Pendahuluan
Umumnya material angkutan sedimen berasal dari Daerah Aliran Sungai (DAS) dan dari palung
sungai itu sendiri.
Berdasarkan mekanisme pergerakannya angkutan sedimen dibedakan atas:
Angkutan sedimen dasar/Bed load, merupakan pertikel sedimen yang bergerak tidak jauh
dari dasar sungai dan bergerak secara bergeser, merayap, menggelinding atau meloncat.
Pengukuran sedimen suspensi bertujuan agar supaya dapat menentukan konsentrasi sedimen dan
kuantitas angkutan sedimen persatuan waktu pada suatu lokasi dan waktu tertentu, dan dapat
menentukan besarnya endapan dalam hubungannya dengan angkutan sedimen tersebut.
Pengukuran sedimen suspensi dilakukan dengan cara mengambil sampel/contoh air dan
membawa ke laboratoriun untuk dapat diketahui konsentrasi sedimen dalam satuan mg/liter atau
ppm (part per million), selain itu dalam analisa laboratorium dapat diketahui Berat Jenis (BD)
dan besaran ukuran butir. Untuk dapat mengetahui kandungan sedimen (dalam satuan ton/hari)
maka selain data hasil pemeriksaan laboratorium pada saat yang bersamaan perlu dilakukan
pengukuran debit/aliran sungai.
g) Tidak terletak pada lokasi yang terpengaruh oleh adanya aliran lahar/air terjun.
h) Sebaiknya profil melintang sungai dapat menampung debit aliran sungai pada saat banjir
(tidak meluap keatas bantaran sungai).
Dengan cara ini maka pada setiap vertikal/raai, sampel suspensi ditampung dalam satu (1) botol.
Misalnya pada setiap sub-penampang direncanakan menampung 25 % dari total debit (atau akan
dilakukan pengambilan sampel sedimen pada empat vertikal), maka pengambilan sedimen harus
dilaksanakan pada vertikal yang mempunyai besar aliran kumulatif sebesar 12 %, 38%, 62%, dan
88%
Bilamana akan dilakukan pengambilan tiga (3) sampel maka pengambilan sampel sedimen
dilakukan pada vertikal yang mempunyai besar aliran kumulatif sebesar 1/6, 3/6 dan 5/6 dari
debit total pada penampang tersebut.
Dalam gambar ini terlihat bahwa:
W1 W2 W3 Wn
Q1 = Q2 = Q3 = Qn
V1 V2 V3 .. Vn
Keterangan:
W : jarak antara vertikal
Q : debit per segmen
V : volume sampel sedimen ( misalnya berkisar antara 350-400 ml)
B) Equal Width Increment (EWI)
Dalam metode ini penampang sungai dibagi atas beberapa bagian dimana setiap bagian
mempunyai jarak yang sama satu sama lainnya seperti terlihat dalam gambar 11.5 dibawah ini.
Jumlah vertikal ditetapkan berdasarkan kondisi aliran dan sedimen serta tingkat ketelitian yang
diinginkan.
Lokasi pengambilan sampel sedimen ditentukan dengan cara rata-rata tengah.
Misalnya:
Dengan demikian maka lokasi pengukuran adalah pada raai yang terletak pada meteran: 2.5, 7.5,
12.5, 17.5, 22.5, 27.5, 32.5, 37.5, 42.5, 47.5
Berdasarkan grafik pada gambar 11.3 maka dapat diketahui waktu yang diperlukan.
h)
Kecepatan menaikkan alat harus sama dari dasar sampai mencapai permukaan air.
Tepat pada waktu yang ditetapkan, alat harus sudah berada tepat diatas permukaan air.
Bilamana hal ini tidak tercapai, maka pengambilan sampel sedimen harus diulangi
Konsentrasi sedimen suspensi (Cs) umumnya ditulis dalam mg/l atau dalam satuan part per
million (ppm).
Untuk mendapatkan nilai konsentrasi dalam mg/l maka nilai konsentrasi dalam satuan ppm
sebagai hasil analisa dari laboratorium harus dikoreksi dengan nilai c
Tabel Faktor konversi c (mengkonversi satuan ppm menjadi mg/l)
Konsentrasi (ppm)
0 15900
16000 46800
46900 76500
76600 105000
c
1.00
1.02
1.04
1.06
Konsentrasi (ppm)
322000 341000
342000 361000
362000 380000
381000 399000
c
1.26
1.28
1.30
1.32
106000 133000
134000 159000
160000 185000
186000 210000
211000 233000
234000 256000
257000 279000
280000 300000
301000 321000
1.08
1.10
1.12
1.14
1.16
1.18
1.20
1.22
1.24
400000 416000
417000 434000
435000 451000
452000 467000
468000 483000
484000 498000
499000 514000
515000 528000
529000 542000
1.34
1.36
1.38
1.40
1.42
1.44
1.46
1.48
1.50
Besarnya kandungan sedimen (Us) dari masing-masing raai/vertikal dihitung dengan rumus:
Us = k x V x Cs (mg/dt/ m2)
Keterangan:
V
:1
Kandungan sedimen total dari suatu penampang adalah penjumlahan dari nilai As tersebut diatas.