Anda di halaman 1dari 18

MODUL

OTOTOKSIK
Oleh :
Herdiansyah

Pembimbing : Dr. Dwi marliyawati, Sp.THT-KL Msi.Med


TUJUAN PEMBELAJARAN
 Mengetahui Anatomi Pendengaran
 Mengenali gejala dan tanda ototoksik
 Mengenali patofisiologi ototoksik
 Melakukan anamnesis dan pemeriksaan pada ototoksik
 Mengetahui tatalaksana pada ototoksik
ANATOMI
• kemampuan obat untuk
menginduksi kerusakan telinga
Definisi bagian dalam secara klinis
diamati sebagai gangguan
pendengaran dan atau gangguan
keseimbangan
Obat berpotensi menyebabkan
Obat reaksi toksik pada struktur
Ototoksik telinga dalam  koklea,
vestibule, kanalis semisirkularis.
Aminoglikosida
Aminoglikosida

Loop
LoopDiuretik
Diuretik
Obat
Obat Obat
ObatAntineoplastic
Antineoplastic
Ototoksik
Ototoksik
NSAID
NSAID

Anti
AntiMalaria
Malaria
Antineoplastic: Radikal bebas  apoptosis sel rambut dan stria vaskular
Jenis obat yang berpotensi ototoksik
Contoh : Cisplatin, carboplatin, oxiloplatin, nedaplatin, ZD0473, BBR3464,
and satraplatin

Aminoglikosida : Iron-aminoglicoside complex  ROS  kerusakan sel


Contoh : dihydrostreptomycin, tobramycin, kanamycin, amikacin, and
gentamicin

Loop diuretics :
-gangguan pada Na+K+2CL- contraporters di stria vaskularis  gangguan
endopotensial
-Pelebaran reticulum endoplasma pada ganglion spiralis
Contoh : bumetanide (Bumex), furosemide (Lasix), and ethacrynic acid
(Edecrin)
NSAID :
Jenis obat yang berpotensi ototoksik
Mengganggu transport anion  mengganggu electromotility  gangguan
pada cochlear amplifier
Contoh : Salisilat

Obat lain :
Obat anti malaria : kina
TANDA DAN GEJALA
 Tinitus dan gangguan pendengaran merupakan gejala
utama ototoksisitas
 Ciri khas tinnitus ototoksik : kuat dan bernada tinggi,
berkisar antara 4 KHz sampai 6 KHz bilateral. Pada
kerusakan yang menetap, tinnitus lama kelamaan tidak
begitu kuat tetapi juga tidak pernah hilang
TANDA DAN GEJALA
Gejala lain : gangguan keseimbangan badan, sulit memfiksasi
pandangan, terutama setelah perubahan posisi, ataksia
(kehilangan koordinasi otot) dan oscillopsia (pandangan
kabur dengan  pergerakan kepala) tanpa adanya riwayat
vertigo sebelumnya.
Grading
Menurut CTCAE (Common Terminology Criteria for Adverse Events) :
 Derajat 1 : ambang dengar turun 15-25 dB dari pemeriksaan

sebelumnya (1 tahun), dirata-rata pada 2 atau lebih frekuensi yang


berurutan.
 Derajat 2 : ambang dengar turun 25-90dB dari pemeriksaan

sebelumnya (1 tahun), dirata-rata pada 2 atau lebih frekuensi yang


berurutan.
 Derajat 3 : penurunan pendengaran yang membutuhkan intervensi

alat bantu dengar (>20 dB bilateral pada frekuensi percakapan, > 30


dB unilateral pada frekuensi percakapan)
 Derajat 4 : penurunan pendengaran yang membutuhkan intervensi

alat bantu dengar dan implan kokhlea.


Grading
Menurut Brock’s :
 Derajat 0 : ambang dengar kurang dari 40dB pada semua

frekuensi
 Derajat 1 : ambang dengar > 40dB pada frekuensi 8.000Hz

 Derajat 2 : ambang dengar > 40dB pada frekuensi 4.000-

8.000Hz
 Derajat 3 : ambang dengar > 40dB pada frekuensi 2.000-

8.000Hz
 Derajat 4 : ambang dengar > 40dB pada frekuensi 1.000-

8.000Hz
DIAGNOSIS

Anamnesis

Pemeriksaan Fisik

Pemeriksaan Penunjang
Anamnesis
 Tinnitus, gangguan pendengaran, vertigo
 Riwayat pemakaian obat ototoksik dalam jangka panjang

Pemeriksaan Fisik
• Pemeriksaan Pendengaran dan keseimbangan

Pemeriksaan Penunjang
• Audiometri
DIAGNOSIS BANDING

 Prebiskusis
 NIHL
 Penyakit Meniere
PENATALAKSANAAN
• Hentikan obat-obatan ototoksik dengan pemilihan
alternatif obat yang kurang ototoksik/vestibuletoksik 
mencegah agar kerusakan yang terjadi tidak meluas atau
semakin parah
• Pemakaian alat bantu dengar
• Rehabilitasi fungsi pendengaran (auditory training) dan
atau keseimbangan
• Pemeriksaan evaluasi pendengaran (audiometri)
PROGNOSIS
Beberapa pasien dapat mengalami perbaikan setelah
penghentian penggunaan obat. Penghentian penggunaan
obat menyebabkan hilangnya gejala dalam beberapa hari,
meskipun kerusakan vestibular dan kokhlear yang
berkaitan dengan aminoglikosida, diuretic , erotromisin,
cisplatin dan vankomisin dapat menghasilkan ataksia
ataupun tuli permanen.
TERIMA KASIH...

Anda mungkin juga menyukai