Kuliah-Hidrologi 2
Kuliah-Hidrologi 2
Presipitasi
Presipitasi : turunnya air dari atmosfer ke
permukaan bumi, yang bisa berupa hujan,
hujan salju, kabut, embun dan hujan es.
Di daerah tropis, termasuk Indonesia,
yang memberikan sumbangan paling
besar adalah hujan, sehingga seringkali
hujanlah yang dianggap sebagai
presipitasi.
Tipe Hujan
Hujan terjadi karena udara
basah yang naik ke atmosfer
mengalami pendinginan
sehingga terjadi proses
kondensasi.
Naiknya udara ke atas dapat
terjadi secara siklonik,
orografik dan konvektif.
HUJAN KONVEKTIF
Hujan jenis ini biasanya
terjadi sebagai hujan
dengan intensitas yang
tinggi, akibat massa udara
yang terangkat ke atas oleh
pemanasan lahan. Hujan
jenis ini biasanya terjadi di
daerah yang relatif luas dan
bergerak sesuai dengan
pergerakan angin.
Pembentukan hujan konvektif
HUJAN SIKLONIK
Hujan jenis ini biasanya
terjadi karena udara lembab
panas terangkat ke atas
oleh lapisan udara yang
lebih dingin dan lebih rapat.
Penyebaran hujan jenis ini
sangat dipengaruhi oleh
landai pertemuan antara
udara panas dan dingin dan
biasanya merupakan hujan
dengan daerah penyebaran
terbatas dan dalam waktu
pendek.
HUJAN OROGRAFIK
Hujan jenis ini terjadi karena massa udara lembab
terangkat ke atas oleh angin karena adanya
gunung/pegunungan. Udara lembab yang melintasi
daerah pegunungan akan naik dan mengalami
pendinginan, sehingga terbentuk awan dan hujan.
Stasiun Hujan
Stasiun Hujan
Pan
Pena
Pemberat
Tipping bucket
Saringan
Pipa pembuang
Kertas perekam
data hujan
Pelampung
Sifon
METODE
Dalam analisis hidrologi sering diperlukan
untuk menentukan hujan rerata pada
daerah tersebut.
Terdapat 3 metode :
Aritmatik
Poligon Thiessen
Isohiet
p
i 1
p1 p2 p3 ..... pn
p
n
dengan:
p
= hujan rerata di suatu DAS
pi
= hujan di tiap-tiap stasiun
n
= jumlah stasiun
Contoh Ilustrasi
Hitung hujan rerata dengan
metode aljabar!
D = 25 mm
B = 28 mm
C = 30 mm
A = 22 mm
p1 p2 p3 ..... pn
p
n
p A pB pC
p
3
22 28 30
p
3
p 26,67 mm
22 28 30 25
p
26,25mm
4
2. Metode Thiessen
Metode ini digunakan untuk menghitung
bobot masing-masing stasiun yang
mewakili luasan di sekitarnya. Metode ini
digunakan bila penyebaran hujan di
daerah yang ditinjau tidak merata.
A1
A2
A3
A4
Contoh Ilustrasi
D = 25 mm
AB = 53 km2
AC = 45 km2
B = 28 mm
C = 30 mm
A = 22 mm
AA = 50 km2
AD = 20 km2
D = 25 mm
AB = 37 km2
C = 30 mm
B = 28 mm
AC = 41 km2
A = 22 mm
AA = 50 km2
360000
370000
380000
390000
400000
9180000
9180000
350000
BA N J A R NE G A R A
P E T A S T A SI U N H U J A N D A N
P O L IG O N T H IE S E N W IL A Y A H
SU N G A I B O G O W O N T O L U K U L O
W O N O S OB O
Z
$
9170000
K8a
K76b
Z
$
Z
$
Legen d a:
Sungai
Z
$
K43
K49b
Z
$
Z
$
K17
Z
$
D A S
W a w a rK45
K46 K47a
Z
$
Z
$
K20
K11
K36
Z
$
Z
$
K19b
Z
$
K55
Z
$
Z
$
$
Z
K37
K60
K60a
Z
$
K56a
D A S
B og ow on to
Z
$
K36a
K61
Z
$
K61a
K62a
Z
$
Z
$
KU L O N P R OG O
250000
9130000 m U
9130000
Z
$
K63
8
350000
16
360000
Z
$
24 Km
370000
380000
390000
400000 mT
300000
350000
400000
450000
500000
Inzet
JawaTengah
D I.
Yogyakarta
250000
300000
350000
400000
450000
500000
Z
$
JalanKolektor
JalanArteri
JalanLokal
JalanKeretaApi
9250000
Z
$
LokasidanNoStasiunHujan
KelasJalan
Z
$
D A S
C okr oy a sa n
PoligonThiesen
K.2 8a
Z
$
Z K53
K54a $
KBSDA
K22
Z
$
9140000
9140000
Z
$
K49
Z
$
Z
$
Waduk
Z
$
K58
Z K49a
$
PU R W O RE JO
Z
$
Z
$
BatasKecamatan
K50
9150000
Z
$
K33
$
Z
K31
Z
$
K14
9150000
Z B U M EN
$
KE
9160000
Z
$
D A S
L ukulo
BatasLuarW SBogowontoLukulo
GarisPantai
BatasKabupaten
Z
$
K41
Z
$
Sk ala1:3 50 .0 00
K7a
W a duk
W a da slint a ng
9160000
M A G E L AN G
Z
$
9170000
K42a
Sumber:
1.PetaRupaBumiIndonesia,Skala1:25.000,
Tahun1999.
2.DataHujanBalaiPSDAProbolo.
3.HasilAnalisis.
3. Metode Isohiet
Pada prinsipnya isohiet adalah garis yang
menghubungkan titik-titik dengan
tinggi/kedalaman hujan yang sama,
Kesulitan dari penggunaan metode ini
adalah jika jumlah stasiun di dalam dan
sekitar DAS terlalu sedikit. Hal tersebut
akan mengakibatkan kesulitan dalam
menginterpolasi.
A1
I1=100
A2
I2=95
A3
I3=90
A4
I4=85
I5=80
2
i 1
n
I1 I 2
I 2 I3
I n I n 1
A1
A2
..... An
2
2
2
p
A1 A2 ..... An
Dengan:
p = hujan rerata kawasan
Ai = luasan dari titik i
Ii = garis isohiet ke i
B = 22
A = 18
30
A1 = 50 km2
I1
40
A3 = 180
km2
A2 = 20 km2
I3
35
E = 41
C = 36
I2
D = 33
45
A6 = 25 km2
50
A4 = 45 km2
F = 42
G = 65 60
A5 = 15 km2
I5
I4
I6
I = 63
H = 49
A1
50
I I
I I
I I
I I
I1 I 2
I I
A2 3 3 A3 2 4 A4 4 5 A5 5 5 A6 4 6
2
2
2
2
2
2
A1 A2 A3 A4 A5 A6
30 35
40 40
35 45
45 60
60 60
50 50
20
180
45
15
25
2
2
2
2
2
2
50 20 180 45 15 25
14.137,5
p
42,20 mm
335
Melengkapi Data
Jika ada data hilang atau tidak lengkap
R
R
R
1
r
rA
rB
rC
3 R
RB
RC
A
dengan:
R = curah hujan rata-rata setahun di tempat pengamatan R
datanya harus lengkap
rA = curah hujan ditempat pengamatan RA
RA = curah hujan rata-rata setahun di A
CAT SEMARANG-DEMAK
Pekerjaan Rumah
Hitunglah tinggi/kedalaman
hujan rerata dengan metode:
Aritmatika
Poligon Thiessen
Isohiet
Dari suatu DAS yang:
Luasnya anda tentukan sendiri
Jumlah stasiun hujan anda tentukan sendiri
Kedalaman hujan di setiap stasiun anda tentukan
sendiri