Anda di halaman 1dari 37

BAHAN PERTEMUAN

BAB IX
SURVEY SUNGAI

06/07/2020 1
Hidrometri
 Debit (kecepatan aliran) dan sedimen
merupakan komponen penting yang
berhubungan dengan permasalahan DAS
seperti erosi, sedimentasi, banjir dan longsor.
 Pada metode ini debit merupakan hasil
perkalian antara luas penampang vertikal sungai
(profil sungai) dengan kecepatan aliran air.
Q = A.V
Q=Debit aliran (m /s); A=Luas penampang vertikal
(m2); V=Kecepatan aliran sungai (m/dt)
06/07/2020 2
Persiapan pengukuran debit
Kriteria lokasi yang ideal untuk Perlengkapan yang perlu
melakukan pengukuran adalah: dipersiapkan adalah:
Alat tulis (buku, pensil, dan
 Tidak ada pusaran air
spidol)
 Profil sungai rata tanpa ada Timer (stopwatch)
penghalang aliran air Alat pengapung (bola tennis,
 Arus sungai terpusat dan bambu dengan pemberat)
tidak melebar saat tinggi Meteran
muka air naik Benang atau tali
 khusus untuk pengukuran Palu dan pakub
pada sungai besar harus ada Tongkat bambu atau kayu
jembatan yang kuat Penggaris

06/07/2020 3
Pelaksanaan pengukuran debit
Pembuatan profil sungai
 Perhitungan debit perlu dilakukan
pembuatan profil sungai, dengan cara
sebagai berikut:
 Pilih lokasi yang representatif (dapat
mewakili) untuk pengukuran debit
 Ukur lebar sungai (penampang
horisontal)
 Bagi lebar sungai menjadi 10-20
bagian dengan interval jarak yang
sama
 Ukur kedalaman air di setiap interval
dengan mempergunakan tongkat A = L1 D1 + L2 D2 + .........Ln Dn (m2)
L=lebar penampang horisontal (m); D=Kedalaman (m)

06/07/2020 4
Pengukuran debit
 Langkah pengukuran debit adalah sebagai
berikut:
 Pilih lokasi pengukuran pada bagian sungai
yang relatif lurus dan tidak banyak pusaran
air. Bila sungai relatif lebar, bawah jembatan
adalah tempat pengukuran yang cukup ideal
 Tentukan lintasan dengan jarak tertentu,
kira-kira waktu tempuh benda yang
diapungkan lebih kurang 20 detik.
 Buat profil sungai pada titik akhir lintasan
 Catat waktu tempuh benda apung mulai V=L/t
saat dilepaskan sampai dengan garis akhir V = kecepatan (m/detik);
lintasan L=panjang lintasan (m);
t = waktu tempuh (detik)
 Ulangi pengukuran sebanyak tiga kali
 Hitung kecepatan rata-ratanya

06/07/2020 5
Pengukuran kecepatan aliran dengan 'Flow Probe' atau 'Current-meter‘.
• Langkah pengukurannya adalah sebagai berikut:
• Pilih lokasi pengukuran pada bagian sungai yang relatif lurus dan tidak
banyak pusaran air. Bila sungai relatif lebar, bawah jembatan adalah
tempat pengukuran cukup ideal sebagai lokasi pengukuran
• Bagilah penampang melintang sungai/saluran menjadi 10-20 bagian
yang sama dengan interval tertentu
• Ukur kecepatan aliran pada kedalaman tertentu sesuai dengan
kedalaman sungai pada setiap titik interval yang telah dibuat
sebelumnya.
• Hitung kecepatan aliran rata-ratanya

06/07/2020 6
• Debit yang dihitung merupakan jumlah total
debit aliran pada setiap penampang atau
dapat dituliskan dengan persamaan:
• Q = L­1 D1 V1 + L2 D2 V2 + ..........Ln Dn Vn (m3/dt)
• Q = debit (m /detik); L = lebar interval (m); D =
kedalaman (m); V= kecepatan rata-rata pada
tiap titik kedalaman pengukuran (m/detik)

06/07/2020 7
Pemantauan debit dalam jangka panjang dapat
dilakukan dengan memperhatikan beberapa hal
berikut:
 Pilih lokasi pada bagian sungai yang relatif
lurus, tidak banyak pusaran air dan memiliki
dasar sungai yang kuat. Tempat yang ideal
adalah di bawah jembatan atau bendung irigasi;
 Pembuatan 'rating curve' harus mewakili variasi
tinggi muka air yang mungkin terjadi
 Lakukan pengecekan profil sungai minimal
setiap enam bulan sekali

06/07/2020 8
Menetapkan Muatan Sedimen di Sungai
• Sedimen merupakan material hasil erosi yang
dibawa oleh aliran air sungai dari daerah hulu dan
kemudian mengendap di daerah hilir
• Proses erosi di hulu meninggalkan dampak hilangnya
kesuburan tanah sedangkan pengendapan sedimen
di hilir seringkali menimbulkan persoalan seperti
pendangkalan sungai dan waduk di daerah hilir
• Sedimen di sungai dapat dibedakan menjadi dua
jenis yaitu sedimen melayang ('suspended load') dan
sedimen merayap ('bed load')

06/07/2020 9
Pengukuran sedimen melayang dapat dilakukan
dengan mengambil contoh air sungai melalui
metode pengambilan langsung di permukaan:
 Grab samples'; untuk sungai yang homogen)
 Metode integrasi kedalaman ('depth
integrated'; untuk sungai dalam dan tidak
homogen):

06/07/2020 10
Untuk mengetahui berapa jumlah sedimen melayang di sungai
dapat dilakukan dengan cara:
 Mengambil contoh air sungai dengan volume tertentu
kemudian diendapkan dan dikeringkan dalam oven pada
suhu 105°C selama 2 x 24 jam sampai kering dan kandungan
airnya tetap;
 Menimbang berat kering sedimen. Dari berat kering
tersebut bisa diukur konsentrasi sedimen dalam contoh air.
Selanjutnya, dengan data debit dapat diketahui hasil
sedimen.
 Contoh Apabila dalam 500 ml contoh air diperoleh berat
kering sedimen sebanyak 5 gram, berarti konsentasi
sedimen pada tempat pengambilan contoh air tersebut
adalah 5 gram/500 ml air

06/07/2020 11
Pengambilan contoh sedimen melayang
Alat yang diperlukan saat pengambilan contoh air adalah:
 Tongkat berskala
 Botol aqua ukuran 1500 ml yang dilubangi bagian bawahnya
dengan diameter sekitar 2 cm, mulut botol dalam keadaan
tertutup
 Plastik atau botol penyimpan sampel
 Karet gelang
 Alat tulis
 Spidol
 Jam
 Ember ( min dia. 30 cm)

06/07/2020 12
Langkah pengambilan contoh air :
 Ambil contoh air di tengah sungai sebanyak 1 liter, dengan
menggunakan botol yang diikat pada tongkat. Turunkan botol secara
perlahan dari permukaan air sampai dasar sungai. Catat tinggi muka
air atau hitung debit aliran pada saat mengambil sedimen
 Tuangkan contoh air ke dalam kantong plastik atau botol plastik
 Beri label tanggal, waktu dan tempat pengambilan contoh air pada
kantong plastik atau botol sampel

06/07/2020 13
Penetapan konsentrasi sedimen
Metode Secci dics
• Metode cepat untuk mengukur kekeruhan di
lapangan dapat dilakukan dengan
menggunakan 'Secchi disc' atau piringan yang
berwarna hitam-putih .
• 'Secchi disc' ini digunakan sebagai tanda batas
pandangan mata pengamat ke dalam air,
semakin keruh air, batas penglihatan mata
semakin dangkal

06/07/2020 14
Alat yang diperlukan untuk
mengukur kekeruhan adalah:
• Tabung transparan dengan tinggi
45 cm, tabung dapat dibuat dari
dua buah botol air kemasan ukuran
600 ml yang disatukan;
• Secchi disc', dibuat dari kayu
berbentuk lingkaran dengan
diameter 5 cm, diberi warna hitam
dan putih, kemudian diberi tongkat
sepanjang 35 cm. Selanjutnya
tempelkan meteran pada tongkat

06/07/2020 15
Cara membaca “Secchi disc”
• Tuangkan contoh air ke dalam tabung atau botol
air mineral sampai mencapai ketinggian 30 cm;
• Aduk air secara merata;
• Masukan 'Secchi disc' ke dalam tabung yang
berisi air secara perlahan-lahan dan amati
secara tegak lurus sampai warna hitam putih
pada 'secchi disc' tidak dapat dibedakan;
• Baca berapa centimeter kedalaman 'Secchi disc'
• Konsentrasi Sedimen (mg/l) = (3357.6 * D-1,3844)
Dimana D adalah kedalaman sechhi disc (cm)

06/07/2020 16
Kalibrasi pengamat dan konsentrasi sedimen dapat dilakukan sekaligus, dengan
cara:
 Kumpulkan contoh air sungai dengan tingkat kekeruhan berbeda.
 Baca masing-masing contoh tersebut dengan 'Secchi disc'
 Tampung 300 ml contoh air dalam mangkok alumunium yang telah diketahui
beratnya lalu Endapkan selama 24 jam dan buang sebagian airnya secara hati-
hati.
 Keringkan endapan dengan oven pada suhu 105°C selama 2 x 24 jam
 Timbang berat keringnya (g) dan hHitung konsentrasi dengan persamaan:
konsentrasi (g/l)= berat sedimen (g)/volume air contoh (l)
 Plotkan hasil bacaan tersebut ke dalam grafik

06/07/2020 17
Metode Pengukuran sedimen melayang
berdasarkan pengukuran sesaat
Besarnya konsentrasi sedimen dapat dihitung berdasarkan pengukuran dari
satu penampang sungai yang merupakan perbandingkan antara debit sedimen
dengan besarnya aliran sungai.
Sedimen melayang dapat dihitung dengan asumsi bahwa konsetrasi sedimen
merata pada seluruh bagian penampang melintang sungai.
Besarnya kadar muatan sedimen melayang dalam aliran air dinyatakan dalam
besaran laju sedimentasi (dalam satuan ton atau m3 atau mm per tahun)
Persamaan sedimen harian (Suwarno, 1991 dan Chay Asdak (2007): Qs =
0.0864 x Cs x Q
Dengan; Qs adalah debit sedimen (ton/hari); Cs adalah konsentrasi sedimen
(mg/l); Q adalah debit sungai (m3/dt).
Qs dalam ton/hari dapat dikonversi ke ton/ha/thn dengan membagi nilai Qs
dengan luas DAS. Kemudian nilai Qs dalam ton/ha/thn dapat dikonversikan
menjadi Qs dalam mm/tahun dengan mengalikan dengan berat jenis (Bj)
tanah menghasilkan nilai tebal endapan sedimen.
06/07/2020 18
Sedimen dasar (bed load)
1. Perkiraan muatan sedimen dasar pendekatan
perbandingan muatan sedimen melayang.
Konsentrasi Sedimen Jenis bahan sedimen dasar Bahan asal sedimen layang Persentase sedimen dasar
Layang terhadap layang

Kecil Pasir Sama dengan bahan bed load, 50 %


clay, silt dengan sedikit pasir
< 1000 ppm    
Kerikil dan batu 5%

Sedang Pasir Sama dengan bahan bed load, 10 – 20 %


clay, silt 25 % pasir atau kurang
1000 – 7500 ppm    
Kerikil dan batu 5 – 10%

Besar Pasir Sama dengan bahan bed load, 10 – 20 %


clay, silt 25 % pasir atau kurang
>7500 ppm    
Kerikil dan batu 2 – 8%

06/07/2020 19
b. Perkiraan muatan sedimen dasar dengan
pendekatan persamaan empiris
• Persamaan Mayer-Peter untuk sedimen dasar
dapat diuraikan sebagai berikut :
R (n' / n) 3 / 2 S  1/ 3  w   2 / 3 2/3 1
 0.047  0.25( ) x( ) xq b x D50
( w   ) D50 g w ( w   )

Untuk intensitas aliran dihitung dengan


persamaan berikut :
s  D50
 x
  n' 
3/ 2

S   xR
n

06/07/2020 20
• Intensitas angkutan sedimen muatan sedian
dasar dihitungan dengan persamaan berikut:
1/ 2
qb   1 
  
 x 
3 
 s   s   qxD 

• Debit muatan sedimen dasar per unit lebar


1/ 2
adalah : qb  
 1 

  x
 s   s   qxD50 
3

• Debit sedimen dasar untuk seluru lebar dasar


sungai adalah :
Qb = q b x B
06/07/2020 21
Dimana :
• Qb = debit muatan sedim dasar (kg/dt)
• q = debit aliran (m3/dt)
• qb = debit muatan sedimen dasar (kg/dt/m),
• γw = berat jenis dan kerapatan air (kg/m3)
• γ = berat jenis dan kerapatan partikel (kg/m3)
• D50 = ukuran median diameter butir (mm)
• S = kemiringan sungai (m/m)
• g = percepatan gravitasi (9,81 m/dt2)
• R = jari – jari hidrolis = kedalaman rata-rata (m)
• n’ = koefisien kekasarana manning dasar rata
• n = koefisien kekasaran actual
• qb = debit muatan sedimen dasar (kg/dt)
• b = lebar dasar sungai (m)
• B = lebar dasar aliran (m)

06/07/2020 22
Contoh Perhitungan debit sedimen dasar menggunakan
metode Mayer Peter (M-P)
Suatu sungai dengan pos pengamatan aliran pada dasar stabil, pengukuran debit
pada tinggi muka air 1,85 m, dan data-data yang lainnya sebagai berikut:
Debit (Q) = 150 m3/dt
Luas penampang (A) = 120 m2
Lebar aliran (B) = 105 m
Lebar dasar (b) = 100 m
Kemiringan sungai = 0,0006
Radius hidrolis ( R ) = 1,06 m
Berat jenis sedimen dasar = 2650 kg/m3 = 2.650 ton/m3
Berat jenis air= 1000 kg/m3
Analisis saringan butir diperoleh : D90 = 4,9 mm, D65 = 3,5 mm, D50 = 3,20 mm dan D35=
2,9 mm
Berapakah debit muatan sedimen dasar dengan menggunakan metode Meyer –
Peter?

06/07/2020 23
• Penyelesaian :

06/07/2020 24
06/07/2020 25
06/07/2020 26
06/07/2020 27
•Persamaan
  Einstein
• Berdasarkan pendekatan Einsten berdasarkan
fungsi :

06/07/2020 28
•  Sehingga pendekatan Einstein adalah :

• Laju muatan sedimen dasar per unit lebar


dasar sungai digunakan persamaan :

06/07/2020 29
•• Laju
  sedimen dasar per lebar
Qb = qb x b
Dimana
= intesitas muatan sedimen dasar
= intensitas aliran
b = lebar dasar sungai (m)
R’ = jari-jari hidrolis yang menampung muatan sedimen
dasar (m)
R = jari-hidrolis sungai (m)
= berat jenis material dasar (kg/m3)
= berat jenis air (kg/m3)
= laju sedimen dasar per satuan lebar (kg/dt/m)
s = kemiringan dasar saluran

06/07/2020 30
Contoh soal

06/07/2020 31
06/07/2020 32
Angkutan Sedimen
Gabungan angkutan sedimen suspended load
dan bed load, dituliskan pada persamaan:
S= Qs + Qi
Dimana;
S = Total jumlah angkutan sedimen (m3/th)
Qs= Debit Sedimen Melayang (suspended load)
Qi= Debit Sedimen Dasar (bed load)

06/07/2020 33
06/07/2020 34
06/07/2020 35
DAFTAR PUSTAKA
•Chay Asdak. 2007. Hidrologi dan Pengelolaan Daerah Aliran Sungai. Gadjah Mada
University Press. Yogyakarta.
•Chay Asdak. 2010. Hidrologi dan Pengelolaan Daerah Aliran Sungai. Gadjah Mada
University Press. Yogyakarta.
•Kondite, R.J dan Sugiyanto (2002) Banjir Beberapa penyebab dan metode pengendalian
dalam perspektif lingkungan. Pustaka Pelajar. Yogyakarta.
•KEGIATAN%20PERKULIHAN%20FTUMM/BAHAN%20RENCANA%20BUKU
%20AJAR%20DGN%20ISBN/MARFOLOGI%20SUNGAI/BAB%20III%20marfologi
%20sungai.pdf. diakses tanggal 12 Januari 2017, jam 14.15 oleh Amrullah Mansida.
•Maryono, A. (2008). Eko-Hidraulik Pengelolaan sungai Ramah Lingkungan. Gadjah
Mada University Press. Yogyakarta.
•Maryano, A. (2007), Restorasi Sungai. Gadja Mada University Press. Yogyakarta
•Muyanto, H.R. (2007), Sungai, Fungsi dan Sifat-sifatnya. Graha Ilmu. Yogyakarta.
•Noor, J., Ir. 2005. Geololgi Lingkungan, Penerbit Graha Ilmu, Bogor Jawa Barat.
•Suwarno, 1991. Hidrometri pengukuran sungai, penerbit Nova. Bandung
•Sosrodarsono, Sujono dan Masateru Tominaga, (1985), Perbaikan dan Pengaturan
Sungai, Jakarta Pradya Paramita.
•Oehadijono. 1993. Dasar-dasar Teknik Sungai (Principles River Engineering).Unhas
Makassar.
06/07/2020 36
Terima kasih

06/07/2020 37

Anda mungkin juga menyukai