NPM
Program Studi
Lokasi KKN
DPL
terjadi, sehingga kandungan air pada tanah menjadi jenuh dalam waktu singkat. Pada kondisi
seperti inilah kerap kali terjadinya longsor lahan.
Batuan yang diatasnya terdapat tanah dengan ketebalan yang tipis dan tidak kompak akan
sangat membahayakan. Dimana air yang meresap tanah akan terhalang oleh batuan yang
selanjutnya batuan menjadi bidang gelincir untuk menghasilkan longsor. Desa Sadapaingan terdiri
dari batuan breksi gunungapi dan perselingan batupasir dengan batulempung yang membuat
kondisi batuan sangat mempengaruhi bencana longsor lahan di daerah ini.
Kondisi tanah (tekstur dan struktur) juga sangat mempengaruhi potensi longsor. Tanah yang
mudah menyerap air akn lebih berpotensi dibanding dengan tanah yang padat. Dusun Bojongsari
memiliki jenis tanah andosol dan inceftisol (latosol) .Tanah latosol memiliki kandungan mineral
primer dan unsur hara rendah, pH rendah antara 4.5 - 5.5 dan strukturnya remah. Warna tanah
merah, cokelat kemerahan, cokelat, cokelat kekuningan dan kuning, tergantung dari bahan induk,
umur, iklim dan ketinggian. Jika tanah latosol jenuh air karena intensitas hujan yang tinggi, tanah
latosol mudah mengalami longsor. Hal inilah yang menyebabkan tanah latosol sering mengalami
longsoran.
Selain itu, gempa bumi juga dapat menyebebkan terjadinya longsor di daerah ini. Karena
Desa Sadapaingan dilewati oleh jalur gempa bumi dan lokasi yang dekat dengan Kabupaten
Pangandaran yang sangat berpotensi untuk mengalami gempa bumi dan tsunami.
Faktor fisik seperti yang telah dijelaskan diatas memang mempengaruhi longsor lahan.
Namun, aktivitas manusia menjadi faktor utama dimana manusia yang memiliki akal dan pikiran
seharusnya mampu mengolah lingkungan dengan arif dan bijaksana. Beban tambahan yang ada di
atas lereng membuat tanah yang menopang lereng menjadi tertekan karena beban tambahan
tersebut. Beban tambahan bisa berbentuk pemukiman, pertanian, jalan dan lain-lain.
Salah satu mitigasi bencana yang dapat dilakukan di Dusun Bojongsari Desa Sadapaingan
adalah melakukan sosialisasi tentang bencana longsor. Sosialisasi dilakukan dengan memberikan
pemahaman pada perangkat desa dan masyarakat umum tentang bencana longsor lahan dan akibat
yang ditimbulkannya. Sosialisasi juga dapat dilakukan dengan beberapa cara antara lain
menyebarkan informasi melalui leaflet, poster, dan sebagainya atau melakukan sosialisasi secara
langsung kepada masyarakat dan perangkat desa. Sejauh ini hal tersebut masih sulit untuk
dilakukan karena keinginan masyarakat masih minim dan lokasi dusun yang jauh dari Balai Desa
Sadapaingan sebagai tempat yang sering digunakan untuk sosialisasi sehingga masyarakat tidak
mempunyai pengetahuan secara detail mengenai longsor lahan (landslide). Namun, masyarakat
yang berada di daerah rawan bencana tanah longsor harus terus dibina dan dibimbing untuk
menjaga keseimbangan lingkungan supaya dapat meminimalisir dampak yang ditimbulkan jika
terjadi bencana tanah longsor.