Anda di halaman 1dari 10

CASE REPORT

PRESBIKUSIS

Muthia Fadhilah
1102010191

Pembimbing :
Dr. Zirmacatra, Sp. THT

Kepaniteraan Ilmu Telinga Hidung Tenggorokan


RSUD Soreang
Agustus 2015

STATUS PASIEN
I IDENTIFIKASI
Nama
Umur
Jenis kelamin
Agama
Pekerjaan
Pendidikan
Status menikah
No rekammedik
Alamat

: Tn.E
: 60 tahun
: Laki-laki
: Islam
: Pensiunan
: SMP
: Menikah
: 297497
: Kp.PamekarsariRt 01 Rw 2.Kabupaten Bandung

II ANAMNESIS
Dilakukan secara autoanamnesis pada tanggal 29 Juli 2015
a Keluhan Utama
Telinga kanan dan kiri berdenging sejak 5 bulan yang lalu
b Keluhan Tambahan
Penurunan pendengaran pada kedua telinga
c Riwayat Penyakit Sekarang
Tn.E, seorang laki-laki datang ke Poliklinik THT RSUD Soreang dengan
keluhan telinga kanan dan kiri berdenging sejak 5 bulan yang lalu. Telinga
berdenging tersebut dirasakan tidak nyaman oleh pasien dan menganggu.Pasien juga
mengeluhkan pendengarannya menjadi berkurang pada kedua telinga yang
bertambah berat sejak 2 tahun belakangan ini, terdengar suara tetapi pasien
mengatakan kurang jelas apa yang dikatakan oleh orang lain. Terutama bila berada
di tempat yang bising seperti jalan raya yang ramai. Pasien juga mengeluhkan
apabila mendengar suara yang cukup keras pasien merasakan nyeri pada
telinganya.Pasien mengatakan pernah bekerja di pabrik tekstil selama 8 tahun. Dan
terdapat suara bising pasa pabrik tersebut. Pasien mengaku telah berhenti bekerja
sejak 5 tahun yang lalu.
Selain itu pasien merasa seperti mendengar gemuruh pada telinga kananya
serta terasa gatal.Telinga pasien tidak pernah mengeluarkan cairan.Panas badan
tidak ada, batuk dan pilek tidak ada. Pasien belum pernah berobat untuk keluhan
pada telinganya.
d Riwayat Penyakit Dahulu
Pasien mengaku tidak pernah mengalami hal serupa sebelumnya. Pasien tidak
pernah mengalami infeksi pada telinganya. Riwayat pengobatan TB :pernah selama
6 bulan, namun pengobatan sudah selesei sejak tahun 2002. Pasien memiliki riwayat
penyakit hipertensi yang sudah lama dan rajin untuk kontrol penyakit tersebut,
pasien biasa meminum obat HCT 25 mg. Pasien juga memiliki riwayat stroke infark

karotis kiri 2,5 tahun sebelumnya. Riwayat penyakit Diabetes mellitus dan kolesterol
disangkal oleh pasien.
e

Riwayat Penyakit Keluarga


Keluarga pasien tidak ada yang mengalami hal serupa.

IIIPEMERIKSAAN FISIK
A Status Generalis
Keadaan umum
Tanda vital

Kesadaran
Kepala
Mata
Leher
Thorax
Abdomen
Ekstremitas

: Tampak sakit ringan


: Suhu
: 36,50C
Nadi
: 80 x/ menit
Pernapasan
: 20 x/ menit
Tekanan darah
: 140/90 mmHg
: Compos mentis
: Normocephali
: Tidak dilakukan pemeriksaan
: Tidak dilakukan pemeriksaan
: Tidak dilakukan pemeriksaan
: Tidak dilakukan pemeriksaan
: Tidak dilakukan pemeriksaan

B Status THT
1 Pemeriksaan Telinga
KANAN
Normotia, Nyeri tekan tragus

Daun Telinga

KIRI
Normotia, Nyeri tekan tragus

(-)
Nyeri tekan RA (-), Nyeri

Retroaurikuler

(-)
Nyeri tekan RA (-), Nyeri

Preaurikuler

tekan Mastoid (-)


Nyeri tarik auricula (-), tidak

tekan Mastoid (-)


Nyeri tarik auricula (-), tidak
hiperemis, tidak oedem

hiperemis, tidak oedem


LIANG TELINGA

Lapang
Tidak hiperemis
(-)
(+)
(-)

Lapang/sempit
Warna
epidermis
Sekret
Serumen
Kelainan lain

Lapang
Tidak hiperemis
(-)
(+)
(-)

Membran
Timpani

Membran

timpani

telinga

Membran timpani telinga kiri

kanan sklerotik, Intak (+)

Intak (+), Refleks cahaya (+),

refleks cahaya (-), retraksi (-),

retraksi (-), hiperemis (-),

bulging (-), hiperemis (-)

bulging (-)

Pemeriksaan Fungsi Pendengaran


a Pemeriksaan pendengaran dengan menggunakan garpu tala
TES
AuriculaDekstra
Rinne
+
Weber
Tidak ada lateralisasi
Swabach
Memendek
Kesimpulan: Tuli sensori neural pada kedua telinga
b

Pemeriksaan menggunakan Audiometri

AuriculaSinistra
+
Tidak ada lateralisasi
Memendek

Kesan: Pada pemeriksaan audiometri nada murni menunjukkan suatu tuli


saraf nada tinggi, bilateral, pada audiogram telinga kanan tampak penurunan
yang tajam setelah frekuensi 2000 Hz sedangkan pada telinga kiri setelah
4000 Hz (Presbikusis).
3

Pemeriksaan Hidung
KANAN
Tidak ada
Daerah sinus frontalis (-),

Deformitas
Nyeri tekan

KIRI
Tidak ada
Daerah sinus frontalis (-),

sinus ethmoidalis (-), sinus

sinus ethmoidalis (-), sinus

maxillaris (-)
(-)

maxillaris (-)
(-)

Krepitasi

RINOSKOPI ANTERIOR
Normal
Normal
Normal
Sulit dinilai
Sulit dinilai
Lapang
Tidak hiperemis
(-)
tidak deviasi
Normal

Vestibulum
Konka inferior
Konka media
Konka superior
Meatus nasi
Kavum nasi
Mukosa
Sekret
Septum
Dasar hidung

Normal
Normal
Normal
Sulit dinilai
Sulit dinilai
Lapang
Tidak hiperemis
(-)
tidak deviasi
Normal

RINOSKOPI POSTERIOR

Tidak dilakukan pemeriksaan


Tidak dilakukan pemeriksaan
Tidak dilakukan pemeriksaan
Tidak dilakukan pemeriksaan

Koana
Mukosa konka
Sekret
Muara tuba

Tidak dilakukan pemeriksaan


Tidak dilakukan pemeriksaan
Tidak dilakukan pemeriksaan
Tidak dilakukan pemeriksaan

Tidak dilakukan pemeriksaan


Tidak dilakukan pemeriksaan

eustachius
Adenoid
Fossa

Tidak dilakukan pemeriksaan


Tidak dilakukan pemeriksaan

Tidak dilakukan pemeriksaan

Rusenmuler
Atap nasofaring

Tidak dilakukan pemeriksaan

Pemeriksaan Faring
Arkus Faring

: Tenang dan simetris

Pilar anterior
Palatum molle
Mukosa Faring
Uvula
Tonsil palatina

Pilar posterior
Gigi geligi

: Tidak ada kelainan


: Tidak ada kelainan
: Tenang, tidak bergranula, tidak ada post nasal drip
: Tenang dan letak ditengah
: Besar
: T1-T1
Warna
: Merah muda
Kripta
: (-)
Detritus : (-)
Perlekatan: Tidak ada
: Tidak ada kelainan
: Cukup bersih

Hipofaring
Tidak dilakukan pemeriksaan

Pemeriksaan Laring
Tidak dilakukan pemeriksaan

Leher
Tidak dilakukan pemeriksaan

Maksilo Fasial
Simetris, paralisis nervus kranialis (-), nyeri tekan frontalis (-), nyeri tekan
pangkal maksila (-).

NeurologisNervusCranialis
N V ( Trigeminus )
N VII ( Facialis)
N VIII ( Acusticus)
N IX ( Glosofaringeus)
N X ( Vagus )
N XII ( Hipoglosus )

: dbn
: dbn
: Tuli Sensorineural
: dbn
: dbn
: dbn

IV RESUME
Tn. E, seorang laki-laki datang ke Poliklinik THT RSUD Soreang dengan
keluhan tinitus pada ADS sejak kurang lebih 5 bulan yang lalu. Semakin lama, semakin
menganggu. Pasien juga mengeluhkan pendengarannya menjadi berkurang pada kedua
telinga yang bertambah berat kurang lebih 2 tahun belakangan ini, terdengar suara tetapi
pasien mengatakan tidak jelas apa yang dikatakan oleh orang lain.Terutama bila berada
di tempat yang bising. Pasien memiliki riwayat bekerja di tempat bising selama 8 tahun
dan telah berhenti bekerja sejak 5 tahun yang lalu. Pasien juga merasa seperti
mendengar gemuruh pada telinga kananya serta terasa gatal.. Pasien memiliki riwayat
penyakit hipertensi yang sudah lama dan rajin untuk kontrol, pasien biasa meminum
obat HCT 25 mg.Pasien juga memiliki riwayat stroke infark karotis kiri 2,5 tahun

sebelumnya. Pada pemeriksaan fisik semua dalam batas normal kecuali pada membran
timpani AD terlihat sklerotik dan ADS terdapat serumen.

V DIAGNOSIS BANDING
1.Prebiskusis dan ADS Serumen
2.Noise induce hearing loss
VI

DIAGNOSA KERJA
Presbikusis dan ADS Serumen
VII

PENATALAKSANAAN
Medikamentosa:
Non-medikamentosa:

VIII

Hindari suara keras


Memakai alat bantu dengar (hearing aid)
Mengikuti pelatihan membaca ujaran (speech reading) dan latihan mendengar

(auditory training) bersama ahli terapi wicara


Pengambilan Serumen pada kedua telinga
Rutin kontrol tekanan darah

RENCANA PEMERIKSAAN LANJUTAN


-

IX

PROGNOSIS
Ad vitam

: Bonam

Ad functionam : Ad malam
Ad sanationam : dubia Ad malam

PEMBAHASAN
1

Apakah diagnosis pada pasien ini sudah benar ?


Ya sudah tepat
a) Pasien sudah berumur 60 tahun dan berjenis kelamin laki-laki yang
mendukung kearah penyakit presbikusis ini.

b) Pada pasien ini memiliki gejala klinis yaitu kedua telinga berdenging (tinitus
nada tinggi) sejak kurang lebih 5 bulan yang lalu, kemudian dikeluhkan pada
pasien bahwa pendengaran pasien sangat berkurang pada kedua telinga
pasien. Sesuai dengan gejala prebiskusis yang terjadi secara bilateral.
c) Pasien mendengar suara tetapi pasien mengatakan tidak jelas apa yang
dikatakan oleh orang lain. Terutama bila berada di tempat yang bising
(cocktail party deafness). Hal ini menandakan adanya tuli sensorineural
koklea yang sering terjadi pada prebiskusis.
d) Pasien juga mengeluhkan apabila mendengar suara yang cukup keras pasien
merasakan nyeri pada telinganya. Nyeri dirasakan oleh karena adanya faktor
kelelahan saraf.
e) Pada pasien ini juga menderita hipertensi yang sudah lama yang dapat
menyebabkan prebiskusis jenis metabolik.
f) Pasien pernah mengalami stroke infark karotis kiri yang dapat menyebabkan
prebiskusis jenis neural.
Pada pemeriksaan fisik tidak terdapat kelainan, kecuali pada membran timpani AD
terlihat sklerotik dan ADS terdapat serumen.
Pada tes penala didapatkan:
TES
Rinne
Weber
Swabach

AuriculaDekstra
+
Tidak ada lateralisasi
Memendek

AuriculaSinistra
+
Tidak ada lateralisasi
Memendek

Kesimpulan :Tuli sensorineural pada kedua telinga.

Pada pemeriksaan Audiometri didapatkan :

Kesan: Pada pemeriksaan audiometri nada murni menunjukkan


suatu tuli saraf nada tinggi, bilateral, pada audiogram telinga
kanan tampak penurunan yang tajam setelah frekuensi 2000 Hz
sedangkan pada telinga kiri setelah 4000 Hz (Presbikusis).
Gambaran audiogram mengarah pada prebiskusis jenis sensorik
dan neural.

Apakah terapi yang diberikan pasien sudah tepat?


Pada kasus presbikusis terapi yang digunakan adalah terapi rehabilitasi
sebagai upaya mengendalikan fungsi pendengaran dilakukan pemasangan alat bantu
dengar (hearing aid). Pemasangan alat bantu dengar ini juga dikombinasikan pelatihan
membaca ujaran (speech reading) dan latihan mendengar (auditory training),prosedur
pelatihan tersebut dilakukan bersama ahli terapi wicara (speech therapist).
Selain itu pasien harus menjauhi faktor resiko untuk tidak memperberat
presbikusis ini yaitu dengan cara menghindari suara yang keras serta tetap rutin
mengontrol tekanan darah.
.

DAFTAR PUSTAKA
1

Suwento R, Hendamin H. Gangguan Pendengaran Pada Geriatri, dalam: Soepardi EA,


Iskandar N. Editor, Telinga Hidung Tenggorok Kepala Leher, Edisi Keenam, Jakarta,

Gaya Baru,2007;Hal 44-45


Inner ear, Presbycusis, Available from www.emedicine.com, Last update on July 30,

3
4

2015
Presbycusis, available from www.uvahealth.com, last update on July 30, 2015
Wiyadi MS, Pendengaran pada Usia Lanjut (Presbiakusis), Cermin Dunia Kedokteran
No.35

[online]

2002

[cited

2013

July

30],

Available

from

http://www.kalbe.co.id/files/cdk/files/10PendengaranPadaUsiaLanjut.pdf/10_Pendenga
ranPadaUsiaLanjut.html

Anda mungkin juga menyukai