Ringkasan Materi
Cina yang menjadi pasar utama produk batu bara dari Indonesia mengalami
pelambatan ekonomi sekaligus penurunan permintaan energi . ekspor Indonesia ke Cina
mencapai 25% dari total produksi batu bara Indonesia. Rahmadi ernawan harus
mempresentasikan usulan keputusan strategik kepada board of directors. PT. Petrosea Tbk.
memulai usaha pada tahun 1972 di bawah bendera nama PT. Petrosea Internasional
Indonesia, lalu berganti nama lalu menyususl initial public offering pada tahun 1990.
Petrosea menjadi perusahaan rekayasa, kontruksi dan pertambangan pertama yang tercatat di
bursa efek Indonesia. Tahun 2009, PT. Indika energi Tbk. mengakusisi dan mengambil alih
98,55% kepemilikan saham perusahaan. Februari 2012, untuk mematuhi peraturan OJK,
Indika energi menjual 28,75% kepemilikan saham dari total saham yang dikeluarkan kepada
masyarakat.
Perusahaan ini sangat terkenal kemampuannya dalam industri batu bara. Keunggulan
perusahaan adalah pada kemampuan untuk menyediakan jasa pertambangan terpadu pit to
port, kemampuan rekayasa dan kontruksi yang terintegrasi, serta jasa logistik, dengan selalu
berkomitmen penuh terhadap penerapan keselamatan, keshatan kerja dan lingkungan,
manajemen mutu, dan integritas bisnis.
Petrosea memiliki tiga lini bisnis, yaitu kontrak pertambangan, jasa minyak dan gas
bumi, serta rekayasa dan manajemen proyek. Petrosea menyediakan jasa proyek
pertambangan yang meliputi : kontrak jasa pertambangan tambang terbuka; kontruksi sipil
dan infrastruktur, termasuk jalan, bendungan taling dan fasilitas site; jasa teknis serta
perencanaan optimalisasi tambang. Segmen bisnis jasa minyak dan gas bumi petrosesa
memberikankontribusi pendapatan pada perusahaan yang cukup besar. Petrosea menerapkan
metodologi proyek yang mengacu pada standar internasional guna mewujudkan pencapaian
yang memuaskan bagi para pelanggan. Bisnis rekayasa dan manajemen proyek petrosea
memberikan kontribusi pendapatan mencapai hingga 12,92% atau mengalami peningkatan
pada tahun 2015, karena perusahaan menerima sejumlah kontrak baru pada tahun 2015.
Porsi terbesar dari lini bisnis petrosea adalah kontrak pertambangan di tahun 2015,
yaitu sebesar 70,8% di tahun 2015, mengalami penurunan dibandingakan tahun 2014 yang
mencapai 85%. Hal tersebut diakibatkan penurunan market share petrosea akibat adanya
klien petrosea yang tutup akibat tidak mampu menanggung biaya operasional yang secara
otomatis proyek petrosea juga terhenti dalam kegiatan pertambangannya.