Anda di halaman 1dari 8

Pengelolaan Zakat

Diatur dengan
UU No. 38 Tahun 1999 Tentang
Pengelolaan Zakat
Pengelolaan zakat adalah kegiatan perencanaan
pelaksanaan dan pengawasan terhadap pengumpulan
dan pendistribusian serta pendayagunaan zakat.
Zakat adalah harta yang wajib disisihkan oleh seorang
muslim atau badan yang dimiliki oleh orang muslim
sesuai dengan ketentuan agama untuk diberikan kepada
yang berhak menerimanya
- Muzaki adalah orang atau badan yang dimiliki oleh
orang muslim yang berkewajiban menunaikan zakat
- Mustahik

adalah orang atau badan yang berhak

Asas dan Tujuan


Pengelolaan
zakat
berasaskan
iman
dan
takwa,keterbukaan,dan kepastian hukum sesuai
dengan pancasila dan UUD 1945
Tujuan Pengelolaan Zakat
1. Meningkatkan pelayanan bagi masyarakat dalam
menunaikan zakat sesuai dengan tuntunan agama
2. Meningkatkan
fungsi
dan
peranan
pranata
keagamaan
dalam
upaya
mewujudkan
kesejahteraan masyarakat dan keadilan sosial
3. Meningkatkan hasil guna dan daya guna zakat

Ketentuan Umum zakat


Zakat wajib bagi setiap orang atau badan dengan
syarat-syarat sebagi berikut :
a. Muslim
b. Mencapai nishab dengan kepemilikan sempurna
walaupun sifat harta itu berubah disela-sela haul
c. Memenuhi syarat satu haul bagi harta-harta tertentu
d. Harta itu tidak bergantung pada penggunaan seseorang
e. Harta itu tidak terikat oleh hutang sehingga
menghilangkan hisab
f. Harta bersama dipersamakan dengan harta
perseorangan dalam hal mencapai nisab.

Harta yang wajib dizakati


1. Emas ,perak dan uang
2. Perdagangan dan perusahaan
3. Hasil pertanian, perkebunan dan
perikanan
4. Hasil pertambangan
5. Hasil peternakan
6. Hasil pendapatan dan jasa

Pengumpulan zakat dilakukan oleh


badan Amil Zakat dengan cara
menerima atau mengambil dari muzakki
atas dasar pemberitahuan muzakki
Badan Amil Zakat dapat bekerja sama
dengan Bank dalam pengumpulan
zakat harta muzakki yang berada di
bank atas permintaan muzakki

Pendayagunaan Zakat
1. Hasil pengumpulan zakat didayagunakan untuk
mustahik sesuai dengan ketentuan agama
2. Pendayagunaan hasil pengumpulan zakat
berdasarkan
skala
prioritas
kebutuhan
mustahik dan dapat dimanfaatkan untuk
usaha yang produktif
3. Persayaratan dan prosedur pendayagunaan
hasil pengumplan zakat sebagaimana diatur
dengan keputusan Menteri

Dalam hal muzakki berada atau menetap di luar


negeri,pengumpulan zakatnya dilakukan oleh unit
pengumpul zakat ada perwakilan RI yang
selanjutnya diteruskan kepada badan amil zakat
nasional
Setiap pengelolaan zakat yang karena kelalaiannya
tidak mencatat dengan tidak benar harta zakat
,infak , shadaqah, wasiat,hibah,waris dan kafarat
diancam hukuman selama-lamanya 3 bulan dan
atau denda sebanyak banyaknya 3 juta rupiah

Zakat Profesi
Zakat profesi adalah zakat yang dikeluarkan dari penghasilan profesi
(hasil profesi) bila telah mencapai nisab.Profesi tersebut misalnya
swasta,konsultan,dokter, advokat,notaris,akuntan dan wiraswasta
Dasar hukum mengenai zakat profesi pada surat Al-Baqarah ayat 267
Perhitungan zakatnya :
1. Zakat dihitung dari 2,5 % dari penghasilan kotor secara langsung
baik dibayarkan bulanan atau tahunan.Metode ini diterapkan bagi
mereka yang diluaskan rejekinya oleh Allah SWT.
2. Setelah dipotong dengan kebutuhan pokok,zakat dihitung 2,5 % dari
gaji setelah dipotong dengan kebutuhan pokok. Metode ini
diterapkan bagi yang memiliki hasil yang pas pasan.

Anda mungkin juga menyukai