BAB 14
SISTEM ABS, ASR/ETC dan
ESP
Sistem ABS, ASR/ETC dan ESP
adalah
suatu
sistem
yang
merupakan pengembangan
dari
sistem rem pada kendaraan dimana
dengan pema- sangan sensor
putaran roda maka dapat diketahui
apakah roda dalam keadaan slip
akibat perlambatan, percepatan,
oversteering dan under- steering,
kelengkapan lain dipasang juga unit
aktuator serta elektronic control unit
(ECU), sehingga sensor dapat
memberikan sinyal ke ECU untuk
diolah
sedemikian
rupa
dan
menghasilkan sinyal output ke
actuator guna mengkondisikan roda
tidak terjadi slip.
121
Teknik Ototronik
122
Teknik Ototronik
123
Teknik Ototronik
Vk Vr
Vk
s
Vk
Vr
= Slip
= Kecepatan kendaraan
= Kecepatan roda
Menaikan Tekanan :
Teknik Ototronik
Menurunkan Tekanan :
Menahan Tekanan :
125
Teknik Ototronik
1.
2.
3.
4.
5.
6.
7.
8.
9.
Pedal rem
Silinder master
Reservoir
Katup masuk
Katup anti balik
Kaliper
Katup buang
Pompa tekanan tinggi
Katup anti balik
Keterangan :
1.
Pedal rem
2.
Sensor posisi pedal rem
3.
Penguat gaya rem
4.
Unit hidraulis
5.
Pompa tekanan tinggi
6.
Silinder master
7.
Reservoir
8.
Lampu kontrol ABS
9.
Sensor putaran roda depan kiri
10. Sensor putaran roda depan kanan
11. Sensor putaran roda belakang
kanan
12. Sensor putaran roda belakang kiri
13. Kontrol unit ABS
Menaikkan tekanan :
Menahan tekanan :
Keterangan :
126
Teknik Ototronik
Menaikkan tekanan :
Menurunkan tekanan :
Menahan tekanan :
Teknik Ototronik
Electronic
Traksion
Control
(ETC), adalah teknik untuk menghindari slip pada roda penggerak,
akibat dari penggunaan differensial
bila salah satu roda penggerak
terjadi slip maka gaya penggerak
mengalir hanya ke roda penggerak
yang slip saja akibatnya kendaraan
tidak bisa jalan karena daya dari
mesin mengalir ke roda yang slip
saja.
14.3.1 Permasalahan :
Teknik Ototronik
14.3.2 Perbaikan :
Pada
mobil
dengan
penggerak roda depan mobil
tidak bisa dibelokkan.karena
pada roda penggerak terjadi
slip
pe-
129
Teknik Ototronik
50
50
%
%
Mp/2+M
Mp/2+M
rem Mp = 100 % rem
Gambar 14.24 Pengereman pada roda
yang slip ( kecil)
Pada saat awal berjalan/ percepatan dengan sistem pengatur momen rem pada slip. Pada saat roda
melebihi batas slip, roda peng-gerak
kanan berputar lebih cepat (slip).
Dengan bantuan sensor pu-taran
roda, besar slip diinformasikan ke
kontrol unit ABS/ASR. Kontrol unit
dengan bantuan unit hidraulis memberikan tekanan rem pada roda yang
slip. Sehingga pada roda kanan menimbulkan moment pengereman dan
130
Teknik Ototronik
daya motor
Pengaturan daya motor dimaksud adalah menurunkan daya motor
dengan jalan mengatur saat pengapian, injeksi bahan bakar dan posisi
katup gas sehingga daya motor
dapat diturunkan sesuai traksi yang
me-mungkinkan tidak terjadi slip.
131
Teknik Ototronik
Keterangan gambar :
KM = Katup masuk
KB = Katup buang
KP = Katup pemindah dengan
pembatas tekanan (70-130
bar)
KI = Katup isap
P = Pompa pengembali yang
mampu mengisap
PT = Penyimpan tekanan
PP = Peredam getaran (pulsasi)
132
Teknik Ototronik
133
Teknik Ototronik
b.
Pengendalian tambahan :
Melalui sistem pengapian
dan injeksi apabila slip pada
penggerak melebihi batas tertentu saat pengapian diperlambat. Jika moment mesin
masih terlalu besar pengapian
dimatikan (injeksi dimatikan
juga).
c.
134
a)
Teknik Ototronik
Tegangan bateray
Steker diagnoso
Sinyal menurunkan
daya mesin
Melarang campuran
diperkaya pada beban
penuh
Putaran mesin
b)
1.
2.
3.
4.
Katup ETC
Temperatutr mesin
c)
Katup gas
Saluran isap
Katup ASR
Motor penutup
gas
juga
135
Teknik Ototronik
Persiapan sinyal
dari sensor roda
depan kiri dan
belakang kiri
Steker diagnosa
Persiapan sinyal
dari sensor roda
depan kanan dan
belakang kanan
Sensor roda
belakang kiri
Sensor roda
depan kanan
Katup belakang
kiri
Sensor roda
belakang kanan
Katup belakang
kanan
Saklar rem
Persiapan sinyal
dari saklar rem
Persiapan sinyal
Persiapan sinyal
Saklar tekan
Persiapan sinyal
Katup pemindah
Transistor penguat
Relay katup
Sensor roda
depan kiri
Relay pompa
tekan
Relay pompa
pengembali
Lampu saklar
rantai salju
Kontrol unit ABS/ASR
Lampu kontrol
ABS
Lampu kontrol
ASR
Pengaturan
Gaya
Pengereman
Mesin :
Apabila
pengereman
mesin
terlalu besar dan licin, roda
penggerak dapat slip lebih dari 30%
walaupun rem tidak diinjak. Hal ini
berbahaya pada kendaraan dengan
penggerak roda belakang karena
stabilitas kendaraan hilang
Momen pengereman mesin yang
besar terjadi biasanya ditimbulkan
setelah pemnindahan gigi besar ke
gigi kecil pada saat kopling dilepas.
Sistem ini menghindari slip roda
yang
terlalu
besar
dengan
menaikkan putaran mesin. Putaran
mesin dinaikkan dengan putaran
sebuah katup gas listrik atau dengan
bantuan dari pengatur putaran idel.
Teknik Ototronik
137
Teknik Ototronik
ESP Berfungsi
Perbaikan :
Mengerem salah satu atau
kedua roda pada satu aksel untuk
meng-hindari
oversteering
atau
under-steering.
Sta-
Pengaturan Daya
Pengereman
ASR
ESP
ASR
ESP
ABS
ASR
Teknik Ototronik
MSR
ESP
pengereman sangat
sesuai kondisi
b)
teliti
139
Teknik Ototronik
Steker Diagnosa
D+ Alternator (61)
Pompa Awal
Relay Pompa
Pengembali
Sensor kemudi :
Kegunaan : Untuk mengukur
su-dut stir seteliti mungkin
Keterangan :
a.
Elektronika sensor.
b.
Pengirim sinyal Hall
c.
Elemen pegas dan masa
d.
Pegas pengukur
e.
Peredam
Prinsip Kerja :
Sistem pegas dan masa (untuk
masa magnet permanen) akan
bergerak sesuai besar gaya samping
dengan demikian magnet permanen
terhadap sensor Hall berubah
tegangan Hall berubah juga.
140
Teknik Ototronik
Cara Kerja :
Sebuah silinder dari baja dapat
getaran dengan frekuensi tertentu,
dari 4 elemen piezo (yang menimbulkan getaran). 4 pasang
elemen piezo terpasang berhadapan
melin-tang pada saat kendaraan
berputar getaran yang ditimbulkan
dari elemen piezo berubah. Besar
perubahan getaran adalah hasil dari
putaran kendaraan.
Diagnosa
pada
kerusakan
sistem ABS, ASR/ETC dan ESP
pada kendaraan bermotor pada
dasarnya dapat dilakukan melalui 2
cara yaitu:
14.5.2
Mendiagnosa dengan
menggunakan
141
Teknik Ototronik
Automotive Diagnose
Scantool
Pada setiap kendaraan bermotor
yang sudah dilengkapi dengan
sistem kontrol elektronik disediakan
konektor DLC (Data Link Conector)
yang berfungsi sebagai sambungan
untuk dapat membaca kondisi yang
ada pada sistem.
Untuk dapat membaca kondisi
tersebut tentulah dibutuhkan alat
yang namanya Scantool, yang
berfungsi membantu kita untuk
berkomunikasi dengan sistem.
Dengan menggunakan Scantool
kita
dapat
dengan
mudah
mengetahui
dan
mendiagnosa
kerusakan yang terjadi, karena
Scantool langsung menampilkan
data kode dan part yang rusak
secara visual dan juga dapat
langsung membaca sinyal-sinyal
yang ada.
142
Teknik Ototronik
143