Lipstik
Lipstik
1. Novita Sari
2. Odilia Deka Yurinda
3. Rofifah
4. Triana Novita Salim
TIPE DAN FUNCTION MAKEUP COSMETICS
Ada dua tipe dan function dari makeup cosmetics, yaitu :
a. Base makeup
Face powder dan foundation
b. Point makeup
Lipstik, ronge, preparat mata (eye liner, mascara, eye shadow, eye brow), pewarna
kuku.
A. Point makeup (Lipstick)
Adapun persyaratan untuk lipstik adalah sebagai berikut (Tranggono dan Latifah,
2007):
1. Melapisi bibir secara mencukupi
2. Dapat bertahan di bibir selama mungkin
3. Cukup melekat pada bibir, tetapi tidak sampai lengket
4. Tidak mengiritasi atau menimbulkan alergi pada bibir
5. Melembabkan bibir dan tidak mengeringkannya
6. Memberikan warna yang merata pada bibir
7.
10%
Carnauba Wax
8%
Honey
5%
Cetyl Alkohol
5%
Castor Oil
65%
Isopropyl Myristate
5%
tablet. Pindahkan dalam pendingin (6C) selama 10 menit. Keluarkan sampel dari
pendingin lalu pasangkan pada bola baja secara perlahan-lahan. Masukkan dalam beker
glass yang berisi air, panaskan sambil dilakukan pengadukan. Kontrol suhu dengan
termometer. Ketika sampel lepas dari bola baja dan jatuh kedasar beker maka itu dicatat
sebagai drajat kelembutan.
d. Stabilitas
Lipstik ditempatkan pada suhu 4C untuk diuji kestabililannya, 20-25C, 30-40C dan
diamati pengaruhnya seperti kelelehan, daya lekatnya.
e. Permeasi
Membran bibir sapi segar dicuci untuk menghilangkan material dan jaringan yang
melekat, difusi sel pada tempat yang sama, dan 50 mg masa lipstik diterapkan pada
membran. Stirrer magnetik ini (600 rpm), fase yang didapatkan dibuat isotonik dengan
dapat fosfat pH 6,4. Suhu eksperimen dijaga 32C dengan suhu sirkulasi air di dalam sel.
Sampling dilakukan dengan interval 1 jam dan dianalisis di bawah UV 220 nm selama 8
jam.
f. Standarisasi
Kurva kalibrasi obat dibuat dengan menggunakan spektrofotometri UV pada dapat
fosfat pH 6,4; 500 g/ml larutan stok allantoin dibuat pada dapar fosfat Ph 6,8.
Absorbansi terekanm pada maks 220 nm. Zat warna : fluoresein biasanya 2-3%
(pewarna utama) dan lakes biasanya 10% (penguat warna,brightening)
B. Point makeup (Perona pipi)
Persyaratan secara umum :
a. Warna menarik
b. Bau harum menyenangkan
c. Tidak lengket.
d. Tidak menyebabkan kulit tamopak berkilau.
e. Tidak menggangu kulit.
Persyaratan secara khusus :
a. Basis
b. Pigmen warna
c. Pengikat (binder) : material yang digunakan sebagai pengikat dapat meningkatkan gaya
kohesi yaitu zat kering/powder, minyak, silicon, emulsi.
d. Pengawet
e. Fragrance
: agar dapat menutupi bau yang tidak sedap pada bahan serta
menciptakan sesuatu ketertarikan bagi konsumen. Yang biasa
digunakan adalah soft floral fragrance.
Evaluasi sediaan :
a. Uji disperse warna
b. Pay-off
c. Uji kerapuhan
d. Uji takaran.
C. Point makeup (cat kuku)
Persyaratan yang harus dipenuhi oleh cat kuku adalah :
a) Cairan harus mudah dioleskan dengan rata
b) Tidak berlendir dan bila sudah kering tidak mengelupas.
c) Tidak mudah retak-retak dan tidak bersisik.
d) Warna harus rata dan homogen, serta stabil pada penyimpanan.
e) Harus cepat kering dan membentuk lapisan yang halus
f) Tidak berbahaya serta tidak merusak/mengiritasi kuku dan kulit sekitarnya.
4) Pelarut,merupakan bagian yang menguap dari suatu cat kuku. Berguna untuk
mendispersikan zat-zat film former dan zat-zat lain yang tidak dapat larut serta
tak menguap hingga didapat suatu suspensi yang homogen.
5) Zat warna, penggunaannya diatur oleh undang-undang FD&C act. Pada umumnya
merupakan zat warna sintetis, sangat berguna untuk memberi efek keruh/gelap pada
lapisan dan kuku akan terlihat bagus dan indah. Persyaratan yang harus dipenuhi
oleh zat warna :
a. Tidak berbahaya, tidak larut dalam pelarut dan tidak diserap oleh kuku.
b. Warna harus sesuai dengan yang diinginkan dan stabil
c. Stabil tidak hanya terhadap cahaya tetapi juga terhadap komponen yang lain
seperti pelarut organik.
d. Tidak merangsang dan tidak menimbulkan alergi
Contoh zat-zat warna yang sering digunakan adalah: D&C red No. 6, 7, 10, 11,
12, 13, 34, campurannya dengan D&C yellow No. 5, 6 atau campuran TiO 2 + mika,
Bi oksida + mika, dan Al+mika.
6) Zat pengisi, kadang-kadang diperlukan agar terbentuk cat kuku yang transparan.
Untuk ini diperlukan zat pengisi yang berwarna seperti pelangi misalnya guanin
yang harus dilarutkan dahulu dalam butil asetat baru ditambahkan kedalam larutan
nitroselulosa. Kadang-kadang juga diperlukan zat pengisi seperti tanah liat yang tak
boleh dikotori oleh minyak atau pelarut lain hingga dapat stabil lama.
Evaluasi :
a. Lama pengeringan, dapt dilakukan dengan menipiskan sampai berat = 0,2 gram dan
garis tengah 8 cm pada sebuah lempeng gelas, taruh didalam oven dengan panas
1050C + 2 0C. Pada interval waktu tertentu ambil dengan kawat. Setelah 1 jam angkat
dinginkan dan timbang, kemudian panaskan lagi dan setelah 1 jam timbang lagi,
sampai didapat berat yang hilang dan ini, yang disebut sebagai zat yang tidak
menguap. Zat yang tidak menguap ini sangat menentukan waktu kering dari suatu cat
kuku. Waktu kering ini juga dapat diperiksa dengan mengoleskan sampel setebal 0,006
inchi pada kaca, dengan suhu 250C dan kelembaban 50%. Dengan menggunakan stop
watch hitung waktunya sampai terbentuk lapisan yang bila disentuh dengan jari bersih
tidak akan lengket.
b. Kehalusan alirannya,dapat diperiksa dengan mengoleskan pada lempeng kaca dengan
gelas pengaduk, setebal 1,5 inchi, dan dilihat harus bebas zat asing atau gumpalan.
c. Daya kilatnya, dapat disamakan dengan standar
d. Kekerasan lapisan, dapat diperiksan dengan mengoleskan 0,006 inchi pada lempeng
kaca, keringkan pada suhu 250C selama 48 jam, kemudian pada 71 0C selama 2 jam,
dan kembali lagi 250C selama 48 jam, lalu ditekan dengan ibu jari.
e. Warna yang terbentuk, dapat diperiksa dengan mengoleskan pada lempeng kaca hitam
atau putih setebal 0,006 inchi, kemudian bandingkan dengan master colour standar
f. Pengolesan atau penggunaannya, dapat diperiksa dengan melihat setelah dioleskan,
apakah pada lapisan yang terbentuk ada gelembung udara atau tidak, dan apakah
gelembung udara tersebut cepat pecah atau tidak.
g. Ketahanannya terhadap air, dapat diperiksa dengan menggunakan 3 lempeng kaca
yang masing-masing telah diolesi dengan 0,006 inchi sampel. Keringkan dalam oven
250C selam 24 jam, taruh dalam desikator selama 24 jam dan ditimbang kemudian
lempeng ditaruh diatas penangas air 37 0C selam 24 jam, bila telah dikeringkan dengan
kertas saring lalu ditimbang apakah tahan terhadap uap air atau tidak.
h. Daya abrasinya, dapat diperiksa dengan digosok-gosokkan, apakah ada yang lepas
atau tidak.
i. Daya lengket, dapat diperiksa dengan mengoleskan pada lempeng kaca setebal 0,006
inchi keringkan selama 24 jam pada suhu kamar, lihat daya lekatnya.
j. Kekentalan atau viskositas, dapat diperiksa dengan alat viskometer Brookfield.
D. Point makeup (preparat mata)
Sediaan kosmetika mata dibagi menjadi:
1. Eyebrow pencil (pensil alis)
2. Mascara (mascara)
3. Eye shadow (pembentuk bayangan mata)
4. Eye liner (pembentuk garis mata)
5. Eye make-up remorer (penghapus make-up mata)
6. Eye Cream / Eye stick (krim mata)
7. Cover Make-Up
EYE BROW (PENSIL ALIS)
Syarat pensil alis adalah mudah dipakai, sama rata dalam pengolesan dan tidak rapuh,
penggunaan pensil alis tidak dianjurkan untuk daerah dibawah kelopak mata karena dapat
menimbulkan pigmentasi pada lapisan mukasa mata, mata menjadi merah, peradangan,
dan pandangan menjadi kabur.
Terdapat 2 tipe pensil alis, yaitu:
46%
12%
Cocoa botter
8%
80%
17%
9%
Jika pensil coklat yang dibuat maka lampblack dapat diganti dengan Umber
(sejenis tanah pewarna yang berwarna coklat kemerahan) dan sienna bakar (sejenis
tanah liat berwarna coklat kemerahan).
MASCARA (Maskara)
Maskara adalah sediaan kosmetika yang termasuk sediaan tata rias mata,
mempunyai kegunaan untuk menghitamkan dan mempertebal bulu mata dengan tujuan
untuk memperindah mata. Maskara biasanya mengandung garam acid stearic bersama
pigmen dan lanolin, paraffin serta lilin karnauba syarat mascara adalah mudah dipakai,
halus, rata hasil pengolesannya; cepat kering tapi tak kering pada wadah; tidak
melengketkan bulu mata; tidak beracun dan merangsang; pemakaian cepat dan tahan
lama. Penggunaan mascara harus hati-hati karena dapat menimbulkan rasa pedih dan
berair, mata terasa gatal dan dapat mengalami iritasi pada mata.
Jenis mascara ada 3, yaitu:
a. Maskara Bentuk Padat
Diperoleh dengan cara pengempaan atau pencetakan, dibuat dari sabun yang
dilelehkan bersama sama minyak, lilin dan zat warna sedemikian rupa hingga
diperoleh massa yang padat. Cara pemakaiannya dengan menggosokkan silikat (yang
telah dibasahi) pada permukaan padatnya sampai menempel, setelah hampir kering
diusapkan pada bulu mata.
Contoh formula :
R/ Trietanolamin. Stearat
40%
Parafin padat
30%
Cera alba
12%
Lanolin anhidrat
5%
Karbon hitam
13%
Cara pembuatan : bahan bahan diatas dilelehkan bersama sama, diaduk sedemikian
rupa sehingga diperoleh fasa atau bentuk yang diinginkan (padat).
b. Maskara Bentuk Cream
Dapat dihasilkan dari penambahan zat warna ke dalam suatu vanishing cream
atau dengan melarutkan zat warna pada minyak yang sesuai. Untuk ini diperlukan zat
pembasah yang sesuai, yang berguna untuk menurunkan tegangan permukaan,
sehingga zat warna akan menempel pada sikat. Maskara bentuk krim tidak boleh
mongering dalam penyimpanan dan harus menempel dengan balik pada bulu mata.
Maskara bentuk krim ini paling disukai oleh konsumen karena konsistensinya dan
susunannya rata, mudah digunakan, cukup cepat kering dan tahan air. Karemna bentuk
sediaan lunak maka dapat dimasukkan dalam tube dan sikatnya menempel pada tube
sehingga pemakaiannya akan lebih praktis dan tahan lama.
Contoh formula:
R/ Formula A : asam stearat
9.1%
Vaselin putih
5.5%
Minyak mineral
9.1%
Formula B : Tretanolamin
2.75%
Air
4.45%
Zat warna
9.1%
Cara pembuatan :
Formula A dipanaskan pada suhu 60C, formula B dipanaskan pada suhu 60C.
Masukkan
Contoh formula :
R/ Resin (10% dalam alcohol)
3%
Minyak jarak
3%
Etilalkohol
84%
Zat warna
10%
Cara pembuatan :
Suspensikan zat warna (umumnya karbon hitam) kedalam larutan resin, kemudian
tambahkan zat lain (minyak jarak yang telah dilarutkan dalam alcohol), diaduk hingga
zat warna tercampur homogen.
EYE SHADOW (Pembentuk Bayangan Mata)
Eye shadow adalah sediaan kosmetika mata yang berguna untuk memberikan
latar belakang atau bayangn pada kelopak mata, sehingga mata akan kelihatan lebih
indah. Eye shadow biasanya mengandung lanolin, lil.in lebah, ceresin, kalsium
karbonat, minyak mineral, soebitan oleat dan talcum. Seperti halnya denagn sediaan
kosmetika mata lainnya, Eye shadow juga mengandung zat warna sebagai komponen
aktifnya. Untuk bayangn yang telah terang, zat utamanya adalah titanium dioksida /
seng oksida. Janistyn telah menyarankan agar diperoleh bayangan yang indah pada
Eye shadow :
Biru
Masing-masing bentuk diatas mempunyai keuntungan dan kerugian sendirisendiri, seperti misalnya bentuk pensil dan bentuk stick akan lebih menguntungkan
dari pada bentuk cair / krim cair.
Contoh formulanya :
Bahan dasar untuk Eye shadow krim cair
R/ Petrolatum putih serat pendek
65%
Lanolin anhidrat
5%
Keresin putih
10%
Beeswax putih
5%
Minyak mineral 65 / 75
15%
dengan
warna-warna
dan
dengan
petrolatum
yang
telah
20%
Methosel HG 60-50 V
40%
Veegum
1,0%
Shelloe
1,0%
Asam oleat
1,08%
TEA
0,5%
Air
3,02%
Pigmen
18,2%
Alcohol 50-40
5,0%
Untuk memperoleh bayangan mata yang lebih terang biasanya ditambahkan titanium
oksida atau seng oksida.
2. Bahan Oksida dasar atau zat pembawa
a.
Petrolatum
Berwarna putih, bahan berserabut pendek, memiliki titik lebur 43C propil fisik dan
stabilitasnya memiliki stabilitas yang baik untuk produk-produk ini.
Suatu petrolatum yang bermutu tinggi tidak akan menghasilkan bau tidak enak
selama penyimpanan.
b.
Lanalin
Lanalin anhidrat miliki titik lebur 38-40 C, digunakan untuk eye shadow dan
mascara sebagai pelumas.
c.
Kresin
Merupakan campuran mikrokristal dari hidrokarbon yang tersusun
kompleks.
Asam Stearat
Terdiri dari 3 lapisan yang tercetak (triple-pressed grade), memiliki titik didih 55C.
Zat ini dapat secara mudah membentuk sabun dan dinetralisir, memberikan sabun
yang stabil yang sesuai dengan bahan-bahan hidrofilik dan lipofilik. Trietanolamin
stearat adalah jenis yang sering digunakan secara luas, meskipun pengembangan
emulgator-emulgator nonionik sekarang ini dapat menggeser posisi stearat-stearat
dimasa depan.
g.
Isopropil Miristat
Merupakan suatu ester asam lemak sintetik, cairan pucat bersih yang bebas dari
berbagai bau tidak enak. Zat ini banyak ditemukan dalam produk kosmetika
termasuk eye shadow.
h. Propilen Glikol
Suatu humektan biasa digunakan untuk eye shadow. Propilen glikal bersifat tidak
lengket dan merupakan pelumas yang baik.
i. Gom Tragakan
Suatu zat yang didapat dari Astragalus gummifer, gom tragakan merupakan zat
pengental yang digunakan untuk mencapai viskositas yang lebih besar. Dalam
bentuk serbuknya, biasa dilakukan dengan cara membasahinya dengan alcohol atau
propilen glikol, kemudian menuangkannya pelan - pelan ke dalam air sampai
terdispersi sempurna.
j. Raetil Selulosae
Merupakan suatu gomsintetik, yng terlarut dalam air dengan cara yang sama dengan
gom tragakan. Karena metil selulose adalah zat sintetik, maka viskositasnya dapat
dikendalikan dan viskositas yang konstan ini membuat metil selulosa sering
digunakan sebagai zat pengikat, zat pengental dan zat pengemulsi.
Bahan Pengawet
Meskipun semua formula tidak memerlukan bahan pengawet, namun akhirakhir ini zat pengawet sering ditambahkan pada kosmetika mata. Bahan-bahan
pengawet pilihan um\ntuk produk-produk mata adalah dari golongan alkil-p-hidroksi
benzoat.
Bahan Pewangi
Bahan pewangi digunakan hanya sebagai pencegahan ekstra melawan iritasi,
dan mencegah rangsangan pada mata, kadang-kadang dihilangkan dari kosmetik mata.
Apabila diperlukan untuk menutupi bau tertentu digunakan pewangi dari minyak atsiri
alami atau zat kimia asumatik yang ringan dan aman kadar kurang dari 0,1 %.