Proposal: Gambaran Sikap Dan Tindakan Remaja Terhadap Kecerdasan Emosional Di SMA
Proposal: Gambaran Sikap Dan Tindakan Remaja Terhadap Kecerdasan Emosional Di SMA
PROPOSAL
OLEH:
OKFIAN AL MASRI TANJUNG
NIM.20121242
Kisaran,
April 2015
PEMIMBING AKADEMIK
LEMBAR PENGESAHAN
Proposal Karya Tulis Ini Telah Diperiksa Oleh Tim Penguji Ujian Proposal Karya
Tulis Ilmiah Program Pendidikan Diploma III Akademi Keperawatan
Gita Matura Abadi Kisaran
Tim Penguji
TandaTangan
Disahkan Oleh:
Akper Yagma Kisaran
Direktur
10.
Hormat Saya
14.
15.
Peneliti
16. DAFTAR ISI
17.
18. LEMBAR JUDUL
19. PERNYATAAN PERSETUJUAN
ii
iii
iv
vi
23.
24. BAB I PENDAHULUAN
1
26. 1.2....................................................................... Rumusan Masalah
5
27. 1.3........................................................................... Ruang Lingkup
5
28. 1.4........................................................................ Tujuan Penelitian
5
29. 1.4.1 Tujuan Umum..................................................................................5
30. 1.4.2 Tujuan Khusus.................................................................................6
8
35. 2.1.1 Sikap (Attitude)................................................................................8
36. 2.1.2 Tindakan atau Praktik (Practice)...................................................11
37. 2.2................................................................................ Kecerdasan
12
38. 2.2.1 Definisi Kecerdasan.......................................................................12
39. 2.2.2 Macam-macam Kecerdasan...........................................................13
40. 2.3........................................................................................ Emosi
15
41. 2.3.1 Definisi Emosi...............................................................................15
42. 2.3.2 Penggolongan Emosi.....................................................................16
43. 2.4.......................................................... Kecerdasan Emosional (EI)
17
44. 2.4.1 Definisi Kecerdasan Emosional (EI).............................................17
45. 2.4.2 Komponen Kecerdasan Emosi (EI) :.............................................18
46. 2.5...................................................................................... Remaja
20
47. 2.5.1 Definisi Remaja.............................................................................20
48. 2.5.2 Masa Remaja..................................................................................21
27
27
54. 3.1.1 Tempat Penelitian...........................................................................27
55. 3.1.2 Waktu Penelitian............................................................................27
56. 3.2........................................................................ Desain Penelitian
27
57. 3.3.................................................................... Populasi dan Sampel
28
58. 3.3.1 Populasi..........................................................................................28
59. 3.2.2 Sampel...........................................................................................28
60. 3.4........................................................................ Kerangka Konsep
29
61. 3.5..................................................................... Definisi Konseptual
30
32
63. 3.7...................................................................... Aspek Pengukuran
33
64. 3.7.1 Pengukuran berdasarkan Variabel Penelitian.................................33
65. 3.8............................................................ Teknik Pengumpulan Data
33
66. 3.9............................................................... Alat Pengumpulan Data
34
67. 3.10............................................... Pengolahan Data dan Analisa Data
34
68. 3.10.1..................................................................... Pengolahan Data
34
69. 3.10.2.......................................................................... Analisa Data
35
70. 3.11 ........................................................................ Jadwal kegiatan
36
71.
72. LEMBAR PERSETUJUAN RESPONDEN
37
73. KUISIONER
38
42
75.
BAB I
PENDAHULUAN
1.1
Latar Belakang
Kehidupan manusia tidak selamanya berjalan dengan lurus, tenang,
penuh kegembiraan dan kebahagiaan. Kadangkala seorang manusia harus
menghadapi berbagai hambatan, rintangan, persoalan dan konflik dalam
kehidupannya. Beberapa hambatan, rintangan, persoalan dan konflik
tersebut sederhana dan mudah diselesaikan, tetapi ada juga beberapa yang
kompleks dan sulit untuk diatasi. Hal ini dapat menimbulkan keadaan tidak
seimbang dan tekanan psikologis serta gangguan emosional dalam diri
10
11
dengan
orang
lain
mampu
terjalin
(http://eprints.uns.ac.id/kedokteran/psikologis/
baik
dan
efektif.
remaja_EI.pdf
diakses
Rumusan Masalah
Bagaimanakah gambaran sikap dan tindakan remaja terhadap
kecerdasan emosional di SMA Negeri 1 Kisaran?
12
1.3
Ruang Lingkup
Pada tahap ini peneliti akan membatasi masalah yang terdapat pada
identifikasi masalah, adapun batasan masalah dari beberapa identifikasi
masalah diatas yaitu self awareness (kemampuan untuk mengenali emosi
diri), self control (kemampuan untuk mengontrol emosi yang muncul), self
motivation (kemampuan untuk memotivasi diri), empathy (kemampuan
untuk mengetahui dan memahami emosi orang lain), dan social skill
(kemampuan untuk membina hubungan dengan orang lain).
1.4
Tujuan Penelitian
1.4.1
Tujuan Umum
Untuk mengetahui bagaimanakah gambaran sikap dan tindakan
remaja terhadap kecerdasan emosional
1.4.2
Tujuan Khusus
a. Mengidentifikasi sikap dan tindakan remaja untuk mengenali emosi diri
sendiri.
b. Mengidentifikasi sikap dan tindakan remaja untuk mengontrol emosi
yang
c.
sendiri.
d. Mengidentifikasi sikap dan tindakan remaja untuk mengetahui dan
memahami emosi orang lain.
e. Mengidentifikasi sikap dan tindakan remaja untuk membina hubungan
13
1.5
Manfaat Penelitian
1. Instansi Pendidikan
Hasil penelitian ini diharapkan dapat membantu memberikan
informasi tentang pentingnya kecerdasan emosional bagi seluruh elemen
terkait dalam instansi pendidikan.
2. Mahasiswa
Memberikan
pengetahuan
bagi
mahasiswa
untuk
dapat
14
BAB II
TINJAUAN TEORITIS
2.1
2.1.1
Sikap (Attitude)
Sikap adalah respon tertutup seseorang terhadap stimulus atau objek
tertentu, yang sudah melibatkan faktor pendapat dan emosi yang bersangkutan
(senang-tidak senang, setuju-tidak setuju, baik-tidak baik, dan sebagainya).
Campbell (1950) menDefinisikan dengan sangat sederhana, yakni: An
individuals attitude is syndrome of response consistency with regard to object.
Jadi jelas, disini dikatakan bahwa sikap itu suatu sindroma atau kumpulan gejala
dalam merespon stimulasi atau objek, sehingga sikap itu melibatkan pikiran,
perasaan, perhatian, dan kejiwaan yang lain.
Newcomb, salah seorang ahli psikologi sosial menyatakan bahwa sikap
merupakan kesiapan atau kesediaan untuk bertindak, dan bukan merupakan
pelaksanaan motif tertentu. Dalam kata lain fungsi sikap belum merupakan
tindakan (reaksi terbuka) atau aktivitas, akan tetapi merupakan predisposisi
perilaku (tindakan) atau reaksi tertutup.
Komponen Pokok Sikap:
Menurut Allport (1954) sikap itu terdiri dari 3 komponen pokok, yaitu:
a. Kepercayaan atau keyakinan, ide dan konsep terhadap objek. Artinya,
bagaimana keyakinan dan pendapat atau pemikiran seseorang terhadap
15
b. Menanggapi (responding)
16
oleh
penyuluhan,
kemudian
ia
menjawab
atau
menanggapinya.
c. Menghargai (valuing)
Menghargai diartikan subjek, atau seseorang memberi nilai positif
terhadap objek atau stimulus, dalam arti membahasnya dengan orang lain
dan bahkan mengajak atau mempengaruhi atau menganjurkan orang lain
merespon. Contoh butir a di atas, ibu itu mendiskusikan ante natal care
dengan
suaminya,
atau
bahkan
mengajak
tetangganya
untuk
2.1.2
untuk bertindak (praktik). Sikap belum tentu terwujud dalam tindakan, sebab
untuk terwujudnya tindakan perlu faktor lain, yaitu antara lain adanya fasilitas
atau sarana dan prasarana.
17
Kecerdasan
2.2.1
Definisi Kecerdasan
Kecerdasan (inteligensi) adalah keseluruhan kemampuan individu untuk
berpikir dan bertindak secara terarah serta mengolah dan menguasai lingkungan
secara efektif. (Sarwono, 2011 hal 89)
Menurut Howard Gardner yang dikutip oleh Agus Efendi (2005) dalam
bukunya Revolusi Kecerdasan Abad 21 mengemukakan bahwa, Kecerdasan
18
adalah kemampuan utnuk memecahkan atau sesuatu yang bernilai bagi budaya
tertentu. Sedangkan menurut Alfred Binet dan Theodore Simon, kecerdasan
terdiri dari: (1) kemampuan mengarahkan pikiran atau tindakan, (2) kemampuan
mengubah arah tindakan jika tindakan tersebut telah dilakukan, (3) kemampuan
mengkritik diri sendiri.
Menurut Piaget yang dikutip oleh Agus Efendi (2005) dalam bukunya
Revolusi Kecerdasan Abad 21 mengemukakan bahwa, Intelligence is what you
use when you don`t know what to do. (Kecerdasan adalah apa yang kita gunakan
pada saat kita tidak tahu apa yang harus dilakukan).
Definisi kecerdasan-kecerdasan di atas hanya merupakan contoh diantara
banyaknya definisi kecerdasan. Para psikolog terbukti tidak menyepakati definisi
kecerdasan tersebut. Bahkan, menurut Stenberg, berbagai riset menunjukan bahwa
budaya yang berbeda memiliki konsepsi tentang kecerdasan yang berbeda pula.
Lebih jauh, saat menjelaskan definisi kecerdasan dari para ahli (expert definition),
seperti telah dijelaskan di atas-yakni ketika pada tahun 1921, 14 psikolog terkenal
diminta oleh editor the Journal of Educational Psychologi untuk memberikan
pandangan mereka mengenai apa itu kecerdasan. Stenberg mengungkapkan
definisi mereka bahwa kecerdasan adalah: (1) kemapuan untuk belajar dari
pengalaman, (2) kemampuan untuk beradaftasi dengan lingkungan sekitar
(suurounding environment). Dua jenis kemampuan ini merupakan dua tema yang
penting
menurutnya,
kemampuan
utnuk
belajar
dari
pengalaman
itu
mengimplikasikan, misalnya, bahwa orang cerdas adalah mereka yang bukan saja
melakukan kesalahan tapi juga mereka yang belajar dari kesalahan dan tidak
melakukannya lagi. (Efendi, 2005 hal 85)
19
Macam-macam Kecerdasan
Manusia adalah makhluk yang dianugrahi potensi kecerdasan tidak
terbatas, berkat otaknya yang hanya seberat satu setengah kilogram, sehingga
disebut the 3-pound universe, meskipun kecerdasan manusia tidak terbatas,
namun banyak ahli atau penulis buku menyebut berbagai jenis kecerdasan. Inilah
sederetan kecerdasan tersebut:
a.
b.
(Kecerdasan
Visual-Spasial),
Bodily-Kinesthetic
Intelligence
d.
e.
f.
g.
h.
i.
20
j.
k.
l.
m.
n.
makhluk jasadiah, manusia akan mati. Walaupun diciptakan, ruh manusia itu tidak
mati dan selalu sadar akan dirinya. Ia adalah tempat bagi segala sesuatu yang
intelijibel dan dilengkapi dengan fakultas yang memiliki sebutan berlainan dalam
keadaan yang berbeda, yaitu ruh (ruh), jiwa (nafs), hati (qolb), dan intelek (aql).
Setiap sebutan ini memiliki 2 makna, yang satu merujuk pada aspek-aspek jasad
ataupun kebinatangan yang satu lagi pada aspek keruhaian. (Agus Efendi, 2005
hal 2)
2.3
Emosi
2.3.1
Definisi Emosi
Menurut Chaplin (1989) yang dikutip oleh Mohammad Ali (2012) dalam
bukunya Psikologi Remaja bahwa emosi sebagai suatu keadaan yang terangsang
dari organisme mencakup perubahan-perubahan yang disadari, yang mendalam
sifatnya dari perubahan perilaku.
Menurut Soegarda (1982) yang dikutip oleh Mohammad Ali (2012) dalam
bukunya Psikologi Remaja bahwa emosi adalah suatu respon terhadap suatu
perangsang yang menyebabkan perubahan fisiologis disertai perasaan yang kuat
biasanya mengandung kemungkinan untuk meletus.
21
22
2.3.2
Penggolongan Emosi
Menurut Goleman (2015, hal 409-410) dalam bukunya Emotional
23
mudah. Tetapi, marah pada orang yang tepat, dengan kadar yang sesuai, pada
waktu yang tepat, demi tujuan yang benar, dan dengan cara yang baik. Bukanlah
hal mudah. (Goleman, 2015 hal ix)
2.4
2.4.1
dan mengontrol emosi agar mampu merespon secara positif setiap kondisi yang
merangsang munculnya emosi-emosi ini. (Mashar, 2011 hal 60)
Menurut Salovey dan Mayer (1997) yang dikutip oleh Mashar (2011)
dalam bukunya Emosi Anak Usia Dini bahwa kecerdasan emosi (EI) adalah
empati, mengungkapkan dan memahami perasaan, mengendalikan amarah,
kemandirian, kemampuan menyesuaikan diri, disukai, kemampuan memecahkan
masalah pribadi, ketekunan, kesetiakawanan, keramahan dan sikap hormat.
Kecerdasan Emosi (EI) adalah kemampuan untuk bisa mengola diri
(intrapersonal) dan mengola hubungan dengan orang lain menjadi lebih baik
(interpersonal). (Martin, 2011 hal 10-11)
2.4.2
24
2. Mengelola emosi
Mengelola emosi merupakan kemampuan individu dalam
menangani
perasaan agar dapat terungkap dengan tepat atau selaras, sehingga tercapai
keseimbangan dalam diri individu. Menjaga agar emosi yang merisaukan
tetap terkendali merupakan kunci menuju kesejahteraan emosi. Emosi
berlebihan, yang meningkat dengan intensitas terlampau lama akan
mengoyak kestabilan diri individu.
25
4. Empati
Empati adalah kemampuan seseorang untuk mengenali orang lain atau
peduli. Individu yang memiliki kemampuan empati lebih mampu
menangkap sinyal-sinyal sosial yang tersembunyi yang mengisyaratkan
apa-apa yang dibutuhkan orang lain sehingga ia lebih mampu menerima
sudut pandang orang lain, peka terhadap perasaan orang lain dan lebih
mampu untuk mendengarkan orang lain.
5. Membina hubungan
26
27
2.5
Remaja
2.5.1
Definisi Remaja
Remaja adalah fase peralihan antara masa kanak-kanak dan masa tumbuh
dewasa, baik secara fisik, akal, kejiwaan, sosial dan emosional. (Asmani, 2012 hal
38)
Kata Remaja (adolescent) berasal dari bahasa latin alescere yang berarti
tumbuh atau tumbuh menjadi dewasa. (Asmani, 2012 hal 40)
Menurut Piaget yang dikutip oleh Asmani (2012) dalam bukunya Kiat
Mengatasi Kenakalan Remaja di Sekolah bahwa remaja adalah usia saat individu
berintegrasi dengan masyarakat dewasa, usia saat anak tidak merasa di bawah
tingkat orang-orang yang lebih tua, melainkan berada dalam tingkatan yang sama,
sekurang-kurangnya dalam masalah hak.
Menurut Darajat (1990) yang dikutip oleh Asmani (2012) dalam bukunya
Kiat Mengatasi Kenakalan Remaja di Sekolah bahwa remaja adalah masa
peralihan diantara masa anak-anak dan dewasa.
2.5.2
Masa Remaja
Menurut Soejanto yang dikutip oleh Asmani (2012) dalam bukunya Kiat
28
29
Pada masa remaja, mereka mengalami perubahan baik secara fisik maupun
psikologis. Perubahan inilah yang mengakibatkan perubahan sikap dan tingkah
laku, seperti remaja mulai memperhatikan penampilan diri, mulai tertarik dengan
lawan jenis, berusaha menarik perhatian dan muncul perasaan cinta, yang
kemudian akan timbul dorongan seksual. (Imran, 2000)
Di sisi lain, kebutuhan sosialisasi remaja juga sangat tinggi, paling tidak
kebutuhan untuk diterima (akseptabilitas) oleh teman sebaya. Sehingga, ia bisa
berinteraksi, bergaul, berbaur, dan berkembang bersama teman-teman sebayanya.
Kebutuhan aktualisasi ini yang kadang-kadang menjuruskannya pada
dampak negatif. Remaja begitu mudah hanyut dalam eksperimantasi hal-hal baru
yang belum tentu positif bagi masa depannya. Ada rasa kesetiakawanan yang kuat
di antara mereka, sehingga ketika yang satu merasa senang maka yang lain akan
mengikutinya. Bayangkan jika salah satu atau beberapa dari mereka terjerumus
dalam hal-hal negatif (misalnya merokok, minum miras, tawuran, mencuri
ataupun tindakan kriminalitas lainnnya), maka bukan tidak mungkin temantemannya juga akan mengikutinya atas dasar kesetiakawanan. (Asmani, 2012 hal
43-44)
2.5.3
Emosi Remaja
Emosi remaja biasanya berkobar-kobar tanpa kendali. Gesell et al
berpendapat bahwa remaja usia 14 tahun sering meledak-ledak dan tidak bisa
mengendalikan perasaannya. Sebaliknya, remaja usia 16 tahun biasanya tidak atau
kurang memiliki kekhawatiran. Secara detail, ciri-ciri pertumbuhan perkembangan
emosi remaja secara umum dapat dijabarkan sebagai berikut.
1. Kematangan Emosi
30
3. Minat Rekreasi
Secara bertahap, bentuk permainan kekanak-kanakan itu menghilang, dan
menjelang awal masa remaja, pola rekreasi individual hampir sama dengan
pola akhir masa remaja dan awal masa dewasa.
4. Minat Sosial
Adanya minat remaja yang bersifat sosial bergantung pada kesempatan
yang diperolehnya untuk mengembangkan minat tersebut. Remaja yang
memiliki status sosial-ekonomi rendah biasanya kurang memiliki
kesempatan untuk mengembangkan minat di berbagai pesta dansa
dibandingka dengan remaja yang berstatus sosial-ekonomi lebih baik.
5. Minat Pribadi
Minat terkuat adalah minat pada diri sendiri. Minat tersebut meliputi minat
menampilkan diri, minat pada pakaian model terbaru, minat berprestasi,
minat mandiri, dan minat pada uang.
31
32
33
BAB III
METODOLOGI PENELITIAN
3.1
3.1.1
Tempat Penelitian
Penelitian ini dilaksanakan di SMA Negeri 1 Kisaran dengan dasar
Waktu Penelitian
Waktu penelitian dilaksanakan pada bulan April-Juni 2015
3.2
Desain Penelitian
Desain penelitian dengan menggunakan tekhnik Deskriptif Survey.
34
SMA Negeri 1 Kisaran kelas X dan kelas XI, yang hasilnya dipaparkan dalam
bentuk laporan penelitian. (Arikunto, 2010 hal 3).
Adapun rancangan penelitian yang digunakan dengan Cross Sectional
yaitu suatu penelitian dimana faktor risiko/penyebab dan efeknya diambil pada
saat yang bersamaan. (Supardi, 2013 hal 54)
3.3
3.3.1
Populasi
Populasi adalah keseluruhan jumlah anggota dari suatu himpunan yang
ingin diketahui karakteristiknya yaitu seluruh siswa kelas X dan kelas XI di SMA
Negeri 1 Kisaran yang berjumlah 874 orang. (Supardi, 2013 hal 63)
3.2.2
Sampel
Sampel adalah sebuah gugus atau sejumlah tertentu anggota himpunan
yang dipilih dengan cara tertentu agar mewakili populasi yaitu sebanyak 90 orang.
(Supardi, 2013 hal 64)
Apabila jumlah dapat diketahui, maka dapat digunakan rumus berikut :
n=
N
2
(1+ N d )
Ket :
n = jumlah sampel
N = jumlah populasi
d2 = nilai presisi yang ditetapkan (0,1)
n=
874
2
(1+ 874.0,1 )
n=
874
(1+874.0,0025)
n=
874
(1+ 2,185)
35
n=
874
3,185
n = 274 orang
Berdasarkan pertimbangan dan keterbatasan penulis, bentuk sampel yang
dipilih untuk penelitian ini menggunakan teknik Random Sampling. Teknik
sampling ini dilakukan secara acak sehingga setiap kasus atau elemen dalam
populasi memiliki kesempatan yang sama besar untuk dipilih sebagai sampel
penelitian. (Supardi, 2013 hal 68)
Dengan kriteria responden sebagai berikut :
a. Remaja usia 14 tahun s/d 17 tahun
b. Siswa SMA Negeri 1 Kisaran yang bersedia menjadi responden untuk
penelitian
3.4
Kerangka Konsep
Kerangka Konsep adalah uraian tentang hubungan antar variabel-variabel
36
INPUT
PROSES
OUTPUT
KECERDASAN EMOSIONAL
REMAJA
Definisi Konseptual
a. Gambaran adalah memaparkan sesuatu hal, misalnya keadaan,
kondisi, situasi, peristiwa, kegiatan, dll. (Arikunto, 2010 hal 3)
37
38
Definisi Operasional
a. Gambaran adalah uraian, keterangan, penjelasan sikap dan tindakan
b.
c.
d.
e.
Aspek Pengukuran
Untuk mengetahui tingkat respon disusun pertanyaan sebanyak 50
39
Jumlah
No
1.
2.
Nilai 1
Nilai
Variabel
Kuisioner
25
Sikap
Tindakan
3.8
Kriteria
Indikator
2
Setuju
25
Kategori
Interval
38-50
75-100%
Baik
1
2
Tidak Setuju
Iya
25-37
38-50
50-74%
75-100%
Tidak baik
Baik
Tidak
25-37
50-74%
Tidak baik
tinggal
memberikan
tanda
()
terhadap
kolom
40
3.10
41
a.
b.
c.
d.
e.
Dengan menggunakan langkah tersebut, maka diperoleh dua kategori sikap dan
tindakan terhadap kecerdasan emosional, yaitu:
a.
b.
2.
42
KEGIATAN
Pengajuan
judul
Survey awal
Februari
Maret
April
Mei
Menyusun
proposal
Pembuatan
quisioner
5
Persentase
proposal
Umur
Jenis Kelamin :
43
KUISIONER
Gambaran Sikap dan Tindakan Remaja terhadap Kecerdasan Emosional di
SMA Negeri 1 Kisaran Kecamatan Kisaran Timur
Kabupaten Asahan
Petunjuk Pengisian
-
Berikan tanda pada kolom yang ada sesuai dengan perasaan yang
anda miliki.
44
Jika ingin memperebaiki jawaban, coret yang salah dan beri tanda
pada kolom jawaban yang menurut anda benar.
Identitas Responden
1. Inisial Responden :
2. Umur
3. Jenis Kelamin
4. Suku Bangsa
5. Agama
:
Quesioner Sikap
No
1.
2
3
4
5
6.
7.
8.
9.
10.
11.
12.
13.
Pernyataan
Jatuh cinta membuat perasaan saya bahagia
Membayangkan orang tua meninggal membuat saya sedih
dan takut
Malu untuk bertanya pada guru terkadang membuat saya
kesulitan dalam belajar
Cenderung malas mengerjakan tugas karena saya tidak
peduli dan tidak mengerti
Marah itu harus pada orang yang tepat, dengan kadar yang
sesuai, pada waktu yang tepat, demi tujuan yang benar, dan
dengan cara yang baik.
Berpikir tenang & relaksasi hampir disetiap kondisi
tertekan.
Menerima ketidaksempurnaan diri dan berusaha
menyempurnakannya dimana perlu.
Memaafkan diri saya sendiri atas kecerobohan/kesalahan
saya, dan mencoba melakukan yang terbaik.
Dapat menahan perasaan mencela ketika melihat
kekurangan orang lain.
Optimis bahwa masa depan saya akan tetap cerah dan
bahagia
Menerima suatu tugas berat dengan tenang sebagai suatu
tantangan ketimbang sebagai suatu beban yang sulit.
Mengambil hikmah dan tetap belajar meskipun mengalami
kegagalan.
Tugas harus diselesaikan tepat waktu.
TS
45
14.
15.
16.
17.
18.
19.
20.
21.
22.
23.
24.
25.
No
1.
2
3
4
5
6.
7.
8.
Pertanyaan
Sudahkah anda merasa bahagia ketika mengalami hal-hal
yang membuat anda bahagia (jatuh cinta, dapat kado,
menang pertandingan)
Sudahkah anda merasa sedih atau takut ketika kehilangan
orang yang dicintai ataupun saat menghadapi bencana
Sudahkah anda merasa cemas ketika mendengar sesuatu
hal yang buruk tejadi
Sudahkah anda merasa ketidakperdulian anda membuat
anda cenderung malas mengerjakan tugas.
Sudahkah anda marah pada orang yang tepat, dengan
kadar yang sesuai, pada waktu yang tepat, demi tujuan
yang benar, dan dengan cara yang baik.
Sudahkah anda berpikiran tenang saat kondisi tertekan.
Sudahkah anda menerima ketidaksempurnaan diri anda
dan berusaha menyempurnakannya dimana perlu.
Sudahkah anda memaafkan diri anda ketika melakukan
kesalahan/kecerobohan dan mencoba melakukan yang
terbaik.
Iya
Tidak
46
9.
10.
11.
12.
13.
14.
15.
16.
17.
18.
19.
20.
21.
22.
23.
24.
25.
47
Cetakan
Keempatbelas,
Penerbit
diakses