Hernia Diafragmatika
Hernia Diafragmatika
PENDAHULUAN
Diafragma adalah otot inspirasi utama. Sewaktu diafragma berkontraksi, ia
bergerak ke kaudal. Dengan menurunnya diafragma, vicera abdomen terdorong ke kaudal
pula. Akibatnya ialah bahwa volume cavitas thoracalis dan terjadi penurunan tekanan
intra thoracal, sehingga udara tersedot ke dalam paru. Selain itu, volume cavitas
abdominalis sedikit berkurang dan tekanan intraabdominal agak meningkat.
Diafragma dibentuk dari 3 unsur yaitu membran pleuroperitonei, septum
transversum dan pertumbuhan dari tepi yang berasal dari otot-otot dinding dada.
Gangguan pembentukan itu dapat berupa kegagalan pembentukan sebagian diafragma,
gangguan fusi ketiga unsur dan gangguan pembentukan otot. Pada gangguan
pembentukan dan fusi akan terjadi lubang hernia, sedangkan pada gangguan
pembentukan otot akan menyebabkan diafragma tipis dan menimbulkan eventerasi.
Sekitar 0,8-1,6% pasien yang mengalami trauma tumpul abdomen mengalami
ruptur diafragma. Perbandingan insiden pada laki-laki dan perempuan sebesar 4:1. Paling
sering terjadi pada usia dekade ketiga. Ruptur diafragma 75 % disebabkan oleh trauma
tumpul, 25 % disebabkan trauma tembus/ tajam. 75 % ruptur diafragma terjadi disisi
kiri,hal ini terjadi karena adanya hepar di sisi sebelah kanan yang berperan sebagai
proteksi dan memperkuat struktur hemidiafragma sisi sebelah kanan. Sedangkan pada
anak-anak kemungkinan terjadi pada sisi manapun sama, hal ini terjadi oleh karena masih
besarnya pergerakan hepar
Insiden pada neonatus tercatat 1 : 2000 5000, pada dewasa dilaporkan insidensi
bervariasi antara 0,17% yang dilaporkan oleh mullens dkk sampai setinggi 6% yang
dilaporkan oleh Gale. Hal ini didapatdari penelitian retrospektif dari pemeriksaan CT
Scan yang dilakukan untuk berbagai tujuan. Hernia Bockdalek paling banyak dijumpai
pada bayi dan anak-anak. Pada dewasa sangat jarang (sekitar 10% dari semua kasus) dan
sering terjadi misdiagnosis dengan pleuritis atau tuberkulosis paru. Kadang-kadang pada
anak yang lebih besar juga sering diduga sebagai staphylococcal pneumonia.
BAB 2
TINJAUAN PUSTAKA
2.1 Definisi
Hernia Diafragmatika adalah penonjolan organ perut ke dalam rongga dada melalui suatu
lubang pada diafragma. Diafragma adalah sekat yang membatasi rongga dada dan rongga
perut.
Pembagian Hernia diafragmatika :
a. Traumatica : hernia akuisita, akibat pukulan, tembakan, tusukan
b. Non-Traumatica
1) Kongenital
a) Hernia Bochdalek atau Pleuroperitoneal
Celah dibentuk pars lumbalis, pars costalis diafragma
b) Hernia Morgagni atau Para sternalis
Celah dibentuk perlekatan diafragma pada costa dan sternum
2) Akuisita
Hernia Hiatus esophagus
Ditemukan pada 1 diantara 2200-5000 kelahiran dan 80-90% terjadi pada sisi tubuh
bagian kiri.
robekan radier yang panjang pada sisi posterolateral diafragma yang secara embriologis
merupakan bagian terlemah.
Sekitar 75 % ruptur diafragma terjadi disisi kiri, dan pada beberapa kasus terjadi
pada sisi kanan yang biasanya disebabkan oleh trauma yang hebat dan biasanya
menyebabkan gangguan hemodinamik, hal ini disebabkan oleh karena letak hepar
disebelah kanan yang sekaligus menjadi suatu proteksi. Pada trauma kendaraan bermotor
arah trauma menentukan lokasi injuri di kanada dan Amerika Serikat biasanya yang
terkena adalah sisi kiri khususnya pada pasien yang menyetir mobil, sedangkan pada
penumpang biasanya yang terkena sisi kanan.
Pada trauma tumpul biasanya menyebabkan robekan radier pada mediastinum
dengan ukuran 5 15 cm, paling sering pada sisi posterolateral, sebaliknya trauma
tembus menyebabkan robekan linear yang kecil dengan ukuran kurang dari 2 cm dan
bertahun-tahun kemudian menimbulkan pelebaran robekan dan terjadi herniasi.
Berikut ini mekanisme terjadinya ruptur diafragma : (1) robekan dari membran
yang mengalami tarikan (stretching ), (2) avulsi diafragma dari titik insersinya, (3)
tekanan mendadak pada organ viscera yang diteruskan ke diafragma.
Hernia diafragmatika kongenital disebabkan oleh gangguan pembentukan
diafragma. Diafragma dibentuk dari 3 unsur yaitu membrane pleuroperitonei, septum
transversum dan pertumbuhan dari tepi yang berasal dari otot-otot dinding dada.
Gangguan pembentukan itu dapat berupa kegagalan pembentukan seperti diafragma,
gangguan fusi ketiga unsure dan gangguan pembentukan seperti pembentukan otot. Pada
gangguan pembentukan dan fusi akan terjadi lubang hernia, sedangkan pada gangguan
pembentukan otot akan menyebabkan diafragma tipis dan menimbulkan eventerasi.
Para ahli belum seluruhnya mengetahui faktor yang berperan dari penyebab hernia
diafragmatika, antara faktor lingkungan dan gen yang diturunkan orang tua.
motor,
hal
ini
menyebabkan
terjadinya
peningkatan
tekanan
intraabdominal yang dilanjutkan dengan adanya ruptur pada otot otot diafragma.
Menurut lokasinya diafragma traumatika 69% terjadi pada sisi kiri, 24% pada sisi
kanan dan 15% bilateral. Hal ini terjadi karena adanya hepar di sisi sebelah kanan
yang berfungsi sebagai proteksi dan memperkuat struktur hemidiafragma sisi
sebelah kanan . Organ abdomen yang dapat mengalami herniasi antar lain gaster,
omentum,usus halus, kolon limpa dan hepar. Viscera seperti lambung dapat
masuk ke dalam toraks segera setelah trauma, atau berangsur angsur dalam
waktu berbulan bulan atau bertahun tahun. Hernia karena cedera tumpul
mungkin tidak menimbulkan gejala atau tanda .Bergantung pada banyaknya
visera yang masuk ke dalam rongga toraks, dapat timbul gejala atau tanda
obstruksi.
b. Hernia Diafragmatika Kongenital
Gangguan fusi bagian sentral dan bagian kostal diafragma di garis median
mengakibatkan defek yang disebut foramen Morgagni. Tempat ini dapat menjadi
lokasi hernia retrosternal yang disebut juga hernia parasternal. Jika penutupan
6
untuk
menegakkan
diagnosis
hernia
diafragma
preoperative
Gambar Anteroposterior (AP) pada pasien dengan Hernia diafragmatika congenital menunjukkan
herniasi di hemithirax kiri.
Foto Thoraks akan memperlihatkan adanya bayangan usus didaerah thoraks. Kadangkadang diperlukan fluoroskopi untuk membedakan antara paralisis diafragmatika dengan
eventerasi (usus menonjol ke depan dari dalam abdomen). Bila perlu dapat pula
dilakukan untuk membuktikan apakah kelainan itu eventerasi atau hernia biasa.
2.6 Komplikasi
Pada hernia diafragmatika dapat terjadi penyulit berupa perdarahan dan obstruksi. Bila
hernia besar mungkin terjadi insufisiensi kardiovaskular yang dapat mengancam jiwa.
Komplikasi yang paling membahayakan adalah strangulasi isi hernia. Lambung, usus dan
bahkan hati dan limpa menonjol melalui hernia. Jika hernianya besar, biasanya paru-paru
pada sisi hernia tidak berkembang secara sempurna. Setelah lahir, bayi akan menangis
dan bernafas sehingga usus segera terisi oleh udara. Terbentuk massa yang mendorong
jantung sehingga menekan paru-paru dan terjadilah sindroma gawat pernafasan.
Sedangkan komplikasi yang mungkin terjadi pada penderita hernia diafragmatika tipe
Bockdalek antara lain 20 % mengalami kerusakan kongenital paru-paru dan 5 16 %
mengalami kelainan kromosom.
2.7 Penatalaksanaan
Anak ditidurkan dalam posisi duduk dan dipasang pipa nasogastrik yang dengan teratur
dihisap. Diberikan antibiotika profilaksis dan selanjutnya anak dipersiapkan untuk
operasi. Hendaknya perlu diingat bahwa biasanya (70%) kasus ini disertai dengan
hipospadia paru.
Pembedahan elektif perlu untuk mencegah penyulit. Tindakan darurat juga perlu
jika dijumpai insufisiensi jantung paru pada neonatus. Reposisi hernia dan penutupan
defek memberi hasil baik.
DAFTAR PUSTAKA
10