Anda di halaman 1dari 6

2.

5 Identifikasi Menggunakan Spektrofotometri UV-VIS


Spektrofotometri UV-Vis merupakan suatu metode pengukuran yang
mempelajari interaksi antara atom atau molekul dengan radiasi elektromagnetik,
berdasarkan fakta bahwa substansi kimia secara selektif menghamburkan (scatter),
menyerap (absorb) atau mengemisi (emit) energy elektromagnetik pada panjang
gelombang yang digunakan dalam range ultraviolet (200-400 nm), sinar tampak
(400-700 nm), atau cahaya yang mendekati inframerah (700-800 nm). Namun
sebagian besar instrumen dioperasikan dalam range panjang gelombang sinar tampak
(Khopkar, 2008).
Isolat hasil kromatografi kolom gravitasi dianalisis dengan menggunakan
spektrofotometer ultraviolet. Spektrum ultraviolet senyawa isolat dalam pelarut
kloroform memberikan serapan pada daerah panjang gelombang max = 282,5 nm
dan 237,5 nm, dengan adsorben masing-masing 0,174 dan 0,350, dapat dilihat pada
Gambar 1 berikut.

Gambar 2.1. Spektrum UV-Vis isolat dalam pelarut Kloroform


Serapan panjang gelombang pada 282,5 nm disebabkan pengasaman dari amina
menghasilkan suatu muatan positif pada nitrogen sehingga terjadi geseran serapan
270-290 nm (Silverstein et al, 1984 dalam Lusiana, 2009). Hal yang sama juga
diungkapkan oleh Fessenden & Fessenden (1999) dalam Maryanti (2006) bahwa
adanya serapan maksimum pada panjang gelombang 282,5 nm yang memberikan
indikasi adanya transisi n* dari elektron n menyendiri pada atom N yang terjadi

pada daerah panjang gelombang lebih besar dari 270 nm.Dugaan ini dipekuat dengan
adanya pita serapan pada spektrum IR yaitu pada 3421,48 cm-1 yang menunjukkan
adanya gugus N-H (1o atau 2o). Serapan oleh vibrasi ulur N-H terletak pada daerah
dekat 3500 cm-1 (Sastrohamidjojo, 1992 dalam Maryanti, 2006).
Karmila (2014) berhasil mengisolasi senyawa golongan steroid dari
daun tumbuhan Melochia umbellate. Hasil isolasi dianalisis dengan UV-Vis untuk
mengetahui panjang gelombangnya. Panjang gelombang maksimum senyawa hasil
isolasi yang terukur pada spektrometri UV-Vis sebesar 283,20 nm dengan absorbansi
0,110 mengindikasi bahwa senyawa ini memiliki ikatan rangkap terkonjugasi yang cukup
panjang. Spektra UV dapat dilihat pada gambar

Gambar 2.2 Spektrum UV-Vis senyawa hasil isolasi

Sri Benti Etika (2014) berhasil mengisolasi steroid dari daun mengkudu.
Berdasarkan hasil pengukuran spektrofotometer UV didapat serapan maksimum pada
panjang gelombang 203 nm dengan absorban 0,49854, ini menunjukan adanya ikatan
rangkap tak terkonjugasi. Pita serapan ini lebih rendah dari serapan diena
terkonjugasi pada transisi * didaerah 215 230 nm (Silverstein, R.M.1986). Adanya
ikatan rangkap ini juga didukung oleh hilangnya warna orange dari larutan Br 2 /CCl4
ketika ditambahkan senyawa steroid.
Rosyida (2009) berhasil mengekstraksi senyawa tanin dari kayu merbau.
Berdasarkan hasil pengukuran spektrofotometer UV didapat serapan maksimum pada
panjang gelombang 280,5 nm. Absorbansi yang muncul menunjukkan adanya transisi
electron dari ke * yang mengindikasikan adanya gugus kromofor berupa ikatan
terkonjugasi didalamnya. Gugus kromofor yang terdapat dalam tannin adalah
senyawa benzena dengan C=C yang mempunyai elektron . Spektra UV dapat
dilihat pada gambar.

Gambar 2.3 Spektra UV-Vis senyawa tanin

2.6 Identifikasi Menggunakan FTIR


Spektroskopi IR biasa digunakan untuk mengidentifikasi gugus fungsi suatu
senyawa. Daerah spektra spektroskopi IR dibagi menjadi 3, yaitu IR dekat (antara
0,8-2,5 m atau 12.500-4.000 cm-1), IR tengah (antara 2,5-25 m atau 4.000-400 cm1

), dan IR jauh (antara 25-1.000 m atau 400-10 cm-1) (Rohman dan Gandjar, 2012).
Absorpsi radiasi IR bersesuaian dengan perubahan energi yang berkisar antara

2-10 kkal/mol. Radiasi pada kisaran energi ini ekuivalen dengan frekuensi vibrasi
ulur dan tekuk ikatan dalam kebanyakan ikatan kovalen molekul (Rohman dan
Gandjar, 2012). Ketika suatu senyawa berinteraksi dengan radiasi IR, maka akan
terjadi vibrasi ikatan-ikatan kovalen pada senyawa tersebut. Hal ini yang kemudian
dijadikan dasar untuk mengidentifikasi gugus fungsi pada suatu senyawa. Sebab
setiap gugus fungsi mempunyai tipe ikatan yang berbeda sehingga tiap gugus fungsi
mempunyai serapan IR yang khas.
Hasil spektrum inframerah menunjukkan bahwa isolat (fraksi F8.1)
kemungkinan mengandung beberapa gugus fungsi seperti O-H stretching 3448,72
cm-1 yang didukung dengan satu pita C-O-H streching pada 1381,03 cm-1. Dua pita
serapan dari gugus C-H aldehid muncul pada 2924,09 dan 2854,65 cm-1 serta gugus
karbonil aldehid C=O pada 1735,9 cm-1. Serapan pada bilangan gelombang 2337,72
cm-1 menunjukkan adanya CN stretching yang didukung berturut-turut gugus N-H

10

alifatik dan C-N alifatik pada 1172,72 dan 1111,00 cm-1. Adanya atom Nitrogen
pada berbagai jenis ikatan ini mencirikan suatu senyawa alkaloid. Hal ini didukung
juga dari data spektropmetri massa dimana Berat Molekul isolat yang ganjil yaitu
393. Berdasarkan aturan Nitrogen bahwa bila Berat Molekul suatu senyawa adalah
ganjil artinya senyawa tersebut pasti mengandung atom nitrogen yang jumlahnya
ganjil, yangmana adanya atom nitogen adalah kharakteristik untuk senyawa alkaloid.
Gugus yang lain adalah C=C alifatik (1558,48 cm-1), C-H alifatik bending (1458,18
cm-1), dan C-O-C stretching (1257,59 cm-1) (Sastrohamidjojo, 1997; Silverstin et
al.,

Gambar 2.4 Spektrum inframerah isolate ( fraksi F8.1) dengan pellet KBr

Karmila (2014) berhasil mengisolasi senyawa golongan steroid dari daun


tumbuhan Melochia umbellate. Data spektroskopi IR senyawa hasil isolasi
memperlihatkan adanya gugus OH bebas pada daerah 3448,72 cm-1 yang didukung
dengan munculnya serapan tajam pada daerah 3600 cm-1, gugus C=O pada daerah
1743,65 cm-1, gugus C=C pada daerah 1643,35 cm-1, gugus CH2-CH3 bending pada
daerah 1460,11 dan 1392,31 cm-1, gugus CH alifatik pada daerah 2954,95; 2924,09;
2854,65 cm-1. Data-data ini menguatkan perkiraan bahwa senyawa hasil isolasi termasuk
senyawa golongan steroid yang mengandung banyak ikatan CH alifatik.

11

Gambar 2.5 Spektrum IR senyawa hasil isolasi


Berdasarkan uji Liebermann-Burchard, analisis data IR diduga bahwa
senyawa hasil isolasi adalah senyawa golongan steroid yang memiliki rantai samping
dengan ikatan rangkap terkonjugasi.
Sri Benti Etika (2014) berhasil mengisolasi steroid dari daun mengkudu.
Karakterisasi dengan spektrofotometer Inframerah menunjukan adanya serapan
vibrasi ulur dari OH pada daerah 3445 cm-1, dugaan ini diperkuat oleh adanya
serapan dari regangan C-O alkohol pada daerah 1057 cm-1. Pita serapan ini
menunjukan bahwa senyawa isolat merupakan suatu senyawa siklik (Steroid) yang
mengandung gugus OH. Pita serapan pada daerah panjang gelombang 1642 cm-1
ditimbulkan dari gugus C=C non konjugasi. Serapan pada daerah 2940 cm-1
menunjukan adanya vibrasi ulur dari C-H dari sistim alkana, sedangkan pita serapan
tekuk CH3 muncul pada daerah 1376 cm-1 dan serapan tekuk CH2 muncul pada
daerah 1457 cm-1, data di atas sesuai dengan literature (Sastroamidjojo, H. 1992).
Rosyida (2009) berhasil mengekstraksi senyawa tanin dari kayu merbau.
Ekstrak tanin kering diidentifikasi dengan spektrofotometer FTIR untuk mengetahui
berbagai gugus penyusun tanin dari vibrasi iktan-ikatan nya. Pengukuran dengan
spektrofotometer FT-IR dilakukan pada daerah panjang gelombang 4000 hingga 400
cm-1.

12

Hasil analisis FT-IR ditunjukkan pada gambar 2.6.

Gambar 2.6 spektra FT-IR Tanin dalam pellet KBr


Dari hasil analisis FT-IR pada Gambar 2.6, diketahui adanya puncak pada bilangan
gelombang 3356.25 cm-1 dengan spektra yang melebar yang menunjukkan adanya
vibrasi ulur (stretching) O-H, dan pada daerah 2966.62 cm-1 dan 2924.18 cm-1
menunjukkan vibrasi ulur C-H alifatik. Daerah puncak 1616.4 cm-1, 1512.24 cm-1
dan 1450.52 cm-1 mengindikasikan adanya vibrasi C=C pada cincin aromatik. Pada
daerah bilangan gelombang 1303.92 cm-1 dan 1203.62 cm-1 menunjukkan adanya
vibrasi CO-C yang menjadi karakteristik cincin heteroatom pada tanin dan 1033.88
cm-1 menunjukkan adanya deformasi in-plane C-H. Daerah 840.99cm-1 menunjukkan
adanya out-of-plane (OOP) aromatik yang merupakan ciri khas aromatik terkonjugasi
(Socrates, 1994).

Anda mungkin juga menyukai