TandaTangan :
.
I.
IDENTITAS PASIEN
Nama
Jenis kelamin
Umur
Agama
Alamat
Pekerjaan
Status
Tanggal Pemeriksaan
II.
: Tn. A
: Laki-laki
: 39tahun
: Islam
: Cijujung, Bogor
: Karyawan
: Menikah
: 16 Juni 2015
ANAMNESIS
Dilakukan secara autoanamnesis pada tanggal 16 Juni 2015 di poliklinik mata RS FMC.
Keluhan utama
Mata kiri silau, kabur dan nyeri sejak dua minggu yang lalu SMRS.
Keluhan tambahan
Mata gatal dan kadang berair.
Riwayat penyakit sekarang :
Dua minggu SMRS, os mengeluh mata kirinya terasa silau, buram secara mendadak
dan nyeri terutama pada pagi hari. Os mengatakan awalnya mata kiri terasa gatal, merah
dan kadang berair. Keluhan pada mata ini baru dialami pertama kali.
Os memiliki riwayat alergi terhadap udara dingin dimana dirinya sering bersinbersin pada pagi hari.Os mengatakan terdapat polip pada hidungnya dan rutin mengonsumsi
obat untuk hidung tersumbat.Os juga mengatakan dalam dua bulan terakhir ini os sering
merasa tidak enak badan secara hilang timbul.
Adanya riwayat sakit kepala,nyeri-nyeri pada persendian, sariawan hilang timbul,
gigi berlubang dan batuklama disangkal os.Riwayat menggunakan obat-obat terlarang dan
alkohol juga disangkal. Os tidak memiliki riwayat darah tinggi dan kencing manis. Os juga
tidak pernah memakai kacamata sebelumnya.
Riwayat penyakit dahulu :
a. Umum
- Asthma
- Hipertensi
- Diabetes Melitus
- Stroke
- Alergi
: tidak ada
: tidak ada
: tidak ada
: tidak ada
: ada, alergi udara dingin, sering bersin di pagi hari, sering
pilek, terdapat polip pada hidung dan minum obat dekongestan secara teratur.
b. Mata
- Riwayat sakit mata sebelumnya
- Riwayat penggunaan kaca mata
- Riwayat operasi mata
- Riwayat trauma mata sebelumnya
: tidak ada
: tidak ada
: tidak ada
: tidak ada
PEMERIKSAAN FISIK
A. Status generalis
Kondisi umum
: Baik
Kesadaran
: Compos mentis
Tanda-tanda vital
:
- Tekanan darah
: 120/80 mmHg
- Nadi
: 80 x/menit
- Suhu
: 36 C
- Pernafasan
: 20 x/menit
- Kepala/ leher
: Normocephali pembesaran KGB tidak ada
- Jantung/paru
: BJ1 dan BJ2 Reguler/Suara napas vesikuler, Rh-/- Wh-/- Abdomen
: Tidak diperiksa
- Ekstremitas
: Tidak ada kelainan
B. STATUS OFTALMOLOGIS
KETERANGAN
1. VISUS
OD
OS
- Axis visus
0,4 PH 0.5
- Koreksi
S+0.50 C-0.50 x
- Addisi
Tidak dilakukan
- Distansia pupil
Tidak dilakukan
- Kacamata lama
2. KEDUDUKAN BOLA MATA
150 0.6
Tidak dilakukan
Tidak dilakukan
-
Eksoftalmus
Enoftalmus
Deviasi
Gerakan bola mata
- Strabismus
- Nistagmus
3. SUPERSILIA
Tidak ada
Tidak ada
Tidak ada
Baik ke
Tidak ada
Tidak ada
Tidak ada
semua Baik ke
arah
Tidak ada
arah
Tidak ada
Tidak ada
Tidak ada
semua
- Warna
Hitam
Hitam
- Simetris
Simetris
Simetris
4. PALPEBRA SUPERIOR DAN INFERIOR
-
Edema
Tidak ada
Tidak ada
Nyeri tekan
Tidak ada
Tidak ada
Ektropion
Tidak ada
Tidak ada
Entropion
Tidak ada
Tidak ada
Blefarospasme
Tidak ada
Tidak ada
Trikiasis
Tidak ada
Tidak ada
Sikatriks
Tidak ada
Tidak ada
Ptosis
Tidak ada
Tidak ada
Punctum lakrimal
Normal
Normal
Fissura palpebra
Tidak ada
Tidak ada
Tes Anel
Tidak dilakukan
Tidak dilakukan
5. KONJUNGTIVA SUPERIOR DAN INFERIOR
Hiperemis
Tidak hiperemis
Folikel
Tidak ada
Papil
Tidak ada
Sikatriks
Tidak ada
Hordeolum
Tidak ada
Kalazion
Tidak ada
Anemis
Tidak ada
Lithiasis
Tidak ada
Korpus alineum
Tidak ada
6. KONJUNGTIVA BULBI
- Sekret
- Injeksi konjungtiva
- Injeksi siliar
- Perdarahan subkonjungtiva
- Pterigium
- Pinguekula
- Nervus pigmentosa
- Kista dermoid
Tidak ada
Tidak ada
Tidak ada
Tidak ada
Tidak ada
Tidak ada
Tidak ada
Tidak ada
Tidak ada
Tidak ada
Tidak ada
Tidak ada
Tidak ada
Tidak ada
Tidak ada
Tidak ada
Tidak ada
Tidak ada
Tidak ada
Ada
Tidak ada
Tidak ada
Tidak ada
Tidak ada
Tidak ada
7. SKLERA
- Warna
- Ikterik
- Nyeri tekan
8. KORNEA
Putih
Tidak ada
Tidak ada
Putih
Tidak ada
Tidak ada
Kejernihan
Permukaan
Ukuran
Sensibilitas
Infiltrat
Keratik presipitat
Sikatriks
Ulkus
Perforasi
Arcus senilis
Edema
Tes Placido
9. BILIK MATA DEPAN
Jernih
Rata, licin
12 mm
Tidak dilakukan
Tidak ada
Tidak ada
Tidak ada
Tidak ada
Tidak ada
Tidak ada
Tidak ada
Tidak dilakukan
Jernih
Rata, licin
12 mm
Tidak dilakukan
Tidak ada
Positif
Tidak ada
Tidak ada
Tidak ada
Tidak ada
Tidak Ada
Tidak dilakukan
Kedalaman
Kejernihan
Hifema
Hipopion
Intraocular lense
10. IRIS
Dalam
Jernih
Tidak ada
Tidak ada
Tidak ada
Cukup dalam
Jernih
Tidak ada
Tidak ada
Tidak ada
Warna
Kripte
Sinekia
Koloboma
11. PUPIL
Hitam
Tidak ada
Tidak ada
Tidak ada
Hitam
Tidak ada
Ada, posterior
Tidak ada
Letak
Bentuk
Ukuran
Reflek cahaya langsung
Reflek cahaya tak langsung
12. LENSA
Sentral
Bulat
4 mm
Ada
Ada
Sentral
Irregular
4 mm
Ada
Ada
- Kejernihan
- Letak
- Tes Shadow
13. BADAN KACA
Jernih
Sentral
Negatif
Jernih
Tidak di sentral
Positif
- Kejernihan
Jernih
Keruh
Batas
Warna
Ekskavasio
Rasio arteri : vena
C/D rasio
Refleks makula
Eksudat
Perdarahan
Sikatriks
Ablasio
15. PALPASI
- Nyeri tekan
- Massa tumor
- Tensi okuli
- Tonometri non kontak
- Tonometri Schiots
16. KAMPUS VISI
- Tes konfrontasi
IV.
Tegas
Orange
Tidak ada
2/3
0.3
Positif
Tidak ada
Tidak ada
Tidak ada
Tidak ada
Tidak ada
Tidak ada
Normal
Sulit dinilai
Sulit dinilai
Sulit dinilai
Sulit dinilai
Sulit dinilai
Positif
Tidak ada
Tidak ada
Tidak ada
Tidak ada
Tidak ada
Tidak ada
dengan Normal
dengan
palpasi
12.0 mmHg
Tidak dilakukan
palpasi
16.1 mmHg
Tidak dilakukan
Sesuai pemeriksa
Sesuai pemeriksa
PEMERIKSAAN PENUNJANG
Tidak dilakukan
V.
RESUME
Pasien laki-laki, 39 tahun datang ke poli mata RS FMC dengan keluhan mata
kirinya terasa silau, buram secara mendadak dan nyeri terutama pada pagi hari sejak dua
minggu SMRS. Keluhan ini baru dialami pertama kali dan diawali dengan mata kiri gatal,
merah dan kadang berair.
Os memiliki riwayat alergi terhadap udara dingin dimana dirinya sering bersinbersin pada pagi hari, terdapat polip pada hidungnya dan rutin mengonsumsi obat untuk
hidung tersumbat.Os juga mengatakan dalam dua bulan terakhir ini os sering merasa tidak
enak badan secara hilang timbul.
Riwayat sakit kepala, nyeri-nyeri pada persendian, sariawan hilang timbul, gigi
berlubang, batuk lama, darah tinggi dan kencing manis disangkal. Riwayat menggunakan
obat-obat terlarang dan alkohol juga disangkal.Os mengatakan tidak pernah memakai
kacamata sebelumnya.
Dari status oftalmologis didapatkan :
OD
Keterangan
Visus
Koreksi: C
OS
0,4 PH 0.5
-0.50 Koreksi: S+0.50 C-0.50
x701.0
x 150 0.6
Tenang
Konjungtiva Bulbi
Injeksi siliar
Jernih
Kornea
Keratik presipitat
Tenang
Iris
Sinekia posterior
Dalam
Cukup dalam
Bulat
4 mm
RCL/RCTL : +/+
Pupil
Irregular
4 mm
RCL/RCTL : +/+
Lensa
N/palpasi
12.0 mmHg
Tonometri
Sesuai pemeriksa
Konfrontasi
Aplanasi
VI.
DIAGNOSIS KERJA
Uveitis oculi sinistra et causa reaksi alergi.
VII.
DIAGNOSA BANDING
Uveitis oculi sinistra et causa infeksi.
Digital/ N/ palpasi
16.1 mmHg
Sesuai pemeriksa
Sulit dinilai
IX.
Tes darah rutin untuk membedakan penyebab bakteri atau virus dan mengetahui
PENATALAKSANAAN
Non medikamentosa
Rujuk ke dokter spesialis mata
Medikamentosa
Tetes mata steroid
R/ Dexamethasone 1 mg, neomycin sulfate 3.5 mg, polymyxin B sulfate 10000 IU
S 4 dd gtt 1
Steroid sistemik
R/ Metilprednisolon tab 16 mg
S 1 dd tab 2
Siklopegik
R/ Atropin Sulfate 5 mg ED
S 2 dd gtt 1
Edukasi
Istirahat yang cukup, makan makanan yang bergizi.
Hindari paparan debu dan sinar matahari dengan memakai kacamata.
Mata jangan dikucek-kucek.
Kontrol 1 minggu lagi atau apabila gejala bertambah berat.
X.
PROGNOSIS
Ad vitam
Ad fungsionam
Ad sanasionam
OD
: bonam
: bonam
: bonam
OS
bonam
dubia ad malam
dubia ad malam
Antiseptic
mata
kortikosteroid
Betagentam
Blecidex
Dosis
dihydrogen 1-2 tetes, 4-6 kali/ hari.
disodium
1mg,
gentamicin sulfate 5 mg
Framycetin sulphate 5 mg, 1-2 tetes pada tiap mata sakit,
gramicidin
0.05
dexamethasone 0.5 mg
Bralifex Plus
Tobramycin
Inmatrol
dexamethasone 1 mg
Dexamethasone
neomycin 3.5 mg
Dexamethasone
Kloramixin D
tobramycin 3 mg
Chloramphenicol
0.025%
Per mL Polymyxin B sulfate 1-2 tetes, 4-6 kali/hari.
6000 iu, neomycin 3.5 mg,
Polidemisin
dexamethasone 1 mg
Per
mL
tetes
Dexamethasone
gramicidin
Terracortril ophth
0.05
dexamethasone 0.5 mg
Per gram Oxytetracycline 5 Oles inci salep 2-3 kali/
mg, hydrocortisone 5 mg
Kortikosteroid mata
Betam- Ophtal
Flumetholon
Ocuflam
Betamethasone
hari.
phosphate disodium
Fluorometholone
fluorometholone
hari
1-2 tetes, 2-4 kali/ hari
1-2 tetes, 2-4 kali/ hari
Dasar diagnosis
Sesuai dengan lokasi anatomi, IUSG (International Uvea Study Group) mendefinisikan
panuveitis sebagai suatu peradangan generalisata pada tiga bagian uvea dan mengenai retina
serta vitreous humor. Diagnosis panuveitis ditegakkan dengan adanya tanda klinis berikut:
a.
Peradangan koroid atau peradangan retina sepeti koroiditis (fokal, multifokal, atau
serpiginosa), granuloma koroid, retinokoroid, vaskulitis retina, abses subretina,
b.
c.
Penggunaan obat-obat untuk penyakit tertentu (intravenous drug users) atau narkoba.
Treponema
TPHA FTA-abs
_
_
Hasil
Bukan syphilis
Positif palsu
+
_
+
+
Syphilis
Negatif palsu (pengobatan
lama)
Penyakit yang
Hasil
Pemeriksaan
dicurigai berdasarkan
laboratoriu
radiologi
riwayat dan
Konsultasi
Pemeriksaan
lainnya
pemeriksaan fisik
Ankylosing spondylitis
Inflammatory
LED,
(+) HLA-B27
Sacroiliac xrays
bowel (+)HLA-B27
Internist or
gastroenterologist
disease
Reiters syndrome
LED,
(+) HLA-B27
Rheumatologist
Joint xrays
Internist,
urologist,
rheumatologist
Cultures;
conjunctival,
urethral,
prostate
Psoriatic arthritis
(+) HLA-B27
Rheumatologist,
dermatologist
Herpes
Diagnosis
Dermatologist
klinis
Behcets disease
Juvenile
arthritis
(+) HLA-B27
rheumatoid LED,
(+) ANA,
(-)Rheumatoi
Internist or
Rheumatologist
Joint x- rays
Rheumatologist or
pediatrictian
Chest x-ray
Internist
Behcets
skin
puncture test
d factor
Sarcoidosis
Angiotensin
converting
enzyme
(ACE)
Syphilis
(+) RPR or
Internist
VDRL
FTA-ABS or
MHA-TP
Tuberculosis
Chest x-ray
Internist
tapi karena penetrasi yang sulit kurang efektif untuk posterior uveitis.
Terapi sistemik corticosteroid biasanya digunakan untuk bilateral atau dengan pasien
dengan retinitis.