Anda di halaman 1dari 15

MAKALAH

“KREATIVITAS DAN KECERDASAN”

Makalah ini Ditujukan untuk Memenuhi Tugas Kelompok Mata Kuliah Psikologi
kognitif

Dosen Pengampu: Lailatul Fitriah M.Psi, Psikolog

Disusun oleh:

Hensa Dwi Khoirun Nisa (20104192)

Sri Intan Budi Utami (20104189)

PROGRAM STUDI PSIKOLOGI ISLAM

FAKULTAS USHULUDDIN & DAKWAH

INSTITUT AGAMA ISLAM NEGERI KEDIRI

2021
KATA PENGANTAR

Puji syukur kami panjatkan kepada Allah SWT. Yang telah melimpahkan
berkat, rahmat, taufik, serta hidayah-Nya sehingga kami dapat menyelesaikan
makalah ini dengan baik. Sholawat serta salam semoga senantiasa tercurahkan
kepada junjungan kita Nabi Muhammad SAW. Yang telah membimbing kita
semua dari jalan kegelapan menuju jalan yang terang yakni agama Islam.

Makalah ini memuat pendahuluan, pembahasan, penutup, dan daftar


pustaka. Makalah ini kami susun untuk memenuhi tugas mata kuliah Pendidikan
Kewarganegaraan pada semester III Jurusan Psikologi Islam Fakultas Ushuluddin
& Dakwah IAIN Kediri.

Dengan menggunakan makalah ini semoga kegiatan belajar dalam


memahami materi ini dapat lebih menambah sumber-sumber pengetahuan. Kami
sadar dalam penyusunan makalah ini belum bisa dikatakan mencapai tingkat
kesempurnaan, untuk itu kritikdan saran tentu kami butuhkan. Mohon maaf
apabila ada kesalahan cetak atau kutipan-kutipan yang kurang berkenan. Semoga
makalah ini dapat bermanfaat bagi kita semua. Amin.

Kediri, 03 Desember 2021

penyusun

i
DAFTAR ISI

JUDUL ......................................................................................................................
KATA PENGANTAR ............................................................................................ i
DAFTAR ISI .......................................................................................................... ii
BAB I PENDAHULUAN .......................................................................................1
A. LATAR BELAKANG ...............................................................................1
B. RUMUSAN MASALAH ...........................................................................1
C. TUJUAN ....................................................................................................1
BAB II PEMBAHASAN ........................................................................................2
A. DEFINISI KREATIVITAS .......................................................................3
B. PROSES KREATIVITAS .........................................................................5
C. TEORI INVESTASI KREATIVITAS .......................................................5
D. FAKTOR-FAKTOR MEMPENGARUHI KREATIVITAS .....................6
E. DEFINISI KECERDASAN .......................................................................6
F. TEORI KECERDASAN ............................................................................7
G. KLASIFIKASI KECERDASAN ...............................................................8
BAB III PENUTUP ..............................................................................................11
A. KESIMPULAN ........................................................................................11
B. KRITIK DAN SARAN ............................................................................12
DAFTAR PUSTAKA ...........................................................................................13

ii
BAB I

PENDAHULUAN

A. Latar Belakang

Kreativitas merupakan kemampuan dalam diri seseorang untuk mengemukakan


ide-ide atau gagasan sebagai bentuk aktualisasi diri yang menghasilkan sebuah
karya yang bermanfaat bagi orang lain. Kreativitas berkaitan dengan proses
berpikir dan potensi kecerdasan yang dimiliki oleh setiap individu. Oleh karena
itu, kreativitas ddan kecerdasan memiliki keterkaitan satu sama lain dalam proses
pengembangkan kreativitas. Dalam pengembangkan kreativitas seorang anak,
anak perlu diberikan kesempatan untuk memecahkan masalah dengan
menggunakan berbagai material sebagai cara untuk menunjukkan imajinasinya.

Berdasarkan teori belahan otak, otak merupakan sekumpulan jaringan saraf yang
tediri dari dua bagian, yaitu otak kecil dan otak besar. Pada otak besar terdapat
belahan yang memisahkan antara belahan kiri dan belahan otak kanan. Belahan
ini dihubungkan dengan serabut saraf. Saat ini teori kecerdasan jamak sering
digunakan oleh para pendidik, baik orang tua dirumah maupun guru
disekolah. Sebenarnya dalam beberapa hal orang tua atupun guru mengetahui
secara naluriah bahwa anak-anak belajar dengan cara-cara dan gaya yang berbeda.
Hal ini dapat diketahui dari ketertarikan suatu anak dengan anak lainnya terhadap
suatu aktivitas, ada anak yang menunjukkan keantusiasan yang tinggi tetapi
adapula anak yang tidak memilki gairah untuk melakukannya.

B. Rumusan Masalah
1. Apa definisi dari kreativitas?
2. Apa proses kreativitas?
3. Apa teori investasi kreativitas?
4. Apa faktor-faktor yang mempengaruhi kreativitas?
5. Apa definisi dari kecerdasan?
6. Bagaimana teori dari kecerdasan?
7. Apa klasifikasi kecerdasan?

C. Tujuan
1. Dapat mengetahui definisi dari kreativitas?
2. Dapat mengetahui proses kreativitas?

1
3. Dapat mengetahui teori investasi kreativitas?
4. Dapat mengetahui faktor-faktor yang mempengaruhi kreativitas?
5. Dapat mengetahui definisi dari kecerdasan?
6. Dapat mengetahui teori dari kecerdasan?
7. Dapat mengetahui klasifikasi kecerdasan?

2
BAB II

PEMBAHASAN

A. Definisi Kreativitas

kreativitas merupakan sebuah aktivitas kognitif yang menghasilkan suatu


pandangan baru tentang suatu bentuk permasalahan dan tidak dibatasi oleh hasil
yang mati saat atau selalu dipandang menurut kegunaannya. Berdasarkan definisi
tersebut, proses kreativitas berarti bukan hanya sebatas menghasilkan sesuatu
yang bermanfaat saja. Menurut Munandar, kreativitas adalah suatu kemampuan
untuk menciptakan sesuatu hal yang terbaru, sebagai kemampuan untuk memberi
gagasan baru yang dapat diterapkan ke dalam pemecahan masalah, atau sebagai
kemampuan untuk melihat suatu hubungan yang baru antara unsur yang sudah ada
sebelumnya1.

Kreativitas ialah kemampuan yang mencerminkan suatu keluwesan,


kelancaran dan orisinalitas dalam berpikir setelah kemampuan untuk
mengelaborasikan sebuah gagasan. Kreativitas sebagai keseluruhan kepribadian
adalah hasil dari interaksi dengan lingkungannya. Lingkungán adalah tempat bagi
individu untuk berinteraksi yang dapat mendukung berkembang kreativitas,
namun ada juga yang malahan menghambat berkembangn kreativitas dari
individu. Kreativitas yang ada dalam individu tersebut digunakan sebagai bekal
untuk menghadapi berbagai permasalahan yang ada, saat individu berinteraksi
dengan lingkungannya dan mereka mencari berbagai alternatif dalam
pemecahannya sehingga mampu tercapainya penyesuaian diri secara kuat.

B. Proses Kreativitas

Berdasarkan sejarah psikologi kognitif, Wallas (1926) menjelaskan bahwa ada


empat tahapan dalam proses kreatif yaitu :

1. Persiapan

1
Utami Mundandar. Mengembangkan Bakat dan Kreativitas Anak Sekolah. (Jakarta: Gramedia
Widiasarana Indonesia, 2012), h. 25

3
Memformulasikan suatu masalah dan membuat usaha awal memecahkannya. Hal
umum dalam biografi orang-orang terkenal menunjukkan bahwa pada masa
kanak-kanak pun, ide dan pengetahuan selalu berkembang, serta pemikiran
pemikiran yang sifatnya sementara dalam bidang tertentu pun selalu diterapkan.
Awal inilah yang akan menentukan masa depan orang yang kreatif.

2. Inkubasi

Masa dimana tidak ada usaha yang dilakukan secara langsung untuk memecahkan
masalah dan perhatian dialihkan sejarah pada lainnya. Partner (1973) memberikan
beberapa hipotesis mengenai tahap inkubasi titik salah satu pernyataan mengenai
tahap inkubasi bahwa tahap integrasi dapat membebaskan kita dari pikiran-pikiran
yang melelahkan akibat proses pemecahan masalah merupakan sebuah masalah
yang berat dalam sementara waktu dapat membantu kita untuk menemukan
pendekatan-pendekatan atau ide-ide baru yang lebih sesuai untuk menyelesaikan
masalah tersebut. tahap inkubasi juga dapat membantu kita dalam proses kreatif,
karena pada tahap inkubasi ini sebenarnya kita seringkali dapat memecahkan
suatu masalah tanpa kita sadari.

3. Iluminasi

Memperoleh insight atau pemahaman yang mendalam dari masalah tersebut. Pada
saat iluminasi atau pencerahan terjadi iluminasi, jalan terang menuju
permasalahan mulai terbuka titik seseorang akan merasakan sensasi kegembiraan
yang luar biasa karena pemahaman meningkat semua ide muncul, dan titik
tersebut saling melengkapi satu sama lain untuk menyelesaikan suatu masalah.

4. Verifikasi

Menguji pemahaman yang telah didapat dan membuat solusi. Setelah sebuah ide
atau solusi diperoleh maka ide atau solusi tersebut harus diuji titik verifikasi ini
merupakan tahap untuk menguji sebuah produk hasil proses kreatif untuk
membuktikan dirinya. Tahap verifikasi pada umumnya lebih singkat daripada
tahap-tahap sebelumnya karena tahap ini hanya menguji dan meninjau kembali

4
hasil penghitungan seseorang atau dapat juga untuk melihat apakah penemuannya
berhasil.

C. Teori Investasi Kreativitas

Apabila suatu ide sudah berkembang dan berhasil, dan kemudian banyak
orang yang tertarik, maka tidak dapat mengatakan bahwa orang-orang yang hanya
ikut-ikutan tersebut sebagai orang kreatif. Orang yang kreatif adalah orang yang
pertama kali tertantang untuk mencoba dan menghasilkan sesuatu yang baru. Pada
umumnya orang yang kreatif akan menjual dengan harga tinggi yang berarti
bahwa ketika sebuah ide itu sudah menjadi sebuah trend atau mode, maka dia
akan beralih pada masalah-masalah atau ide-ide lain.

Sternberg dan Lubart (1996) mengembangkan teori kreativitas berdasarkan


pendekatan multifaset terhadap sebuah topik yang mempunyai enam atribut.
Enam atribut kreativitas adalah :

1) Proses intelegensi
2) Gaya intelektuan
3) Pengetahuan
4) Kepribadian
5) Motivasi
6) Konteks lingkungan

Pada umumnya, sebuah tindakan yang kreatif sangat jarang ditemukan. Hal
tersebut bukan berarti bahwa seseorang tidak mempunyai salah satu dari enam
atribut tersebut, tetapi sangat sulit untuk membuat keenam atribut tersebut bekerja
secara bersamaan. Keenam atribut tersebut cenderung dilihat sebagai investigasi
yang dapat dilihat dalam dunia bisnis dan perusahaan. portfolio kreativitas
sebenarnya merupakan dasar dari tindakan kreativitas. Karena atribut portfolio
tersebut dapat dikombinasikan dengan tindakan kreatif di segala bidang dalam
kehidupan dan lingkungan intelektual yang mempunyai peran penting terhadap
kreativitas.

5
Teori kreativitas dari Sternberg Dan Lubart memaparkan spesifikasi masing-
masing atribut secara lengkap yang dapat dipelajari secara vertikal maupun
longitudinal. Berdasarkan hal tersebut dapat dilihat dengan jelas bahwa kreativitas
bukan hanya terdiri dari satu sifat, keahlian maupun ketangkasan saja, tetapi
merupakan kombinasi dari beberapa faktor yang dapat diidentifikasikan dan
dianalisa. meneliti kreativitas manusia bukan hanya persoalan mengidentifikasi
dan menjumlahkan masing-masing atribut dan menambahkannya untuk
menentukan indeks kreativitas, tetapi lebih pada mengidentifikasi dan meneliti
atau menentukan kekuatan interaksi antara masing-masing atribut. Kombinasi dari
kekuatan masing-masing atribut memungkinkan terbentuknya jaringan yang
kompleks yang dapat membingungkan peneliti titik karena secara keseluruhan, ide
merupakan sesuatu yang sangat kompleks oleh karena itulah pencetus teori ini
menyatakan bahwa meneliti kreativitas hanya dari satu atau saja merupakan suatu
spekulasi yang sangat beresiko.

D. Faktor-faktor yang Mempengaruhi Kreativitas Siswa

Menurut Hurlock (2003) faktor-faktor yang dapat mendorong terwujudnya


kreativitas yaitu:

a. Jenis Kelamin

Anak laki-laki dapat dilihat mempunyai kreativitas yang lebih besar dibandingkan
dengan anak perempuan, terutama saat memasuki masa remaja. Hal itu sebabkan
oleh sebagian besar dari perbedaan perlakuan terhadap anak laki-laki dan anak
perempuan. Anak laki-laki lebih diberi kesempatan untuk mandiri, didesak oleh
rekan sebaya untuk lebih mengambil resiko dan juga didorong oleh para orangtua
dan guru untuk lebih menunjukkan inisiatif dan orisinalitas.

b. Status Sosial Ekonomi

Anak yang berasal dari golongan sosial ekonomi yang tinggi, akan lebih kreatif
dibandingkan dengan anak yang berasal dari sosial ekonomi kelompok yang lebih
rendah. Lingkungan dari anak kelompok sosioekonomi yang tinggi, akan memberi

6
lebih banyak kesempatan untuk memperoleh pengetahuan dan pengalaman yang
diperlukan bagi kreativitas mereka.

c. Urutan Kelahiran

Tingkat kreativitas yang berbeda ditunjukkan oleh anak dari berbagai urutan
kelahiran. Perbedaan ini lebih menekankan pada lingkungan dari pada bawaan.
Anak yang lahir ditengah, lahir belakangan dan anak tunggal akan memungkinkan
memiliki kreativitas yang tinggi dari pada anak pertama. Pada umumnya, anak
yang lahir pertama lebih ditekan untuk menyesuaikan diri oleh harapan orangtua,
tekanan ini yang mendorong anak untuk menjadi anak yang penurut daripada
pencipta..

d. Lingkungan Kota Versus Lingkungan Pedesaan

Anak dari lingkungan kota cenderung lebih kreatif daripada anak lingkungan
pedesaan

e. Inteligensi

Setiap anak yang lebih pandai menunjukkan kreativitas yang lebih besar daripada
anak yang kurang pandai. Mereka memiliki lebih banyak gagasan baru dalam
menangani suasana sosial dan mampu merumuskan lebih banyak penyelesaian
bagi konflik tersebut.

E. Definisi Kecerdasan

Istilah kecerdasan itu di turunkan dari kata inteligensi. Intelegensi merupakan


suatu kata yang memiliki makna sangat abstrak. Walaupun nampak abstrak, telah
banyak para ahli psikologi yang telah mencoba mengembangkan teorinya dalam
memahami inteligensi.

Pada hakekatnya ada dua pandangan yang berkembang dalam memahami


intelegensi,yaitu intelegensi sebagai faktor tunggal dan faktor multipel. Adapun
tokoh yang mengembangkan pandangannya terhadap inteligensi sebagai faktor
tunggal adalah jensen ,Ebbinghaus,dan Terman Jensen (1979) mengartikan
inteligensi sebagai mental umum(general mental ability). Ebbinghaus (Rochmat
Wahab,1987) menyatakan bahwa inteligensi sebagai kemampuan untuk membuat
kombinasi, sedangkan terman mengemukakan bahawa inteligensi adalah
kemampuan untuk berfikir abstrak.

7
Selanjutnya di jelaskan bahwa inteligensi merupakan suatu kemampuan
multipeldi perkuat oleh pendapat Kail & Pallegreno (stantrock and yussen,1992)
yang menegaskan bahwa inteligensi itu dapat di jelaskan dengan terminologi
pengetahuan dan penalaran. Sementara itu Robbert Sternberg(1982) yang
mengemukakan bahwa pada prinsipnya ada tiga karakteristik utama, yaitu
kemampuan herbal, pemecahan masalah praktis ,dan kemampuan sosial. Adapn
ahli lainnya yang tidak kalah populernya yaitu Howard Gardner yang menegaskan
bahwa inteligasi seharusnya di definisikan sebagai seperangkat kemampuan
untuk memproses operasi yang memungkinkan individu mampu memecahkan
masalah, menciptakan produk, menemukan pengetahuan yang baru selama dalam
kegiatan yang bermuatan nilai secara kultural.2

F. Teori Kecerdasan

Untuk mendefinisikan hakekat intelegensi terdapat berbagai perbedaan.


Perbedaan ini terjadi di sebabkan oleh perbedaan pengertian dasar dalam
memandang dan mengamati apa yang disebut perilaku inteligen. Cara memandang
ini disebut teori. Teori yang di pakai acuan untuk mendefinisikan hakekat
intelegensi ( Subino Hadisubroto, 1984; Moh Sirya. 1979), yaitu meliputi
keturunan-lingkungan,epistimologis-biologis,struktural,dan faktorial.

a) Teori keturunan-lingkungan

Teori ini mempunyai tiga anak teori. Pertama, yang memandanjg bahwa
inteligensi lebih ditentukan oleh keturunan daripada oleh lingkungan. Anak teori
kedua,yang memandang inteligasi sebagai yang lebih di tentukan oleh lingkungan
pada keturunan. Anak teori ketiga, yang memandang inteligasi sebagai hasil
antara keturunan, lingkungan, dan interaksi antara keduanya. Konsepsi-
konsepsinya dapat di rumuskan bahwa perkembangan intelektual merupakan hasil
interaksi antara pola genetis dan pengaruh lingkungan.

b) Teori Episitimologis-biologis

Teori ini mempunyai dua anak teori. Anak teori pertama memandang bahwa
inteligensi sebagai kemampuan berpikir jernih, analitis, dan komprehesip. Anak
teori kedua, yang memandang inteligensi sebagai kemampuan menyesuaikan diri
terhadap situasi yang baru (biologis). Intelegensi merupakan kemampuan personal
untuk dapat menghadap tuntutan-tuntutan baru dengan menggunakan alat-alat
berfikir secara efisien.

c) Teori struktural

2 Dalyono.2010. Psikologi Pendidikan. Jakarta:Rineka Cipta.

8
Ada dua model teori struktural yang dapt dikemukakan yaitu model stuktural
Guilford dan model facet Guttman. Yang pertama, alam teori ini,ia membedakan
berpikir konvergentif dengan divergentif. Tes yang mengukur sisi konvergentif
menghendaki tes ini mencari suatu jawaban betul atas suatu persoalan ,sisi inilah
yang oleh Guilford di namakan kecerdasan.sedangkan tes yang mengukur sisi
divergentif menghendaki tes ini mencari sejumlah alternatif jawaban atas suatu
persoalan di maksudkan untuk mengukur kemampuan berpikir divergentif atau
yang sering di sebut kreativitas. Yang kedua, guttman mengemukakan bahwa ia
sangat terkesan oleh kenyataan bahwa dengan pemilihan tes yang cermat maka
orang dapat memperoleh matriks kolersi antar tes yang memiliki memiliki
koefisien korelasi sama pada dua belahan geometrik yang di belah oleh garis
diagonal. Dengan menggunakan prinsip-prinsip analisis matrik kolerasi tersebut,
Guttman menyimpulkan bahwa ada tiga kategori tes inteligensi,yakni tes yang
disusun di dalam bentuk gambar-gambar, simbol-simbol, dan kata-kata bermakna,
menurut Guttman model tersebut belum lengkap.

d) Teori faktorial

Teori faktorial ini mempunyai variasi, diantaranya teori satu faktor Binet, teori
dua faktordua faktor eksperimen, teori dua-faktor holzinger, teori bertingkat Philip
E. Vernon, teori tiga-faktor sternberg, dan teori tujuh-faktor Gardner. Teori satu-
faktor Binet berpendapat bahwa inteligasi itu terbangun atas satu faktor saja, yaitu
faktor “g” saja (freeman,1965). Yang di maksudlkan dengan faktor g di sini
adalah faktor kemampuan umum (general ability). Teori dua-faktor spearman
berpendapat bahwa intelegasi itu terbangun atas dua faktor, yaitu faktor general
abilty (“g”) dan special ability (“s”). Teori dua faktor Helpzinger merupakan
variasi dari teori spearman. Teori bertingkat Philip E. Vernon ini mirip dengan
konsepsi spearman. Menurut Vernon (Subino Hadisubroto, 1984) bahwa di bawah
faktor “g” itu terdap dua faktor kelompok utama (major group factors) dan faktor
praktis(practical factor). Yang peertama, teori ini menegaskan bahwa
keterampilan memproses informasi, pengalaman terdahulu yang berkaitan dengan
tugas , dan faktor-faktor kontekstual atau kultural itu berinteraksi untuk
menentukan perilaku yang inteligen. Teori intelegensi multipel Gradner’s Theory
of Multiple intelligences mengidentifikasikan tujuh kecerdasan yang berbeda
berdasarkan seperangkat processing operations yang diterapkan dalam kegiatan-
kegiatan yang bermakna secara kultural (yaitu linguistik,logika matematik,
musikal, kinestatik, ritme, makna kata-kata dan fungsi-fungsi bahasa yang
berbeda,misalnya: penyair dan jurnalis.3

G. Klasifikasi Kecerdasan

3
Islamudin,Haryu. 2012. Psikologi Pendidikan. Yogyakarta: Pustaka Belajar.

9
Secara konvensional klasifikasi kecerdasan dewasa ini masih mengikuti
klasifikasi yang di kembangkan oleh Binet dan Simon,dan diantaranya: pertama,
retardasi mental yang meliputi idiot dengan IQ 30 ke bawah,embisil dengan IQ
31-50,debil dengan IQ 51-70; kedua,slow-learner dengan IQ 71-90;ketiga, normal
(rata-rata) dengan IQ 91-110; keempat,rapid-learner dengan IQ 111-130; dan
kelima gifted dengan IQ 131 ke atas.

Pertama, bahwa skor IQ tradisional-sebagaimana yang di kembangkan


oleh Stanford-binet-menjelaskan bahwa skor IQ itu di peroleh dengan
mengkonversikan skor mentah denganusia mental atau mental age (MA) yang
menunjukkan usia anak berdasarkan skor yang diperoleh. Misalnya, jika skor
mentah rata rata anak usia 8 tahun itu 40, maka skor mentah 40 itu sama dengan
usia mental 8 tahun. Skor IQ dapat di hitung melalui membagi usia mental anak
dengan usia kronologis atau chronological age (CA) dengan mengalikan dengan
100. Anak yang mendapat di atas IQ 100 menunjukkan pada kelompok anak yang
berkecerdasan di atas rata-rata,sedangkan anak yang mendapat skor di bawah IQ
100 menunjukkan pada kelompok yang berkecerdasan rendah.

Kedua, metode modern membedakan IQ secara langsung antara skor


mentah seorang anak dengan skor anak-anak lainnya yang berusia kronologis
sama. Ini dapat disebut juga Deviation IQ, karena IQ-nya di dasarkan pada
penyimpanan ringkat kinerja anak dari rata-rata anak yang seusia. Ketika tes di
susun berdasarkan sampel individu yang representatif. Kinerja setiap tingkat usia
untuk sebagian besar skornya jatuh mendekati pusat ( rata-rata) dan semakin
sedikit menuju ke ekstrim kanan dan kiri, sehingga wujudnya seperti kurva
normal. Dua hal yang penting di kurva ini, yaitu rata-rata (mean) dan sampingan
(deviation) yang memberikan ukuran variabilitas skor dari rata-rata.4

4
Desmita.2006.Psikologi Perkembangan. Bandung: PT. Remaja Rosdakarya.

10
BAB III

PENUTUP

A. KESIMPULAN
Pengembangan kreativitas bertujuan untuk meningkatkan kemampuan
anak untuk memgembangkan pemikirannya untuk menghasilkan suatu
produk secara kreatif, penuh dengan inisiatif dan tidak selalu bergantung
pada orang lain. Ketika anak mengekspresikan pikirannya atau
kegiatannya yang berdaya cipta, berinisiatif sendiri, dengan cara-cara yang
original, maka kita dapat mengatakan bahwa mereka itu adalah anak yang
kreatif.
Anak dengan potensi dan kecerdasannya masin-masing perlu diberikan
kesempatan dan dukungan untuk berkembang secara optimal. Melalui
pengembangan kreativitas berbasis kecerdasan jamak diharapkan anak
dapat mengembangkan kemampuannya sesuai dengan ketertarikan
masing-masing anak terhadap suatu objek. Pengaruh kultur budaya dan
lingkungan akan berpengaruh pada proses berpikir dan kemampuan anak
dalam menyelesaikan masalah. Lingkungan di sekitar anak dapat
menyediakan berbagai material untuk membantu anak berimajinasi dan
berkeskpresi sebagai bentuk kreativitas anak.

B. KRITIK DAN SARAN


Demikianlah makalah yang kami buat ini, semoga bermanfaat dan
menambah Pengetahuan para pendengar. Kami mohon maaf apabila ada
kesalahan ejaan dalam penulisan kata dan Kalimat yang kurang jelas,
dimengerti, dan Lugas. Karena kami hanyalah manusia biasa yang tak
luput dari kesalahan, dan kami juga sangat mengharapkan saran dan kritik
dari para pendengar demi kesempurnaan makalah ini. Sekian Penutup dari
kami semoga dapat diterima dihati dan kami ucapkan banyak terima kasih
yang sebesar besarnya. Sekian dari kami.

11
DAFTAR PUSTAKA

Utami Mundandar. Mengembangkan Bakat Dan Kreativitas Anak Sekolah.


(Jakarta: Gramedia Widiasarana Indonesia, 2012), H. 25
Dalyono.2010. Psikologi Pendidikan. Jakarta:Rineka Cipta.
Islamudin,Haryu. 2012. Psikologi Pendidikan. Yogyakarta: Pustaka Belajar.

Desmita.2006.Psikologi Perkembangan. Bandung: Pt. Remaja Rosdakarya.

Solso, Robert. Dkk. (2008). Psikologi Kognitif Edisi Delapan. Jakarta: Erlangga.

12

Anda mungkin juga menyukai