5 Modul Panen Dan Pascapanen PDF
5 Modul Panen Dan Pascapanen PDF
2015
[MODUL PRAKTIKUM]
DASAR BUDIDAYA TANAMAN
Komputasi
2015
Tabel 2. indek kematangan beberapa buah dan sayuran (Santoso di akses melalui
Indek
Contoh buah, sayuran, dan bunga
potong
Jumlah hari dari saat berbunga hingga saat Apel, pear
harus di panen
Perkembangan lapisan absisi
Apel, melon
Morfologi dan struktur permukaan
Anggur
Pembentukan cuticle
Melon
Pembentukan jaringan
Kebanyakan jenis-jenis buah
Pembentukan lapisan lilin
Berat (bobot) spesifik
Semangka, kentang
Bentuk
Bentuk dasar pada buah
Sudut tepi buah pada pisang
Kekompakan
Kubis, selada, brokoli, kembang kol
Tekstur - kekerasan
Apel, buah-buah berbiji
Tekstur kelembutan
pear
Komposisi pati
Apel
Komposisi gula
Anggur, apel, buah berbiji
Komposisi asam
Delima, jeruk, papaya, melon
Kandungan tannin
Jambu air
Kandungan minyak/lemak
Apokat
Tingkat mekar mahkota
Bunga potong (mawar, krisan, gladiol)
Warna luar
Papaya, tomat
Contoh patokan-patokan yang dapat dipakai untuk menentukan waktu panen dengan
tujuan penyimpanan.
Pada tomat : ukuran buah sudah optimal dan perubahan warna mulai terjadi
(kuning).
Pada cabai : Perubahan warna sudah terjadi, untuk mendapatkan warna merah yang
baik, pemanenan harus dilakukan bila warna merahnya lebih dari 50%.
[MODUL PRAKTIKUM]
DASAR BUDIDAYA TANAMAN
2015
Pada kentang : Panen dilakukan bila daun / tanaman telah mengering lebih dari 75%
kemudian dibiarkan 4 7 hari, baru digali.
Pada bawang merah : daun tanaman harus sudah mengering lebih dari 70%, leher
batang lunak dan kulit umbi sudah terbentuk (berwarna merah).
Pada jagung pipil : pada biji sudah terbentuk Black-layer, biji keras, kelobot kering
atau daun menguning
Pada kedelai dan kacang hijau: polong sudak mengering.
C. Tujuan Penanganan Pasca Panen
Meningkatkan mutu hasil pertanian
Mengurangi tingkat kehilangan hasil panen
Meningkatkan daya simpan
Meningkatkan nilai ekonomis
Meningkatkan efisiensi
Memenuhi permintaan konsumen
D. Prinsip Dasar Penanganan Pasca Panen
Mengenali sifat biologis hasil tanaman
Sifat biologis pada masing-masing hasil komoditas budidaya berbeda-beda,
perbedaan sifat ini menyebabkan terjadinya perbedaan perlakuan pasca panen yang sesuai
dengan masing-masing komoditas. perbedaan sifat biologi ini dapat terlihat dari bagian
yang dimanfaatkan, struktur, dan komposisi dari masing-masing bagian pada komoditas.
hal yang perlu diperhatikan dalam penaganan pasca panen adalah komoditas masih
melakukan kegiatan respirasi dan transpirasi. Perubahan-perubahan yang terjadi dari
bagian tanaman setelah panen adalah sebagai berikut:
1. Perubahan fisik / morfologis :
Daun - menguning
Bunga - layu
Batang memanjang atau mengeras
Buah muda jagung manis biji keriput
Mentimun keriput atau menguning
Polong keras, dan menguning
Umbi bertunas
2. Perubahan Komoposisi :
Kadar air berkurang
Karbohidrar pati menjadi gula
Protein terurai
Vitamin dan mineral hilang/berkurang
Mengetahui jenis kerusakan yang dapat terjadi
1. Kerusakan Fisik Fisiologis
Perubahan-perubahan terjadi karena proses fisiologi (hidup) yang terlihat sebagai
perubahan fisiknya seperti perubahan warna, bentuk, ukuran, lunak, keras, keras, keriput,
[MODUL PRAKTIKUM]
DASAR BUDIDAYA TANAMAN
2015
dll. Juga bisa terjadi timbul aroma, perubahan rasa, peningkatan zat-zat tertentu dalam
hasil tanaman tersebut.
2. Kerusakan Mekanis
Kerusakan disebabkan benturan, gesekan, tekanan, tusukan, baik antar hasil tanaman
tersebut atau dengan benda lain. Kerusakan ini umumnya disebabkan tindakan manusia
yang dengan sengaja atau tidak sengaja dila kukan. Atau karena kondisi hasil tanaman t
ersebut (permukaan tidak halus atau merata, berduri, bersisik, bentuk tidak beraturan,
bobot tinggi, kulit tipis, dll.). Kerusakan mekanis (primer) sering diikuti dengan kerusakan
biologis (sekunder).
3. Kerusakan Biologis
Penyebab kerusakan biologis dari dalam tanaman : pengaruh gas etilen. Penyebab
kerusakan biologis dari luar : Hama dan penyakit.
Melakukan penanganan yang baik
Menggunakan teknologi yang baik dan menyesuaikan dengan tujuan penanganan
Hindari kerusakan apapun penyebabnya dalam penanganan pasca panen.Penanganan
harus dilakukan dengan hati -hati dan mengikuti kaidah-kaidah yang ditentukan
Mempertimbangkan hubungan biaya dan pemanfaatan
Faktor yang berpengaruh pada kerusakan hasil tanaman :
Faktor biologis : repirasi, transpirasi, pertumbuhan lanjut, produksi etilen, hama dan
penyakit
Faktor lingkungan : Temperatur, kelembaban, komposisi udara, cahaya, angin,
tanah/media
Berdasarkan Laju Respirasi
Buah klimaterik adalah buah yang laju respirasi meningkat terus setelah dipanen
hingga mencapai puncaknya, lalu turun lagi dan setelah itu proses pematangan
dimulai.
Buah non-klimaterik adalah buah laju respirasinya menurun terus setelah dipanen,
tidak mempunyai puncak, dan tidak disertai dengan proses pematangan.
Tabel 3. Buah-Buahan Tropis Klimakterik dan Non Klimakterik
Klimakterik
Alpukat (Persea amaricana)
Pisang (Musa sepientum)
Nangka (Artocarpus altilis)
Jambu (Psidium guajava)
Mangga (Mangivera indica)
Pepaya (Carica papaya)
Markisa (Passi flira edulis)
Non Klimaterik
Buah mete (Anacardium occidentale)
Jeruk bali (Citrus paradisi)
Lemon (Citrus lemonia)
Leci (Lichi chinenses)
Jeruk (Citrus cinensis)
Nanas (Ananas comosus)
[MODUL PRAKTIKUM]
DASAR BUDIDAYA TANAMAN
2015
Pengangkutan
[MODUL PRAKTIKUM]
DASAR BUDIDAYA TANAMAN
2015
[MODUL PRAKTIKUM]
DASAR BUDIDAYA TANAMAN
2015
karena terjatuh, terjadi gesekan atau tekanan antar buah ata u antar buah dengan
wadah. Meletakan buah dengan hati-hati, tidak dengan cara dilempar-lempar.
Penanganan Segera Setelah Panen
Pada penanganan hasil tanaman, ada beberapa tindakan yang harus dilakukan segera
setelah panen, tindakan tersebut bila tidak dilakukan segera, akan menurunkan kualitas dan
mempercepat kerusakan sehingga komoditas tidak tahan lama disimpan. Perlakuan
tersebut antara lain:
Pengeringan (drying) bertujuan mengurangi kadar air dari komoditas. Pada bijibijian pengeringan dilakukan sampai kadar air tertentu agar dapat disimpan lama.
Pada bawang merah pengeringan hanya dilakukan sampai kulit mengering.
Pendinginan pendahuluan (precooling) untuk buah-buahan dan sayuran buah. Buah
setelah dipanen segera disimpan di tempat yang dingin/sejuk, tidak terkena sinar
matahari, agar panas yang terbawa dari kebun dapat segera didinginkan dan
mengurangi penguapan, sehingga kesegaran buah dapat bertahan lebih lama. Bila
fasilitas tersedia, precooling ini sebaiknya dilakukan pada temperatur rendah (sekitar
10C) dalam waktu 1 2 jam.
Pemulihan (curing) untuk ubi, umbi dan rhizom. Pada bawang merah, jahe dan
kentang dilakukan pemulihan dengan cara dijemur selama 1 2 jam sampai tanah
yang menempel pada umbi kering dan mudah dilepaskan/ umbi dibersihkan, telah itu
juga segera disimpan di tempat yang dingin / sejuk dan kering. Untuk kentang
segera disimpan di tempat gelap (tidak ada penyinaran) ! Curing juga berperan
menutup luka yang terjadi pada saat
Pengikatan (bunching) dilakukan pada sayuran daun, umbi akar (wortel) dan pada
buah yang bertangkai seperti rambutan, lengkeng dll. Pengikatan dilakukan untuk
memudahkan penanganan dan mengurangi kerusakan.
Pencucian (washing) dilakukan pada sayuran daun yang tumbuh dekat tanah untuk
membersihkan kotoran yang menempel dan memberi kesegaran. Selain itu dengan
pencucian juga dapat mengurangi residu pestisida dan hama penyakit yang terbawa.
Pencucian disarankan menggunakan air yang bersih, penggunaan desinfektan pada
air pencuci sangat dianjurkan. Kentang dan ubi jalar tidak disarankan untuk dicuci.
Pada mentimun pencucian berakibat buah tidak tahan simpan, karena lapisan lilin
pada permukaan buah ikut tercuci. Pada pisang pencucian dapat menunda
kematangan.
Pembersihan ( cleaning, trimming) yaitu membersihkan dari kotoran atau benda
asing lain, mengambil bagian-bagian yang tidak dikehendaki seperti daun, tangkai
atau akar yang tidak dikehendaki.
Sortasi yaitu pemisahan komoditas yang layak pasar (marketable) dengan yang
tidak layak pasar, terutama yang cacat dan terkena hama atau penyakit agar tidak
menular pada yang sehat.
[MODUL PRAKTIKUM]
DASAR BUDIDAYA TANAMAN
2015
G. Standarisasi Mutu
SNI TOMAT SEGAR
(STANDAR NASIONAL INDONESIA)
Tomat segar :
Buah dari tanaman tomat (Lycopersicum esculentum, Mill) dalam keadaan
utuh, segar dan bersih.
Kesamaan sifat varietas :
Kesamaan sifat varietas dinyatakan seragam apabila terdapat keseragaman
dalam bentuk tomat normal (bulat, bulat lonjong, bulat pipih; lonjong dan
beralur) dan warna kulit buah.
Tingkat ketuaan :
Buah tomat dinyatakan tua apabila buah tomat telah mencapai tingkat
perkembangan fisiologis yg menjamin proses pematangan yg sempurna dan isi
dari dua atau lebih rongga buah telah berisi bahan yg mempunyai
konsistensi/kekentalan serupa jelli dan biji-biji telah mencapai tingkat
perkembangan yg sempurna. Buah tomat dinyatakan terlalu matang dan lunak
apabila buah tomat telah mencapai kematangan penuh dengan tekstur daging yg
lunak dan dianggap telah lewat waktu pemasarannya.
Ukuran :
Ukuran dinyatakan seragam apabila telah sesuai dengan penggolongan 3
macam ukuran berat yg ditentukan dengan tolenransi 5 % (jumlah/jumlah)
maks.
Kotoran :
Kotoran dinyatakan tidak ada apabila tidak terdapat kotoran/ benda asing yg
menempel pada tomat atau berada dalaam kemasan yg mempengaruhi
kenampakannya. Bahan penyekat dan pembungkus tidak dianggap sebagai
kotoran.
Kerusakan :
Tomat dinyatakan rusak apabila mengalami kerusakan atau cacat oleh sebab
fisiologis, mekanis dan lain-lain yg terlihat pada permukaan buah.
Busuk :
Tomat dinyatakan busuk apabila mengalami pembusukan akibat kerusakan
biologis.
KLASIFIKASI / PENGGOLONGAN
Menurut beratnya tomat segar digolongkan dalam :
1. Besar
: lebih dari 150 g / buah
2. Sedang
: 100 g 150 g / buah
3. Kecil
: Kurang dari 100 g / buah.
[MODUL PRAKTIKUM]
DASAR BUDIDAYA TANAMAN
No
1.
2.
3.
4.
5.
6.
2015
Mutu II
Seragam
Tua tidak terlalu
matang, tidak terlalu
lunak
Seragam
Tidak ada
Maks. 10
Maks. 1
[MODUL PRAKTIKUM]
DASAR BUDIDAYA TANAMAN
2015