Anda di halaman 1dari 7

Studi Kelayakan Pembangunan Pabrik Kelapa Sawit (PKS) Kapasitas 45 Ton Ext 60

Ton TBS/Jam milik PT Agrina Sawit Perdana

BAB VI
ANALISIS INDUSTRI, RISIKO DAN SWOT
6.1 Analisis Industri
6.1.1 Karakteristik Industri

Skala Ekonomis
Di dalam industri pengolahan produk kelapa sawit, skala ekonomis
yang dapat dicapai akan menentukan kontribusi profit yang dapat
diperoleh.

Kebutuhan Modal
Modal yang dibutuhkan untuk terjun ke bisnis ini, yang merupakan
industri terintegrasi walaupun belum sampai ke produk yang dapat
dikonsumsi oleh konsumen akhir, membutuhkan investasi aktiva tetap
yang besar, begitu pula untuk pemenuhan kebutuhan modal kerja.
Tingginya kebutuhan modal kerja disebabkan karena umumnya
produk agribisnis dibeli langsung dari petani pada saat barang
diserahkan.

Switching Cost
Peralatan dan fasilitas produksi yang digunakan dalam industri ini
umumnya dapat digunakan untuk pengolahan produk turunan
agribisnis lainnya dan hanya pada beberapa proses akhir yang
dirancang khusus untuk setiap jenis produk yang dihasilkan sehingga
masih terdapat peluang untuk beralih ke proses pengolahan bahan
baku produk agribisnis yang lain apabila pasokan bahan baku yang
dibutuhkan tidak terjamin.

Diferensiasi Produk
Diferensiasi produk yang dapat dilakukan atas produk yang
dihasilkan oleh industri ini umumnya hanya pada kualitas yang
dihasilkan dan terkait dengan pangsa pasar yang dituju karena
masing-masing pilihan memiliki pasar tersendiri.

Akses Ke Saluran Distribusi

Bab VI -1

Studi Kelayakan Pembangunan Pabrik Kelapa Sawit (PKS) Kapasitas 45 Ton Ext 60
Ton TBS/Jam milik PT Agrina Sawit Perdana
Target pasar dalam memasarkan hasil produksi CPO adalah lokal
dan ekspor. Akses ke saluran distribusi ini relatif tidak terlalu sulit,
melihat selama ini jarang ditemukan ada perusahaan yang tidak
dapat memasarkan hasil produksinya.

Kebijakan Pemerintah
Produk yang dipasarkan oleh Perseroan merupakan produk
komoditas dimana kebijakan Pemerintah memiliki pengaruh yang
cukup besar terutama untuk mengendalikan pasokan di dalam negeri.

6.1.2 Kompetisi Dalam Industri

Jumlah Pesaing
Persaingan dalam industri dimana Perseroan menjadi bagiannya
merupakan industri yang menarik bagi banyak pesaing. Oleh karena
itu, persaingan dalam industri ini relatif ketat dan terus berkembang.

Tingkat Pertumbuhan Industri


Industri berbasis agribisnis merupakan industri yang terbukti mampu
bertahan pada saat Indonesia menghadapi krisis ekonomi. Oleh
karena itu, industri ini sangat menarik bagi investor-investor lokal
maupun asing. Hal ini menyebabkan tingkat pertumbuhan industrinya
relatif cukup baik jika dibandingkan dengan industri lainnya.

Karakteristik Produk
Produk yang dihasilkan oleh Perseroan merupakan produk yang hasil
akhirnya akan menjadi kebutuhan hidup sehari-hari, namun
penggunanya sangat tergantung lebih kepada jenis produk / komoditi,
fungsi tambahan, kualitas dan kemudahan pemenuhannya. Oleh
karena itu kemampuan suatu perusahaan dalam mengantisipasi
kebutuhan produsen yang akan memproduksi produk akhir
merupakan kunci dalam menghadapi persaingan.

Kapasitas
Untuk meningkatkan kapasitasnya, umumnya diperlukan investasi
yang sangat besar karena di dalam industri ini unsur investasi baik
dalam tanaman maupun mesin memiliki peran yang sangat tinggi.
Pendayagunaan kapasitas dari masing-masing pemain di industri ini

Bab VI -2

Studi Kelayakan Pembangunan Pabrik Kelapa Sawit (PKS) Kapasitas 45 Ton Ext 60
Ton TBS/Jam milik PT Agrina Sawit Perdana
cukup beragam, tergantung kepada skala usaha dan pasar
sasarannya.

Halangan untuk Keluar


Halangan untuk keluar dari industri yang dijalankan oleh Perseroan
relatif tinggi karena modal yang dilibatkan dalam investasi sangat
besar.

6.1.3 Posisi Pembeli


Posisi pembeli dalam industri ini memiliki posisi tawar yang lebih baik,
karena jumlah produsen yang relatif banyak dengan kualitas yang
beragam, sehingga pembeli memiliki banyak alternatif pilihan.

6.1.4 Posisi Pemasok Bahan Baku


Posisi pemasok dalam industri yang dilaksanakan oleh Perseroan
umumnya telah menjadi bagian dari usahanya (dikelola sendiri). Selain
dari kebun sendiri pasokan TBS juga diperoleh dari kebun koperasi yang
bermitra dengan Perseroan serta beberapa perusahaan afiliasi dan
mitranya. Apabila pasokan bahan baku sebagian besar dipenuhi dari
pihak ketiga, maka posisi pemasok sangat mempengaruhi kinerja
operasional pabrik dalam memenuhi kapasitas olahnya.

6.1.5 Produk Substitusi


Produk akhir dari industri yang dilaksanakan oleh Perseroan merupakan
salah satu dari kebutuhan pokok dengan substitusi yang tersedia cukup
beragam seperti minyak kelapa, minyak kedelai dan minyak jagung.
Substitusi dilakukan karena adanya perbedaan selera, harga dan
kualitas yang diharapkan.

6.1.6 Kepentingan Stakeholders


Peranan Pemerintah dalam industri ini cukup besar, misalnya pada halhal yang berkaitan dengan perijinan yang berkaitan untuk penggunaan
lahan perkebunan, pengendalian pasokan di pasar lokal atau pada
standar atas produk akhir yang dapat digunakan oleh konsumen.

Bab VI -3

Studi Kelayakan Pembangunan Pabrik Kelapa Sawit (PKS) Kapasitas 45 Ton Ext 60
Ton TBS/Jam milik PT Agrina Sawit Perdana

6.2 Analisis Risiko


Sebagaimana halnya kegiatan usaha lainnya, bidang usaha yang
dilakukan Perseroan tidak terlepas dari risiko usaha yang disebabkan oleh
berbagai faktor, antara lain:

1. Risiko Persaingan
Risiko persaingan merupakan risiko yang selalu dihadapi di setiap jenis
usaha dan mempunyai pengaruh yang sangat besar apabila Perseroan
tidak melakukan suatu langkah antisipasi. Persaingan usaha yang
dihadapi oleh Perseroan relatif ketat, mengingat saat ini industri ini
masih terus tumbuh. Hal ini dapat mempengaruhi pangsa pasar yang
dapat diraih oleh Perseroan yang kemudian dapat mempengaruhi
pendapatan Perseroan.

2. Risiko Harga
Risiko harga yang dihadapi oleh Perseroan berkaitan dengan sifat
produk yang dijual yaitu CPO dan Kernel yang merupakan komoditi
dunia dengan harga yang fluktuatif tergantung pada harga yang
berlaku di pasaran dunia. Perseroan perlu melakukan terobosan untuk
menjaring pasar yang lebih luas untuk mendapatkan kesempatan
memperoleh harga yang lebih baik.

3. Risiko Alam
Faktor alam memiliki pengaruh yang besar bagi usaha Perseroan
terutama dalam kaitannya dengan pemenuhan bahan baku bagi PKS.
Karena produksi kelapa sawit sebagai bahan baku PKS sangat
ditentukan oleh berbagai faktor alam seperti curah hujan dan iklim yang
sesuai.

4. Risiko Tidak Tercapainya Proyeksi


Jika proyeksi penjualan dan produksi yang ditargetkan tidak tercapai
akan dapat mempengaruhi cash flow Perseroan yang pada akhirnya
menghambat pengembalian kredit bank.

5. Risiko Kebijakan Pemerintah

Bab VI -4

Studi Kelayakan Pembangunan Pabrik Kelapa Sawit (PKS) Kapasitas 45 Ton Ext 60
Ton TBS/Jam milik PT Agrina Sawit Perdana
Kebijakan atau Peraturan Pemerintah, baik yang secara langsung
berkaitan dengan perkebunan kelapa sawit maupun yang berhubungan
dengan perekonomian secara keseluruhan dapat membawa pengaruh
yang menguntungkan ataupun kurang menguntungkan bagi
pendapatan Perseroan.

6. Risiko Lahan Perkebunan


Jangka waktu HGU untuk perkebunan adalah 25 tahun yang dapat
diperpanjang dan diperbaharui menjadi 35 tahun. Apabila Perseroan
menghadapi kesulitan dalam pemenuhan kebutuhan lahan maka akan
berakibat terganggunya pasokan bahan baku yang akhirnya akan
berpengaruh pada pendapatan Perseroan.

7. Risiko Pemogokan Tenaga Kerja


Pemogokan tenaga kerja dapat mengakibatkan terganggunya aktivitas
operasional Perseroan dan akan mempengaruhi pendapatan
Perseroan.

8. Risiko Masalah Pencemaran Lingkungan


Perkebunan Perseroan memerlukan lingkungan yang bersih dan tidak
tercemar. Pada masa yang akan datang seiring dengan lajunya
perkembangan industri di daerah sekitar perkebunan dapat
menyebabkan lingkungan menjadi tercemar jika industri-industri
tersebut tidak melakukan pengolahan limbah sesuai dengan peraturan
lingkungan hidup. Hal ini dapat mempengaruhi kegiatan usaha yang
dilakukan oleh Perseroan.

9. Risiko Peraturan Negara Pengimpor


Untuk meningkatkan pasar dan nilai penjualan ekspornya, Perseroan
sangat tergantung pada kebijakan yang diterapkan oleh negara
pengimpor. Apabila negara pengimpor menerapkan peraturan yang
menghambat seperti pengenaan pajak impor ataupun sistem kuota
maka akan dapat mempengaruhi tingkat pendapatan Perseroan.

10. Risiko Nilai Tukar Valuta Asing


Fluktuasi nilai tukar sangat berpengaruh bagi usaha yang dijalankan
oleh Perseroan karena akan berpengaruh terhadap harga jual CPO
dan kernel, hal ini dapat mempengaruhi kinerja keuangan Perseroan.

Bab VI -5

Studi Kelayakan Pembangunan Pabrik Kelapa Sawit (PKS) Kapasitas 45 Ton Ext 60
Ton TBS/Jam milik PT Agrina Sawit Perdana

6.3 Analisis SWOT


6.3.1 Strength (Kekuatan)

Dibangunnya unit PKS akan memberikan nilai tambah (added value)


bagi Perseroan, karena dapat diolah dan dijual dalam bentuk CPO
dan Kernel yang memiliki nilai jual lebih tinggi dibandingkan dengan
nilai jual TBS.
Adanya jaminan sumber bahan baku dari kebun milik Perseroan.
Areal lokasi kebun yang akan dibangun merupakan areal dalam satu
hamparan, sehingga memudahkan dalam pengontrolannya.

6.3.2 Weakness (Kelemahan)


Ketergantungan sumber bahan baku dari pihak ke tiga atau masyarakat
sekitar proyek dan unit kebun Perseroan dapat mengganggu kinerja PKS
jika tidak pelihara dalam sistem pembelian dan Panen, Angkut dan Olah
(PAO), yang berpengaruh terhadap kualitas produksi.

6.3.3 Opportunity (Kesempatan)

Semakin terbukanya pasar negara-negara importir seperti Cina,


Rusia dan India akan membuka peluang impor bagi negara pemasok,
khususnya Indonesia, untuk memenuhi permintaan di dalam
negerinya yang terus meningkat.

Adanya dukungan Pemerintah setempat dalam rangka menarik


investor untuk mengembangkan potensi di wilayah Kabupaten
Sanggau, Provinsi Kalimantan Barat berupa kemudahan dalam
memperoleh perijinan.

6.3.4 Threat (Ancaman)

Ancaman terbesar yang mungkin dihadapi oleh Perseroan adalah


apabila harga jual CPO dan Kernel mengalami penurunan yang dapat
menyebabkan lebih rendahnya nilai pendapatan yang diterima
dibandingkan dengan biaya-biaya yang dikeluarkan. Ini dapat
disebabkan oleh berbagai hal, antara lain kelebihan produksi minyak
kedelai dan minyak jagung serta kebijakan-kebijakan ekonomi dari
pemerintah mengenai bea ekspor barang yang tinggi.

Bab VI -6

Studi Kelayakan Pembangunan Pabrik Kelapa Sawit (PKS) Kapasitas 45 Ton Ext 60
Ton TBS/Jam milik PT Agrina Sawit Perdana

Terbukanya peluang berdirinya pabrik PKS milik swasta di sekitar unit


usaha di wilayah Kabupaten Sanggau yang menjadi kompetitor
Perseroan terutama dalam hal sumber pasokan pembelian TBS dari
pihak masyarakat.

Bab VI -7

Anda mungkin juga menyukai