Anda di halaman 1dari 9

SATUAN ACARA PENYULUHAN

MOBILISASI PERGERAKAN PADA KLIEN PASCA MELAHIRKAN

Penyuluh

: Maman Gustiarto

Pokok Bahasan

: Mobilisasi (Pergerakan) pada Ibu pasca melahirkan

Sasaran

: Keluarga pasien

Waktu

: 30 menit

Tempat

: Ruang Tunggu OK

Hari / Tanggal

: Rabu, 03 Desember 2014

A.
a.

Tujuan
Tujuan Umum
Setelah mengikuti pendidikan kesehatan, ibu yang melahirkan secara Sectio

Caesaria dan Normal, ibu dan keluarganya dapat mengetahui, mengerti, memahami, dan
menerapkan bagaimana pergerakan setelah melahirkan
b.
1.
2.
3.
4.
5.

Tujuan Khusus
Peserta dapat mengerti dan memahami pergerakan paska persalinan SC dan spontan .
Peserta
Peserta

dapat
dapat

mengerti
mengerti

dan
dan

memahami
memahami

tujuan

manfaat

pergerakan.
pergerakan

Peserta dapat mengerti dan memahami kerugian bila tidak melakukan pergerakan
Peserta dapat mengerti dan memahami rentang gerak dalam

pergerakan

6.

Peserta dapat mengerti dan memahami tahap tahap mobilisasi (pergerakan) dini

7.

Peserta dapat mengerti dan memahami pelaksanaan mobilisasi dini

B.

C.

Metode
a.

Ceramah

b.

Tanya jawab / diskusi

Media
Leafleat, pengeras suara

D.

Kegiatan penyuluhan

No
1

Tahap
Pembukaan

Kegiatan

Waktu

Pengampu
Mengucapkan salam

Keluarga Klien
1. Menjawab salam

2.

Memperkenalkan diri

2. Mendengarkan

3.

Menjelaskan TIU dan TIK

3. Menyimak hal-hal

4.

Apersepsi

5 menit1.

yang penting
4. Menjawab
pertanyaan

Penyajian

20 menit

pengampu.
1.Menyimak

1. Menanyakan kepada

dan

keluarga apakah mengerti

mencatan penjelasan

dan paham pada pergerakan

yang

paska persalinan SC dan

penceramah.

disampaikan

spontan.
2. Menjelaskan materi tentang 2. Menanyakan hal
mobilisasi

pasca

post yang kurang jelas.

oprasi: pengertian, manfaat


dan tujuan serta kerugian 3. Menyimak jawaban
bila

tidak

melakukan penceramah.

pergerakan.
3. Memberi kesempatan pada
keluarga untuk bertanya.
4. Menjawab pertanyaan dari
keluarga.

Penutup

5 menit

1.Memberikan

pertanyaan 1. Menjawab

lisan pada keluarga sesuai

pertanyaan dari

dengan TIK.

pengampu.

2. Menyimpulkan kegiatan
3.

Memberi

pujian

2. Mendengarkan

dan

mitivasi pada keluarga

pengampu

4.
5.

penjelasan
3. Mendengarkan

4. Mengucapkan salam

penceramah
4. Kesepakatan
kontrak
5.

Menjawab salam

E.

Materi (terlampir)
Mobilisasi Dini Pada Ibu Post SC

A.

Pengertian
Mobilisasi adalah suatu pergerakan dan posisi yang akan melakukan suatu aktivitas
/ kegiatan.
Mobilisasi ibu post partum adalah suatu pergerakan, posisi atau adanya kegiatan
yang dilakukan ibu setelah beberapa jam melahirkan dengan persalinan Caesar.

B. Tujuan Mobilisasi
Membantu jalannya penyembuhan penderita / ibu yang sudah melahirkan.
Untuk menghindari terjadinya infeksi pada bekas luka sayatan setelah operasi
seksio sesaria,
Mengurangi resiko terjadinya konstipasi,
Mengurangi terjadinya dekubitus, kekakuan atau penegangan otot otot di seluruh
tubuh,
Mengatasi terjadinya gangguan sirkulasi darah, pernafasan, peristaltik maupun
berkemih
(Carpenito, 2000).
C.

Manfaat Mobilisasi

1. Penderita merasa lebih sehat dan kuat dengan early ambulation.


a. Dengan bergerak, otot otot perut dan panggul akan kembali normal sehingga otot
perutnya menjadi kuat kembali dan dapat mengurangi rasa sakit dengan demikian ibu
merasa sehat dan membantu memperoleh kekuatan, mempercepat kesembuhan.
b. Faal usus dan kandung kencing lebih baik.
c. Dengan bergerak akan merangsang peristaltic usus kembali normal.
d. Aktifitas ini juga membantu mempercepat organ-organ tubuh bekerja seperti
semula.
2. Mobilisasi dini memungkinkan kita mengajarkan segera untuk ibu merawat anaknya.
Perubahan yang terjadi pada ibu pasca operasi akan cepat pulih misalnya
kontraksi uterus, dengan demikian ibu akan cepat merasa sehat dan bisa merawat
anaknya dengan cepat.
3. Mencegah terjadinya trombosis dan tromboemboli.
Dengan mobilisasi sirkulasi darah normal/lancar sehingga resiko terjadinya
trombosis dan tromboemboli dapat dihindarkan.
D.

Kerugian Bila Tidak Melakukan Mobilisasi.


1. Peningkatan suhu tubuh

Karena adanya involusi uterus yang tidak baik sehingga sisa darah tidak dapat
dikeluarkan dan menyebabkan infeksi dan salah satu dari tanda infeksi adalah
peningkatan suhu tubuh.
2. Perdarahan yang abnormal
Dengan mobilisasi dini kontraksi uterus akan baik sehingga fundus uteri keras,
maka resiko perdarahan yang abnormal dapat dihindarkan, karena kontraksi membentuk
penyempitan pembuluh darah yang terbuka
3. Involusi uterus yang tidak baik
Tidak dilakukan mobilisasi secara dini akan menghambat pengeluaran darah dan
sisa plasenta sehingga menyebabkan terganggunya kontraksi uterus.
E.

Rentang Gerak Dalam Mobilisasi


Menurut Carpenito (2000) dalam mobilisasi terdapat tiga rentang gerak yaitu :
1. Rentang gerak pasif
Rentang gerak pasif ini berguna untuk menjaga kelenturan otot-otot dan
persendian dengan menggerakkan otot orang lain secara pasif misalnya perawat
mengangkat dan menggerakkan kaki pasien
2. Rentang gerak aktif
Hal ini untuk melatih kelenturan dan kekuatan otot serta sendi dengan cara
menggunakan otot-ototnya secara aktif misalnya berbaring pasien menggerakkan
kakinya.
3. Rentang gerak fungsional
Berguna untuk memperkuat otot-otot dan sendi dengan melakukan aktifitas yang
diperlukan.

F. Tahap-Tahap Mobilisasi Dini


Mobilisasi dini dilakukan secara bertahap (Kasdu,2003)
Tahap- tahap mobilisasi dini pada ibu post operasi seksio sesarea :
1. Hari 1 4
a. Membentuk lingkaran dan meregangkan telapak kaki
Ibu berbaring di tempat tidur, kemudian bentuk gerak lingkaran dengan telapak kaki
satu demi satu. Gerakan itu seperti sedang menggambar sebuah lingkaran dengan ibu jari
kaki ibu ke satu arah, lalu ke arah lainnya.
Kemudian regangkan masing masing telapak kaki dengan cara menarik jari - jari
kaki ibu ke arah betis, lalu balikkan ujung telapak kaki ke arah sebaliknya sehingga ibu
merasakan otot betisnya berkontraksi. Lakukan gerakan ini dua atau tiga kali sehari.
b. Bernafas dalam
1) Berbaring dan tekukkan kaki sedikit. Tempatkan kedua tangan ibu di bagian dada atas
dan tarik nafas. Arahkan nafas itu ke arah tangan ibu, lalu tekanlah dada saat ibu
menghembuskan nafas.
2) Kemudian tarik nafas sedikit lebih dalam. Tempatkan kedua tangan di atas tulang
rusuk, sehingga ibu dapat merasakan paru paru mengembang, lalu hembuskan nafas

seperti sebelumnya.
3) Cobalah untuk bernafas lebih dalam sehingga mencapai perut. Hal ini akan
merangsang jaringan jaringan di sekitar bekas luka. Sangga insisi ibu dengan cara
menempatkan kedua tangan secara lembut di atas daerah tersebut. Kemudian, tarik dan
hembuskan nafas yang lebih dalam lagi beberapa kali. Ulangi sebanyak tiga atau empat
kali.
c. Duduk tegak
1) Tekuk lutut dan miring ke samping.
2) Putar kepala ibu dan gunakan tangan tangan ibu untuk membantu dirinya ke posisi
duduk. Saat melakukan gerakan yang pertama, luka akan tertarik dan terasa sangat tidak
nyaman, namun teruslah berusaha dengan bantuan lengan sampai ibu berhasil duduk.
Pertahankan posisi itu selama beberapa saat.
3) Kemudian, mulailah memindahkan berat tubuh ke tangan , sehingga ibu dapat
menggoyangkan pinggul ke arah belakang. Duduk setegak mungkin dan tarik nafas dalam
dalam beberapa kali, luruskan tulang punggung dengan cara mengangkat tulang-tulang
rusuk. Gunakan tangan ibu untuk menyangga insisi. Cobalah batuk 2 atau 3 kali.
d. Bangkit dari tempat tidur
1) Gerakkan tubuh ke posisi duduk. Kemudian gerakkan kaki pelan pelan ke sisi tempat
tidur. Gunakan tangan ibu untuk mendorong ke depan dan perlahan turunkan kedua telapak
kaki ibu ke lantai.
2) Tekanlah sebuah bantal dengan ketat di atas bekas luka ibu untuk menyangga.
Kemudian, coba bagian atas tubuh ibu. Cobalah meluruskan seluruh tubuh lalu luruskan
kedua kaki ibu.
e. Berdiri dan meraih
Duduklah di bagian tepi tempat tidur, angkat tubuh hingga
berdiri. Pertimbangkanlah untuk mengontraksikan otot otot
punggung agar dada mengembang dan meregang. Cobalah
untuk mengangkat tubuh, mulai dari pinggang perlahan lahan,
melawan dorongan alamiah untuk membungkuk, lemaskan
tubuh ke depan selama satu menit.
f. Berjalan
Dengan bantal tetap tertekan di atas bekas luka, berjalanlah ke depan. Saat berjalan
usahakan kepala tetap tegak, bernafas lewat mulut. Teruslah berjalan selama beberapa
menit sebelum kembali ke tempat tidur.
g. Menarik perut
Berbaringlah di tempat tidur dan kontraksikan otot otot dasar pelvis, dan cobalah untuk
menarik perut. Perlahan lahan letakkan kedua tangan di atas bekas luka dan
berkonsentrasilah untuk menarik perut menjauhi tangan ibu. Lakukan 5 kali tarikan, dan
lakukan 2 kali sehari.
h. Saat menyusui
Tarik perut sembari menyusui. Kontraksikan otot otot perut selama beberapa detik lalu
lemaskan. Lakukan 5 sampai 10 kali setiap kali ibu menyusui.
G.

Pelaksanaan Mobilisasi Dini


1. Hari ke 1 :
a. Berbaring miring ke kanan dan ke kiri yang dapat dimulai sejak 6-10 jam setelah
penderita / ibu sadar
b. Latihan pernafasan dapat dilakukan ibu sambil tidur terlentang sedini mungkin setelah

sadar.
2. Hari ke 2 :
a. Ibu dapat duduk 5 menit dan minta untuk bernafas dalam-dalam lalu
menghembuskannya disertai batuk- batuk kecil yang gunanya untuk melonggarkan
pernafasan dan sekaligus menumbuhkan kepercayaan pada diri ibu/penderita bahwa ia
mulai pulih.
b. Kemudian posisi tidur terlentang dirubah menjadi setengah duduk
c. Selanjutnya secara berturut-turut, hari demi hari penderita/ibu yang sudah melahirkan
dianjurkanbelajar duduk selama sehari,
3. Hari ke 3 sampai 5
a. Belajar berjalan kemudian berjalan sendiri pada hari setelah operasi.
b. Mobilisasi secara teratur dan bertahap serta diikuti dengan istirahat dapat membantu
penyembuhan ibu.
Mobilisasi dini pada ibu persalinan spontan
A. Pengertian
Pada persalinan normal yang kadang-kadang membutuhkan episiotomi (pengguntingan
jalan lahir untuk membantu percepat persalinan), pemulihan biasanya membutuhkan waktu
sekitar 7-10 hari. Untuk membantu mengurangi rasa sakit selama pemulihan itu, ibu bisa
melakukan beberapa gerakan yang berguna untuk memulihkan kondisi agar tubuh merasa
segar kembali.
B. Tujuan Mobilisasi
Untuk sirkulasi, mobilisasi juga baik buat jahitan. Jika diperlukan akan dilakukan
diatermi/pemanasan vagina agar sirkulasi darah di sekitar vagina jadi baik.
1. Posisi fowler
Tujuan :
Mempertahankan kenyamanan
Memfasilitas fungsi pernafasan
2. Posisi SIM
Tujuan :
Memberikan kenyamanan
Melakukan hukna
Memberikan obat per anus (supositorial)
Melakukan pemeriksaan daerah anus
3. Posisi trendelenburg
Tujuan :
Memperlancar peredaran darahke otak
4. Posisi Dorsal Recumbent
Tujuan :
Perawatan daerah genitalia
Pemeriksaan genetalia
Posisi pada proses persalinan
5. Posisi Litotomi
Tujuan :
Pemeriksaan alat genetalia

Proses persalinan
Pemasangan alat kontrasepsi

6. Posisi Genu Pektoral (Knee chest)


Tujuan :
Pemeriksaan daerah rektum dan sigmoid
C. Manfaat Mobilisasi Bagi Ibu Post bersalin spontan
Walaupun tampaknya sederhana, namun gerakan-gerakan pemulihan banyak manfaatnya.
Antara lain :
Memperbaiki peredaran darah (terutama di kaki),
Menguatkan dan merelaksasikan otot-otot perut, kaki dan punggung.
Latihan ini mendorong kondisi ibu untuk cepat pulih sehingga dapat kembali
beraktivitas seperti biasa.
Melancarkan pengeluaran lokia, mengurangi infeksi peurperium
Mempercepat involusi alat kandungan
Melancarkan fungsi alat gastrointestinal dan alat perkemihan
Meningkatkan kelancaran peredaran darah, sehingga mempercepat fungsi ASI dan
pengeluaran sisa metabolisme. (Manuaba, 1998)
D. Kerugian Bila Tidak Melakukan Mobilisasi
Gangguan pernafasan yaitu sekret akan terakumulasi pada saluran pernafasan yang akan
berakibat klien sulit batuk dan mengalami gangguan bernafas.
Pada sistem kardiovaskuler terjadi hipotensi ortostatik yang disebabkan oleh sistem
syaraf otonom tidak dapat menjaga keseimbangan suplai darah sewaktu berdiri dari
berbagai dalam waktu yang lama.
Pada saluran perkemihan yang mungkin terjadi adalah statis urin yang disebabkan
karena pasien pada posisi berbaring tidak dapat mengosongkan kandung kemih secara
sempurna.
Pada gastrointestinal terjadi anoreksia diare atau konstipasi. Anoreksia disebabkan oleh
adanya gangguan katabolisme yang mengakibatkan ketidak seimbangan nitrogen karena
adanya kelemahan otot serta kemunduran reflek deteksi, maka pasien dapat mengalami
konstipasi.
E. Rentang Gerak Dalam Mobilisasi
F. Tahap-Tahap Mobilisasi Dini
Enam jam setelah melahirkan, ibu bisa melakukan gerakan-gerakan berikut:
1. Dalam keadaan telentang, tekuk kedua kaki, pegangi perut dengan kedua tangan.
Kerutkan pantat, kempiskan perut (dengan menariknya ke arah dalam)
2. Dalam keadaan telentang, luruskan kedua kaki. Gerakkan (cuma sebatas pergelangan
kaki), ke depan ke belakang, miring kanan dan kiri, putar.
3. Dalam keadaan telentang, tekuk kedua kaki, telapak kaki menyentuh kasur, tangan di
depan dada, ambil napas, angkat badan dan kepala (mengangkat badan semampunya).
Buang napas, turunkan kembali.
4. Dalam keadaan telentang, lakukan gerakan mengerutkan otot pantat, lepas, kerutkan
kembali, lepas, dan lakukan kontraksi otot-otot dasar panggul.
5. Dalam keadaan telentang, tekuk kedua kaki, letakkan tangan di samping badan, angkat
pantat sedikit ke atas, gerakkan ke kanan dan ke kiri.
6. Posisikan tubuh miring saat berbaring di pinggir tempat tidur, angkat badan, duduk,
ayun-ayunkan kaki beberapa menit ke kiri dan kanan lalu berdiri tegak. Lihat postur tubuh

di kaca dan usahakan tubuh selalu tegak. - Untuk relaksasi, tidur tengkurap 2 kali sehari
minimal 1,5 jam. Kalau perlu, bagian perut boleh diganjal bantal.
Tahap II (20 menit)
G. Pelaksanaan Mobilisasi Dini
Beberapa hal yang perlu Anda perhatikan adalah:
1. Latihan pernapasan dapat dilakukan dalam posisi terlentang
2. Kontraksikan otot bokong Anda selama duduk
3. Ketika duduk, pilih dasar kursi kuat yang tidak terlalu empuk (agar bisa menahan oto
panggul Anda)
4. Usahakan tidak duduk atau berdiri terlalu lama
5. Lakukan latihan kegel. Tidak perlu khawatir dengan jahitan di vagina, karena senam ini
justru menguatkan perineum (otot-otot di seputar vagina) dan mempercepat penyembuhan
di daerah di sekitarnya.
Minggu kedua setelah melahirkan atau 1-2 hari kemudian, setelah badan lebih fit dari
sebelumnya, lakukan gerakan berikut:
1. Dalam posisi telentang, ambil napas, tarik satu kaki hingga menekuk sambil buang
napas dari mulut, sementara kaki satunya tetap lurus. Tekuk kaki yang lurus sambil ambil
napas, dan luruskan kaki yang menekuk sambil buang napas. Lakukan bergantian.
2. Dalam posisi telentang, tekuk kedua kaki. Letakkan tangan di samping badan. Ambil
napas, angkat pantat ke atas hingga rata dengan dada. Buang napas, sambil kembali ke
posisi semula.
Minggu ketiga setelah melahirkan, atau dua minggu setelah melahirkan, ibu bisa
melakukan gerakan-gerakan ini namun sebelumnya cek otot perut dahulu. Apakah sudah
rapat atau belum (dengan menekankan dua jari ke perut) atau konsultasikan gerakan ini
pada dokter sebelumnya.
1. Saat BAK. Lakukan; tahan BAK, keluarkan, tahan kembali. Lakukan hal ini setiap kali
BAK sampai BAK selesai.
2. Tidur telentang. Tekuk kedua kaki, angkat tangan, ambil napas sambil julurkan tangan
ke arah lutut hingga badan terangkat. Buang napas, turun dan kembali ke posisi awal.
3. Tidur telentang. Tekuk kedua kaki, ambil napas, julurkan satu tangan kanan ke arah
lutut kiri (tangan kiri di samping badan) hingga badan bagian kanan terangkat, buang
napas, kembali ke awal. Lakukan gerakan yang sama untuk sisi sebelah kiri.
4. Minggu keempat atau 15 hari setelah melahirkan, ibu bisa melakukan, Senam atau
olahraga apa saja untuk membentuk tubuh.

Anda mungkin juga menyukai