Kreativitas Dan Kecerdasan
Kreativitas Dan Kecerdasan
Makalah ini Ditujukan untuk Memenuhi Tugas Kelompok Mata Kuliah Psikologi
kognitif
Disusun oleh:
2021
KATA PENGANTAR
Puji syukur kami panjatkan kepada Allah SWT. Yang telah melimpahkan
berkat, rahmat, taufik, serta hidayah-Nya sehingga kami dapat menyelesaikan
makalah ini dengan baik. Sholawat serta salam semoga senantiasa tercurahkan
kepada junjungan kita Nabi Muhammad SAW. Yang telah membimbing kita
semua dari jalan kegelapan menuju jalan yang terang yakni agama Islam.
penyusun
i
DAFTAR ISI
JUDUL ......................................................................................................................
KATA PENGANTAR ............................................................................................ i
DAFTAR ISI .......................................................................................................... ii
BAB I PENDAHULUAN .......................................................................................1
A. LATAR BELAKANG ...............................................................................1
B. RUMUSAN MASALAH ...........................................................................1
C. TUJUAN ....................................................................................................1
BAB II PEMBAHASAN ........................................................................................2
A. DEFINISI KREATIVITAS .......................................................................3
B. PROSES KREATIVITAS .........................................................................5
C. TEORI INVESTASI KREATIVITAS .......................................................5
D. FAKTOR-FAKTOR MEMPENGARUHI KREATIVITAS .....................6
E. DEFINISI KECERDASAN .......................................................................6
F. TEORI KECERDASAN ............................................................................7
G. KLASIFIKASI KECERDASAN ...............................................................8
BAB III PENUTUP ..............................................................................................11
A. KESIMPULAN ........................................................................................11
B. KRITIK DAN SARAN ............................................................................12
DAFTAR PUSTAKA ...........................................................................................13
ii
BAB I
PENDAHULUAN
A. Latar Belakang
Berdasarkan teori belahan otak, otak merupakan sekumpulan jaringan saraf yang
tediri dari dua bagian, yaitu otak kecil dan otak besar. Pada otak besar terdapat
belahan yang memisahkan antara belahan kiri dan belahan otak kanan. Belahan
ini dihubungkan dengan serabut saraf. Saat ini teori kecerdasan jamak sering
digunakan oleh para pendidik, baik orang tua dirumah maupun guru
disekolah. Sebenarnya dalam beberapa hal orang tua atupun guru mengetahui
secara naluriah bahwa anak-anak belajar dengan cara-cara dan gaya yang berbeda.
Hal ini dapat diketahui dari ketertarikan suatu anak dengan anak lainnya terhadap
suatu aktivitas, ada anak yang menunjukkan keantusiasan yang tinggi tetapi
adapula anak yang tidak memilki gairah untuk melakukannya.
B. Rumusan Masalah
1. Apa definisi dari kreativitas?
2. Apa proses kreativitas?
3. Apa teori investasi kreativitas?
4. Apa faktor-faktor yang mempengaruhi kreativitas?
5. Apa definisi dari kecerdasan?
6. Bagaimana teori dari kecerdasan?
7. Apa klasifikasi kecerdasan?
C. Tujuan
1. Dapat mengetahui definisi dari kreativitas?
2. Dapat mengetahui proses kreativitas?
1
3. Dapat mengetahui teori investasi kreativitas?
4. Dapat mengetahui faktor-faktor yang mempengaruhi kreativitas?
5. Dapat mengetahui definisi dari kecerdasan?
6. Dapat mengetahui teori dari kecerdasan?
7. Dapat mengetahui klasifikasi kecerdasan?
2
BAB II
PEMBAHASAN
A. Definisi Kreativitas
B. Proses Kreativitas
1. Persiapan
1
Utami Mundandar. Mengembangkan Bakat dan Kreativitas Anak Sekolah. (Jakarta: Gramedia
Widiasarana Indonesia, 2012), h. 25
3
Memformulasikan suatu masalah dan membuat usaha awal memecahkannya. Hal
umum dalam biografi orang-orang terkenal menunjukkan bahwa pada masa
kanak-kanak pun, ide dan pengetahuan selalu berkembang, serta pemikiran
pemikiran yang sifatnya sementara dalam bidang tertentu pun selalu diterapkan.
Awal inilah yang akan menentukan masa depan orang yang kreatif.
2. Inkubasi
Masa dimana tidak ada usaha yang dilakukan secara langsung untuk memecahkan
masalah dan perhatian dialihkan sejarah pada lainnya. Partner (1973) memberikan
beberapa hipotesis mengenai tahap inkubasi titik salah satu pernyataan mengenai
tahap inkubasi bahwa tahap integrasi dapat membebaskan kita dari pikiran-pikiran
yang melelahkan akibat proses pemecahan masalah merupakan sebuah masalah
yang berat dalam sementara waktu dapat membantu kita untuk menemukan
pendekatan-pendekatan atau ide-ide baru yang lebih sesuai untuk menyelesaikan
masalah tersebut. tahap inkubasi juga dapat membantu kita dalam proses kreatif,
karena pada tahap inkubasi ini sebenarnya kita seringkali dapat memecahkan
suatu masalah tanpa kita sadari.
3. Iluminasi
Memperoleh insight atau pemahaman yang mendalam dari masalah tersebut. Pada
saat iluminasi atau pencerahan terjadi iluminasi, jalan terang menuju
permasalahan mulai terbuka titik seseorang akan merasakan sensasi kegembiraan
yang luar biasa karena pemahaman meningkat semua ide muncul, dan titik
tersebut saling melengkapi satu sama lain untuk menyelesaikan suatu masalah.
4. Verifikasi
Menguji pemahaman yang telah didapat dan membuat solusi. Setelah sebuah ide
atau solusi diperoleh maka ide atau solusi tersebut harus diuji titik verifikasi ini
merupakan tahap untuk menguji sebuah produk hasil proses kreatif untuk
membuktikan dirinya. Tahap verifikasi pada umumnya lebih singkat daripada
tahap-tahap sebelumnya karena tahap ini hanya menguji dan meninjau kembali
4
hasil penghitungan seseorang atau dapat juga untuk melihat apakah penemuannya
berhasil.
Apabila suatu ide sudah berkembang dan berhasil, dan kemudian banyak
orang yang tertarik, maka tidak dapat mengatakan bahwa orang-orang yang hanya
ikut-ikutan tersebut sebagai orang kreatif. Orang yang kreatif adalah orang yang
pertama kali tertantang untuk mencoba dan menghasilkan sesuatu yang baru. Pada
umumnya orang yang kreatif akan menjual dengan harga tinggi yang berarti
bahwa ketika sebuah ide itu sudah menjadi sebuah trend atau mode, maka dia
akan beralih pada masalah-masalah atau ide-ide lain.
1) Proses intelegensi
2) Gaya intelektuan
3) Pengetahuan
4) Kepribadian
5) Motivasi
6) Konteks lingkungan
Pada umumnya, sebuah tindakan yang kreatif sangat jarang ditemukan. Hal
tersebut bukan berarti bahwa seseorang tidak mempunyai salah satu dari enam
atribut tersebut, tetapi sangat sulit untuk membuat keenam atribut tersebut bekerja
secara bersamaan. Keenam atribut tersebut cenderung dilihat sebagai investigasi
yang dapat dilihat dalam dunia bisnis dan perusahaan. portfolio kreativitas
sebenarnya merupakan dasar dari tindakan kreativitas. Karena atribut portfolio
tersebut dapat dikombinasikan dengan tindakan kreatif di segala bidang dalam
kehidupan dan lingkungan intelektual yang mempunyai peran penting terhadap
kreativitas.
5
Teori kreativitas dari Sternberg Dan Lubart memaparkan spesifikasi masing-
masing atribut secara lengkap yang dapat dipelajari secara vertikal maupun
longitudinal. Berdasarkan hal tersebut dapat dilihat dengan jelas bahwa kreativitas
bukan hanya terdiri dari satu sifat, keahlian maupun ketangkasan saja, tetapi
merupakan kombinasi dari beberapa faktor yang dapat diidentifikasikan dan
dianalisa. meneliti kreativitas manusia bukan hanya persoalan mengidentifikasi
dan menjumlahkan masing-masing atribut dan menambahkannya untuk
menentukan indeks kreativitas, tetapi lebih pada mengidentifikasi dan meneliti
atau menentukan kekuatan interaksi antara masing-masing atribut. Kombinasi dari
kekuatan masing-masing atribut memungkinkan terbentuknya jaringan yang
kompleks yang dapat membingungkan peneliti titik karena secara keseluruhan, ide
merupakan sesuatu yang sangat kompleks oleh karena itulah pencetus teori ini
menyatakan bahwa meneliti kreativitas hanya dari satu atau saja merupakan suatu
spekulasi yang sangat beresiko.
a. Jenis Kelamin
Anak laki-laki dapat dilihat mempunyai kreativitas yang lebih besar dibandingkan
dengan anak perempuan, terutama saat memasuki masa remaja. Hal itu sebabkan
oleh sebagian besar dari perbedaan perlakuan terhadap anak laki-laki dan anak
perempuan. Anak laki-laki lebih diberi kesempatan untuk mandiri, didesak oleh
rekan sebaya untuk lebih mengambil resiko dan juga didorong oleh para orangtua
dan guru untuk lebih menunjukkan inisiatif dan orisinalitas.
Anak yang berasal dari golongan sosial ekonomi yang tinggi, akan lebih kreatif
dibandingkan dengan anak yang berasal dari sosial ekonomi kelompok yang lebih
rendah. Lingkungan dari anak kelompok sosioekonomi yang tinggi, akan memberi
6
lebih banyak kesempatan untuk memperoleh pengetahuan dan pengalaman yang
diperlukan bagi kreativitas mereka.
c. Urutan Kelahiran
Tingkat kreativitas yang berbeda ditunjukkan oleh anak dari berbagai urutan
kelahiran. Perbedaan ini lebih menekankan pada lingkungan dari pada bawaan.
Anak yang lahir ditengah, lahir belakangan dan anak tunggal akan memungkinkan
memiliki kreativitas yang tinggi dari pada anak pertama. Pada umumnya, anak
yang lahir pertama lebih ditekan untuk menyesuaikan diri oleh harapan orangtua,
tekanan ini yang mendorong anak untuk menjadi anak yang penurut daripada
pencipta..
Anak dari lingkungan kota cenderung lebih kreatif daripada anak lingkungan
pedesaan
e. Inteligensi
Setiap anak yang lebih pandai menunjukkan kreativitas yang lebih besar daripada
anak yang kurang pandai. Mereka memiliki lebih banyak gagasan baru dalam
menangani suasana sosial dan mampu merumuskan lebih banyak penyelesaian
bagi konflik tersebut.
E. Definisi Kecerdasan
7
Selanjutnya di jelaskan bahwa inteligensi merupakan suatu kemampuan
multipeldi perkuat oleh pendapat Kail & Pallegreno (stantrock and yussen,1992)
yang menegaskan bahwa inteligensi itu dapat di jelaskan dengan terminologi
pengetahuan dan penalaran. Sementara itu Robbert Sternberg(1982) yang
mengemukakan bahwa pada prinsipnya ada tiga karakteristik utama, yaitu
kemampuan herbal, pemecahan masalah praktis ,dan kemampuan sosial. Adapn
ahli lainnya yang tidak kalah populernya yaitu Howard Gardner yang menegaskan
bahwa inteligasi seharusnya di definisikan sebagai seperangkat kemampuan
untuk memproses operasi yang memungkinkan individu mampu memecahkan
masalah, menciptakan produk, menemukan pengetahuan yang baru selama dalam
kegiatan yang bermuatan nilai secara kultural.2
F. Teori Kecerdasan
a) Teori keturunan-lingkungan
Teori ini mempunyai tiga anak teori. Pertama, yang memandanjg bahwa
inteligensi lebih ditentukan oleh keturunan daripada oleh lingkungan. Anak teori
kedua,yang memandang inteligasi sebagai yang lebih di tentukan oleh lingkungan
pada keturunan. Anak teori ketiga, yang memandang inteligasi sebagai hasil
antara keturunan, lingkungan, dan interaksi antara keduanya. Konsepsi-
konsepsinya dapat di rumuskan bahwa perkembangan intelektual merupakan hasil
interaksi antara pola genetis dan pengaruh lingkungan.
b) Teori Episitimologis-biologis
Teori ini mempunyai dua anak teori. Anak teori pertama memandang bahwa
inteligensi sebagai kemampuan berpikir jernih, analitis, dan komprehesip. Anak
teori kedua, yang memandang inteligensi sebagai kemampuan menyesuaikan diri
terhadap situasi yang baru (biologis). Intelegensi merupakan kemampuan personal
untuk dapat menghadap tuntutan-tuntutan baru dengan menggunakan alat-alat
berfikir secara efisien.
c) Teori struktural
8
Ada dua model teori struktural yang dapt dikemukakan yaitu model stuktural
Guilford dan model facet Guttman. Yang pertama, alam teori ini,ia membedakan
berpikir konvergentif dengan divergentif. Tes yang mengukur sisi konvergentif
menghendaki tes ini mencari suatu jawaban betul atas suatu persoalan ,sisi inilah
yang oleh Guilford di namakan kecerdasan.sedangkan tes yang mengukur sisi
divergentif menghendaki tes ini mencari sejumlah alternatif jawaban atas suatu
persoalan di maksudkan untuk mengukur kemampuan berpikir divergentif atau
yang sering di sebut kreativitas. Yang kedua, guttman mengemukakan bahwa ia
sangat terkesan oleh kenyataan bahwa dengan pemilihan tes yang cermat maka
orang dapat memperoleh matriks kolersi antar tes yang memiliki memiliki
koefisien korelasi sama pada dua belahan geometrik yang di belah oleh garis
diagonal. Dengan menggunakan prinsip-prinsip analisis matrik kolerasi tersebut,
Guttman menyimpulkan bahwa ada tiga kategori tes inteligensi,yakni tes yang
disusun di dalam bentuk gambar-gambar, simbol-simbol, dan kata-kata bermakna,
menurut Guttman model tersebut belum lengkap.
d) Teori faktorial
Teori faktorial ini mempunyai variasi, diantaranya teori satu faktor Binet, teori
dua faktordua faktor eksperimen, teori dua-faktor holzinger, teori bertingkat Philip
E. Vernon, teori tiga-faktor sternberg, dan teori tujuh-faktor Gardner. Teori satu-
faktor Binet berpendapat bahwa inteligasi itu terbangun atas satu faktor saja, yaitu
faktor “g” saja (freeman,1965). Yang di maksudlkan dengan faktor g di sini
adalah faktor kemampuan umum (general ability). Teori dua-faktor spearman
berpendapat bahwa intelegasi itu terbangun atas dua faktor, yaitu faktor general
abilty (“g”) dan special ability (“s”). Teori dua faktor Helpzinger merupakan
variasi dari teori spearman. Teori bertingkat Philip E. Vernon ini mirip dengan
konsepsi spearman. Menurut Vernon (Subino Hadisubroto, 1984) bahwa di bawah
faktor “g” itu terdap dua faktor kelompok utama (major group factors) dan faktor
praktis(practical factor). Yang peertama, teori ini menegaskan bahwa
keterampilan memproses informasi, pengalaman terdahulu yang berkaitan dengan
tugas , dan faktor-faktor kontekstual atau kultural itu berinteraksi untuk
menentukan perilaku yang inteligen. Teori intelegensi multipel Gradner’s Theory
of Multiple intelligences mengidentifikasikan tujuh kecerdasan yang berbeda
berdasarkan seperangkat processing operations yang diterapkan dalam kegiatan-
kegiatan yang bermakna secara kultural (yaitu linguistik,logika matematik,
musikal, kinestatik, ritme, makna kata-kata dan fungsi-fungsi bahasa yang
berbeda,misalnya: penyair dan jurnalis.3
G. Klasifikasi Kecerdasan
3
Islamudin,Haryu. 2012. Psikologi Pendidikan. Yogyakarta: Pustaka Belajar.
9
Secara konvensional klasifikasi kecerdasan dewasa ini masih mengikuti
klasifikasi yang di kembangkan oleh Binet dan Simon,dan diantaranya: pertama,
retardasi mental yang meliputi idiot dengan IQ 30 ke bawah,embisil dengan IQ
31-50,debil dengan IQ 51-70; kedua,slow-learner dengan IQ 71-90;ketiga, normal
(rata-rata) dengan IQ 91-110; keempat,rapid-learner dengan IQ 111-130; dan
kelima gifted dengan IQ 131 ke atas.
4
Desmita.2006.Psikologi Perkembangan. Bandung: PT. Remaja Rosdakarya.
10
BAB III
PENUTUP
A. KESIMPULAN
Pengembangan kreativitas bertujuan untuk meningkatkan kemampuan
anak untuk memgembangkan pemikirannya untuk menghasilkan suatu
produk secara kreatif, penuh dengan inisiatif dan tidak selalu bergantung
pada orang lain. Ketika anak mengekspresikan pikirannya atau
kegiatannya yang berdaya cipta, berinisiatif sendiri, dengan cara-cara yang
original, maka kita dapat mengatakan bahwa mereka itu adalah anak yang
kreatif.
Anak dengan potensi dan kecerdasannya masin-masing perlu diberikan
kesempatan dan dukungan untuk berkembang secara optimal. Melalui
pengembangan kreativitas berbasis kecerdasan jamak diharapkan anak
dapat mengembangkan kemampuannya sesuai dengan ketertarikan
masing-masing anak terhadap suatu objek. Pengaruh kultur budaya dan
lingkungan akan berpengaruh pada proses berpikir dan kemampuan anak
dalam menyelesaikan masalah. Lingkungan di sekitar anak dapat
menyediakan berbagai material untuk membantu anak berimajinasi dan
berkeskpresi sebagai bentuk kreativitas anak.
11
DAFTAR PUSTAKA
Solso, Robert. Dkk. (2008). Psikologi Kognitif Edisi Delapan. Jakarta: Erlangga.
12