BAB II
DESKRIPSI DAN PEMBAHASAN
bisnis disebabkan
praktik-praktik bisnis
yang
menghalalkan segala cara, produk-produk yang tidak halal yang beredar dipasaran
yang menjadikan
masyarakat mengalami
problem-problem yang
ada
penurunan dekadensi
ditengah-tengah
masyarakat
moral
serta
lainnya. Andika
komunikasi
visual.
Pada
tahun
1996,
bermula
dengan
Jogja.
menjadikan Syafaat
Tidak ada
di
ini perusahaan
dalam
benak
mereka
konsultan periklanan
bertiga untuk
modern berbasis
syariah.
Sederhana saja awalnya, saat itu mereka hanya ingin klien yang datang
pada mereka, bisa terbantu dengan media-media yang mereka tawarkan secara
visual mampu menjadikan brand yang mereka bawa menjadi lebih baik di mata
consumer mereka. Aqad yang syari serta kenyaman perusahaan yang didesain
secara Islami menjadi keunggulan yang mereka tawarkan kepada klien mereka.
Hanya itu saja!. Tapi waktu terus berjalan. Laju pertumbuhan perusahaan yang
tanpa target maupun tujuan bahkan lemahnya misi, visi, dll, memaksa mereka
mengalami stagnasi.
Pada tahun 1999 mereka sadar bahwa perusahaan ini akan mengalami
prospek ke depan yang luar biasa seiring dengan menjamurnya lembaga/
perusahaan syariah. Hal ini
melakukan revitalisasi manajemen. Tepat pada bulan juli tahun 2000 mereka
melakukan launched logo baru disertai visi dan misi serta target pencapaian
7
perusahaan yang baru. Lahir dengan brand Syafaat Advertising, hadir sebagai
sosok perusahaan konsultan periklanan modern berbasis syariah. Syafaat
Advertising hadir sebagai respon atas pergeseran peradaban dan dihadapkan pada
perubahan global yang semakin kompetitif dan cair, menuntut untuk penciptaan
sistem periklanan yang efektif, efisien, serta komunikatif dengan dukungan aqadaqad yang syari. Menjadikan Syafaat yang dibangun dengan obsesi Advertising
Islami terbesar Asia Pasifik lebih bersemangat untuk ikut menyumbangkan
kemampuannya demi kemajuan periklanan Jogja khususnya dan perkembangan
periklanan nasional pada umumnya.
Sangat banyak petarung di bisnis ini tapi hanya yang bertahan dengan
segenap keunikan dan solusi yang jitu sajalah yang akan menghantarkan brand
mereka (klien) menjadi Top of Mind ditengah-tengah masyarakat. Syafaat
Advertising berusaha keras untuk itu. Syaria based, alternative solution, brilliant
concept, visually unic merupakan empat hal yang ditawarkan untuk mewujudkan
kemajuan bersama.
Tahun 2010 sebagai tonggak sejarah baru munculnya brand dengan
semangat yang lebih menggelora. Selama ini dikenal sebagai Syafaat Advertising
berubah
menjadi
Syafaat
Marketing
Communication
[baca: Syafa'at
Misi:
1. Menjadi perusahaan markom syariah yang menjadi benchmark
perusahaan kreatif lain.
2. Menjadikan seluruh pemodal, pengelola, dan karyawannya taat
kepada syariat Allah.
3. Menjadikan Islam lebih kreatif dengan menghasilkan strategi dan
kreatifitas syari'e yang membumi dan akrab di tengah-tengah
masyarakat.
2.1.2 Struktur Organisasi
PT Syafaat Marcomm terdiri dari dua manajemen utama, yaitu
manajemen wilayah Jakarta dan manajemen wilayah Yogyakarta. Akan tetapi,
secara keseluruhan PT Syafaat Marcomm memiliki satu manajemen pusat yang
dipimpin langsung oleh tiga orang founder Syafaat Marcomm. Berikut adalah
struktur organisasi di PT Syafaat Marcomm yang dapat dilihat dalam gambar 2.1
berikut ini:
Gambar 2.1
Struktur Organisasi PT Syafaat Marcomm
2. Corporate Branding
3. Graphic Boutique
a.
b.
c.
a.
b.
c.
d.
e.
a.
b.
c.
d.
e.
f.
Kompetensi
Above the line
Below the line
Through the line
Logo
Brand Name
Merchandise
Stationary set
Dll
Cover buku/majalah/CD/DVD
Annual report
Brosur
Poster
Katalog
Buku
(Bersambung)
Marketing Communication Strategy
4. Multimedia
Kompetensi
g.
h.
i.
j.
a.
b.
c.
d.
Kartu pos
Undangan
Kemasan produk
Dll
Desain web
CD interaktif
CD presentasi
Opening tune
10
e. Bumper
f. Dll
Sumber: Syafaat.com
2.1.5 Client
Berikut adalah beberapa klien yang pernah ditangani oleh PT Syafaat
Marcomm:
Gambar 2.2
Daftar Klien PT Syafaat Marcomm
Sumber: www.syafaat.com
Keterangan gambar klien diatas dapat dijelaskan dalam daftar daftar klien
PT Syafaat yang dapat dilihat dibawah ini:
1. Palang Merah Indonesia (PMI) Pusat
2. Dompet Dhuafa
3. Bank Jabar Banten Syariah
4. BULOG
5. Bank Sumselbabel Syariah
6. KUBIK Training
7. UIN Sunan Kalijaga
8. UGM
9. Badan Wakaf Indonesia (BWI)
10. DD Livestock
11. Tebar Hewan Kurban (THK)
12. Tabung Wakaf Indonesia (TWI)
11
12
keberjalanannya,
PT
Syafaat
Marcomm
telah
mampu
13
Kayani
Finalist: Print Ad Zakat Membahagiakan klien Dompet Dhuafa
Finalist: TVC Zakat Membahagiakan klien Dompet Dhuafa
Silver: CD Interactive Syafaat Adv Mengubah Dunia
The Best Illustration: CD Interactive Syafaat Adv Change the
World
b.
c.
d.
e.
15
spektakuler
yang sesuai dengan on the track strategi dasar serta antara konten
dan konteks harus sesuai dengan problem yang sedang dihadapi klien. Tim
strategic planning juga membantu melakukan presentasi untuk menjual konsep
dan ide yang diusulkan oleh tim.
Dikatakan oleh Muh. Civic Jati Prastowo (AE Syafaat Marcomm) yang
dikutip dalam buku Proud Of You (2012:85) yaitu, Strategic Planner adalah
jantung-nya marcomm di Syafaat dimana maksudnya adalah strategic planner
mewakili peran seorang man behind the gun, dimana mereka bertugas
memikirkan konsep dan strategi yang hasilnya akan dieksplorasi oleh kreatif
menjadi sebuah karya kreatif besar.
Sebagai konseptor, seorang strategic planner memiliki peran untuk
mengubah client brief menjadi sebuah creative brief yang hidup. Yaitu
memformulasikan segala informasi tentang brand dari klien menjadi bagianbagian yang siap disusun agar memiliki bentuk kerangka yang utuh.
Dalam menghasilkan sebuah karya kratif besar, maka diperlukan alur kerja
sama yang setidaknya terdiri dari tiga bagian (departemen) yaitu AE
(communicator), Stratplan (Conceptor), dan Creative (creator). Bey Laspriana
16
Lebih jauh lagi, Bey Laspriana dalam bukunya Proud Of You (2012:88)
juga menjelaskan bahwa pada brand, seorang strategic planner harus mampu
17
menemukan kekuatan, baik dari sisi keunikan (USP) maupun sisi emosionalnya
(ESP), termasuk juga differnsiation-nya. Sehingga muncullah brand insight-nya.
Sedangkan pada konsumen (target audience), tim strategic planner harus
menguraikan secara detail minimal dua aspek pokok yaitu, (a) siapa, karakter,
kebiasaan,
lingkungan,
dan
bagaimana
respon
target
audiens
kepada
18
dalam Al-Quran dan Al-Hadits serta apa yang keluar dari keduanya (Ijma dan
Qiyas) harus menjadi landasan dari semua aktivitas (baik konseptual hingga
implementasi) marketing communication.
Maka dari itu, Syafaat Marcomm merumuskan kekuatan syariah
marketing communication terletak pada AQIDAH ISLAM dan SYARIAH
ISLAM yang menjadi: (1) Landasan bagi kemunculan gagasan besar; ide; detail
konsep serta strategi kreatif. Ini yang disebut frame of mind. (2) Dasar bagi
implementasi serta eksekusi kreatif, baik pada strategi pesan, desain komunikasi
visual, maupun strategi media termasuk timeline dan alokasi budget-nya yang
dengan istilah lain Syafaat menyebutnya frame of work.
2.2.1.1. Frame of Mind
Proud of You (2012:94) memaparkan bahwa diranah frame of mind,
seorang Strategic Planner dengan kaca mata dan syariah mindset harus
mengerahkan segenap kekuatannya untuk minimal lima hal, yaitu pertama:
memahami apa yang menjadi problem brand. Kedua: mengungkapkan potensi
terkuat yang dimiliki brand. Ketiga: menentukan dan memahami siapa yang akan
menjadi
segmennya.
Keempat:
memikirkan
strategi
dan
pendekatan
komunikasinya, dan yang kelima: tidak bertentangan dengan aqidah dan syariah
Islam serta memberikan efek dakwah (kemaslahatan umum bagi umat manusia).
Adapun bagan dari frame of mind dan frame of work Syafaat Marcomm akan
dilampirkan dalam lampiran laporan magang ini.
Seperti yang dipaparkan oleh Bey Laspriana, satu dari tiga Founder of
Syafaat Marcomm dalam buku mereka yang berjudul Proud of You (2012: 94)
bahwa stategic planner syariah harus mampu memahami posisi brand atau
produk yang akan digarap. Apakah jelas halalnya, jelas haramnya, atau mungkin
ikhtilaf (masih ada perbedaan secara fiqh). Oleh karenanya, tidak mungkin
Syafaat Marcomm akan menggarap proyek marketing communication yang
berhubungan dengan perayaan suatu agama, menangani suatu produk perbankan
konvensional yang jelas ribawi meski direkturnya seorang ulama sekalipun,
meng-campaign kampanye parpol (partai politik) sekuler atau parpol Islam tapi
19
sekuler, produk minuman keras (khamr), termasuk menggarap iklan rokok yang
dikalangan Ulama masih ikhtilaf halal-haram-nya. Namun sebaliknya, bisa saja
Syafaat Marcomm menggarap sebuah produk halal meski pemiliknya adalah
orang atau perusahaan non muslim, selama masih dalam koridor muamalah yang
diperbolehkan oleh syariah.
20
47884285.
2.3.2
magang yang penulis lakukan di PT Syafaat Marcomm terhitung sejak hari Rabu,
26 Desember 2012 sampai dengan Jumat, 22 Februari 2013.
Tabel 2.2
Jadwal dan Aktifitas Magang di PT Syafaat Marcomm
Hari/Tanggal
Rabu,
26 Desember 2012
Jam
Jam
Masuk
Keluar
Kerja
Kerja
10.30 Wib
16.30 Wib
Deskripsi Kegiatan
1. Perkenalan tim
2. Brain storming PKPU
3. Brain storming Yatim
Mandiri-Bestari
1. Rapat koordinasi AE +
Strategic Planner
2. Diskusi tim untuk
Kamis,
27 Desember 2012
08.30 Wib
16.30 Wib
program PKPU
3. Menyusun Bestari
Strategic Planning
21
09.30 Wib
17.30 Wib
Bestari
3. Presentasi + diskusi +
revisi strategic planning,
(Bersambung)
Hari/Tanggal
Jam
Jam
Masuk
Keluar
Kerja
Kerja
Deskripsi Kegiatan
untuk program Bestari
Selasa,
1 Januari 2013
Rabu,
2 Januari 2013
08.15 Wib
17.15 Wib
Kamis,
3 Januari 2013
08.20 Wib
17.11 Wib
Jumat,
4 Januari 2013
08.13 Wib
17.00 Wib
Rabu,
16 Januari 2013
08.30 Wib
14.30 Wib
Senin,
21 Januari 2013
08.30 Wib
16.30 Wib
Selasa,
22 Januari 2013
08.30 Wib
19.30 Wib
Stratplan
4. Temu direksi dengan
PKPU
5. Notulensi temu direksi
Rabu,
09.15 Wib
16.50 Wib
dengan PKPU
1. General Meeting AE +
22
Stratplan
23 Januari 2013
(Bersambung)
Hari/Tanggal
Jam
Jam
Masuk
Keluar
Kerja
Kerja
Deskripsi Kegiatan
2. Breafing tentang BWA
3. Menyalin notulensi
pada temu direksi
dengan PKPU
1. Opening
2. Brain storming tentang
Jumat,
24 Januari 2013
09.00 Wib
17.00 Wib
BWA
3. Brain storming tentang
BJBS
4. Membuat analisi brand
BJBS
1. Opening
2. Presentasi brand analysis
Senin,
28 Januari 2013
08.30 Wib
17.00 Wib
Selasa,
29 Januari 2013
09.00 Wib
17.00 Wib
Rabu,
30 Januari 2013
09.00 Wib
17.00 Wib
Stratplan
Diskusi bersama
Opening
Brain storming
Diskusi
Analisis brand BJBS
Diskusi AE+Stratplan
Opening
(Bersambung)
Hari/Tanggal
Jam
Jam
Masuk
Keluar
Kerja
Kerja
Deskripsi Kegiatan
23
Lembur
Kamis,
31 Januari 2013
08.30 Wib
(Nginap di
kantor)
Jumat,
1 Februari 2013
08.30 Wib
Senin,
4 Februari 2013
08.50 Wib
Selasa,
5 Februari 2013
09.30 Wib
08.30 Wib
kopi Cordova
3. Merancang strategic plan
16.30 Wib
17.00 Wib
Finishing
1. Opening
2. Brain storming untuk
Lembur
BSBS
1. Opening
2. Brain storming untuk
(nginap di
kantor)
Rabu,
6 Februari 2013
16.30 Wib
(Bersambung)
Hari/Tanggal
Jam
Jam
Masuk
Keluar
Kerja
Kerja
Deskripsi Kegiatan
1. Opening
2. Brain storming program
Kamis,
7 Februari 2013
09.15 Wib
16.40 Wib
Jumat,
8 Februari 2013
08.45 Wib
17.40 Wib
24
09.15 Wib
(nginap di
kantor)
AE + Stratplan
3. Presentasi utuk strategic
planning program UKM
& Haji BSBS
4. Pembahasan + revisi
program UKM & Haji
Selasa,
12 Februari 2013
08.30 Wib
16.30 Wib
BSBS
Finishing
untuk
program
(Bersambung)
Hari/Tanggal
Jam
Jam
Masuk
Keluar
Kerja
Kerja
Deskripsi Kegiatan
1. Presentasi
Rabu,
13 Februari 2013
08.35 Wib
16.30 Wib
Kamis,
14 Februari 2013
09.15 Wib
17.00 Wib
Jumat,
15 Februari 2013
08.45 Wib
16.45 Wib
09.00 Wib
17.00 Wib
Senin,
18 Februari 2013
strategic
kopi
Cordova
2. Analisis BCA Syariah
1. Spiritual forum
2. Merancang
strategic
planning
untuk
BCA
Syariah
3. Revisi program UKM &
Haji BSBS
1. Opening
2. General meeting AE +
Stratplan + Pak Andika
25
3. Melanjutkan
progres
09.00 Wib
(nginap di
BCA Syariah
1. Opening
2. Diskusi bersama
3. Melanjutkan progres
kantor)
(Bersambung)
Hari/Tanggal
Jam
Jam
Masuk
Keluar
Kerja
Kerja
Deskripsi Kegiatan
strategic planning untuk
BCA Syariah
1. Rapat umum
Rabu,
20 Februari 2013
06.30 Wib
17.30 Wib
AE
Kamis,
21 Februari 2013
Jumat
22 Februari 2013
planning
09.10 Wib
09.00 Wib
17.00 Wib
18.00 Wib
untuk
BCA
Syariah
2. Sharing materi oleh Pak
Andika
1. Refreshing time for team
2. Perpisahan dengan tim
Syafaat Marcomm
26
27
yaitu
kopi
Radix
memiliki
28
Sumber: (Richard West dan Lynn H. Turner. Pengantar Teori Komunikasi Analisis dan Aplikasi, (2008)
Prof. Drs. Onong Uchjana Effendy, M.A. dalam Ilmu Komunikasi Teori dan Praktek
(1990) mengutip definisi mengenai pengertian komunikasi dari Hovland, dimana Hovland
mengatakan bahwa: komunikasi adalah proses mengubah perilaku orang lain (communication
is the process to modify the behavior of other individuals). Akan tetapi, seseorang dapat
mengubah sikap, pendapat, atau perilaku orang lain apabila komunikasi yang terjadi adalah
komunikatif.
Para peminat komunikasi sering kali mengutip paradigma yang dikemukakan oleh
Harold Lasswell dalam karyanya, The Structure and Function of Communication in Society,
bahwa dalam menjelaskan komunikasi, cara yang baik untuk menjelaskan komunikasi ialah
menjawab pertanyaan sebagai berikut: Who Says What In What Channel To Whom With What
Effect?
Berdasarkan paradigma Lasswell, terdapat lima unsur komunikasi yang menjawab
pertanyaan yang diajukan tersebut, yaitu:
Komunikator (communicator, source, sender)
Pesan (message)
Media (channel, media)
Komunikan (communicant, communicatee, receiver, recipient)
Efek (effect, impact, influence).
Jadi, berdasarkan paradigma tersebut, komunikasi adalah proses penyampaian pesan
oleh komunikator kepada komunikan melalui media yang menimbulkan efek tertentu.
2.5.1.1 Proses Komunikasi
Proses komunikasi terjadi dalam dua tahap, yakni secara primer dan secara sekunder.
a. Proses komunikasi secara primer.
29
Prof. Drs. Onong Uchjana Effendy, M.A. dalam Ilmu Komunikasi Teori dan Praktek
(1990) memaparkan proses komunikasi secara primer sebagai proses penyampaian pikiran dan
atau perasaan seseorang kepada orang lain dengan menggunakan lambang (symbol) sebagai
media. Lambang sebagai media primer dalam proses komunikasi adalah bahasa,kial, isyarat,
gambar, warna, dan lain sebagainya yang secara langsung mampu menerjemahkan pikiran
dan atau perasaaan komunikator kepada komunikan.
b. Proses Komunikasi secara sekunder
Proses komunikasi secara sekunder adalah proses penyampaian pesan oleh seseorang
kepada orang lain dengan menggunakan alat atau sarana sebagai media kedua setelah memakai
lambang sebagai media pertama.
Umpan balik dalam komunikasi bermedia, terutama media massa, biasanya dinamakan
umpan balik tertunda (delayed feed back), karena sampainya tanggapan atau reaksi khlayak ke
komunikator memerlukan tenggang waktu. Komunikasi sekunder merupakan sambungan dari
komunikasi sekunder yang dapat menembus dimensi ruang dan waktu, maka dalam menata
lambang-lambang untuk memformulasikan isi pesan
memperhitungkan ciri-ciri atau sifat-sifat media yang akan digunakan. Penentuan media yang
akan dipergunakan sebagai hasil pilihan dari sekian banyak alternatif perlu didasari pertimbangan
siapa komunikan yang akan dituju. Setiap media memiliki ciri atau sifat tertentu yang hanya
efektif dan efisien untuk dipergunakan bagi penyampaian pesan tertentu pula.
Dengan demikian, proses komunikasi secara sekunder itu menggunakan media yang
dapat diklasifikasikan sebagai media massa (massmedia) dan media nirmassa atau media nonmassa (non-mass media). Philip Kotler dalam bukunya, Marketing Manajement, berdasarkan
paradigma Harold Lasswell menggambarkan proses komunikasi sebagai berikut:
Gambar 2.5
Proses Komunikasi
30
newspapers,
magazines,
films,
books,
and
tapes.
(Pertama, komunikasi massa adalah komunikasi yang ditujukan kepada massa, kepada khalayak
yang luar biasa banyaknya. Ini tidak berarti bahwa khalayak meliputi seluruh penduduk dan
semua orang yang membaca atau semua orang yang menonton tv, agaknya ini berarti bahwa
khalayak
itu
besar
dan
pada
umumnya
agak
sukar
untuk
didefinisikan.
Kedua, komunikasi massa adalah komunikasi yang disalurkan oleh pemancar-pemancar yang
audio dan atau visual. Komunikasi massa barangkali akan lebih mudah dan lebih logis bila
didefinisikan menurut bentuknya: televisi, radio, surat kabar, film, buku, dan kaset.)
31
Maka, komunikasi massa memiliki ciri-ciri khusus yang disebabkan oleh sifat-sifat
komponennya. Ciri-cirinya adalah sebagai berikut:
1) Komunikasi massa berlangsung satu arah
2) Komunikator pada komunikasi massa melembaga
3) Pesan pada komunikasi massa bersifat umum
4) Media komunikasi massa menimbulkan keserempakan
5) Komunikan komunikasi massa bersifat heterogen
2.5.1.3 Strategi Komunikasi
Strategi pada hakikatnya adalah perencanaan (planning) dan manajemen
(management) untuk mencapai suatu tujuan. Akan tetapi, untuk mencapai tujuan tersebut,
strategi tidak hanya berfungsi sebagai peta jalan yang menunjukkan arah saja, melainkan harus
mampu menunjukkan bagaimana taktik operasionalnya.
Demikian pula strategi komunikasi yang merupakan paduan perencanaan komunikasi
(communication planning) dengan manajemen komunikasi (communication management)
untuk mencapai tujuan yang telah ditetapkan. Strategi komunikasi ini harus mampu
menunjukkan bagaimana operasionalnya secara praktis harus dilakukan, dalam arti kata bahwa
pendekatan (approach) bisa berubah sewaktu-waktu bergantung pada situasi dan kondisi.
R. Wayne Pace, Brent D. Peterson, dan M. Dallas Burnett dalam bukunya, Techniques
for Effective Communication, menyatakan bahwa tujuan sentral kegiatan komunikasi terdiri atas
tiga tujuan utama, yaitu:
a. to secure understanding
b. to establish acceptance
c. to motivate action
32
33
adalah good sense, good moral, and good character, dan kemudian oleh para cendikiawan
modern diformulasikan menjadi itikad baik (good intention), kelayakan untuk dipercaya
(trustworthness) serta kecakapan atau keahlian (competence or expertness).
34
pemasaran dan rantai penjualan, persaingan dan iklim pasar, serta penentuan marketing mix
strategy.
Kotler juga menyebutkan bahwa marketing mix terdiri dari Four of Ps atau yang sering
disebut 4P yaitu product, price, place, and promotion (produk, harga, tempat dan promosi).
Dalam konsep komunikasi , product dihubungkan dengan solusi pelanggan (customer solution),
price dihubungkan dengan biaya pelanggan (customer cost), place dihubungkan dengan
kenyamanan (convenience), sedangkan promotion dihubungkan dengan sebuah komunikasi
(communication).
Empat konsep ini sering disebut juga dengan bauran komunikasi (communication mix)
Four Cs.
Tabel 2.3
Relasi Antara Bauran Pemasaran dan Bauran Komunikasi
4P
Product
Price
Place
Promotion
4C
Customer Solutions
Customer Cost
Convenience
Communications
persoalan, seperti: perbedaan persepsi, perbedaan budaya, dan keterbatasan media yang
digunakan.
Komunikasi pemasaran dapat juga dinyatakan sebagai kegiatan komunikasi yang
ditujukan untuk menyampaikan pesan kepada konsumen dan pelanggan dengan menggunakan
sejumlah media dan berbagai saluran yang dapat dipergunakan dengan harapan terjadinya tiga
tahapan perubahan, yaitu: perubahan pengetahuan, perubahan sikap, dan perubahan tindakan
yang dikehendaki. Adapun jenis media yang dapat digunakan seperti media cetak, media
elektronik dan bahkan saat ini media internet.
Kajian komunikasi pemasaran juga diisi oleh sejumlah disiplin kajian lain, seperti;
psikologi, sosiologi, dan antropologi.
2.5.2.2 Inti Dari Komunikasi Pemasaran
Dalam bukunya Strategic Marketing Communication, Rd. Soemanagara menjelaskan
bahwa komunikasi pemasaran membahas beberapa masalah yang memiliki kaitan erat, dan
yang akan mempengaruhi strategi serta aplikasi komunikasi dalam pemasaran. Pokok kajian
pembahasan komunikasi pemasaran antara lain:
Strategi Komunikasi dan Strategic Thinking
Untuk menjelaskan dan menyamakan persepsi, Bey Laspriana dalam
bukunya Proud Of You (2012:76) memberikan definisi apa itu berfikir strategis
yaitu sebagai berikut:
Strategic thinking is a way of understanding the fundamental drivers of a
business and rigorously (and playfully) challenging conventional thinking
about them, in conversation with others. Strategic thinking focuses on
finding and developing unique opportunities to create value by enabling a
provocative and creative dialogue among people who can affect a
companys direction.
Sumber: http://www.cfar.com/Documents/strathink.pdf
Inti dari pengertian diatas adalah pemikiran mendasar yang fokus pada
upaya menemukan dan mengembangkan kesempatan unik untuk menciptakan
nilai secara kreatif yang memberikan arah pada sebuah perusahaan.
36
dilakukan?
Siapa dan bagaimana karakter yang menjadi sasaran komunikasinya?
Apa pesan yang pas untuk mereka?
Bagaimana cara berkomunikasi dengan mereka?
Di mana dan kapan mereka bisa ditemui?
Apa media yang paling tepat untuk berkomunikasi dengan mereka?
Dan seperti apa indikator keberhasilan sebuah strategi komunikasi?
Tahapan-tahapan komunikasi dan strategi pesan disusun berdasarkan pencapaian
kesadaran atas keberadaan sebuah produk atau jasa (awareness), menumbuhkan sebuah
keinginan untuk memiliki atau mendapatkan produk (interest), sampai dengan mempertahankan
loyalitas pelanggan (loyalty). Dalam kajian komunikasi tahapan tersebut dikenal dengan
rumusan AIDA (Attention, Interest, Desire, and Action). Sedangkan dalam kajian disiplin
Perilaku Konsumen (Consumer Behaviour) dikenal dengan istilah Three Component of Attitude
Model CAC, yaitu: Cognitive (pengetahuan), Affection (perasaan), dan Conative
(kecenderungan untuk berperilaku).
Tujuan komunikasi secara umum adalah untuk mencapai sejumlah perubahan, seperti:
perubahan pengetahuan (knowledge change), perubahan sikap (attitude change), perubahan
perilaku (behaviour changei), dan perubahan masyarakat (social change). Perencanaan strategi
marketing communication meliputi sejumlah strategi pesan dan visual, yang secara bertahap
mengikuti alur perubahan, dan perubahan tersebut harus diukur secara tepat melalui riset
komunikasi pemasaran (marketing communication research).
a. Segmentasi Potensial
Dalam kajian marketing, segmentasi merupakan hal yang penting dan tidak dapat
diabaikan. Segmentasi memiliki ciri khusus yang dibatasi oleh: usia, jenis kelamin, pekerjaan,
pendidikan, dan batasan geografis. Dari beberapa segmentasi yang dituju, perlu ditetapkan
segmentasi yang dianggap potensial. Dalam hal ini, segmentasi yang dimaksud adalah segmen
37
yang memiliki demand. Kesalahan dalam penetapan segmentasi potensial ini dapat berakibat
terhadap penghamburan biaya promosi dan penghamburan waktu yang sia-sia.
Penetapan segmentasi potensial ini dapat berpengaruh terhadap penetapan waktu yang
dibutuhkan untuk penentuan tahapan komunikasi, penggunaan media apa saja yang
berhubungan dekat dengan segmen yang dituju, berapa kali sebuah pesan harus di ekspos, dan
pesan (verbal dan visual) apa yang lebih mudah dipahami serta mampu menarik perhatian
segmen potensial.
b. Perencanaan Media
Media massa dianggap sebagai media yang mampu menjangkau sasaran secara lebih
luas. Media massa elektronik dan cetak memiliki karakteristik yang berbeda-beda, dan tentunya
masing-masing media memiliki kelemahan dan kekuatan.
Pemilihan media dihubungkan dengan berapa besar biaya yang harus disiapkan
berbanding dengan jumlah raihan. Hal ini tidak lepas dari riset media. Hasil riset media dapat
dijadikan input penting untuk membantu menetapkan kapan sebuah iklan diekspos (exposure),
berapa lama (duration) waktu ekspos, dan berapa kali (frequency) iklan harus diekspos. Pada
media luar ruangan (outdoor promotion) pemilihan lokasi yang tepat, ukuuran, dan bentuk
menjadi sebuah pertimbangan penting selain faktor pesan dan visual.
c. Kreatif Pesan dan Visual
Differensiasi pesan dan visual dalam kaitannya dengan kegiatan marketing
communication dikaji secara komprehensif, sehingga pesan yang disampaikan mampu menarik
perhatian dan menumbuhkan efek yang kuat. Pada media massa seperti media televisi, efek
suara (sound effect), efek visual (visual effect), dan isi cerita (scenario), harus dirancang secara
kreatif sehingga memiliki tingkat diferensiasi yang tinggi. Kreatifitas dapat menghasilkan suatu
karya yang memiliki karakteristik pesan yang kuat. Tujuan menghasilkan pesan yang kuat
adalah agar pesan yang disampaikan melalui media tersebut mampu menarik perhatian dari
audience.
Iklan yang dirancang dan memiliki kemiripan dengan iklan-iklan lainnya akan
cenderung dianggap sama, dan akan dianggap sebagai iklan yang biasa, terasa hambar.
38
Audience pada umumnya cenderung mengabaikan pesan yang dianggap biasa-biasa saja. Jika
kondisi ssemacam itu terjadi, maka iklan yang telah disajikan di sejumlah media, terutama di
televisi, tidak dapat menghasilkan efek yang diinginkan.hal ini dikarenakan audience secara
selektif mencari, memilih acara, atau iklan yang menurut mereka sangat menarik perhatian,
sehingga mereka menyukainya. Dalam hal ini iklan yang disukai mencapai tahapan iklan yang
disukai (ad. Likebility: advertisement to be liked). Jika iklan yang disajikan disukai, kemudian
rasa memberikan efek dorongan atas penjualan secara besar-besaran, maka kondisi tersebut
menunjukkan bahwa iklan tersebut ttelah mencapai tahap efektifitas periklanan (advertising
effectivenees).
d. Biaya Komunikasi dan Belanja Iklan
Perusahaan yang tidak dapat mengikuti perubahan peta bisnis dan bahkan mengurangi
anggaran promosi (budget promotion) karena menganggap bahwa produknya cukup dominan,
dapat mengalami kegagalan pasar. Hal ini telah banyak dibuktikan pada produk-produk yang
telah kehilangan pamor di pasar. Setiap lini bisnis, skala kecil atau besar, tetap dapat dipengaruhi
oleh hal semacam ini. Pengetahuan empirik memberikan gambaran bahwa agar produk tidak
gagal di pasar, maka strategi promosi harus dijaga secara terus menerus, dan strategi ini tentu
akan berpengaruh terhadap penetapan belanja iklan dalam jangka menengah dan panjang.
e. Riset Komunikasi Pemasaran
Keberhasilan sebuah strategi komunikasi pemasaran dapat diukur dengan seberapa
besar penjualan sebuah produk atau penghasilan dan pemanfaatan jasa oleh konsumen. Dalam
riset komunikasi pemasaran, tingkat keberhasilan diukur berdasarkan sejauh mana iklan atau
kegiatan promosi mampu mempengaruhi tingkat penjualan sebuah produk atau penggunaan
sebuah jasa.
Dalam konteks bisnis masa depan, setiap produk dan jasa mengacu pada standarisasi
kualitas yang ditetapkan, dan hanya produk atau jasa yang memiliki standar kualitas yang unggul
saja yang dapat bertahan di pasar. Dengan demikian loyalitas pelanggan sulit diukur dan banyak
dipengaruhi oleh sejauh mana ketertarikan konsumen terhadap sebuah promosi produk atau jasa.
Kemampuan sebuah produk yang mampu menunjukkan nilai ekuitas (equity value) yang
39
40
Persaingan ketat dalam proses memposisikan produk atau perusahaan di pasar tidak
hanya dilakukan oleh seberapa besar dan kuatnya modal yang dimiliki oleh perusahaan. Belch
(2004:51) menyebutkan bahwa positioning is the art and science of fitting the product or
services to one or more segments of the board market it such a way as to set it meaningfully a
part from competitor.
Strategi memposisikan sebuah produk atau perusahaan merupakan strategi
pembangunan sebuah citra dalam benak, atau merupakan strategi penentuan atribut yang akan
dan terus dikenal oleh konsumen sebagai sebuah bentuk hubungan harmonis yang sangat erat
antara ide perusahaan dengan persepsi konsumen. Semakin banyak atribut dari produk yang
disebutkan oleh konsumen, maka semakin kuat posisi produk dalam benak konsumen. Dimana
hal ini hanya dapat terjadi apabila komunikasi ide dan produk disampaikan melalui kegiatan
marketing communication yang dilakukan dalam waktu yang lama, serta dengan strategi yang
teratur.
Dalam proses merencanakan perencanaan dan aplikasi marketing communication,
proses tersebut dibagi melalui enam tahap, yaitu: mengkaji kembali perencanaan marketing
communication sebelumnya, pengembangan dan perencanaan kegiatan, persiapan dan
pengembangan media, eksekusi dan monitoring serta respon konsumen (output).
Proses merencanakan perencanaan dan aplikasi marketing communication dapat dilihat
dalam gambar berikut ini.
Gambar 2.6
Proses Perencanaan dan Aplikasi Marketing Communication
41
42
43
44
45
6. Respon Konsuemen
Tahapan terakhir dari kegiatan komunikasi pemasaran adalah kegiatan memantau hasil
kerja selama periode yang telah ditetapkan sebelumnya. Kegiatan ini dilakukan untuk
mengamati sejauh mana dampak kegiatan yang dapat diukur melalui tingkat respon konsumen
terhadap promosi yang telah dilakukan. Respon konsumen merupakan sebuah gambaran dari
hasil kegiatan komunikasi pemasaran secara keseluruhan dan merupakan informasi yang
penting bagi penentuan strategi komunikasi pemasaran selanjutnya.
Berikut adalah gambar dari model komunikasi menurut Belch and Belch
Gambar 2.8
Model Proses Pemasaran dan Promosi
46
down) yang meliputi tahap pemilihan area, analisis terhadap produk, analisis segmentasi, dan
analisis positioning.
Gambar 2.9
Tahapan Analisa Pasar dalam Market Break Down
47
48
49
Inti dari analisis situasi, analisis strategis, dan penentuan taktik dalam konteks
komunikasi pemasaran adalah: setiap perusahaan diisyaratkan untuk melakukan analisis
peristiwa (event analysisi). Dimana analisis tersebut mencakup studi mendalam lagi menyeluruh
tentang sejumlah perubahan variabel yang dapat mempengaruhi pasar, dan mempengaruhi peta
persaingan, seperti: analisis perubahan persepsi dan analisis perubahan pasar.
Tujuan lain dari analisis situasi, taktik dan strategi dalam komunikasi pemasaran adalah
untuk memperoleh sejumlah dukungan data yang dapat diperoleh dari konsumen (sebagai
sumber utama). Salah satu tujuan yang hendak diraih adalah mendapatkan respon positif atas
strategi awal perusahaan. Namun, apabila strategi awal dianggap gagal mememenuhi target yang
telah ditentukan, maka melakukan perubahan strategi dengan memilih alternatif konsep lain
yang telah ditetapkan pada awal strategi , dapat dilakukan.
2.5.4 Bentuk-bentuk Komunikasi Pemasaran
Marketing communication mix terdiri dari advertising, sales promotion, publicity,
personal selling, dan direct selling. Bentuk-bentuk komunikasi dari setiap kegiatan akan berbeda
satu dengan yang lainnya. Advertising merupakan bentuk komunikasi yang menggunakan
bentuk komunikasi massa melalui media . Strategi komunikasi pemasaran ini akan
dikelompokkan berdasarkan bentuk komunikasinya untuk mencapai sasaran massa, kelompok
dan personal.
Tabel 2.4
Betuk Kegiatan Marketing dan Penggunaan Bentuk Komunikasi
Bentuk
Bentuk
Kegiatan
Komunikasi
Marketing
Advertising
Publicity
Sales Promotion
Personal Selling
Direct Selling
Massa
Ya
Ya
Tidak
Tidak
Tidak
Bentuk
Bentuk
Komunikas Komunikas
i Kelompok
Ya
Ya
Ya
Tidak
Tidak
i Personal
Tidak
Tidak
Ya
Ya
Ya
50
Dalam komunikasi, komunikan dibagi menjadi tiga bagian, yaitu massa, kelompok dan
personal. Karakteristik massa adalah komunikan yang luas dan tersebar, dimana masing-masing
komunikan dalam lingkup massa tersebut dianggap tidak saling mengenal satu sama lainnya.
Karakteristik kelompok adalah beberapa orang yang terdapat dalam satu tempat dimana masingmasing komunikan saling berinteraksi satu sama lainnya karena mereka saling mengenal.
Sedangkan karakteristik personal adalah pribadi dari satu orang komunikan yang langsung dan
berinteraksi dengan komunikator.
2.5.5 Bentuk-bentuk Media Komunikasi Pemasaran
2.5.5.1 Media Komunikasi Antar Personal
Media komunikasi antar personal seperti VCD interactive yang sering digunakan dalam
kegiatan personal selling dan dapat mewakili strategi penjualan karena bersifat pribadi. Selain
itu, brochures, catalogue, dan flier merupakan media yang biasa disebut marketing kid.
Marketing kit ini bertujuan untuk memberikan informasi yang penting mengenai spesifikasi
teknik, harga, discount, dan jenis produk lain yang ditawarkan. Bagi seorang sales, marketing
kid ini berguna untuk mempermudah menjawab beberapa pertanyaan yang diajukan oleh
konsumen, dan akan memperkuat kredibilitas dari penjual di mata konsumen.
2.5.5.2 Media Kelompok
Teleconferrence dan audio visual presentation merupakan kecanggihan teknologi
media komunikasi, dimana dengan teknologi ini bentuk komunikasi dapat dijalankan tidak saja
dengan komunikasi antar individu namun juga dapat berfungsi bagi komunikasi antar kelompok
atau personal kepada kelompok dan sebaliknya.
2.5.5.3 Media Massa
Penggunaan media dihubungkan dengan sasaran dari pesan, apakah pesan itu ditujukan
kepada personal, kelompok atau massanya pun berbeda-beda. Massa adalah sejumlah target
market dalam batasan-batasan jangkauan komunikasi yang dihubungkan dengan geografis
tertentu. Batasan ini dihubungkan dengan sejauh mana komunikasi ini mampu dilakukan dan
berapa banyak orang memperoleh pesan pada waktu yang sama.
51
Secara keseluruhan bahwa baik media komunikasi massa, kelompok maupun personal
memiliki kelebihan dan kekurangan, pemahaman kita tentang kelebihan dan kekurangan ini
dapat dijadikan sebuah acuan untuk menetapkan perencanaan aktifitas komunikasi khususnya
dalam pemilihan media pada aktifitas marketing dan promosi.
Tabel 2.5 akan menunjukkan gambaran tentang kelebihan dan kekurangan masingmasing media (kelompok, massa dan personal) dilihat dari segi jangkauan, intensitas, interaktif,
biaya dan ketepatannya.
Tabel 2.5
Kelebihan dan Kekurangan Media-media Komunikasi
Jangkauan
Media Massa
Sangat luas (semua
Media Kelompok
Hanya pada kelompok
Media Personal
Hanya Individu
yang dituju.
yang dituju.
pesan).
Bervariasi tergantung
Intensitas tinggi,
tergantung kapabilitas
memungkinkan
tidak.
komunikator.
terjadinya interaktif
yang tinggi, dimana
Intensitas
komunikan akan
memperoleh
informasi lebih
Interaktif
Dapat berinteraksi,
banyak.
Interaktif tinggi
antara komunikator
karena terjadinya
dengan komunikan.
komunikasi timbal
balik.
(Bersambung)
52
Biaya
Media Massa
Sangat tinggi karena
Media Kelompok
Lebih murah, namun
Media Personal
Sangat murah,
terjadinya penyewaan
apabila diakumulasikan
namun bila
diakumulasikan
namun jika
biaya yang
diakumulasikan maka
Ketepatan
dibutuhkan sangat
besar.
Sangat tepat,
waktu, dimana
adalah individu
menyaksikan secara
yang dipilih.
53
Sedangkan pada penggunaan media massa, efek komunikasi bersifat tidak langsung
sehingga sulit diukur, karena bisa saja terjadi penundaan dari khalayak. Pada umumnya hal
tersebut terjadi karena khalayak membutuhkan pengulangan informasi, dimana informasi
sebelumnya dibatasi oelh ruang dan waktu. Dengan demikian sulit melakukan pencernaan
secara cepat.
Presentase penggunaan media juga terkait dengan strategi pemasaran yang disusun,
khususnya faktor yang banyak menentukan dalam penyusunan strategi ini, seperti cakupan
bisnis dan penentuan harga.
Jika pada awal (awareness stage) penggunaan biaya promosi lebih besar, maka pada
tahap berikutnya terjadi penurunan dan naik kembali sesuai kondisi persaingan bisnis yang
terjadi atau dengan kata lain biaya promosi berfluktuasi dan mengikuti kondisi (kondisional).
Tabel 2.6
Pembagian Penggunaan Media Komunikasi Dalam Strategi Promosi
Tahapan
Awareness
Interest
Loyalty
Media
Outdoor
Media
Media
Massa
40%
30%
25%
Promotion
20%
25%
30%
Kelompok
30%
35%
30%
Personal
10%
10%
15%
Tabel diatas menunjukkan presentasi pemanfaatan media yang sering digunakan oleh
perusahaan-perusahaan, baik media massa, kelompok dan personal maupun outdoor promotion.
2.5.7 Segmentasi Potensial dan Asumsi Dasar Konsumen
Sebuah produk diciptakan untuk memenuhi kebutuhan dan keinginan konsumen
(needs and wants) yang beragam. Oleh karena itu, setiap produk harus mampu menempatkan
dirinya pada segmentasi (kelompok konsumen dalam pasar) tertentu. Segmentasi adalah hal
pertama yang dilakukan dalam komunikasi pemasaran dalam melakukan analisa dan
54
perencanaan. Pembagian segmentasi berpengaruh terhadap pesan yang akan disampaikan dalam
promosi dan media yang akan digunakan.
Rd. Soemanagara (2006:68) memberikan salah satu metoda pembagian target market,
yaitu:
Tabel 2.7
Metode Pembagian target Market
Cluster
Segmentation
Geographic Segmentation
Regional
City Size
Density Area
Urban Area
Rural Area
Demographic:
Age, sex, material status, income, education,
occupation.
Psychological:
Need and motivation, personality, perception.
Learning Involvement:
Attitude and lifestyle
Socio Cultura:
Culture, region, ras, social class, and family
type.
Rd. Soemanegara (2006: 73) mengatakan bahwa sebuah proses dari penentuan sebuah
market potensial ke dalam sebuah subsistem dari konsumen dengan kesamaan kebutuhan atau
karakteristik dan pemilihan salah satu atau lebih segmen ditargetkan dalam sebuah kegiatan
komunikasi pemasaran.
Segmentasi konsumen didasarkan atas:
Kesamaan akan kebutuhan
Kesamaan hasrat
Kesamaan keinginan
55
Kesamaan pendidikan
Kesamaan pengalaman
56
Sedangkan cara konsumen rasional dalam memilih sebuah produk akan lebih melalui
beberapa pertimbangan dan pencarian referensi seperti yang terlihat dalam gambar 2.12 dibawah
ini.
Gambar 2.12
Cara Konsumen Rasional dalam Memilih Sebuah Produk
2.6.1
Gambar 2.14
Segmentasi Target
psikografis,
maka
yang
dilakukan
selanjutnya
adalah
2.6.2