HNP Lumbal Neuro
HNP Lumbal Neuro
PENDAHULUAN
!
!
1.1 Latar Belakang
back. Secara egenera pinggang adalah daerah tulang belakang L-1 sampai
seluruh tulang sacrum dan otot-otot sekitarnya. Tulang belakang lumbal sebagai
unit egenerati dalam berbagai sikap tubuh dan gerakan ditinjau dari sudut
mekanika.
Daerah pinggang mempunyai fungsi yang sangat penting pada tubuh
manusia. Fungsi penting tersebut antara lain, membuat tubuh berdiri tegak,
pergerakan, danmelindungi beberapa organ penting.
Peranan otot-otot egener trunksi adalah memberikan tenaga imbangan
ketik mengangkat benda. Dengan menggunakan alat petunjuk tekanan yang
ditempatkan di dalam egener pulposus manusia, tekanan intradiskal dapat diselidiki pada berbagai sikap tubuh dan keadaan. Sebagai standar dipakai tekanan
intradiskal ketika berdiri tegak.
Tekanan intradiskal yang meningkat pada berbagai sikap dan keadaan
itu diimbangi oleh tenaga otot abdominal dan torakal. Hal ini dapat diungkapkan oleh penyelidikan yang menggunakan korset toraks atau abdomen yang
bisa dikembungkempiskan yang dikombinasi dengan penempatan alat penunjuk
L5-S1 dan L4-L5. Biasanya NBP oleh karena HNP lumbalis akan membaik
dalam waktu kira-kira 6 minggu. Tindakan pembedahan jarang diperlukan kecuali pada keadaan tertentu.
BAB II
DAFTAR PUSTAKA
!
!
1. 2.1 DEFINISI
HNP (Hernia Nukleus Pulposus) yaitu keluarnya nukleus pulposus dari
discus melalui robekan annulus fibrosus hingga keluar ke belakang atau
dorsal menekan medulla spinalis atau mengarah ke dorsolateral menekan
radix spinalis sehingga menimbulkan gangguan.
Daerah sakitnya tergantung di mana terjadi penjepitan, misalnya di leher
maka akan terjadi migrain atau sakit sampai ke bahu. Bisa juga terjadi penjepitan di tulang ekor, maka akan terasa sakit seperti otot ketarik pada
bagian paha atau betis, kesemutan, bahkan sampai pada kelumpuhan.
2. Olahraga yang tidak teratur, mulai latihan setelah lama tidak berlatih,
latihan yang berat dalam jangka waktu yang lama.
3. Merokok. Nikotin dan racun-racun lain dapat mengganggu kemampuan
diskus untuk menyerap nutrien yang diperlukan dari dalam darah.
4. Berat badan berlebihan, terutama beban ekstra di daerah perut dapat
menyebabkan strain pada punggung bawah.
5.
2.4 PATOGENESIS
!
Nukleus pulposus terdiri dari jaringan penyambung longgar dan sel-sel
kartilago yang mempunyai kandungan air yang tinggi. Nukleus pulposus
bergerak, cairan menjadi padat dan rata serta melebar di bawah tekanan dan
!
6
!
2.6 DIAGNOSIS
1. Anamnesis
a. Mula timbul nyeri: apakah didahului trauma atau aktivitas fisik,
ataukah spontan.
b. Sifat nyeri: nyeri tajam, menusuk dan berdenyut sering bersumber dari sendi, tulang dan ligamen; sedangkan pegal, biasanya
berasal dari otot.
c.
Lokasi nyeri: nyeri yang disertai penjalaran ke arah tungkai menunjukkan keterlibatan radiks saraf.
d. Hal-hal yang meringankan atau memprovokasi nyeri: bila berkurang setelah melakukan tirah baring mungkin HNP tetapi bila
bertambah, mungkin disebabkan tumor; bila berkurang setelah
berjalan jalan mungkin tumor dalam kanalis vertebralis; nyeri
dan kaku waktu bangun pagi dan berkurang setelah melakukan
gerakan tubuh mungkin disebabkan spondilitis ankilopoetika;
batuk, bersin dan mengejan akan memprovokasi nyeri pada HNP.
e. Klaudikasio intermitens dibedakan atas jenis vaskuler dan neurogenik, jenis neurogenik memperlihatkan pulsasi pembuluh
darah perifer yang normal dan nyeri berkembang menjadi
parestesia dan kelumpuhan.
f.
g. Nyeri bersifat stasioner mungkin karena gangguan mekanik kronik; bila progresif mungkin tumor.
h. Adakah gangguan fungsi miksi dan defekasi, fungsi genitalia,
siklus haid, penggunaan AKDR (IUD), fluor albus, atau jumlah
anak.
i.
j.
Posisi berdiri:
i. Perhatikan cara penderita berdiri dan sikap berdirinya.
ii. Perhatikan bagian belakang tubuh: adakah deformitas,
gibus, skoliosis, lordosis lumbal (normal, mendatar, atau
hiperlordosis), pelvis yang miring tulang panggul kanan
dan kiri tidak sama tinggi, atrofi otot.
b.
c.
d.
e.
f.
Posisi berbaring :
10
11
!
3. Pemeriksaan neurologik,
a.
Pemeriksaan sensorik
12
b. Somato Sensoric Evoked Potential (SSEP) . Berguna untuk menilai pasien spinal stenosis atau mielopati.
c. Myelogram. Berguna untuk menjelaskan ukuran dan lokasi dari
hernia. Bila operasi dipertimbangkan maka myelogram dilakukan untuk menentukan tingkat protrusi diskus. Juga digunakan untuk membedakan kompresi radiks dari neuropati perifer.
d. MRI tulang belakang. Bermanfaat untuk diagnosis kompresi
medulla spinalis atau kauda equina. Alat ini sedikit kurang teliti
daripada CT scan dalam hal mengevaluasi gangguan radiks
saraf. MRI merupakan standar baku emas untuk HNP.
13
!
Gambar 3. Myelo CT untuk melihat lokasi HNP
!
f. Pemeriksaan laboratorium. Untuk menyingkirkan kelainan-kelainan pada saluran kencing.
2.7 TERAPI
1. Tirah baring
Penderita harus tetap berbaring di tempat tidur selama beberapa hari
dengan sikap yang baik adalah sikap dalam posisi setengah duduk dimana
14
tungkai dalam sikap fleksi pada sendi panggul dan lutut. tertentu. Tempat
tidur tidak boleh memakai pegas/per dengan demikina tempat tidur harus
dari papan yang larus dan diutu[ dengan lembar busa tipis. Tirah baring
bermanfaat untuk nyeri punggung bawah mekanik akut. Lama tirah baring
tergantung pada berat ringannya gangguan yang dirasakan penderita.
2. Meredakan Nyeri
Kompres lembab panas, sedatif, dan relaksan otot.
3. Medikamentosa
a. Symtomatik
Analgetik (salisilat, parasetamol), kortikosteroid (prednison, prednisolon), anti-inflamasi non-steroid (AINS) seperti piroksikam, antidepresan trisiklik (amitriptilin), obat penenang minor (diasepam, klordiasepoksid).
b. Kausal
Kolagenese
4. Fisioterapi
Biasanya dalam bentuk diatermy (pemanasan dengan jangkauan permukaan yang lebih dalam) untuk relaksasi otot dan mengurangi lordosis.
5. Traksi
15
!
!
!
!
!
!
!
!
!
!
!
16
!
BAB 3
KESIMPULAN
!
Dibutuhkan terapi farmakologi berupa pemberian analgesik dan anti inflamasi,serta fisioterapi yang baik,dan pasien harus banyak istirahat tirah baring
selama beberapa waktu.
!
!
!
!
!
!
!
!
!
!
!
!
!
17
!
!
DAFTAR PUSTAKA
!
1. Sidharta Priguna. 1999. Neurologi Klinis Dasar. Edisi IV. Jakarta:
PT Dian Rakyat. 87-95.
2. Snell, S.Richard. 1997. Anatomi Klinik Untuk Mahasiswa
Kedokteran; Bagian Ketiga. Alih Bhasa Jan Tambayong. Jakarta:
Penerbit Buku Kedokteraan.
3.Sufitni. 1996. Diagnosis topik neurologi. Edisi 2. Jakarta : Penerbit
buku kedokteran EGC.
4.Suharso & Harsono. 1985. Epidemiologi Nyeri Pinggang Bawah di
Poliklinik Saraf RSUP Dr. Sardjito Yogyakarta. Yogyakarta:
Simposium Nyeri Pinggang Bawah Pertemuan regional II.
5.Effendi Z & Santosa CH. 1980. Low Back Pain di Poliklinik
Rematologi RS Dr Sutomo. Surabaya: Naskah lengkap Simposium Low
Back Pain.
18