar balita (catch- up growth)

Laporan Skenario B Blok XIX Tutorial 7

|39

Pada fase ini meliputi 2 fase yaitu fase transisi dan fase

rehabilitasi :
Fase Transisi (minggu ke 2
Pemberian makanan pada fase transisi diberikan secara perlahanlahan untuk menghindari risiko gagal jantung, yang dapat terjadi
bila anak mengkonsumsi makanan dalam jumlah banyak secara

mendada
Ganti formula khusus awal (energi 75 Kkal dan protein 0.9-1.0 g
per 100 ml) dengan formula khusus lanjutan (energi 100 Kkal dan
protein 2.9 gram per 100ml) dalam jangka waktu 48 jam.
Modifikasi bubur/makanan keluarga dapat digunakan asalkan

dengan kandungan energidan protein yang sama.


Kemudian naikkan dengan 10 ml setiap kali, sampai hanya sedikit
formula tersisa, biasanya pada saat tercapai jumlah 30 ml/kgbb/kali
pemberian (200 ml/kgbb/har
Pemantauan pada fase transis
a Frekwensi nafas
b Frekwensi denyut nadi
kali/menit dan denyut nadi> 25 kali /menit
dalam pemantauan setiap 4 jam berturutan,
kurangi volume pemberian formula.Setelah
normal kembali, ulangi menaikkan volume
c

seperti di atas.
Timbang anak setiap pagi sebelum diberi
makan

Laporan Skenario B Blok XIX Tutorial 7

|40

Setelah fase transisi dilampaui, anak diberi:


a. Formula WHO 100/pengganti/Modisco 1 dengan jumlah tidak
terbatas dan sering.
b. Energi : 150-220 Kkal/kg bb/hari
c. Protein 4-6 gram/kg bb/hari
d. Bila anak masih mendapat ASI, teruskan, tetapi juga beri
formula WHO 100/Pengganti/Modisco 1, karena energi dan
protein ASI tidak akan mencukupi untuk tumbuh-kejar.
Setelah fase rehabilitasi (mingguke 3-7) anak diberi :
a. Formula WHO-F 135/pengganti/Modisco 1 dengan jumlah
tidak terbatas dan sering
b. Energi : 150-220 kkal/kgbb/hari
c. Protein 4-6 g/kgbb/hari
Bila anak masih mendapat ASI, teruskan ASI, ditambah dengan
makanan Formula (lampiran 2) karena energy dan protein ASI
tidak akan mencukupi untuk tumbuh-kejar.
d. Secara perlahan diperkenalkan makanan keluarga
Pemantauan fase rehabilitasi
Kemajuan dinilai berdasarkan kecepatan pertambahan badan :
a. Timbang anak setiap pagi sebelum diberi makan.
b. Setiap minggu kenaikan bb dihitung.

Baik bila kenaikan bb 50 g/Kg bb/minggu.

Kurang bila kenaikan bb < 50 g/Kg bb/minggu, perlu


re-evaluasi menyeluruh.

TAHAPAN PEMBERIAN DIET


FASE STABILISASI
: FORMULA WHO 75 ATAU PENGGANTI
FASE TRANSISI
: FORMULA WHO 75 FORMULA WHO 100
FASE REHABILITASI

ATAU PENGGANTI
: FORMULA WHO 135 (ATAU PENGGANTI)

MAKANAN KELUARGA

Laporan Skenario B Blok XIX Tutorial 7

|41

8. Lakukan penanggulangan kekurangan zat gizi mikro


Semua pasien KEP berat/Gizi buruk, mengalami kurang vitamin
dan mineral. Walaupun anemia biasa terjadi, jangan tergesa-gesa
memberikan preparat besi (Fe).Tunggu sampai anak mau makan
dan berat badannya mulai naik (biasanya pada minggu ke 2).
Pemberian besi pada masa stabilisasi dapat memperburuk keadaan
infeksinya.
Berikan setiap hari :

Tambahan multivitamin lain

Bila berat badan mulai naik berikan zat besi dalam bentuk
tablet besi folat atau sirup besi dengan dosis sebagai berikut :

DosisPemberian Tablet BesiFolatdanSirupBesi


UMUR

TABLET BESI/FOLAT

SIRUP BESI

DAN

Sulfas ferosus 200 mg + Sulfas ferosus 150 ml

BERAT BADAN

0,25 mg Asam Folat

Berikan 3 kali sehari

6 sampai 12 bulan

Berikan 3 kali sehari


tablet

2,5 ml (1/2 sendok teh)

(7 - < 10 Kg)
12 bulan sampai 5 tahun

tablet

5 ml (1 sendok teh)

9. Berikan stimulasi sensorik dan dukungan emosional


Pada KEP berat / gizi buruk terjadi keterlambatan perkembangan
mental dan perilaku, karenanya berikan :
a. Kasih sayang
b. Ciptakan lingkungan yang menyenangkan
c. Lakukan terapi bermain terstruktur selama 15 30 menit/hari
d. Rencanakan aktifitas fisik segera setelah sembuh
e. Tingkatkan keterlibatan ibu (memberimakan, memandikan,
bermain dsb)

Laporan Skenario B Blok XIX Tutorial 7

|42

10. Persiapan untuk tindak lanjut di rumah


Bila berat badan anak sudah berada di garis warna kuning anak
dapatdirawat di rumah dan dipantau oleh tenaga kesehatan
puskesmas atau bidan di desa.
Pola pemberian makan yang baik dan stimulasi harus tetap
dilanjutkan dirumah setelah pasien dipulangkan dan ikuti
pemberian makanan seperti pada lampiran 5, dan aktifitas bermain.
Nasehatkan kepada orang tuauntuk :
a. Melakukan kunjungan ulang setiap minggu, periksa secara
teratur di Puskesmas
b. Pelayanan di PPG (lihat bagian pelayanan PPG) untuk
memperoleh PMT-Pemulihan selama 90 hari. Ikuti nasehat
pemberian makanan (lihat lampiran 5) dan berat badan anak
selalu

ditimbang

setiap

bulan

secara

teratur

di

posyandu/puskesmas.
c. pemberian makan yang sering dengan kandungan energi dan
nutrien yang padat
d. penerapan terapi bermain dengan kelompok bermain atau
Posyandu
e. Pemberian suntikan imunisasi sesuai jadwal
Anjurkan pemberian kapsul vitamin A dosis tinggi (200.000 SI
atau 100.000 SI ) sesuai umur anak setiap Bulan Februari dan
Agustus.
(Lin, 2007)
17. Apa

kemungkinan

yang

terjadi

apabila

kasus

ini

tidak

ditatalaksana dengan baik ?


Jawab :
Defesiensi mikronutrien
Anemia defisiensi besi
Kematian
(Nelson, 2007)
18. Bagaimana prognosis pada kasus ini ?
Jawab :
Dubia ad bonam
19. Apa Kompetensi Dokter Umum pada kasus ini ?
Laporan Skenario B Blok XIX Tutorial 7

|43

Jawab:

Mendiagnosis, melakukan penatalaksanaan secara mandiri dan tuntas


Kompetensi yang dicapai pada saat lulus dokter.
(Konsil kedokteran Indonesia,2012 )
20. Bagaimana pandangan Islam pada kasus ini ?
Jawab :
Ayat yang membahas tentang ASI terdapat dalam ayat Al-Quran
Surat Al-Baqarah: 233;

Para ibu hendaklah menyusukan anak-anaknya selama dua tahun


penuh, yaitu bagi yang ingin menyempurnakan penyusuan..
(Al-Baqarah: 233)

2.6 KESIMPULAN
Reni, anak perempuan usia 18 bulan mengalami gangguan pertumbuhan
dan perkembangan karena menderita marasmus yang disebabkan gizi
buruk.
2.7 KERANGKA KONSEP
Reni, anak
perempuan usia 18
bulan

Laporan Skenario B Blok XIX Tutorial 7

|44

Intake kurang

Kurang gizi

Imunitas turun

Mudah terserang
Infeksi

Gizi buruk

Marasmus

Gangguan
pertumbuhan dan
perkembangan

DAFTAR PUSTAKA
Chandra, RK. 2010. nutrition and immunity : lessons from the past and new
insight into the future.
Dorland, W. A. Newman. 2002. Kamus Kedokteran Dorland Edisi 29. Jakarta :
Penerbit Buku Kedokteran EGC.

Laporan Skenario B Blok XIX Tutorial 7

|45

Hegar, Badriul. 2012. Muntah. Dalam Mohammad Juffie dkk, Buku Ajar
Gastroenterologi-Hepatologi. Jakarta: Ikatan Dokter Anak Indonesia.
Ikatan Dokter Anak Indonesia. 2008. Buku Ajar Neonatologi. Jakarta : Badan
Penerbit IDAI.
Ismail, Rusdi. 2012. Gagal Tumbuh pada Penyakit Gastrointestinal. Dalam
Mohammad Juffie dkk, Buku Ajar Gastroenterologi-Hepatologi. Jakarta:
Ikatan Dokter Anak Indonesia.
Juffrie, Mohammad, 2012, Buku Ajar Gatroenterologi-Hepatologi IDAI , Ed 3.
Jakarta: IDAI
Lin, CA. 2007. a prospective assesment of food and nutrient intake in a
population of Malawian chidren at risk for kwashiorkor and marasmus.
Nelson, Waldo, dkk. 2000. Nelson Ilmu Kesehatan Anak Edisi 15, Jilid 1. Jakarta :
Penerbit Buku Kedokteran EGC.
Prawirohardjo, Sarwono. 2006. Buku Acuan Nasional Pelayanan Kesehatan
Maternal dan Neonatal, edisi pertama, cetakan keempat. Jakarta : Yayasan
Bina Pustaka
Subagyo, Bambang dan Nurtjahjo Budi Santoso. 2012. Diare Akut. Dalam
Mohammad Juffie dkk, Buku Ajar Gastroenterologi-Hepatologi. Jakarta:
Ikatan Dokter Anak Indonesia.
Soenarto, Yati. 2012. Diare Kronis dan Diare Persisten. Dalam Mohammad Juffie
dkk, Buku Ajar Gastroenterologi-Hepatologi. Jakarta: Ikatan Dokter Anak
Indonesia.
Price,A. Sylvia, and Wilson, M. Lorraine., Patofisiologi, 6 th ed., EGC., Jakarta.
2003.
Staf Pengajar Ilmu Kesehatan Anak FKUI. 1985. Buku Kuliah Ilmu Kesehatan
Anak. Jakarta : EGC.
Sari, Dina Kartika, dkk. 2010. Pediatrica. Jogjakarta : Tosca Enterprise.

Laporan Skenario B Blok XIX Tutorial 7

|46

Wahidiyat, Iskandar. 2007. Ilmu Kesehatan Anak Jilid 1. Jakarta : Bagian Ilmu
Kesehatan Anak Fakultas Kedokteran Universitas Indonesia.
Wiknjosastro, Hanifa, Abdul Bari Saifuddin, Trijatmo Rachimhadhi. 2009.
Pelayanan Kesehatan Maternal dan Neonatal. Jakarta: Yayasan Bina
Pustaka Sarwono Prawirohardjo

Laporan Skenario B Blok XIX Tutorial 7

|47

Anda mungkin juga menyukai