Elemen Taktik
Pemasaran Perusahaan
Diferensiasi, Marketing Mix, Pendekatan
Penjualan dari Samsung Elektronik
KETUA
ANGGOTA
: YUNITA RAHAYU
: ARI APRI SYAPUTRA
DIAN VERNIA
DIPHA NURULIA R
MUHAMMAD RUSLIANA
NILAH SARI A
NUR KHOTI
PUNGKI PRANCA
SAMUEL FERNANDO
SITI AULIYA SARI
TASYA FARADILA F
YAVIZA NURMALASARI K
DOSEN PEMBIMBING : AHMAD CAHYO NUGROHO
MANAJEMEN KEUANGAN 2-C
POLTEK APP-JAKARTA
KEMENTRIAN PERINDUSTRIAN RI
TAHUN PELAJARAN 2014/2015
Abstrak
Dalam sistem pemasaran tentu perusahaan memiliki taktik tersendiri. Seiring berkembangnya
teknologi di zaman sekarang barang elektronik bukanlah suatu barang yang asing bagi
masyarakat. Elemen taktik pemasaran perusahaan merupakan hal yang sangat penting dalam
menjual produk yang dipasarkan. Setiap perusahaan memiliki perbedaan dari segi infrastuktur,
konten, dan konteks. Bauran pemasaran (Marketing Mix) hal pokok dalam penjualan, serta
taktik penjualan juga sangat beragam. Sampel yang kami pilih adalah Samsung Elektronik
dengan metode analisis pemasaran yang ada di sekitar kita.
Kata kunci: Diferensiasi, infrasturktur, konten, konteks, bauran pemasaran, penjualan,
elektronik.
PENDAHULUAN
Dalam era persaingan usaha yang semakin kompetitif sekarang ini, setiap pelaku bisnis yang
ingin memenangkan kompetisi dalam persaingan pasar akan memberikan perhatian secara
penuh pada setiap strategi pemasaran yang dijalankannya. Produk produk yang dipasarkan
dibuat melalui suatu proses yang berkualitas dan memiliki sejumlah keistimewaan yang mampu
meningkatkan kepuasan konsumen atas penggunaan produk tersebut. Dengan demikian
pelanggan mau dan rela untuk kembali menikmati apa yang ditawarkan oleh perusahaan dan
menjadi pelanggan yang setia bagi perusahaan. Sedangkan untuk dapat mendistribusikan
kualitas dibidang jasa merupakan hal yang tidak mudah. Oleh karena itu, dalam proses
pendistribusian barang kepada konsumen harus ada perhatian penuh dari manajemen
pemasaran paling atas hingga karyawan level bawah selain itu harus dilakukan pula berdasarkan
tipe-tipe pendekatan yang ada dalam pemasaran produk.
Salah satu masalah pokok yang menjadi kendala dalam pemasaran adalah banyaknya
saingan didalam pasar itu sendiri baik dari produk sejenis maupun dari produk lain. Hal tersebut
merupakan tanggung jawab besar yang harus dimenangkan oleh suatu perusahaan jika ingin
tetap eksis didalam persaingan bisnis. Persaingan yang semakin tajam dan perubahanperubahan yang terus terjadi harus dapat dijadikan pelajaran oleh manajemen pemasaran agar
dapat secara proaktif mengantisipasi perubahan-perubahan yang terjadi baik untuk masa
sekarang dan akan datang.
LANDASAN TEORI
1.1. Diferensiasi
1.1.1.Pengertian DIferensiasi
Menurut Catur Sugiyanto (2007) diferensiasi berarti bahwa suatu produk atau jasa
memiliki tidak saja keberbedaan dengan produk atau jasa yang sudah ada, melainkan
juga merupakan titik keunggulan dibandingkan yang lainnya itu. Tetapi, diferensiasi
tidak berarti asal berbeda, sehingga kalau sudah berbeda berarti pasti memiliki titik
keunggulan yang dimaksud. Esensi dari strategi diferensiasi adalah perusahaan dapat
memberikan perbedaan yang lebih unik dari pada pesaing, sehingga dengan perbedaan
itu konsumen memiliki nilai yang lebih tinggi.
Menurut Michael Porter, definisi differentiation yang dikutip Kartajaya (2004:128)
A firm differentiates is self from its competitors if it can be unique at something that is
valualable to buyers, Michael Porter menyatakan bahwa perbedaan yang diciptakan itu
harus menciptakan value yang bermakna bagi konsumen.
Menurut Kotler (2002:20), definisi pembedaan atau diferensiasi (differentiation)
adalah tindakan untuk menetapkan sekumpulan perbedaan-perbedaan yang berarti
untuk membedakan penawaran perusahaan dari persaingannya.
Menurut Kartajaya (2004:128) definisi generik yang didefinisikan differentiation
sebagai integrations the content, contexs, and infrastructure of our offers to
customers. Penawaran yang ditawarkan kepada konsume tidak hanya harus
dipersepsikan oleh pelanggan sebagai berbeda, namun harus benarbenar berbeda
dalam hal konten atau apa yang perusahaan tawarkan kepada pelanggan (what to
offer), konteks atau bagaimana cara perusahaan menawarkannya (how to offer), dan
infrastrukturnya atau faktor pemungkin (enable) diferensiasi yang perusahaan
lakukan. Lebih lanjut Kartajaya mengemukakan bahwa diferensiasi tak lain dari semua
upaya untuk sejauh mungkin mengintegrasikan tiga basis diferensiasi, dimana antara
konteks, maupun infrastruktur penawaran perusahaan harus benar-benar solid satu
sama lain. Dengan demikian diferensiasi merupaka bukti dan janji yang berikan kepada
pelanggan yang tercermin di dalam Positioning produk, merek dan perusahaan.
1.1.2.Dasar Diferensiasi
Kotler (2002:256), menjelaskan bahwa keunggulan bersaing sebuah perusahaan
salah satunya dengan perbedaan (differentition) tawaran perusahaan yang akan
3. Infrastruktur (infrastructure)
Faktor-faktor pemungkin (enable) terealisasikannya diferensiasi konten,
konteks diatas, dimana dimensi ini menunjukan pada perbeban terhadap pesaing
berdasarkan kemampuan teknologi (technology) kapabilitas SDM (people) dan
kepemilikkan fasilitas (facility) untuk mendukung menciptakan diferensiasi konten
dan konteks diatas.
1.1.3.Kriteria Diferensiasi
Diferensiasi merupakan upaya menciptakan pembedaan baik dari sisi konten,
kontek maupun infrastruktur dan diferensiasi dibentuk tidak hanya berbeda tetapi harus
memiliki diferensiasi yang kokoh dalam jangka panjang. Menurut Kartajaya (2004:148),
terdapat tiga syarat sebagai acuan penentuan diferensiasi, antara lain:
1. Menciptakan excellent value
Sebuah diferensiasi harus mampu menciptakan excellent value kepada
pelanggan sehingga perbedaan tersebut memiliki makna dimata pelanggan.
2. Keunggulan bersaing
Diferensiasi perusahaan harus merupakan keunggulan dibandingkan pesaing.
Sebuah diferensiasi akan kokoh jika mencerminkan perbedaan dengan pesaing dan
perbedaan tersebut mencerminkan keunggulan dari penawaran perusahaan.
3. Memiliki keunikan
Agar diferensiasi kokoh dan sustainable, maka harus memiliki uniqueness
sehingga tidak mudah untuk ditiru oleh pesaing. Untuk tidak mudah ditiru maka
seperti yang dikemukakan Michael Porter maka diferensiasi harus tersusun atas
sekumpulan sistem aktivitas (activity system) yang saling terkait dimana antar
aktivitas-aktivitas tersebut saling menunjang secara konstruktif satu sama lain.
1.1.4.Tahapan Membangun Diferensiasi
Menurut Kartajaya (2004:156) dalam membangun differentiation secara kokoh dan
sustainable, maka harus melakukan beberapa tahap untuk membangunnya,
diantaranya:
1. Segmentasi, targetting dan positioning
Langkah pertama untuk membangun diferensiasi adalah melakukan
segmentasitargeting yang kemudian diikuti dengan perumusan positioning produk,
merek dan perusahaan. Segmentasi merupakan proses pemetaan pasar dan
menghasilkan
tanggapan
yang
segala hal yang biasa dilakukan perusahaan untuk mempengaruhi permintaan atas
produknya.
Ada banyak alat pemasaran, McCarthy mempopulerkan pembagian kiat pemasaran
ke dalam 4 (empat) faktor yang disebut the four Ps : product, price, place, and
promotion (cited in Kotler, 1992:92). Keempat bauran pemasaran tersebut secara singkat
dijelaskan sebagai berikut:
1. Product (produk) adalah segala sesuatu yang ditawarkan kepada masyarakat untuk
dilihat, dipegang, dibeli atau dikonsumsi. Produk dapat terdiri dari product variety,
quality, design, feature, brand name, packaging, sizes, services, warranties, and
returns.
2. Price (harga), yaitu sejumlah uang yang konsumen bayar untuk membeli produk atau
mengganti hal milik produk. Harga meliputi last price, discount, allowance, payment
period, credit terms, and retail price.
3. Place (tempat), yaitu berbagai kegiatan perusahaan untuk membuat produk yang
dihasilkan/dijual terjangkau dan tersedia bagi pasar sasaran. Tempat meliputi antara
lain channels, coverage, assortments, locations, inventory, and transport.
4. Promotion
(promosi),
yaitu berbagai
kegiatan
perusahaan
untuk
dapat
ditemui
dalam
bentuk
promosi
penjualan
(sales
promotion),
Menjual adalah suatu tindakan dalam penyelesaian kegiatan komersial. Menjual adalah
proses membantu pelanggan untuk membeli produk dan jasa yang Anda tawarkan dengan
harga yang menghasilkan laba yang menguntungkan untuk bisnis Anda.
Proses jual membentuk bagian dari proses pemasaran secara keseluruhan. Proses
penjualan meliputi, menciptakan hubungan dengan pelanggan, mengidentifikasi
kebutuhan dan keinginan pelanggan, memberikan solusi yang mungkin untuk memenuhi
kebutuhan dan keinginan pelanggan dan menutup penjualan.
Hal ini juga dapat melibatkan manajemen berkelanjutan dari hubungan pembeli dan
penjual. Dalam kebanyakan kasus, tujuan operasi bisnis adalah untuk menghasilkan
keuntungan. Bisnis membuat keuntungan dengan mengembangkan, manufaktur dan
memberikan produk dan layanan kepada konsumen.
Ada sejumlah teknik penjualan umum bahwa bisnis dapat memanfaatkan untuk
memenuhi kebutuhan pelanggan mereka, termasuk:
1. Penjualan Langsung (Direct Selling ) - penjual langsung dengan pelanggan secara
tatap muka.
2. Penjualan eceran (Retail Selling) - produk yang ditawarkan melalui toko yang dapat
pelanggan kunjungi.
3. Penjualan melalui Agen (Agency Selling) agen yang menjual produk dan jasa atas
nama pemasok.
4. Telesales - produk dan jasa yang dijual langsung di telepon tanpa tatap muka
kontak.
5. Door to door selling - penjual mengunjungi pelanggan potensial di rumah mereka
dan menjual kepada mereka secara langsung.
6. Bisnis untuk menjual bisnis (Business to business selling) - bisnis menjual langsung
ke bisnis lain.
7. Bisnis untuk menjual pemerintah (Business to government selling)
- bisnis
Keberhasilan bisnis kecil Anda tergantung pada kemampuan Anda untuk memenuhi
kebutuhan pelanggan dan menjual produk dan jasa Anda dengan cara yang berkelanjutan.
Penjualan yang efektif dapat membuat peningkatan yang signifikan terhadap
profitabilitas bisnis Anda baik dalam jangka pendek maupun panjang.
Studi Kasus
Samsung Elektronik
Inspire the world, create the future.
Enam kata pernyataan visi Samsung Electronics (SE) pada awal 2010 diluncurkan
bersamaan ketika merilis televisi pertama 3D. Pernyataan dari visi ini adalah bagian
dari rencana SE "Visi 2020", dan dianggap sebagai moto of the decade organisasi
industri terkemuka. Visi baru ini mendedikasikan Samsung untuk menginspirasi
masyarakat dengan memanfaatkan tiga kekuatan penting Samsung: "New
Technology," "Innovative Products," dan "Creative Solutions" Hal ini juga
mempromosikan value baru untuk core network Samsung Electronics: Industry,
Partner, dan karyawan. Komitmen Samsung ditetapkan melalui pernyataan visinya,
bertujuan memberikan kontribusi ke dunia yang lebih baik dan pengalaman lebih kaya
bagi semua.
2.1. Diferensiasi
2.1.1.Infrastruktur
Seiring mengikuti zaman, Samsung memiliki inovasi terbaru dalam teknologinya
yaitu:
1. OLED yang merupakan singkatan dari Organic Light Emitting Diode. Memiliki
kemampuan mengumpulkan yang terbaik dari banyak teknologi dalam satu TV.
Setiap pixel-nya merupakan sebuah LED organik yang secara independent
menampilkan gambar yang lebih terang dan lebih kaya dibandingkan dengan TV
LED saat ini, yang menciptakan gambar yang sangat jernih dan penuh dengan
warna. Karena setiap pixel-nya tidak terpengaruh oleh pixel lain, TV OLED dapat
menciptakan contrast ratio yang jauh melebihi TV LED, dengan warna hitam yang
absolut, warna putih yang betul-betul putih dan warna lain yang menakjubkan. TV
OLED juga memiliki palet warna yang lebih otentik dibandingkan dengan teknologi
yang ada pada TV LED saat ini. Tampilan dan inovasi teknologi saat ini yang
membuat nilai dan daya minat konsumen tinggi.
2. Samsung Wide Color Enhancer Plus menggunakan algoritma canggih yang secara
drastic meningkatkan kualitas gambar, dimana TV konvensional tak mampu
melakukannya.
Televisi Remote yang paling berteknologi maju, dapat melakukan streaming televisi
untuk jika Anda meninggalkan ruangan layar utama dan tampilan konten langsung
pada layar LCD di muka remote control.
Keuntungan
Peningkatan kepuasan pelanggan, karena kualitas produk, tidak akan sama dengan
pesaing.
Karena Samsung menghasilkan seperti product mix yang beragam, mereka dapat
2.2.3.Place
Produk-produk ini sebagian besar dijual secara online, di mana pelanggan dapat
melakukan penawaran dengan mengatur pengiriman gratis. Konsumen juga ditawarkan
kesempatan untuk menganalisis ulasan, melihat fisik dan fitur produk, langsung dari
situsnya.
2.2.4.Promotion
Samsung telah meluncurkan kampanye berbagai iklan, menghabiskan miliaran
dolar di tiga benua, Amerika Utara, Eropa dan Asia. Delapan miliar dolar telah dihabiskan
di Eropa saja, dan tiga miliar di Asia.
Dalam rangka rebranding, Samsung telah mengurangi 55 agency periklanan dan
hanya memusatkannya pada satu perusahaan. Samsung menandatangani kontrak $ 400
juta dengan Madison Avenue firm, Foote, Cone & Belding Worldwide. Perusahaan
tersebut bertugas untuk menciptakan sebuah global brand image untuk Samsung yaitu
sebagai pembuat stylish best-practice products.
Mereka juga telah dan akan terus menggunakan selebriti seperti singing group, The
Black Eyed Peas, untuk mempromosikan produk mereka. Mereka menggunakan para
selebriti dalam iklan, tetapi juga pada beberapa acara besar dimana mereka
menampilkan produk dan memberikan konsumen pengalaman menikmati 3D.
Dari proses ini tercipta dua konsep utama yang dijadikan Samsung sebagai
strategi komunikasi pemasaran utama. Touch and Feel serta Program Bundling
merupakan strategi komunikasi pemasaran yang Samsung gunakan untuk
membentuk citra produk LCD TV Samsung yang positif.
Berikut ini adalah cara samsung memasarkan produk samsung elektronik
khususnya teknologi 3D:
Iklan yang berfokus pada tema olahraga popular seperti Sepakbola, dan
Olimpiade. Ini terbukti saat samsung mensponsori tim Chelsea pada ajang Liga
Eropa.
strategi
komunikasi
pemasaran
yang
dilakukan
oleh
Samsung.
KESIMPULAN
Samsung merupakan perusahaan yang berfokus pada teknologi. Perusahaan tersebut
melakukan banyak pengembangan sehingga menjadi perusahaan yang produknya kini banyak
dikenal oleh masyarakat. Strategi strategi yang dilakukannya berdampak pada prestasi yang
luar biasa. Penekanannya pada brand-image, inovasi produk, teknologi, R N D, dan desain sangat
membawa hasil. Kemampuannya dalam membaca kebutuhan dan keinginan masyarakat pun
sangat baik, terbukti dengan banyaknya produk yang mereka keluarkan, elektronik maupun
gadget yang semuanya berbasis pada teknologi tinggi. Salah satunya adalah TV LED UHD.
Setiap perusahaan memiliki elemen taktik pemasaran yang berbeda-beda,
begitu pula ketika hal ini berkaitan dengan industri pasar global. Oleh karena itu, selain
mengenali siapa target market perusahaan, agar tahu bagaimana cara yang tepat dalam
berkomunikasi dengan pelanggan, akan sangat penting untuk mendengarkan dan mengetahui
kebutuhan pelanggan agar dapat memberikan pelayanan yang maksimal dengan kualitas yang
tinggi.
Daftar Pustaka
Durianto, Darmadi. Dkk. Strategi Menaklukan Pasar: Melalui Riset Ekuitas dan Perilaku
Merek, Cetakan ketiga, PT. Gramedia Pustaka Utama, Jakarta, 2004.
Kotler, Philip. Manajemen Pemasaran Jilid I, Erlangga, Jakarta, 1993.
Kotler, Philip, 1996, Manajemen Pemasaran: Analisis, Perencanaan, Implementasi, dan
Pengendalian, Jilid I, Jakarta: Erlangga.
Kotler, Philip, AB. Susanto, 2000. Manajemen Pemasaran di Indonesia, Buku 2, Salemba Empat.
Kotler, Philip dan Gary Armstrong, 1998, Marketing: An Introduction, 3rd Edition, New Jersey:
Prentice-Hall Inc.
Lamb, Charles W., Joseph F. Hair, Carl Mcdaniel. Pemasaran. Edisi Pertama. Jakarta: Salemba
Empat, 2001.
Lovelock, Christopher H. dan Lauren Wright. Principles of Service Marketing
Rangkuti, Freddy. The Power of Brands: Teknik Mengelola Brand Equity dan Strategi
Pengembangan Merek, Cetakan pertama, PT. Gramedia Pustaka Utama, Jakarta, 2002.
Sianturi, Meli. Analisis Elemen-elemen Ekuitas Merek dalam Rangka Menghasilkan
Rekomendasi Pemeliharaan dan Peningkatan Pangsa Pasar, Universitas Kristen
Maranatha, Bandung, 2004.
Smith, D C (1992). Brand Extensions and Advertising Efficiency: What Can and cannot be
Expected, Journal of Advertising Research, 32(6), 11-20.
Spielman, H M (1981). The Celebrity Sell: Making it Work, Marketing Times, 28(6), 13-14.
Sunarto. Prinsip prinsip Pemasaran. Edisi Kedua. Yogyakarta: Amus, 2004.
Tjiptono, Fandy. Strategi Pemasaran. Yogyakarta: Penerbit Andi, 2002.
Yoo, Bonghee; Donthu, Naveen and Lee, Sungho (2000). An Examination of Selected Marketing
Mix Elements and Brand Equity, Academy of Marketing Science Journal, 28(2), 195-211.
Website:
http://samsung.com/id
http://books.google.co.id/