Anda di halaman 1dari 39

LAPORAN KASUS DEPARTEMEN

SERIAL KASUS : FAKTOR


RISIKO YANG BERHUBUNGAN
PADA PASIEN PRESBIKUSIS
Oleh :
dr. Herdiansyah

Pembimbing :
dr. Dian Ayu Ruspita, Sp.THT-KL (K), Msi.Med

BAGIAN IK THT KL FK UNDIP / KSM K THT KL


RSUP Dr. KARIADI SEMARANG
2020
PENDAHULUAN

Presbikusis tuli sensorineural


pada usia lanjut akibat degenerasi
organ pendengaran terjadi pada
kedua sisi telinga

PRESBIKUSIS 30-35% populasi


♂: ♀  2:1

Berusia: 65-75 tahun


PENDAHULUAN

Tujuan :
• untuk memaparkan faktor-faktor risiko yang
berhubungan pada pasien presbikusis
• menjelaskan bagaimana faktor risiko tersebut
berpengaruh terhadap pasien presbikusis dan
• penatalaksanaan pada pasien presbikusis dengan
faktor risiko khususnya yang datang berobat ke
poliklinik THT RSUP Kariadi, Semarang
LAPORAN KASUS
KASUS 1

IDENTITAS
Nama : Rachmad Kuntjoro (RK)
No CM : C301536
Umur : 77 Tahun
Alamat : Jl.Saminten I timur No
93 kec. Banyumanik, Semarang.
Jawa tengah
Agama : Islam
KASUS 1
Anamnesis:
• Seorang laki-laki datang dengan
keluhan kurang dengar di rasakan
kurang lebih selama 7 bulan yang
lalu
• kurang pendengaran di kedua telinga
kanan dan kiri,
• kurang pendengaran di rasakan
bertahap/perlahan-lahan.
• telinga berdenging(-),keluhan keluar
cairan dari telinga (-), pusing
berputar(-), nyeri telinga (-), sakit
kepala (-), mual (-), muntah (-),
demam (-), sedang sakit batuk
pilek(-)
KASUS 1

RPD :
Riwayat sakit seperti ini sebelumnya (-), riwayat keluar cairan
dari telinga (-), riwayat perokok berat dari SMP, hipertensi (+)
2 tahun yang lalu terkontrol (rata-rata TD 130/90 mmHg),
diabetes mellitus (+) 1 tahun yang lalu terkontrol, operasi
prostat 1 tahun yang lalu, riwayat trauma kepala (-).

RPK :
Alergi -, Tidak ada keluarga yang sakit seperti ini

RSE :
Biaya ekonomi di tanggung BPJS non PBI
KASUS 1
Pemeriksaan Fisik
Status generalis
KU: Baik, Kes: cm
TD: 130/90 mmHg, nadi 84x/mnt, RR 24x/mnt, suhu 36,
60C,

Status lokalis
• Telinga : CAE Serumen -/- Hiperemis -/-, Edema -/-,
MT : intak/intak, Bulging -/-,RC +/+
• Hidung dan tenggorok : dalam batas normal
• Leher : tidak ada pembesaran kelenjar
• Dilakukan tes garputala,weber : tidak di dapatkan
lateralisasi
Pemeriksaan Penunjang
15 Januari 2020
Audiometri Timpanometri
Kesan : Audiometri
-Telinga kanan SNHL
derajat sedang
(PTA 48,75 dB) ,
-Telinga kiri SNHL
derajat sedang (PTA
43,75 dB)
Timpanometri :
-Tipe As / Tipe As
Pemeriksaan Penunjang
15 Januari 2020
OAE Audiometri tutur Kesan : OAE
-Refer/Refer
Audiometri tutur :

-Telinga Kanan SDS


80% SRT 45 dB
(terdapat roll-over)

Pemeriksaan laboratorium di puskemas : telinga kiri SDS 90%


GDS : 98 (normal) Koresterol : 175 mg/dl
(normal).
SRT 40 dB
Assestment : presbikusis, HHD (hypertension heart
disesase) dan diabetes melitus terkontrol

Program:
• Saran : Pemasangan Alat bantu dengar memperbaiki
kemampuan pendengarannya agar bisa berkomunikasi
• Latihan membaca bibir
• Menjelaskan pada keluarganya bagaimana
memperlakukan atau menghadapi penderita presbiskusis
• Rehabilitasi perlu untuk memperbaiki komunikasi
Kontrol minggu pertama 24 januari 2020

 pasien telah memasang alat


bantu dengar(ABD) pada
telinga kiri, dan pasien sedikit
sudah bisa berkomunikasi
dengan baik.
KASUS 2

IDENTITAS
Nama : R.Budi Soelistyo (Tn.R)
No CM : C214826
Umur : 74 Tahun
Alamat : Jl.Meranti I No 20 serondol
wetan, semarang Jawa tengah
Agama : Islam
KASUS 2
Anamnesis:
• Seorang laki-laki datang dengan
keluhan telinga kiri berdenging sejak 5
bulan yang lalu
• pasien merasakan telinga kiri seperti
kemasukan air
• Pendengarannya mulai bertahap
menjadi berkurang pada kedua telinga.
• sulit memahami suara percakapan,
terutama bila cepat pada saat di
keramaian
• keluhan keluar cairan dari telinga (-),
pusing berputar(-), nyeri telinga (-), sakit
kepala (-), mual (-), muntah (-), demam
(-), sedang sakit batuk pilek (-)
KASUS 2
RPD :
Riwayat sakit seperti ini sebelumnya disangkal, riwayat
keluar cairan dari telinga (-), riwayat trauma kepala (-),
hipertensi (+) 1 tahun yang lalu tidak terkontrol, perokok
sampai sekarang. minum obat-obatan dalam jangka waktu
lama (-)

RPK :
Alergi -, Tidak ada keluarga yang sakit seperti ini

RSE :
Biaya ekonomi di tanggung BPJS non PBI
KASUS 2
Pemeriksaan Fisik
Status generalis
KU: Baik, Kes: cm
TD: 150/90 mmHg, nadi 80x/mnt, RR 22x/mnt, suhu 36,
80C,

Status lokalis
• Telinga : CAE Serumen -/-, Hiperemis -/-, Edema -/-
MT : intak/intak, Bulging -/-,RC +/+
• Hidung dan tenggorok : dalam batas normal
• Leher : tidak ada pembesaran kelenjar
• Dilakukan tes garputala, weber : terdapat lateralisasi
ke telinga kiri
Pemeriksaan Penunjang
30 Januari 2020
Audiometri Timpanometri
Kesan : Audiometri
-Telinga kanan SNHL
derajat sedang
(PTA 46,25dB) ,
-Telinga kiri SNHL
derajat sedang (PTA
42,25dB)
Timpanometri :
-Tipe A / Tipe A
Pemeriksaan Penunjang
30 Januari 2020
OAE Audiometri tutur
Kesan : OAE
-Refer/Refer
Audiometri tutur :

-Telinga Kanan SDS


90% SRT 40 dB
-Telinga kiri SDS
Pemeriksaan laboratorium : Kolesterol : 140
mg/dl (normal). 80% SRT 40 dB
Assestment : presbikusis dan HHD (hypertension heart
disease).

Program:
• Saran : Pemasangan Alat bantu dengar memperbaiki
kemampuan pendengarannya agar bisa berkomunikasi
• Latihan membaca bibir
• Menjelaskan pada keluarganya bagaimana
memperlakukan atau menghadapi penderita presbiskusis
• Rehabilitasi perlu untuk memperbaiki komunikasi
Kontrol minggu pertama

 pasien tidak kontrol dan pasien belum bersedia memasang


alat bantu dengar (ABD).
PEMBAHASAN

PRESBIKUSIS

Tuli sensorineural pada usia lanjut

Yourpada
Terjadi Textkedua sisi telinga progresif lambat

Dimulai pada frekuensi rendah atau tinggi serta tidak


ada kelainan yang mendasari selain proses menua
PEMBAHASAN
Etilogi Presbikus:

Penyebab pasti tidak diketahui.


Schuknecht :
• Akibat dari proses degenerasi atrofi di bagian
epitel dan saraf pada organ corti.
• Mempunyai hubungan dengan faktor-faktor resiko

Faktor risiko :
• Usia • Hiperkolesterol,
• Jenis kelamin • Merokok
• Hipertensi • Riwayat bising
• Diabetes mellitus
PEMBAHASAN

ANAMNESIS

DIAGNOSIS
Presbikusis

Pemeriksaan Pemeriksaan
fisik Penunjang
PEMBAHASAN

• Keluhan: kedua pasien kurang


pendengaran di kedua telinga
• timbul pada usia > 60 tahun, progresif
lambat, cenderung berbicara lebih keras
• tidak ada keluhan sakit/kelainan pada
Anamnesis telinga sebelumnya (seperti infeksi,
trauma, riwayat keganasan/kelainan
kongenital), riwayat pemakaian obat-
obatan dalam jangka lama (-)
• Pasien 1 : Hipertensi, DM, merokok,
• Pasien 2 : Hipertensi, merokok

• telinga dalam batas normal,


• otoskopi liang telinga dan membrane timpani
PF tidak ada kelainan
• Tes penala, pasien 1 : weber lateralisasi (-),
pasien 2: lateralisasi ke telinga kiri
PEMBAHASAN

• Audiometri,timpanometri,OAE dan
audiometri tutur yang hasilnya
menunjang SNHL derajat sedang.
pemeriksaan • Reflek akustik tidak di lakukan.
penunjang • Pasien 1: rollover phenomen (+) di
telinga kanan.
Rollover Phenomen
 Lesi/kelainan retrokoklear disebabkan infeksi, tumor (acoustic neuroma),
trauma kepala, inflamasi, kelainan vaskuler dan neurologi pada sentral
(cerebellopontine angle, area pusat bicara di otak) atau neural nerve
(auditory nerve).
 Pemeriksaan penunjang:
• Menentukan etiologi dari lesi retrokoklear
• Pemeriksaan imaging (MRI kepala kontras) dan audiologi : ABR
(Auditory Brainstem Response Test), OAE (otoacoustic emission test),
acouctic reflex test dan reflex decay test.

 Pasien 1: anamnesis dan pemeriksaan fisik tidak ditemukan


adanya infeksi/ inflamasi/keganasan/riwayat trauma kepala yang
menyebabkan timbulnya penurunan pendengaran secara
perlahan pada pasien.
 evaluasi lebih lanjut (pemeriksaan audiologi, imaging) perlu dilakukan
jika di temukan keluhan yang baru pada saat kontrol
Presbikusis dengan
keterlibatan faktor Diagnosis Kedua
risiko hipertensi, pasien,laporan kasus
diabetes mellitus dan ini
merokok.
Klasifikasi dan Derajat
 sensori (outer hair-cell)

• Klasifikasi dan Derajat


Presbikusis
• Schuknecht membagi 4
jenis;
 sensori (outer hair-cell),
 neural (ganglion-cell)  neural (ganglion-cell),
 metabolik (strial atrophy),
dan
 koklea konduktif (stiffness
of the basilar
membrane).
Klasifikasi Presbikusis
 metabolik (strial atrophy) • Schuknecht menambahkan
Jika terdapat gabungan 2
dari ke empat jenis
presbikusis yang terjadi
secara bersama
diklasifikasikan sebagai
mixed presbicusis.
 koklea konduktif
(stiffness of the basilar membrane)
Berdasarkan hasil pemeriksaan
pendengaran, tipe presbikusis :
 Pasien 1 adalah mixed presbicusis
type: Neural type dan
Metabolik(Strial presbicusis).
 pasien ke 2 adalah Metabolik (Strial
presbicusis)
PEMBAHASAN

• Lawani membagi 4 jenis;


PEMBAHASAN

Pasien dalam kedua kasus ini

Hipertensi Merokok Presbikusis


Diabetes mellitus

Hipertensi

kondisi ini:
kemungkinan telah
 memperberat tahanan vaskular 
menderita penyakit  mengakibatkan viskositas darah meningkat 
hipertensi bertahun-  penurunan aliran darah kapiler dan transportasi darah ke
tahun sampai dengan organ dalam 
sekarang.  menyebabkan berkurangnya aliran oksigen dan suplai
nutrisi untuk telinga dalam 
 mengganggu transmisi sinyal pendengaran pada kedua
pasien tersebut,
PEMBAHASAN

Pasien dalam kedua kasus ini

Merokok

keduanya memiliki riwayat perokok aktif yang


sudah lama/bertahun-tahun dan masih sampai
dengan sekarang.
Zat-zat yang berbahaya dalam kandungan
rokok tersebut telah terakumulasi dalam tubuh
pasien
 menyebabkan gangguan suplai oksigen
pada organ corti di koklea
 menimbulkan efek iskemik, gangguan pada
pembuluh darah telinga dalam
PEMBAHASAN

Pasien 1

Diabetes Melitus

DM yang baru diketahui 1 tahun terakhir ini, tidak


pernah kontrol .
Pada pasien ini kemungkinan telah terjadi
perubahan pada dinding pembuluh darah yang
disebabkan oleh diabetes , seperti kemungkinan
telah terbentuknya mikroangiopati pada pembuluh
darah pasien terutama pada sirkulasi di koklea.
Penatalaksanaan
 Gangguan pendengaran pada presbikusis adalah tipe
sensorineural yang tidak dapat disembuhkan, tujuan
penatalaksanaannya untuk memperbaiki kemampuan
pendengarannya dengan :

Alat Bantu Dengar


Implan Koklea
Latihan membaca bibir
Diagnosis Banding

• Ototoksik
• NIHL (NOISE INDUCED HEARING LOSS)
Pencegahan

 Pencegahan pada presbikusis adalah dengan menghindari


faktor resiko seperti :
 Jangan merokok
 Kontrol kadar gula darah
 Kontrol tekanan darah
 Kontrol kadar kolestrol
 Olah raga secara teratur
 Istirahat yang cukup
PROGNOSIS

Pada pasien presbikusis perlu diingatkan mengenai


faktor risiko yang dapat memperburuk keadaaannya,
pada kedua pasien ini pada umumnya tidak begitu baik,
selain dikarenakan gangguan pendengaran terkait usia itu
sendiri, dimana faktor risiko dari kedua pasien tersebut
masih belum terkendali masih kurangnya tingkat
kesadaran/kepatuhan untuk menjalani pengobatan/terapi.
SIMPULAN
Dilaporkan dua kasus penyakit Presbikusis pada laki-laki
berumur >60 tahun. Pasien didiagnosis menderita penyakit
Presbikusis berdasarkan anamnesis, pemeriksaan fisik dan
pemeriksaan penunjang
Presbikusis adalah tuli sensorineural pada usia lanjut akibat
proses degenerasi organ pendengaran, pada kedua sisi telinga,
yang terjadi secara progresif lambat,banyak faktor yang diduga
dapat mempengaruhi terjadinya presbikusis seperti usia, jenis
kelamin, hipertensi, diabetes mellitus, hiperkolesterol dan
kebiasaan merokok terhadap penurunan pendengaran pada
usia lanjut.
Gangguan pendengaran pada presbikusis adalah tipe
sensorineural yang tidak dapat disembuhkan, dan tujuan
penatalaksanaannya untuk memperbaiki kemampuan
pendengarannya dengan menggunakan alat bantu dengar.
TERIMA KASIH

Anda mungkin juga menyukai