6 Acidizing
6 Acidizing
Matrix Acidizing
Dalam metode ini, larutan asam dipompakan atau dinjeksikan agar
melarutkan batuan formasi dan endapan disekitar lubang sumur. Tekanan yang
digunakan lebih kecil dari pada tekanan rekah formasi. Dengan demikian asam
dapat bereaksi dengan dinding pori-pori batuan dan akhirnya akan
memperbesar pori. Maksimum radial penetrasi dan larutan asam ini tergantung
pada kecepatan zat asam di dalam pori-pori.
Beberapa asumsi yang dipakai dalam melaksanakan metode ini adalah
sebagai berikut :
a. Formasi homogen
b. Ukuran pori-porinya seragam
c. Penetrasi larutan asam secara uniform dan radial
d. Kecepatan reaksi menurun secara uniform dengan berkurangnya
konsentrasi asam
e. Berat limestone yang terlarut pada setiap penambahan jarak menurun
secara uniform sampai seluruh asam terpakai.
Berdasar asumsi di atas, jarak radial larutan asam akan menembus formasi
sebelum larutan asam terpakai seluruhnya, dapat dirumuskan dengan
persamaan sebagai berikut :
Volume asam yang diinjeksikan = volume pori-pori terinvasi :
qi t = h (ra2 rw2)
ra =
qi.t
.h
+ rw2
5615qi.t
60..h
+ rw2
Dimana :
ra = jarak radial penetrasi zat asam, ft.
= porositas, fraksi.
qi = injection rate zat asam, bbl/menit.
rw = jari-jari lubang sumur, ft.
h
= ketebalan formasi.
1
2.F .K
Dimana :
K = permeabilitas (darcy)
S = specific surface (cm2/cm3)
F = faktor tahanan formasi
Untuk mendapatkan hasil penetrasi dan fluida asam yang baik, perlu
pengurangan kecepatan reaksi dan menaikkan rate injeksi larutan asam ke
dalam formasi. Spending time asam tergantung pula pada tekanan, temperature,
kecepatan asam dalam batuan dan retarding additivesnya.
2. Fracturing Acidizing
Di dalam operasi acidizing, lrutan zat asam dialirkan melalui rekahan atau
fracturing. Operasi ini dapat dibagi menjadi dua yaitu :
a. Acidizing melalui rekahan yang sudah ada.
Pada metode ini formasi harus terdiri dari banyak rekahan, sehingga
tujuan dari acidizing di sini adalah untuk melarutkan batuan-batuan dari
rekahan tersebut. Kecepatan injeksi selama proses ini dijaga agar tidak
melebihi rekahan formasi.
Dalam mengadakan evaluasi dan acidizing ini, dipakai asumsi sebagai
berikut :
secara
Oven
3.
Labu Erlenmeyer
4.
Timbangan analysis
5.
Beker glass
6.3.2. Bahan
1. Sampel core (karbonat dan pasir)
2. HCl 15%
3. Mud Acid (15% HCl + 3% HF)
4. Aquadest
5. Indikator methyl orange
6. Toluene
Keterangan:
1. HCL 15%
2.
3.
4.
5.
6.
Solubility, % berat =
W w
W
x 100%
Dimana :
W = Berat sampel sebelum diasamkan, gr.
w = Berat sample setelah diasamkan, gr.
Batugamping
Jenis asam/konsentrasi
HCl 15%
8,4990
gr
4,4774
gr
4,0216
gr
47,318
6.5.2. Perhitungan
Berat yang bereaksi
x100%
Berat Kering Core sebelum diasamkan
Acid solubility
4, 0216
x100%
8, 4990
=
= 47,318%
6.6. PEMBAHASAN
Praktikum yang dilakukan kali ini adalah penentuan keasaman pada core
yang berjudul Penentuan Kadar Larut Sampel Formasi pada Larutan. Tujuan
praktikum ini adalah untuk membersihkan kondisi sumur dari karbornat yang
akan menyumbat lubang bor, membantu merekahkan batuan dan meningkatkan
produktifitas formasi.
Pada batu pasir teknik stimulasi yang efektif yaitu hydrolic fracturing, tetapi
dapat juga melakukan pengasaman dengan menggunakan asam HCl 15% yang
ditambahkan HF 3%. Kelebihan Asam HF yaitu untuk melarutkan batu pasir
karena mengandung silika.
Pada praktikum ini menggunakan metode penjenuhan core batu pasir dan batu
gamping. Hal ini ditujukan untuk memperbesar porositas dan permeabilitas
sehingga produktifitas minyak di suatu formasi dapat meningkat. Sebelum
dijenuhkan, core ditimbang untuk mendapatkan berat masing-masing core kering
sebelum pengasaman. Kemudian masing-masing batuan dimasukkan ke larutan
asam kurang lebih 10 menit. Akan terlihat bahwa larutan asam akan mengisi poripori batuan tersebut sehingga gelembung-gelembung udara muncul keluar dari
batuan. Setelah itu batuan diangkat dan dimasukkan kedalam oven dengan
temperatur 105 oC. Setelah 30 menit batuan ditimbang masing-masing lalu
didapatkan berat core kering setelah pengasaman. Proses tersebut dinamakan
proses acidization, pada acidization dilakukan dengan menginjeksikan larutan
asam kedalam batuan reservoir yang terdiri atas batu gamping dan batu pasir.
Larutan asam yang dipompakan atau diinjeksikan ditujukan untuk melarutkan
batuan formasi dan endapan disekitar lobang sumur. Tekanan yang digunakan
lebih kecil dari tekanan rekah formasi. Dengan demikian dapat bereaksi dengan
dinding pori-pori batuan pada akhirnya akan memperbesar pori-pori batuan.
untuk
diinjeksikan
ke
dalam
resevoir
dalam
menstimulasi
dan
6.7.
KESIMPULAN
1.
2.
3.
4.
Batu pasir bereaksi dengan larutan mud acid, sedangkan batu karbonat
bereaksi dengan HCl.
5.
6.
Aplikasi di lapangan :
Menghancurkan scale dan skin sehingga mempercepat laju
produksi.
7.
Penjenuhan
permeabilitas
meningkat
Core
ditujukan
untuk
memperbesar
porositas
dan