PENGENDALAIN PROSES
PADA INDUSTRI ETILEN OKSIDA
Disusun oleh:
Muhammad Rizki Alfi
12.14.013
Rina Eka M.
12.14.016
12.14.021
KATA PENGANTAR
Segala Puji syukur kepada Allah SWT atas Rahmat dan hidayah-Nya, sehingga kami
masih diberi kesehatan dan kesempatan untuk menyusun makalah tentang pengendalian
proses pada industri etilen oksida. Makalah ini dibuat untuk memahami pengedalian proses
dan aplikasinya pada suatu industri. Makalah ini membahas tentang pegertian
pengendalaian proses, peranan pengendalian proses, macam-macam pengendalian proses,
instrument pada pengendalian proses dan contoh aplikasi pengendalian proses pada
industri etilen oksida . Semoga makalah ini bermanfaat bagi yang membacanya.
Sesuai pepatah yang mengatakan tak ada gading yang tak retak, kami pun
menyadari bahwa makalah yang kami buat ini masih banyak kesalahan dan kekurangan,
karena kami maih dalam tahap pembelajaran, maka dari itu kami mengharapkan kritik dan
saran bagi pembaca demi kesempurnaan dalam penyusunan makalah ini.
Penulis
DAFTAR ISI
Kata Pengantar...........................................................................................................1
Daftar isi.....................................................................................................................2
BAB I Pendahuluan
1.1. Latar Belakang Masalah.....................................................................................3
1.2. Tujuan Penulisan.................................................................................................3
1.3. Manfaat Penulisan...............................................................................................3
BAB II Pembahasan
2.1. Pendahuluan........................................................................................................4
2.2. Pengertian pengendalian proses .........................................................................4
2.3. Peranan pengendalian proses..............................................................................5
2.4. Macam-macam pengendalian proses..................................................................7
2.5.Instrument Pada Pengendalian Proses.................................................................8
2.6. Contoh pengendalain proses pada industri etilen oksida....................................9
Pertanyaan Penyanggah.............................................................................................17
BAB I
PENDAHULUAN
pengotrolan level pada flash drum, pengontrolan flow rate aliran dan pengontrolan
proses pada reaktor.
BAB II
4
PEMBAHASAN
2.1.
Pendahuluan
Dalam industri proses modern terdapat peralatan proses yang bekerja pada
temperatur, tekanan, level (ketinggian) dan flow rate. Variabel tersebut sangat penting
karena jika dapat di kontrol dengan baik maka produk yang dihasilkan menjadi
konstan. Sedangkan konsentrasi bukanlah variabel yang penting yang harus di kontrol
5
pabrik
memiliki
kondisi
operasi
yang
berbahaya
bagi
alarm dan
memperkecil
pengendalian
bertugas
mempertahankan
batas
aman
operasi.
Peralatan industri biasanya mahal dan sulit diperoleh. Jika terjadi kondisi
darurat, sistem dapat melakukan penghentian (automatic shutdown) dan
penguncian darurat (automatic emergency interlock) sehingga kegagalan satu
peralatan tidak menjalar ke peralatan lain. Sistem ini selain melindungi
peralatan juga melindungi manusia dari kecelakaan.
6
mempertahankan
kondisi
operasi
yang
mantap
Kualitas
dan
produktivitas
2.5.
insteumen pengendalian
hanya
terdiri
atas
tiga
macam.
koreksi
melalui
pengaturan
variabel
pengendali
atau
variabel
termanipulasi. Unit ini terdiriatas dua bagian besar, yaitu actuator dan elemen
regulasi. Actuator atau penggerak adalah piranti yang mampu melakukan aksi
fisik. Fungsinya mengubah sinyal kendali menjadi pengaturan fisik untuk
pengendalian variabel proses. Jenis penggerak yang penting dalam industri proses
adalah pneumatik, elektrik, dan hidrolik. Katup kendali (control valve)
merupakan unit kendali akhir yang paling banyak dipakai di industri kimia.
3. Unit Pengendali
Elemen pengendali adalah perangkat keras yang memiliki intelegensi. Perangkat ini
menerima informasi dari alat ukur dan memutuskan tindakan yang harus dilakukan.
Hasil evaluasi berupa sinyal kendali yang dikirim ke unit kendali akhir. Sinyal
kendali berupa sinyal standar yang serupa dengan sinyal pengukuran.
4. Transducers
Beberapa hasil pengukuran tidak dapat digunakan untik tujuan pengendalian
sebelum dikonversikan menjadi besaran fisik yang dapat dengan mudah
ditransmisikan seperti tegangan listrik. Transducer merupakan alat yang digunakan
untuk mengonversi hasil pengukuran menjadi besaran yang ditransmisikan.
5. Jalur transmisi dan amplifier
Jalur transmisi merupakan media untuk membawa sinyal hasil pengukuran dari alat
ukur ke controller. Pada banyak kasus sinyal yang dihasilkan alat ukur terlalu lemah
untuk ditransmisikan sehingga sinyal tersebut harus diperkuat terlebih dahulu
dengan amplifier.
9
6. Elemen pencatat
Elemen pencatat merupakan bagian dari sistem pengendali yang mencatat semua
variabel
sehingga
kelakukan
proses
yang
sedang
berlangsung
dapat
konsisten). Oleh karena itu maka dipasang alat kontrol temperatur berupa TIC pada
aliran dari HE menuju feed destilasi dan aliran pada media pendingin.
Apabila terjadi perubahan suhu (T) pada aliran feed destilasi diluar range yang
diperbolehkan maka akan ada sinyal yang dikirim ke TIC dan TIC akan mengontrol
bukaan valve dari aliran HE (Heat Exchanger) dimana dari aliran HE (Heat Exchanger)
akan mempengaruhi suhu aliran pada feed destilasi. Flow rate Freon pada HE (Heat
Exchanger) akan dialirkan apabila temperatur (T) aliran feed terlalu tinggi. Dan Flow
rate Freon pada HE (Heat Exchanger) akan menurun apabila temperatur (T) terlalu
rendah. Alat kontrol valve harus diletakkan pada suatu aliran yang bersifat independent
(mempengaruhi). Jika Suhu yang diinginkan telah tercapai maka aliran freon pada
kolom destilasi ditutup.
Adalah berarti menggunakan pneumatic actuator (tekanan udara)
untuk membuka dan menutup valve.
Adalah berarti sinyal mengukur dan mentransfer sinyal dari
sebuah liquida.
Adalah berarti
bahwa
temperatur
akan
dibaca
dan
Tekanan dapat dikontrol pada pompa, kompresor dan valve, kontrol tekanan
sebaiknya melihat dari alat yang dapat mensetting tekanan seperti pompa, kompresor
dan valve. Proses destilasi pada pembuatan etilen oksida lebih efektif untuk
dioperasikan pada tekanan tinggi karena proses pemisahan meenjadi lebih baik.
Sehingga perlu adanya kontrol terhadap tekanan dari aliran feed. Tekanan dari aliran
11
feed dapat dikontrol dengan memasang PIC (Pressure Indicator Control) pada pompa
dam aliran feed yang akan diumpankan pada kolom destilasi. Aliran pada feed akan
diukur tekanannya dan dikirim sinyalnya pada PIC, apabila tekanan berada di luar
range yang dikehendaki maka PIC akan melakukan kontrol terhadap kerja atau power
pada pompa untuk menghasilkan tekanan yang sesuai dengan range. Untuk itu pompa
dapat di design dengan suatu power supply dimana power supply ini bersifat
independent yang dapat mengontrol tekanan (P) dari aliran inlet feed destilasi agar
proses pemisahan dalam kolom destilasi sesuai dengan yang diinginkan.
C. Level Kontrol pada Flash Drum
Level dari liquida adalah suatu variabel yang penting untuk dikontrol dalam suatu
unit operasi seperti flash, tower/kolom dan vessel. Kurangnya level kontrol
menyebabkan terjadinya over flow, aliran proses terkontaminasi dan flow rate tidak
dapat diprediksi. Sebagai contoh level control adalah pada flash kolom (V-101). Flash
merupakan suatu unit operasi dimana terjadi proses pemisahan antara uap dan liquida,
Uap akan naik keatas dan liquida turun ke bawah dimana volume maksimum dari
liquida harus diperhitungkan sehingga perlu adanya LIC (Level Indicator Control).
LIC (Level Indicator Control) dalam unit ini untuk mengidentifikasi apakah level
dari liquida terlalu tinggi atau terlalu rendah dari range yang dikehendaki. Untuk itu
LIC dihubungkan pada badan flash dengan valve dari aliran keluaran flash. Apabila
level ketinggian pada flash drum melebihi batas maksimumnya maka akan ada sinyal
yang dikirim ke LIC kemudian LIC akan melakukan kontrol dengan membuka valve
keluaran produk sehingga liquida di dalam drum flash akan dikeluarkan dan tinggi
liquida menurun, sedangkan jika valve pada aliran keluar fluida ditutup maka liquida
didalam flash drum ketingiannya akan meningkat.
12
Kontrol proses yang sama dari LIC terjadi pada kolom destilasi. Hal yang penting
untuk mendapatkan produk dalam jumlah yang tepat dalam suati oproses yaitu jika
rate terlalu tinggi atau terlalu rendah khususnya pada aliran proses awal maka proses
pada equiment selanjutnya tidak akan berjalan optimal dengan kata lain bila proses
awal tidak dikontrol dengan baik maka akan dihasilkan produk akhir diluar dari yang
diharapkan.
13
Pada kolom destilasi ketinggian liquida pada bottom produk dijaga agar
ketingiannya 5-10 ft untuk itu dipasang LIC (Level Control Indicator). LIC
dihubungkan pada badan kolom destilasi dengan valve dari aliran keluaran kolom
destilasi. Apabila level ketinggian pada daerah bottom kolom destialsi melebihi batas
maksimumnya maka akan ada sinyal yang dikirim ke LIC kemudian LIC akan
melakukan kontrol dengan membuka valve keluaran produk sehingga liquida didaerah
bottom akan dialirkan keluar kolom destilasi.
D. Kontrol Flow Rate
Flow rate dari aliran dapat kita kontrol pada aliran produk sesuai yang
dikehendaki, misal diinginkan flow rate aliran produk 58,673 kg/jam. Untuk
mengkontrol flow rate aliran dipasang FIC (Flow Indicator Control). Jika FIC
dihubungkan pada aliran produk dan aliran bahan baku maka hal tersebut tidak efesien
karena jarak kontrolnya terlalu jauh sehingga pengiriman sinyal menjadi lama dan
pengontrolan menjadi tidak efisien dan dibutuhkan dead time yang lama (30-120
menit).
14
Sehingga solusinya yaitu mengukur dan mengkontrol flow rate inlet sebelum
masuk kompresor dengan meletakkan FIC diantara aliran inlet menuju kompresor
sehingga FIC dapat memberi sinyal langsung pada strorage tank. Hal ini akan menjadi
salah satu cara dalam memprediksi flow rate dari produk yang dihasilkan.
15
Untuk penambahan loop pada aliran recyle tidak bersifat efektif karena memiliki
komposisi yang sama tidak akan berpengaruh, untuk itu tidak perlu ditambahakan loop,
cukup melihat pada flow rate dari aliran recyle, jika aliran floe rate terlalu tinggi maka
perlu menurunkan flow rate maka perlu menurunkan flow rate dari aliran bahan baku
dan sebaliknya. Hindari mengontrol aliran pada dari suatu proses pada pertengahan
proses karen akan merubah flow rate dan konsentrasi dari produk akhir menjadi tidak
konsisten. Valve flow control harus diletakkan pada aliran yang datang dari beberapa
indepensent supply.
E. Kontol pada Reaktor
Reaktor adalah salah satu equipment yang perlu diperhatikan dengan benar dalam
kontrol prosesnya, karena jika terjadi kesalahan dalam kontrol prosesnya maka proses
untuk equipment selanjutnya tidak sesuai dengan hasil yang diharapkan. Contoh pada
reaktor R-101 adalah suatu reaktor isotermal dengan P tinggi jika tekanan dan
temperatur diluar dari range yang dikehendaki maka proses yang terjadi menjadi tidak
efektif bahkan mungkin akan menimbulkan produk yang dihasilkan tidak sesuai.
Sehingga salah satu solusinya yaitu:
- Memasang control temperatur dengan cara memberi TIC pada aliran inlet reaktor
dan aliran media pemanas sehingga suhu feed masuk kedalam reaktor sesuai dengan
-
16
Pertanyaan Penyanggah
1. Jelaskan bagaimana contoh disturbance variable? Dan jelaskan mengapa pada
pengontrolan level (ketinggian) liquida pada LIC diletakkan pada aliran keluar dari
flash drum?
(oleh : Aprillina Sanjaya NIM. 1214005)
17
Jawab:
a. disturbance variable adalah jika harga tidak dapat diatur oleh operator atau sistem
pengendali, tetapi merupakan gangguan. Contoh variabel ini yaitu dilambangkan
dengan .
Apabila pada rangkaian proses diatas berjalan pada suhu 100 oC maka akan
stabil (berwarna hijau) akan tetapi jika suhu dinaikkan (kondisi operasi
berlangsung pada suhu diatas 100 oC) misal berlangsung pada suhu 150oC maka
akan eror (berwarna merah). biasanya terdapat pada alat yang masa
penggunaannya sudah lama sehingga efisiensi kerja alatnya berkurang misal pada
alat HE (Heat Exchanger) yang terbentuk kerak pada dinding ketelnya akibat
suhu yang tinggi sehingga membuat transfer perpindahan panas efisiensinya
berkurang dan tidak lagi optimal.
b. Level control perlu dipasang pada badan alat proses untuk mengetahui ketinggian
dari liquida yang terdapat didalam badan alat proses. LIC kemudian dihubungkan
pada valve aliran keluar dari alat proses dimana jika liquida melebihi dari level
yang dianjurkan maka valve aliran keluar akan terbuka dan mengeluarkan liquida
jika liquida dibawah batas minimum dari ketinggian maka valve akan menutup.
Dibawah ini mekanisme kerja alat PIC pada flash drum:
18
sinyal
pengukuran)
memperoleh respon dari hasil sensor yang didapatkan alat kontrol untuk melakukan
suatu tindakan pengendalian untuk mengontrol suatu proses. Untuk mendapatkan
proses yang efisien maka perlu meminimalisir dead time (waktu mati). Sehingga
jika suatu alat kontrol mempunyai dead time pada range waktu yang lama proses
pengontrolan tidak akan berjalan efektif.
19
3. Kenapa pada contoh pengontrolan tekanan pada kolom destilasi seperti pada
gambar dibawah ini alat kontrol PIC yang digunakan dihibungakan dengan pompa
bukan dihubungkan dengan kompresor?
Kontrol terhadap tekanan dapat disetting pada alat pompa jika fluida berupa liquida,
sedangkan jika fluidanya berupa gas, tekanan dikontol pada kompressor atau
ekspander. Untuk mengontrol tekanan pada liquida, PIC akan melakukan kontrol
terhadap kerja pada pompa untuk menghasilkan tekanan yang sesuai dengan range
yang dikehendaki. Pompa tersebut memiliki power tertentu sehingga menimbulkan
tekanan tertentu pula untuk mendorong aliran fluida.
20