tidak tepat mengenai pemicu ini, maka akan mengakibatkan ketidaktepatan pada
pengklasifikasian biaya (dampak dalam pengambilan keputusan).
Ada 2 jenis Cost Driver, yaitu :
1. Cost Driver berdasarkan unit : Membebankan biaya overhead pada produk melalui
penggunaan tarif overhead tunggal oleh seluruh department.
2. Cost Driver berdasarkan non unit : Merupakan faktor-faktor penyebab selain unit
yang menjelaskan konsumsi overhead.
Penentuan Cost Driver yang tepat terdiri atas:
1. Penentuan jumlah cost driver yang dibutuhkan. Dengan kata lain semakin tinggi
tingkat kakuratan yang diinginkan, semakin banyak cost driver yang dibutuhkan.
2. Pemilihan cost driver yang tepat tergantung pada 3 faktor :
a. Biaya pengukuran (Cost of Measurement): Dalam system ABC, terdapat
sejumlah Cost Driver yang dapat digunakan. Ada baiknya untuk memilih
Cost Driver yang menggunakan informasi yang telah tersedia. Informasi
yang tidak tersedia pada system yang ada sebelumnya berarti harus
dihasilkan, dan akibatnya akan meningkatkan biaya system informasi suatu
perusahaan. Pengelompokan biaya (Cost Pool) yang homogen dapat
menghasilkan sejumlah Cost Driver. Untuk itu Cost Driver yang dapat
digunakan pada system informasi yang ada sebelumnya hendaknya dipilih.
Pemilihan ini akan meminimumkan biaya pengukuran
b. Derajat Korelasi (degree of correlation) antara konsumsi aktivitas yang
yang aktual dengan cost driver : Struktur informasi yang tersedia dapat
dimanfaatkaan dengan cara lain untuk meminimalkan biaya pengumpulan
informasi konsumsi cost driver. Terdapat kemungkinan untuk menggantikan
suatu pemicu biaya yang secara langsung mengukur konsumsi suatu
aktivitas dengan Cost driver yang tidak secara langung mengukur konsumsi
tersebut. Misalnya jam inspeksi dapat digantikan dengan junmlah inspeksi
aktual tiap produk, angka ini dapat diketahui. Penggantian ini berlaku
apabila jam yang digunakan da;am setiap inspeksi perproduk adalah cukup
stabil.
c. Perilaku yang disebabkan oleh cost driver terpilih (behavior effec). Sistem
informasi yang ada dari penetapan Cost driver tidak hanya berdampak pada
penetapan keputusan, tetapi juga berpengaruh pada perilaku dari pembuat
keputusan. Hasilnya bisa saja baik atau buruk, tergantung pada efek
perilakunya.
B. Distorsi Biaya
Penentuan biaya produksi dengan metode tradisional costing dapat menimbulkan
distorsi biaya produksi. Distorsi Biaya Produksi merupakan kesalahan pembebanan
biaya terhadap suatu produk. Distorsi ini dapat dibagi menjadi 2 :
1. Distorsi Undercosting : Terjadi apabila metode tradisional costing terlalu rendah
mengkalkulasikan biaya produksi tak langsung untuk suatu produk
2. Distorsi Overcosting : Terjadi apabila metode tradisional costing terlalu tinggi
mengkalkukasikan biaya produksi tak langsung untuk suatu produk.
Distorsi biaya terjadi pada metode tradisional costing dikarenakan metode ini hanya
menggunakan satu jenis pembebanan biaya yang sama untuk setiap produk yang
dihasilkan.
Namun demikian dengan adanya Metode ABC, aktivitas apa saja yang dikonsumsi
suatu produk dapat ditelusuri sehingga dapat diketahui jumlah biaya yang akurat (yang
sebenarnya).
C. Pembebanan 2 (Dua) Tahap dalam Activity Based Costing
Pembebanan biaya dalam system ABC terbagi atas 2 tahap :
Tahap Pertama : Mengelompokkan biaya overhead ke dalam kelompok biaya yang
homogen/sejenis (Cost Pool), dengan cara :
1. Identifikasi dan menggolongkan biaya kedalam berbagai aktivitas
2. Mengklasifikasikan aktivitas kedalam berbagai biaya aktivitas. Dimana biaya
aktivitas digolongkan kedalam 4 kategori, yaitu :
-
Biaya Aktivitas Berlevel Unit (Unit Level Activity Cost) : Biaya aktivitas
yang berkaitan dengan besar kecilnya jumlah unit produk yang dihasilkan.
Misalnya : Biaya Bahan Baku dan Biaya Tenaga Kerja.
Biaya Aktivitas Batch (Batch Activity Cost) : Biaya yang berkaitan dengan
jumlah batch produk yang diproduksi. Misalnya : Biaya setup mesin, biaya
aktivitas penjadwalan produksi, aktivitas pengelolaan bahan (gerak bahan
dan order pembelian, dan aktivitas inspeksi.
3. Mengidentifikasikan
Cost
Driver
(Pemicu
Biaya).
Dimaksudkan
untuk
Identifying
and
Costing
Activity
(Identifkasi
dan
Aktivitas
Biaya)
E. Pembahasan Kasus
Diketahui :
-
Advanced Model
Deluxe model
20.000
1.000
10.000
$20
$50
$84
Biaya Produk :
Bahan Baku Langsung
Tenaga Kerja Langsung
20 (1 Jam, $20)
40 (2 Jam, $20)
40 (2 Jam, $20)
Overhead Pabrik
$210
$430
$464
Biaya Overhead
Biaya Jam Tenaga Kerja Langsung
= $ 7.140.000
42.000 Jam
= $ 170 per jam
Data terbaru yang dikumpulkan oleh pengawas terhadap situasi tersebut ditemukan
bahwa :
Pengelompokan Aktivitas Biaya
1. Depresiasi Mesin
Perawatan mesin
2. Engeneering (Pekerja)
Pengawasan dan perbaikan kerusakan
3 Belanja, penerimaan dan pengapalan
Pengolahan bahan baku
4 Depresiasi, pajak, asuransi perusahaan
Overhead pabrik miscellaneous
Lini Produk
Reguler Model
Advanced Model
Deluxe Model
Jam Mesin
39%
13%
48%
Jam Engeneering
47%
6%
47%
Jumlah Permintaan
Pesanan
47%
8%
45%
Penggunaan gudang
perusahaan
42%
15%
43%
Ditanyakan :
1. Hitung Target Harga untuk ketiga model tersebut didasarkan pada sistem
tradisional, volume-based product costing sistem?
2. Hitung Biaya Produk baru untuk ketiga produk, berdasarkan data baru yang
dikumpulkan oleh pengawas. Mendekati sen terkecil?
3. Hitung Target Harga baru untuk ketiga produk, berdasarkan meode ABC?
Hitung Target Harga baru yang aktual (sebenarnya) yang dapat dijual untuk
produk Reguler Model?
4. Tuliskan catatan kepada pemimpin perusahaan yang menjelaskan apa yang
sebenarnya terjadi dari hasil penerapan volume-based product-costing sistem
yang tradisional?
5. Apa strategi pilihan yang manajemen miliki? Apa yang ada sarankan, dan
mengapa?
Penyelesaian :
1.
Target harga untuk tetiga model tersebut didasarkan pada volume-based product
costing system tradisional :
Reguler Model
Advanced Model
Deluxe Model
2.
Biaya Produk baru untuk ketiga produk, berdasarkan data baru yang dikumpulkan
oleh pengawas :
Reguler Model
$20
$20
29.71
34.075
30.55
24.99
$159.325
Advanced Model
$50
$40
9.9047
87
104
178.5
$469.4047
Jam Mesin :
Reguler Model
Advanced Model
Deluxe Model
Jam Engeneering :
Reguler Model
Advanced Model
Deluxe Model
3.
Deluxe Model
Deluxe Model
$84
$40
36.5712
68.15
58.5
51.17
$338.3913
4.
Total Biaya Produk untuk Reguler Model ternyata masih berada jauh
dibawah harga jual produk pesaing, bahkan Target harga yang ditetapkan
manajemen untuk di jual yang sebesar 110% juga masih berada dibawah
harga jual pesaingnya.
5.
sebab Target harga yang ada masih berada dibawah harga pesaing (asumsi
user/ pelanggan Reguler Model paling tidak konstan dengan tahun
sebelumnya), bahkan Manajemen bisa mengarahkan pelanggan yang
sebelumnya
menggunakan/memilih
Advanced
Produk
untuk
menggunakan Reguler Model yang harga nya lebih dibawah atau Deluxe
Model yang harga nya lebih diatas daripada Reguler Model namun
dibawah harga untuk Advanced Model tetapi dengan kualitas yang lebih
bagus.
Untuk lebih mudah mengamati perbedaan harga dari hasil penerapan sistem
Tradisiondal dengan sistem ABC, berikut ini disajikan Tabel Total Biaya Produk maupun
Target Harga yang dapat dicapai oleh manajemen Madison Electric :
Reguler Model
Advanced Model
Deluxe Model
Tradisional
Total Biaya Produk
Target Harga
210/unit
231/unit
430/unit
473/unit
464/unit
510.4/unit
ABC
Total Biaya Produk
Target Harga
159.325 / unit
175.258 / unit
469.4047 / unit
516.345 / unit
338.3912 / unit
372.230 / unit
Berdasarkan Tabel diatas dapat pula disimpulkan mengenai Distorsi yang terjadi pada
sistem Tradisional yang ada :
Reguler Model
: Terjadi Distorsi Overcosting
Advanced Model
: Terjadi Distorsi Undercosting
Deluxe Model
: Terjadi Distorsi Overcosting
KESIMPULAN
Dari hasil ringkasan dan pembahasan kasus pada materi Activity Based Costing ini,
maka dapat kami tarik kesimpulan bahwa:
Keunggulan dari penerapan sistem ABC adalah :
-
Biaya produk yang dihasilkan lebih realistis/akurat dengan asumsi bahwa biaya
overhead tidak hanya dipengaruhi oleh volume produksi saja.
Sistem ABC mengakui bahwa aktivitaslah yang menyebabkan biaya (activity cause
cost) bukanlah produk, dan produklah yang mengkonsumsi aktivitas.
Dapat membantu manajemen dalam pengambilan keputusan yang lebih baik dan
tepat. Dalam hal ini manajemen dapat berada dalam suatu posisi yang melakukan
penawaran kompetitif yang wajar serta dapat menentukan pola keluaran mutu yang
lebih efisien dan lebih tinggi.
infromasi yang relatif sangat sedikt untuk mencapai keunggulan dalam perasingan
global.
-
Sistem akuntansi biaya tradisional untuk biaya overhead terlalu memusatkan pada
distribusi dan alokasi biaya overhead daripada berusaha keras untuk mengurangi
pemborosan dengan menghilangkan aktivitas yang tidak bernilai tambah
Tugas
Kelompok
1. Andi Pratiwi Indasari
2. Irmayanty Odding
3. Adeline Thernin
4. Meyrita Paramitra
5. Vera Tasrif