Review Berita Kabupaten Karanganyar
Review Berita Kabupaten Karanganyar
Batik Solo
Untuk bahan kayu yang dipakai Sumartoyo memilih kayu waru. S elain mudah didapat dan
murah kualitas kayu waru sangat bagus, karena mampu menyerap cat. Sedangkan untuk
desain pola batiknya, Sumartoyo berkiblat pada motif batik Solo. Namun sumartoyo juga
mencoba untuk mengembangkan pola kontemporer sendiri.
Catur batik karya sumartoyo ini telah dikenal hingga ke kota-kota besar, seperti Jakarta Solo,
Surabaya, Bandung, serta makassar. Selain pasar dalam negeri catur batik ini telah merambah
pasar luar negeri seperti china india bahkan hingga ke belanda.
Harga dari catur batik ini bervariasi tergantung ukurannya. Yang paling kecil harganya Rp
325.000 rupiah per set. Sedangkan yang paling besar dengan ukuran satu meter persegi.
harganya mencapai Rp 2.700.000 per set. Jika anda tertarik silahkan datang ke workshop Puri
Art Wood Batik di Jaten, Karanganyar.(bre/kabarsoloraya.com)
Sumber : http://soloraya.com/2009/11/05/papan-catur-batik-ornamen-batik-dari-karanganyar/.
Diunduh pada Senin, 13 Juli 2015.
16 Mei 2015
Kerajinan pertamanya adalah membatik replika mobil dan sepeda motor yang bahan
mentahnya dibeli di Boyolali. Karena tidak memiliki keahlian, proses pembatikan diserahkan
kepada neneknya yang tinggal di Kelurahan Pompongan, Kecamatan Karanganyar Kota.
Kebetulan neneknya memiliki keahlian membatik.
Produk yang dihasilkannya ternyata mendapat respons positif dari masyarakat. Usaha yang
awalnya hanya sekadar iseng-iseng ini pun berkembang. Pada 1998 Sumartoyo
mendirikanPuri Art. Sejak saat itu produk kreatifnya bermunculan, seperti topeng, wayang,
tempat buah, meja, lemari, tempat tidur, hingga papan catur.
Bahan yang dijadikan objek pembatikannya pun beragam, dari kayu-kayu keras (seperti jati)
hingga kayu murahan yang biasanya hanya dijadikan sebagai bahan bakar.
Kini, setelah lebih dari 15 tahun, omzet rata-rata Puri Art mencapai Rp 50 juta per bulan.
Menilik pesatnya usaha, omzet sejumlah tersebut rasanya tak berlebihan. Terlebih produk
buatan Puri Art tidak hanya dijual di pasar lokal, melainkan juga dilempar ke berbagai negara
seperti Singapura, Jepang, Prancis, Belgia, juga Kanada.
Pasar di luar maupun di dalam negeri masih terbuka lebar, kata pria yang pernah menjadi
buruh pabrik kayu di Solo ini.
Permintaan semakin ramai ketika mengikuti berbagai pameran di berbagai negara. Saat
berpameran di Jepang, misalnya, dia sempat tercengang lantaran sebuah topeng hasil
produksinya laku terjual dengan harga Rp 400 ribui. Padahal, di Indonesia produk itu hanya
laku Rp 40.000.
Puri Art sendiri pernah pameran di Jepang, Singapura, Malaysia, China, Kamboja, Belgia,
Belanda, hingga Kanada. Dalam setahun,minimal saya mengikuti empat pameran, ujar
Sumaryoto.
Produk yang dipamerkan cukup beragam. Ada sekitar 65 jenis yang dijajakan dengan harga
Rp 15.000 hingga Rp 2,7 juta per unit. Produk paling mahal sejauh ini meja catur. Sebagai
produsen barang-barang kreatif, Sumartoyo dituntut untuk terus mencari ide baru. Hal ini
penting demi memperkaya produk-produk buatannya.
Dalam sehari Puri Art bisa menghasilkan hingga seratusan kerajinan yang dibatik. Namun
untuk furniture, membutuhkan waktu sekitar sebulan untuk menyelesaikannya. Dengan harga
kerajinan antara Rp 20 ribu hingga tiga jutaan rupiah per hari.
Sumber : http://soloraya.com/2014/05/16/java-expo-2014-dari-batik-kayu-sampai-bonekaondel-ondel-1/. Diunduh pada Senin, 13 Juli 2015.
Setiap Jumat pagi di Kabupaten Karanganyar ada kegiatan yang dinamakan Pasar Jumat. Di
sana, digelar berbagai jenis pakaian sampai dengan makanan, minuman, mainan, peralatan
rumah tangga dan sebagainya. Dan, mulai Jumat, 28 Februari 2014, Kelompok Swadaya
Masyarakat (KSM), Badan Keswadayaan Masyarakat (BKM) dampingan PNPM Mandiri
Perkotaan Kabupaten Karanganyar memamerkan produk yang dihasilkan oleh KSM-KSM
BKM di Kabupaten Karanganyar.
Produk-produk tersebut di antaranya, (1) jenis makanan: kripik singkong rasa gadung,
rambak pati, gapit ketan, emping mlinjo, jamur merang, tiram, snack cumi-cumi, tahu bakso,
krupuk sledri, susu kedelai, getuk singkong, intip, abon nuget lele, kripik bakso lele, kripik
tempe, dan sebagainya. (2) Jenis kerajinan: kerajinan grafir kaca, keset kain perca, kerajinan
tas suvenir, batik tulis, dan sebagainya.
Pameran bertujuan untuk membantu memasarkan produk hasil KSM dengan cara
mengikutkan pameran setiap Jumat dengan cara bergiliran tim pendampingan, dengan
mendatangkan produk-produknya. Berikut contoh peserta yang ikut pameran yaitu, Sukinem
Berbagai
jenis
makanan,
rasa gadung, gapiet ketela dan hasil kerajinan
seperti
kripik
singkong
Permasalahan yang dihadapi adalah permodalan dan pintu pemasarannya. Selama mengikuti
pameran di Pasar Jumat, hasilnya cukup banyak pengunjung. Banyak yang membeli gapit
ketan dan kripik ketela ungu. Dengan usaha ini Partini bisa memperlancar ekonominya, dan
berpotensi dikembangkan di masa depan.
Ada salah satu pengunjung, yang tidak mau di sebutkan namanya, mengatakan, agar produk
KSM ini dikembangkan dengan variasi khas masing-masing wilayah dampingan, sebagai
bekal untuk pengembangan di tiap-tiap desa se-Kabupaten Karanganyar. [Jateng]
Sumber : http://www.p2kp.org/wartadetil.asp?mid=6848&catid=3&. Diunduh pada Senin, 13
Juli 2015.
Selain berkesempatan menjalin kerjasama bisnis dengan Pemkab, juara I berhak membawa
pulang uang Rp 15 juta, juara II Rp 10 juta dan juara III Rp 5 juta. Seluruh teknis
penyelenggaraan kegiatan ini akan disampaikan kepada para peserta pada 16 September.
Sedangkan pemenang sayembara desain batik diumumkan pada 10 Oktober 2014.Desain
yang memenuhi kriteria pemenang diutamakan yang mencirikan Kabupaten Karanganyar,
tandasnya. (*-10)
Sumber : http://krjogja.com/read/229309/desain-batik-khas-karanganyar-disayembarakan.kr.
Diunduh pada Jumat, 10 Juli 2015.
Atas keberhasilannya, pria yang telah empat tahun menggeluti profesi sebagai desainer batik
tersebut berhak mendapatkan hadiah sebesar Rp 15 Juta dan piagam. Sebagaimana
diberitakan, 77 peserta mengikuti sayembara desain batik khas Kabupaten Karanganyar.
Setelah diseleksi, 51 peserta lolos tahapan administratif. Kemudian tim juri memilih 10
nominator dari hasil desainnya untuk maju di ajang final. (*-10)
Sumber : http://krjogja.com/read/236093/inilah-batik-tirta-intanpari-khas-karanganyar.kr.
Diunduh pada Jumat, 10 Juli 2015.
Sejak awal mula tahun 1996 ketika ikut pameran di Pasar Raya Jakarta, Sumartoyo mencoba
untuk mencari peluang usaha dengan memamerkan kayu namun dibalut dengan motif batik.
Kemudian tahun 1998 mulai berdiri mandiri dengan menciptakan karya-karya unik dan
tradisional.
Saya pertama kali membuat warna motif batik ternyata belum bisa. Padahal saat itu akan ada
pameran yang di selenggarakan oleh Pemkab Karanganyar, ujar Sumartoyo. Namun dengan
belajar dan ketekunannya dia bisa membuat warna motif ciri khas batik. Ada motif sogan
dan kawung, kata Sumartoyo, saat di temui di galeri dan sekaligus rumanya Puri Art, Perum
Bulu, Rt 06/ Rw XVII, Jaten, Kabupaten Karanganyar.
Dia memproduksi berbagai macam batik kayu dari gelang, meja, kursi, kentongan, wayang,
mangkok, dan piring. Ada juga jenis hewan seperti bebek, kelinci, ikan dan gajah. Yang
menarik batik kayu untuk papan dan bidak catur. Bahan baku produk kami terbuat dari
berbagai jenis kayu seperti jati, pule, sengon, mahoni dan bambu, ujar dia.
Untuk lamanya pembuatan tergantung ukuran dan di sesuaikan dengan tingkat
kerumitan.Rata-rata bisa selesai dalam waktu satu minggu, ujar Sumartoyo. Sampai dengan
saat ini, Sumartoyo telah keliling pameran dari lokal hingga luar negeri. Saya pernah ikut
pameran di Utrecht, Jerman. Disana peminatnya lumayan banyak, karena produk ini unik dan
bernilai tradisional, jelasnya.
Di pasar lokal, para pemesan maupun pembeli berasal dari Solo, Jogyakarta bahkan Jakarta.
Sumber : http://disperindagkop-karanganyar.com/blog/2015/02/04/batik-kayu-karanganyargo-internasional/. Diunduh pada Jumat, 10 Juli 2015.
4 Februari 2015
Pameran pembangunan yang diadakan dalam rangkaian peringatan Hari Jadi Kabupaten
Karanganyar 2014 ke-97, berlangsung meriah dan dipadati ribuan warga masyarakat berjubel
untuk melihat. Lokasi pameran yang strategi di pelataran depan alun-alun, diikuti 36 stan dari
instansi pemerintah, enam BUMN dan BUMD, 46 perusahaan, dan lima koperasi.
Semuanya berjumlah 135 stan dengan menampilkan berbagai produk-produk unggulan yang
dipamerkan peserta pameran, ujar Nur Halimah, Ketua Panitia Penyelenggara Pameran
Pembangunan, Sabtu (22/11) malam, saat dilokasi.
Bupati Karanganyar Juliyatmono, menuturkan dengan pameran ini diharapkan produkproduk dari Kabupaten Karanganyar bisa dikenal, tidak saja warga lokal namun dari luar kota
bisa membelinya. Apresiasi warga luar biasa banyak. Dengan pameran ini, hasil transaksi
jual beli bisa meningkatkan pendapatan UMKM, ujar Bupati Juliyatmono.
Setelah acara pembukaan, Bupati, Wakil Bupati Karanganyar Rohadi Widodo, dan Muspida
melihat produk-produk unggulan dari 17 kecamatan,BUMN, BUMD atau pun hasil
pembangunan dari instansi pemerintah.
Di pameran yang berlangsung selama empat hari, dari Sabtu-Rabu (22-26/11) ada yang
membuat seperti kerajinan wayang kulit, batik, makanan olahan,alat-alat pertanian, jamu,
ukiran kayu,dan fotografi.pd
Sumber : http://disperindagkop-karanganyar.com/pasar/2015/02/04/pameran-intanpari-expo2014-tunjukan-produk-unggulan/. Diunduh pada Senin, 13 Juli 2015.
Batik Girilayu
5 Februari 2015
Ya kalau itu nanti mendapat perhatian, tentunya kita berharap agar hasil karya atau
produk dari warga Karanganyar bisa untuk mencukupi kebutuhan ekspor. Karena
sebelumnya, kabupaten Karanganyar dalam pameran di Batang, menjadi stan
Favorit dari seluruh pengrajin yang ada di Indonesia, jelas Lilyani.
Rudi Hartono
Sumber : http://joglosemar.co/2015/05/karanganyar-kirim-empat-usaha-mikro-ikuti-pameranbogor-ekspo.html. Diunduh pada Senin, 13 Juli 2015.
Namun, lantaran kesulitan promosi dan pemasaran, mereka hanya melayani pesanan tertentu
dari luar daerah. Batik disini umumnya lebih halus. Sayang tidak dikembangkan sehingga kita
dampingi agar eksis. Dimulai di Dusun Merakan dulu, sebutnya.
Di Desa Girilayu, terdapat tiga kelompok pengrajin batik yang tersebar di lima dusun, yakni
Dusun Merakan, Wetan Kali, Seberan, Bati dan Girilayu. Sementara ini promosi yang dilakukan
pun kurang.
"Kalau dimaksimalkan bukan tak mungkin sentra batik Desa Girilayu menjadi tujuan wisata
baru Karanganyar. Apalagi lokasinya dekat dengan Astana Giribangun,"imbuhnya.
Kepala Dusun Merakan, Giyanto mengatakan, terdapat sekitar 190 KK atau 600 buruh batik.
Kendala selama ini karena belum memiliki gerai batik pribadi untuk penjualan. Warga hanya
sebatas menerima order dari luar daerah, seperti Solo.
"Warga berharap ada perhatian dari pemerintah. Mungkin bisa dibuatkan wadah berupa
koperasi supaya terpusat. Sebab, kalau secara pribadi lebih mahal,tandasnya. (*)
Editor: Hesti Setyaningsih
Sumber
:
http://www.radarsolo.co.id/daerah/karanganyar/1495-batik-girilayu-sulitberkembang.html. Diunduh pada Senin, 13 Juli 2015.
Alasan dipilih Girilayu karena di sana terdapat sentra batik, sebagian besar masyarakatnya
mempunyai talenta membatik. Jenis batiknya termasuk batik yang halus dan mempunyai nilai
seni yang luar biasa. Di samping itu pembatikan di Girilayu ada sejak zaman Mangkunegaran
I.
Dalam rangka lebih mengembangkan warisan yang adi luhung ini, dalam hal ini batik
Girilayu, maka kami persembahkan Workshop Membatik untuk mengetahui cara pembatikan
dan pewarnaan batik. Semoga upaya kecil ini dapat meningkatkan kepedulian kita terhadap
pengrajin batik sekaligus mampu menghargai warisan budaya Kabupaten Karanganyar, jelas
dokter Hadiasri Widyasari yang sekaligus pembina UMKM Kabupaten Karanganyar.
Sementara itu Ketua Salimah Kabupaten Karanganyar memberikan apresiasi terkait kegiatan
tersebut. Salimah sangat serius dengan adanya kegiatan seperti workshop ini. Karena sesuai
dengan visi Salimah yaitu peduli perempuan, keluarga dan anak Indonesia. Selama ini
Salimah sudah beberapa kali mengadakan kegiatan pelatihan kewirausahaan yang bertujuan
untuk memberdayakan perempuan. Terutama untuk ikut berperan dalam meningkatkan
kesejahteraan keluarga, ujar Iis Nuryati, S. Pd selaku Ketua Salimah Kabupaten
Karanganyar.
Sumber
:
http://www.muslimdaily.net/entertainment/istri-wakil-bupati-kabupatenkaranganyar-inisiasi-workshop-membatik-di-girilayu.html. Diunduh pada Senin, 13 Juli
2015.